Anda di halaman 1dari 4

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Insersi tali pusat yang normal pada plasenta ialah sedikit diluar titik tengah yang
dinamakan insersi parasentral .atau lebih keluar sedikit mendekati pinggir plasenta .ialah
insersi lateral .insersi yang tepat pada pinggir plasenta disebut insersi marginal .

Insersi tersebut diatas tidak mempunyai arti klinis . insersi velamentosa ialah insersi tali pusat
pada selaput janin . insersi velamentosa sering terdapat pada kehamilan ganda . pada insersi
velamentosa tali pusat dihubungkan dengan plasenta oleh pembuluh pembuluh darah yang
berjalan dalam selaput janin . kalau pembuluh darah tersebut berjalan didaerah ostium uteri
internum . disebut vasa previa .

(Sulaiman.2005 : 37-38)

Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan plasenta,
tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah umblikus berjalan diantara amnion dan
korion menuju plasenta.
(Sarwono.2005)
2.2 Etiologi
Insersi velamentosa ini biasanya terjadi pada kehamilan ganda/ gemeli, karena pada
kehamilan ganda sumber makanan yang ada pada plasenta akan menjadi rebutan oleh janin,
sehingga dengan adanya rebutan tersebut akan mempengaruhi kepenanaman tali pusat/
insersi.
Insersi velamentosa tali pusat memiliki arti yang praktis yang penting . pada keadaan
tersebut pembuluh pembuluh darah tali pusat bercabang- cabang pada selaput janin jauh dari
tepi plasenta dan mencapai plasenta hanya dibungkus oleh lipatan amnion . tipe insersi jenis
ini terjadi sedikit diatas 1% kelahiran tunggal . akan tetapi jauh lebih sering pada kehamilan
kembar dua dan selalu dijumpi pada triplet .adanya insersi tali pusat velamentosa
kemungkinan terjadinya deformitas janin meningkat .

Vasa previa terjadi bila pada insersi velamentosa beberapa pembuluh darah janin pada
membrane menyilang daerah ostium uteri internum dan berapa didepan bagian terendah janin
.pemeriksa yang teliti dapat meraba jalur pembuluh darah janin pada membrane dihadapan
bagian terendah janin .penekanan pembuluh darah antara jari pemeriksa bagian terendah
dapat menyebabkan beberapa perubahan pada denyut jantung janin . kadang , pembuluh
darah dapat terlihat langsung dengan amnioskopi.

Keadaan vasa previa dapat membahayakan janin karena waktu ketuban pecah vasa
previa dapat terkoyak menimbulkan perdarahan yang berasal dari bayi sebab pecahnya
membrane dapat disertai putusnya pembuluh darah janin dan meningkatkan perdarahan janin
(prithchard,MCdonald & Gant 1991 ) . gejala dari vasa previa adalah perdarahan segera
setelah ketuban pecah . bila perdarahn ini berasal dari bayi maka dengan bunyi jantung bayi
menjadi buruk .

(Sodikin . 2009 : 25- 28)

2.3 Patofisiologi

Pada insersio velamentosa tali pusat yang dihubungkan dengan plasenta oleh pembuluh-
pembuluh darah yang berjalan dalam selaput janin. Kalau pembuluh darah tersebut berjalan
di daerah oestium uteri internum maka disebut vasa previa.
Vasa pervia ini membahayakan anak karena waktu ketuban pecah vasa previa dapat
terkoyak dan menimbulkan perdarahan yang berasal dari anak.Gejalanya ialah perdarahan
segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari anak dengan cepat bunyi
jantung anak menjadi buruk.
(sastrawinata.2005)
Pada persalinan pembuluh-pembuluh darah tali pusat ini dapat turun ke bawah
memalui pembukaan serviks . hal ini dapat di raba pada pemeriksaan dalam, di sebut vasa
previa . yang dalam persalinan dapat menyebabkan perdarahan ante partum bila menjadi
perdarahan banyak, maka kehamilan harus segera di akhiri.
(Mochtar Rustam.1998)

2.4 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejalanya belum diketahui secara pasti, perdarahan pada insersi
velamentosa ini terlihat jika telah terjadi vasa previa yaitu perdarahan segera setelah ketuban
pecah dan karena perdarahan ini berasal dari janin dengan cepat bunyi jantung janin akan
menjadi buruk bisa juga menyebabkan bayi tersebut meninggal.

Satu-satunya cara mengetahui adanya insersi velamentosa ini sebelum terjadinya


perdarahan adalah dengan cara USG. Jadi sebaiknya pada ibu dengan kehamilan gemeli
dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan USG, karena untuk mengantisipasi dengan segala ke
mungkinan penyulit yang ada, salah satunya insersio velamentosa ini.
(Rukiyah Ai Yeyeh, 2005 :211-212)

2.5 Diagnosa
Jarang terdiagnosa sebelum persalinan namun dapat diduga bila USG Antenatal
dengan Coolor Doppler memperlihatkan adanya pembuluh darah pada selaput
ketuban didepan ostium uteri internum.
Tes Apt : uji pelarutan basa hemoglobin. Diteteskan 2 3 tetes larutan basa kedalam 1
mL darah. Eritrosit janin tahan terhadap pecah sehingga campuran akan tetap
berwarna merah. Jika darah tersebut berasal dari ibu, eritrosit akan segera pecah dan
campuran berubah warna menjadi coklat.
Diagnosa dipastikan pasca salin dengan pemeriksaan selaput ketuban dan plasenta
Seringkali janin sudah meninggal saat diagnosa ditegakkan mengingat bahwa sedikit
perdarahan yang terjadi sudah berdampak fatal bagi janin.
(Sarwono,2005)

2.6 Penatalaksanaan
Bidan tidak memiliki kewenangan untuk menangani insersio velamentosa. Hanya
melakukan diagnosa dan bila dicurigai bahwa ibu hamil mengalami kehamilan
ganda anjurkan untuk USG. Dan apabila mengetahui ibu positif mengalami insersio
velamentosa, lakukan rujukan ke RS karena perdarahan pada insersi velamentosa vasa previa
itu perdarahannya segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari janin
dengan cepat bunyi jantung akan menjadi buruk bisa juga menyebabkan bayi tersebut
meninggal. Sebelum dirujuk pasien dipasang imfus terlebih dahulu.
(Sodikin. 2009)

2.7 Predisposisi

- Mayoritas terjadi pada kehamilan gemeli hanya 1% terjadi pada kehamilan tunggal
- Tidak bisa diketahui penyebabnya

(Sodikin. 2009)

Anda mungkin juga menyukai