Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ASKEB I
FAKTOR-FAKTOR FISIK PADA GAYA HIDUP

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:


1. JANNATUL FIRDAUS M
2. RISTA JENAHUS
3. KIBAUMI LELANG REY

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


“ ARTHA BODHI ISWARA “
SURABAYA
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT,


karena atas berkat limpahan rahmat karunia dan hidayah Nya-lah kami
dapat menyelesaikan makalah “ ASUHAN KEBIDANAN 1 (Kehamilan) ‘’ini.Selain
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK
KLINIK, makalah ini juga disusun dengan maksud agar pembaca dapat memperluas ilmu
dan pengetahuan tentang FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM
KEHAMILAN secara lebih mendalam .
Makalah ini memuat tentang FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DALAM KEHAMILAN ( GAYA HIDUP ).Sekian dan terima kasih kami ucapkan.
Kritik dan saran selalu kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan
dapat bermanfaat bagi kita semua. amin
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang......................................................................................
Rumusan Masalah.................................................................................
Tujuan...................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN
Gaya Hidup..........................................................................................
Subtance Abuse....................................................................................
Perokok................................................................................................
Hamil diluar Nikah..............................................................................
Kehamilan tidak diharapkan................................................................

BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan..........................................................................................
Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap masa depan kesejahteraan
janin dan merupakan suatu cerminan dari keadaan janin yang aktual. Status kesehatan
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu mengetahuinya. Bukan hanya
faktor fisik ibu yang dapat dinilai dengan status kesehatan, melainkan juga sehat dalam
arti ibu tidak merasa terpaksa mempersiapkan segala sesuatu untuk kehamilannya (faktor
sosial budaya dan ekonomi). Dengan begitu sangat perlu bagi para tenaga kesehatan
untuk memahami seluruh kebutuhan ibu dalam masa antenatal, intranatal dan postnatal
yang akan sangat menunjang proses persalinan nanti.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor fisik apa saja yang memengaruhi masa kehamilan?
2. Seberapa besar pengaruh faktor fisik dalam menjaga kehamilan?
3. Apa saja yang memengaruhi status kesehatan ibu hamil?
4. Bagaimana faktor fisik memengaruhi kesehatan ibu hamil?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui faktor-faktor fisik apa saja yang memengaruhi kehamilan
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor fisik dalam menjaga
kehamilan
3. Mengetahui apa saja yang memengaruhi status kesehatan ibu hamil
4. Mengetahui pengaruh faktor fisik terhadap kesehatan ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN

 Gaya Hidup
Selain pola makan yang dihubungkan dengan gaya hidup masyarakat sekarang ternyata
ada beberapa gaya hidup lain yang cukup merugikan kesehatan seorang wanita
hamil, misalnya kebiasaan begadang, bepergian jauh dengan berkendara motor dan lain-
lain. Gaya hidup ini akan mengganggu kesejahteraan bayi yang dikandungnya karena
kebutuhan istirahat mutlak harus dipenuhi.
 Subtance Abuse
Adalah perilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu hamil termasuk
penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat-zat tertentu yang membahayakan ibu
hamil.
Beberapa jenis obat-obatan bisa menghambat terjadinya kehamilan atau
membahayakan bayi dalam kandungan. Jika ibu minum obat secara teratur, misalnya
untuk mengatasi epilepsy (penyakit ayan) atau diabetes, mintalah nasihat dokter saat
memutuskan untuk hamil. Aspirin (obat penenang atau stress) dan sulfanilamide (anti
biotik) cukup aman pada awal kehamilan, namun banyak yang belum diketahui mengenai
efek jangka panjang pada janin. Hindari obat-obatan yang diduga membahayakan.
 Partner abuse
Partner abuse merupakan kekerasan selama kehamilan oleh pasangan. Kekerasan
dapat terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun seksual sehingga dapat terjadi rasa nyeri
dan trauma. Kekerasan yang terjadi sekitar 7-11% dari wanita yang hamil. Efek
kekerasan pada ibu hamil dapat berupa langsung maupun tidak langsung. Bentuk
langsung antara lain trauma dan kerusakan fisik pada ibu serta bayinya misalnya solusio
plasenta (terlepasnya plasenta sebelum waktunya dengan implantasi normal pada
kehamilan lebih dari 28 minggu), fraktur tulang , rupture uteri dan perdarahan; sedangkan
efek yang tidak langsung adalah reaksi emosional, peningkatan kecemasan, depresi,
rentan terhadap penyakit. Trauma pada kehamilan juga dapat menyebabkan nafsu makan
yang menurun dan peningkatan frekuensi merokok, serta meminum alkohol.
Bullock dan Mc. Failane (1989) menemukan prevelansi yang meningkat untuk bayi
dengan BBLR pada ibu yang mengalami kekerasan selama hamil. Kebanyakan wanita
hamil yang mengalami kekerasan adalah karena pendidikan yang rendah umur yang
terhitung masih muda, dan hamil di luar nikah.
 Perokok
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan diri sendiri dan bayinya. Bayi akan
kekurangan oksigen dan racun yang dihisap melalui rokok bisa ditransfer melalui
plasenta ke dalam tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan perokok berat kita harus waspada
akan risiko keguguran, kelahiran premature(bayi belum cukup bulan atau lahir sebelum
waktunya), BBLR bahkan kematian janin.
 Hamil diluar Nikah
Jika kehamilan tidak diharapkan, secara otomatis ibu akan sangat membenci
kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan untuk melakukan hal-hal positif yang akan
meningkatkan kesehatan bayinya. Pada kasus ini kita waspada akan adanya
keguguran (abortus), premature (bayi lahir belum cukup umur) dan kematian janin. Pada
kehamilan di luar nikah, hampir bisa dipastikan bahwa pasangan masih belum siap dalam
hal ekonomi. Selain itu kekurang siapan ibu untuk merawat bayi juga perlu diwaspadai
agar tidak terjadipostpartum blues atau seorang wanita yang tidak menerima kehadiran
anaknya karena depresi saat dalam masa nifas dan setelah melahirkan .
 Kehamilan tidak diharapkan
Kehamilan dan kelahiran dapat dikatakan sebagai suatu anugerah. Seorang wanita
yang sedang hamil pasti sangat bahagia karena didalam tubuhnya ada sebuah kehidupan
yang sedang dinantikan kelahirannya. Makhluk kecil inilah yang nantinya membuat
pasangan suami istri berubah status menjadi orang tua dan mengalami berbagai kejadian
berarti dalam hidup ini. Akan tetapi ada beberapa orang khusus yang terkadang
menyesali kehamilannya.
Kehamilan yang tidak diharapkan, tidak direncanakan atau tidak dikehendaki
dapat merupakan krisis yang berat bagi seorang wanita, terutama jika dukungan dari
keluarganya amat kecil dan struktur emosionalnya terganggu. Wanita tersebut dapat
merasakan putus asa karena kehamilannya mungkin mempengaruhi pendidikan, rencana
karir, atau situasi ekonominya. Ia juga dapat merasakan kecemasan, depresi, marah, malu
atau bersalah walaupun lingkungan sosial sekarang memandang kehamilan tidak sebagai
noda seperti masa lalu.
Berikut ini ada beberapa faktor fisik gaya hidup kehamilan yang
tidak diharapkan :
A.) Kalangan Remaja
Remaja dapat mengatakan kalau seks bebas atau seks pra nikah itu aman untuk
dilakukan. Akan tetapi, bila remaja melihat, memahami ataupun merasakan akibat dari
perilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak merugikan. Salah satu resiko dari perilaku
seks pra nikah atau seks bebas adalah kehamilan dan kehamilan yang tidak direncanakan
sebelumnya bisa merampas “kenikmatan” masa remaja yang seharusnya dinikmati oleh
setiap remaja lelaki maupun perempuan. Walaupun kehamilan itu sendiri dirasakan
langsung oleh perempuan, tetapi remaja pria juga akan merasakan dampaknya karena
harus tanggung jawab. Dan dalam hal ini ada 2 hal yang bisa dan biasa dilakukan remaja
jika mengalami kehamilan tidak diharapkan :
(1) Mempertahankan kehamilan
(2) Mengakhiri kehamilan
Semua tindakan yang dilakukan remaja tersebut dapat membawa resiko baik fisik,
psikis, sosial. Bila kehamilan diakhiri (aborsi) dapat mengakibatkan dampak negatif,
antara lain :
1. Resiko perdarahan karena mengambil jaringan yang tidak bersih dan tidak aman
menurut medis.
2.Pengerokan yang terlalu dalam akan meninggalkan cerukan / bahkan lubang didinding
rahim.
3.Gangguan haid bila pergerakan dilakukan sampai menyentuh selaput otot.
4. Infeksi yang terjadi kaibat kelalaian / kurang terampilnya dokter yang menangani.

B.) Wanita Dewasa / Ibu yang Sudah Menikah


Banyak alasan yang menjadi penyebab mengapa seseorang ibu tidak menghendaki
kelahiran anak, yaitu :
1. Ibu merasa akan mengganggu karirnya, karena akan membuatnya terikat atau merasa
anak dapat menghambat cita-citanya dalam berkarya karena waktu itu biasanya hanya
untuk mengurusi anak.
2. Kekhawatiran mengenai masalah ekonomi, karena telah memiliki banyak anak
sedangkan keuangan rumah tangga sangat minim sehingga muncul kekhwatiran akan
penghidupan yang layak dan pendidikan anak berkelanjutan.
3.Ibu muda biasanya merasa khawatir, mempunyai anak akan membuat tubuhnya tidak
sebagus dulu. Selain itu beberapa ibu beranggapan bahwa hidupnya tidak bebas lagi jika
mempunyai anak.
4. Kegagalan alat kontrasepsi yang dipakai. Hal ini bisa terjadi dikarenakan pemilihan
alat kontrasepsi yang tidak teratur dalam mengkonsumsi obat pencegah kehamilan seperti
pil KB. Kehamilan resiko tinggi merupakan salah satu faktor kehamilan tidak diharapkan.
Kehamilan resiko tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari
biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya ), akan terjadi penyakit atau kematian sebelum
maupun ssudah persalinan.

Faktor resiko sebelum kehamilan :


1.Masalah pada kehamilan yang lalu, maka resikonya untuk mengalami hal yang sama
pada kehamilan yang akan datang adalah lebih besar.
Contoh :
a. Jika sesorang wanita pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 5 kg,
mungkin dia menderita diabetes. Jika selama kehamilan seorang wanita menderita
diabetes, maka resiko keguguran atau resiko kematian ibu maupun bayi meningkat.
b. Jika seseorang wanita pernah melahirkan bayi yang menderita penyakit hemolitik
(hemolytic desease of new born) adalah abnormal pecahnya sel darah merah pada janin
atau bayi yang baru lahir. Hal ini biasanya karena antibodi yang dibuat oleh ibu ditujukan
terhadap sel darah merah bayi. Hal ini biasanya disebabkan oleh inkompatibilitas Rh atau
terjadi ketika ada ketidakcocokan antara jenis darah ibu dan bayi, yaitu perbedaan antara
golongan darah Rh ibu dan bayi.Penyakit hemolitik dari Bayi juga disebut eritroblastosis
fetalis(Widness, 2008). maka bayi berikutnya memiliki resiko menderita penyakit yang
sama lebih besar karena tubuh ibu telah membentuk antibody. )
2. Karakteristik ibu
a. Usia wanita mempengaruhi resiko kehamilan
Anak perempuan berusia 15 tahun atau kurang, lebih rentan terhadap terjadinya pre
eklamsi (suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan drah tinggi, protein dalam kemih
dan penimbunan cairan selama kehamilan) dan eklampsi (kejang akibat pre eklampsi),
mereka juga lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau bayi kurang
gizi.
Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentang terhada tekanan darah tinggi,
diabetes di dalam rahim serta lebih rentan terhadap nggaguan persalinan dan resiko
memiliki bayi dengan kelainan kromosom (misalnya sindroma down) semakin
meningkat.
b. Seorang wanita yang pada saat tidak hamil memiliki berat badan kurang dari 50 kg,
lebih mungkin melahirkan bayi kecil dari usia kehamilan. Sebaliknya, seorang wanita
gemuk lebih mungkin melahirkan bayi besar. Obesitas juga memyebabkan meingkatnya
resiko terjadinya diabetes dan tekanan darah tinggi selama kehamilan.
c. Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,5 meter, lebih mungkin
memiliki panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut juga memiliki resiko yang
lebih tinggi untuk mengalami persalinan premature (bayi lahir belum cukup umur) dan
melahirkan bayi yang sangat kecil.
d. Pendarahan saat hamil
Penyebab pendarahan paling sering pada trimester III :
(1) Kelainan letak plasenta
(2) Pelepasan plasenta sebelum waktunya
(3) Penyakit pada vagina atau leher rahim( misalnya infeksi )
Berdasarkan dari penyebabnya, perdarahan saat hamil yaitu : perdarahan pada kehamilan
muda(kehamilan kurang dari 22 minggu), perdarahan antepartum atau hamil
tua(kehamilan diatas 28 minggu atau lebih) yaitu seperti perdarahan yang berhubungan
dengan kehamilan(plasenta previa, solusio plasenta, perdarahan pada plasenta letak
rendah, pecahnya atau ruputra sinus marginalis, rupture vasa previa, insersio
velamentosa, plasenta sirkumvalata), perdarahan yang tidak berhubungan dengan
kehamilan(ruptura varises vagina, perdarahan polip servikalis, perdarahan pada perlukaan
serviks, perdarahan karena keganasan serviks, erosio, dan trauma.)
e. Batuk-batuk lama pada malam hari, kemungkinan TBC
Penyakit TBC paru dapat menimbulkan masalah pada wanita itu sendiri, dan masyarakat
sekitarnya. Kehamilan tidak banyak memberikan pengaruh terhadap cepatnya perjalanan
penyakit ini. Banyak wanita tidak mengeluh sama sekali. Keluhan yang sering di
temukan adalah batuk-batuk yang lama, badan terasa lemah, nafsu makan berkurang,
hemoptisis,subfebris, berat badan menurun, kadang ada batuk darah dan sakit dada.
Kehamilan tidak mempengaruhi perjalanan penyakit ini. Namun, pada kehamilan dengan
infeksi TBC resiko prematuritas, IUGR, dan berat badan lahir rendah serta resiko
kematian perinatal. Infeksi TBC dapat menginfeksi plasenta, biasanya dalam brntuk
granuloma. Bentuk tuberkel jarang menginfeksi plasenta. Keadaan ini dapat
menyebabkan infeksi pada janin yang menyebabkan tuberkulosis kongenital.
Tuberkulosis kongenital juga termasuk bayi yang terinfeksi dari aspirasi sekret pada
proses persalinan.
f. Kelainan pada cairan ketuban
Air ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan rahim dan menekan
diagfragma ibu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan yang berat pada ibu dan
terjadinya persalinan premature (bayi lahir belum cukup umur).
 Air ketuban terlalu banyak cenderung terjadi pada :
(1) Ibu yang menderita diabetes yang tidak terkontrol.
(2) Kehamilan ganda
(3) Inkompatibilitas rh
(4) Bayi dengan cacat bawaan (misalnya penyumbatan kerongkongan atau kalainan
sistem saraf)
 Air ketuban terlalu sedikit ditemukan pada :
(1) Bayi yang memiliki hambatan pertumbuhan
(2) Bayi yang meninggal dalam kandungan
Kelainan pada cairan ketuban, yaitu : oligo hidramnion(air ketuban kurang dari
normal), hidramnion(jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal), ketuban pecah
dini(pecahnya ketuban sebelum in partu.)

C.) Perkosaan (Serangan Seksual)


Perkosaan adalah “ persetubuhan” ( persetubuhan sebenarnya adalah atau penetrasi
labia oleh penis) atau seorang wanita tanpa persetujuannya dan dengan paksaan melalui
rasa takut, kekuatan atau penipuan. Pemerkosaan sering terjadi pada anak besar
kelompok umur menarche atau adolesen ( 14-17).
Tindak perkosaan pada anak biasanya disertai dengan penganiyaan seksual dalam
bentuk pedofilia dan penganiayaan anak. Hal ini sering di temukan, yang mula-mula
merupakan masalah anak kecil baru diketahui setelah riwayat penganiyaan yang agak
lama.
Di sisi lain, perkosaan dapat terjadi akibat mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan
alkohol yang mempengaruhi pikiran sehingga hanya di penuhi hawa nafsu. Tindak
perkosaan pasti menimbulkan trauma fisik pada korban. Korban perkosaan mempunyai
resiko tinggi menjadi tidak mampu melakukan aktivitas seksual secara normal pada
kehidupan di masa datang. Penularan penyakit kelamin dan HIV, perdarahan, adanya
trauma perineum, biasanya akibat penganiayaan digital atau akibat cedera mengangkang (
yaitu trauma non koital).
Cedera pada setengah posterior perineum ( frenulum labiorum pudendi posterior,
hymen dan daerah pudendus) biasanya dihubungkan dengan penetrasi penis ( abrasi,
eritema, dan laserasi ). Dan tidak menutup kemungkinan, wanita tersebut hamil meskipun
pada akhirnya banyak di antara mereka yang menggugurkan kandunganya dengan tidak
aman.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Wanita hamil mengalami beberapa perubahan fisik selama kehamilan pada sistem
tubuhnya. Perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap pertumbuhan janin dan
dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang berhubungan dengan fisik pada ibu hamil,
diantaranya:
 Gaya hidup
 Substance abuse
 Perokok
 Hamil diluar nikah
 Kehamilan tidak diharapkan
Saran
Sebagai seorang tenaga medis khususnya bidan harus mampu membentuk suatu
manajemen yang baik agar permasalahan – permasalahan kesehatan pada pasien yang
terkhusus pada ibu hamil dapat diatasi dengan baik. Sehingga menciptakan kenyamanan dan
memberikan kesejahteraan bagi pasien atau klien. Dengan menerapkan tindakan-tindakan
yang seharusnya dilakukan bagi klien khususnya ibu hamil dengan melihat lebih luas arti dan
maksud dari faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan, seperti yang dibahas dalam
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu
MIMS Bidan. Edisi pertama. 2010
Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta : Nuha Medika
Varney, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4,volume 1. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai