Anda di halaman 1dari 14

FISIOTERAPI DADA

MAKALAH

Oleh

KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2014
FISIOTERAPI DADA

MAKALAH
diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Klinik IIB
dengan dosen Ns. Ratna Sari Hardiani, M.Kep

Oleh
Kelompok 4
Jamilatul Komari NIM 132310101004
Ria Agustina NIM 132310101009
Fikri Nur Latifatul Qolbi NIM 132310101011
Chrisdiannita Fitria R. NIM 132310101016
Indra Kurniawan NIM 132310101021
Dwi Yoga Setyorini NIM 132310101027
Windi Noviani NIM 132310101036
Yulince Atanay NIM 132310101040
Afan Dwi Anwar NIM 132310101044

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2014
ii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Fisioterapi Dada. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Klinik IIB Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari konstribusi berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns. Ratna Sari Hardiani, M.Kep , selaku fasilitator matakuliah Keperawatan Klinik
IIB Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember;
2. Ayah dan Ibu yang telah mencurahkan perhatian dan dukungannya baik secara
materil maupun non materil;
3. Rekan-rekan satu kelompok yang sudah bekerjasama dan berusaha semaksimal
mungkin sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik;
4. Semua pihak yang secara tidak langsung membantu terselesaikannya makalah ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga mengharapkan segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Jember, Oktober 2014 Penulis


iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i


PRAKATA........................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
Bab 1. Pendahuluan ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 1
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 1
1.4 Manfaat............................................................................................................ 2
Bab 2. Pembahasan.......................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Fisioterapi dada.............................................................................. 3
2.2 Jenis-jenis Fisioterapi dada.............................................................................. 3
2.3 Indikasi Fisioterapi dada.................................................................................. 7
2.4 Kontraindikasi Fisioterapi dada....................................................................... 8
Bab 3. Penutup ................................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 10
3.2 Saran................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 11
1

Bab 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Fisioterapi dada adalah suatu metode terapi untuk membuka jalan nafas dan
mengencerkan dahak dengan cara penguapan, pemanasan, pemijatan, postural
drainage, latihan bernafas dan suction. Fisioterapi dada merupakan tindakan
keperawatan dengan melakukan drainase postural, clapping dan vibrating pada
pasien dengan gangguan sistem pernapasan, misalnya penyakit paru obstruksi
kronis (bronkitis kronis, asma, dan emfisema). Tindakan drainase postural
merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk
mengalirkan sekret di saluran pernapasan. Tindakan drainase postural diikuti
dengan tindakan clapping (penepukan) dan vibrasi. Clapping dilakukan dengan
menepuk dada posterior dan memberikan getaran (vibrasi) tangan pada daerah
dada. Dalam memberikan fisioterapi pada anak harus diingat keadaan anatomi
dan fisiologi anak seperti pada bayi yang belum memiliki mekanisme batuk yang
baik sehingga mereka tidak dapat membersihkan jalan nafas secara sempurna.
Sebagai tambahan dalam memberikan fisioterapi harus didapat kepercayaan dari
anak-anak karena anak-anak sering tidak kooperatif. Teknik fisioterapi yang
digunakan pada orang dewasa secara umum dapat diterapkan pada bayi dan anak-
anak. Dalam memberikan fisioterapi pada anak harus diingat keadaan anatomi
dan fisiologi pada anak seperti pada bayi yang belum mempunyai mekanisne yang
baik sehingga mereka tidak dapat membersihkan jalan nafas secara sempurna.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi fisioterapi dada?
1.2.2 Apa jenis-jenis dalam fisioterapi dada?
1.2.3 Apa indikasi fisioterapi dada?
1.2.4 Apa kontraindikasi fisioterapi dada?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi fisioterapi dada
1.3.2 Untuk mengetahui usaha-usaha fisioterapi dada
1.3.3 Untuk mengetahui indikasi fisioterapi dada
1.3.4 Untuk mengetahui kontraindikasi fisioterapi dada
2

1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapakan dapat membantu mahasiswa untuk
mengetahui dan lebih memahami tentang fisioterapi dada.

Bab 2. Pembahasan

2.1 Pengertian
3

Fisioterapi adalah suatu bentuk pengobatan untuk mengembalikan fungsi


organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Dalam fisioterapi tenaga alam yang
dipakai antara lain listrik, sinar, air, panas, dingin, massage dan latihan (Krausen,
1985).

Fisioterapi dada adalah salah satu fisioterapi yang berguna bagi penderita
penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun kronis (Badget, 1984),. Fisioterapi
dada sangat efektif dalam upaya mengeluarkan sekret dan memperbaiki ventilasi.
Tujuan pokok fisioterapi pada penyakit paru yaitu untuk mengembalikan dan
memelihara fungsi otot-otot pernafasan, membantu membersihkan sekret dari
bronkus, mencegah penumpukan sekret, memperbaiki pergerakan dan aliran sekret.
(Azis, 1978).

2.2 Jenis Fisioterapi Dada

1. postoral drainase
Postural drainase (PD) merupakan cara klasik untuk mengeluarkan
sekret dari paru dengan mempergunakan gaya berat dan sekret itu sendiri
(Frown Telter, 1978). Mengingat kelainan pada paru bisa terjadi pada berbagai
lokasi maka PD dilakukan pada berbagai posisi disesuaikan dengan kelainan
parunya.
PD dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam
saluran nafas tetapi juga mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak
terjadi atelektasis. Pada penderita dengan produksi sputum yang banyak PD
lebih efektif bila disertai dengan perkusi dan vibrasi dada (Worjodiardjo,
1985).

Cara melakukan Postural Drainase


1. Terapis berada di depan pasien untuk melihat perubahan yang terjadi
2. Posisi pasien dapat dilihat pada gambar
4

3. Postural drainase dilakukan 2 kali sehari, bila dilakukan pada beberapa


posisi tidak lebih dari 40 menit, tiap 1 posisi pertahankan selama 3-10
menit.
Dilakukan sebelum makan pagi dan malam atau 1 - 2 jam setelah makan.

2. Perkusi
Perkusi dilakukan pada dinding dada dengan tujuan melepaskan sekret
yang tertahan. Perkusi dada merupakan energi mekanik pada dada yang
diteruskan pada saluran nafas paru (Glover, 1986). Perkusi dapat dilakukan
dengan memakai telapak tangan, jari dan jempol. Posisi yang terbaik adalah
dengan mengadduksikan jari dan jempol sehingga membentuk mangkok.
Daerah-daerah klavikula, vertebra dan skapula harus dihindarkan dan
juga daerah iga bawah. Di daerah dada (breast) harus hati-hati dan pada gadis
remaja dengan pertumbuhan jaringan buah dada harus dihindarkan karena hal
5

ini tidak menyenangkan pasien. Buah dada yang besar dapat disisihkan bila
daerah sub lobus tengah atau lingula perlu mendapat pengobatan

Cara melakukan perkusi


1. Lepas pakaian yang tebal dan terlalu ketat pada tubuh pasien. Hanya
gunakan pakaian yang nyaman atau kain.
2. Sebelum melakukan perkusi, terapis harus melepas aksesori di jari dan
tangan.
3. Setiap perkusi dilakukan dengan telapak tangan yang membentuk
mangkok.
4. Pergerakan perkusi hanya pada pergelangan tangan saja dan dilakukan
dengan kuat tapi tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman.
5. Daerah klavikula, skapula, verteebra harus dihindari. Pada gadis remaja
hati-hati jika melakukan perkusi pada bagian dada.

3. Vibrasi
6

Vibrasi secara umum dilakukan bersamaan dengan semua perkusi.


Sesama postural drainas terapis biasanya secara umum memilih cara perkusi
atau vibrasi untuk mengeluarkan sekret. Vibrasi dengan kompresi dada
menggerakkan sekret ke jalan nafas yang besar sedangkan perkusi
melepaskan/melonggarkan sekret.
Vibrasi dilakukan hanya pada waktu pasien eskpirasi. Pasien disuruh
bernapas dalam dan kompresi dada dan vibrasi dilaksanakan pada puncak
inspirasi dan dilanjutkan sampai akhir ekspirasi.
Bila pasien tidak dapar bernapas dalam dapat dibantu dengan IPPB
ataupun dengan ambubag. IPPB dan ambubag sangat baik digabung dengan
postural drainase, perkusi dan vibrasi dimana melihat lebih cepat perbaikan
atelektasis dan pengeluaran sekret.
Bila hanya menggunakan ambubag pasien diberikan inspirasi dalam
dan ditahan beberapa detik vibrasi dilakukan pada saat napas ditahan dan
selama ekspirasi. Bila alat ini tidak ada terapis dapat mengikuti pola
pernapasan pasien dan vibrasi dilakukan dengan menegangkan seluruh otot-
otot dari bahu sampai ke tangan. Vibrasi harus memperhatikan gerakan normla
daripada dada. Posisi vibrasi, beberapa terapis meletakkan tangan pada posisi
yang berlawanan dari dada sedangkan yang lain meletakkan tangan
berumpang tindih pada dada. Vibrasi ini dapat dilakukan 5-8 kali vibrasi per
detik sedangkan kontra indikasinya adalah patah tulang dan hemoptisis
(Lubis, 2005).
7

2.3 Indikasi

1. Postural Drainase
a. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada :
1) Pasien yang memakai ventilasi
2) Pasien yang melakukan tirah baring yang lama
3) Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada - fibrosis kistik
atau bronkiektasis
4) Pasien dengan batuk yang tidal efektif .
b. Mobilisasi sekret yang tertahan :
1) Pasien dengan atclektasis yang disebabkan oleh sekret
2) Pasien dengan abses paru
3) Pasien dengan pneumonia
4) Pasien pre dan post operatif
5) Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan
atau batuk

2. Perkusi
Perkusi secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural
drainase, jadi semua indikasi postural drainase secara umum adalah
indikasi perkusi.
8

3. Vibrasi

Perkusi secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural drainase, jadi
semuaindikasi postural drainase secara umum adalah indikasi perkusi.

2.4 Kontra Indikasi

1. Postural Drainase
a. Tension pneumotoraks
b. Hemoptisis
c. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark
miokard akutrd infark dan aritmia.
d. Edema paru
e. Efusi pleura yang luas

2. Perkusi
a. Patah tulang rusuk
b. Emfisema subkutan daerah leher dan dada
c. Skin graf yang baru
d. Luka bakar, infeksi kulit
e. Emboli paru
f. Pneumotoraks tension yang tidak diobati

3. Vibrasi
a. Patah tulang
b. Hemoptisis
9

Bab 3. Penutup

3.1 Kesimpulan

Fisioterapi adalah suatu bentuk pengobatan untuk mengembalikan fungsi


organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Dalam fisioterapi tenaga alam yang
dipakai antara lain listrik, sinar, air, panas, dingin, massage dan latihan.
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase
postural, clapping dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan,
misalnya penyakit paru obstruksi kronis (bronkitis kronis, asma, dan emfisema).
Dalam memberikan fisioterapi pada anak harus diingat keadaan anatomi dan
fisiologi pada anak seperti pada bayi yang belum mempunyai mekanisne yang
baik sehingga mereka tidak dapat membersihkan jalan nafas secara sempurna.
3.2 Saran

Fisioterapi merupakan salah satu tindakan kolaborasi antara perawat dengan


ahli fisioterapi. Sebagai seorang perawat seharusnya mampu untuk melakukan
tindakan tersebut dengan mandiri sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki.
10

Daftar Pustaka

Krausen, F. H.: Hand book of Physical Medicine and Rehabilitation Thn 1985,pp.1-2.

Badget, D.; Casselbeny, C.: Chest physioteraphy in A Practical guide to Pediatric


Intensive care 2nd Edition 1984, pp. 556-565

Azis Mashabi; Hardianto, M.; Rohimin: Fisioterapi dan Rehabilitasi pada penderita
Bronchitis menahun. Simposium Bronkitis Menahun, 1978.

Frown Telter, D.L.: Chest Physical Therapy and Pulmonary Rehabilitasi.Tahun 1978,
pp. 201-222.

Worjodiardjo, M.: Peranan fisioterapi dalam penanganan penyakit paru obstruktif


pada anak. Dalam Kumpulan Naskah Temu Ilmiah Tahunan Fisioterapi V,
1985

Glover, D.W.MC; Carthy, G.M.: In Respiratory Theraphy, pp. 195-201,1986.

Lubis, Helmi M. 2005. Fisioterapi Pada Penyakit Paru Anak. Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai