Anda di halaman 1dari 15

FISIOTERAPI DADA

OLEH :
KELOMPOK VI

ANDINA F.P.P ALIM 751430116004


ERIK PRASETYA USMAN 751430116012
FATMAWATY G. ABDUL 751430116013
FITRIANI N.J RITUTAMBU 751430116015
HENDRAHUSAIN 751430116017
JHON VISKA 751430116020
SRI WAHYUNI GANI 751430116042
TICA MAABU 751430116043
USMAN SULEMAN 751430116044
YONAS MANGARE 751430116045

KELAS IV-A

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat
dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah yang
berjudul ”FISIOTERAPI DADA” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan Askep pernafasan 1 tahun akademik 2019/2020. Penulis menyadari dalam
penyusunan makalah ini tanpa adanya bimbingan, dorongan, motivasi, dan doa, makalah ini
tidak akan terwujud.Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Sistem Informasi yang telah membimbing dalam kegiatan belajar mengajar. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembacanya khususnya mahasiswa dan masyarakat umum.
Akhir kata penulis menyadari makalah ini masih banyak kesalahan, baik dalam
penulisan maupun informasi yang terkandung didalam makalah ini, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik maupun saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan
dimasa yang akan datang.

Gotrontalo , Agustus 2019


Penulis

KELOMPOK 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I (PENDAHULUAN)

A. Latar Belakang...........................................................................................................

B. Rumusan Masalah......................................................................................................

C. Tujuan .......................................................................................................................

BAB II (PEMBAHASAN)

1. Pengertian Fisioterapi Dada.......................................................................................

2. Tujuan Fisioterapi Dada.............................................................................................

3. Indikasi Dan Kontra Indiksi.......................................................................................

4. Konsep Fisioterapi Dada............................................................................................

a. Postural Drainase.................................................................................................

b. Vibrasi Dan Clapping..........................................................................................

c. Penghisapan Lender.............................................................................................

d. Latihan Pernafasan...............................................................................................

e. Batuk Efektif........................................................................................................

BAB III (PENUTUP)

A. Kesimpilan.................................................................................................................

B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan
kesegaran jasmani pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi
tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Sebagai akibat
dari kemajuan dalam pengetahuan mengenai faal pernafasan dan mekanisme
gangguan pernafasan, pengobatan, dan penatalaksanaan penyakit paru-paru juga
semakin membaik. Prevelensi penyakit paru-paru sangat besar diperkirakan bahwa
lebih dari 80.000 orang Amerika Serikat meninggal setiap tahunnya karena penyakit
paru-paru menahun, lebih dari 5 juta orang menderita gangguan fungsi paru-paru, dan
lebih dari 20 juta mempunyai gejala paru-paru.
Bronkiektasis merupakan penyebab kematian yang amat penting pada negara-
negara berkembang. Di negara maju seperti AS, Bronkiektasis mengalami penurunan
seiring dengan kemajuan pengobatan. Prevelensi bronkiektasis lebih tinggi pada
penduduk dengan golongan sosiekonomi yang rendah.
Fisioterapi merupakan suatu cara atau bentuk pengobatan untuk
mengembalikan fungsi suatu organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Dalam
fisioterapi tenaga alam yang dipakai meliputi listrik, sinar, air, massage , dan latihan
yang mana penggunaannya disesuaikan dengan batas toleransi penderita sehingga
didapatkan efek pengobatan. Fisioterapi dada merupakan salah satu dari tindakan
pengobatan dari fisioterapi yang berguna bagi penderita bronkiektasis. Fisioterapi ini
sangat efektif dalam upaya untuk mengeluarkan secret dan memperbaiki ventilasi
pada pasien dengan fungsi paru yang terganggu. Jadi tujuan utama fisioterapi adalah
mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan dan membantu
membersihkan secret dari bronkus serta untuk mencegah penumpukan secret,
memperbaiki pergerakan dan aliran secret (Lubis, 2005).
Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pengobatan untuk mengembalikan
fungsi suatu organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Dalam fisioterapi tenaga alam
yang dipakai antara lain listrik, sinar, air, panas, dingin, massage dan latihan yang
mana penggunaannya disesuaikan dengan batas toleransi penderita sehingga
didapatkan efek pengobatan.
Peran tenaga medis khususnya fisioterapi mempunyai peran penting dalam
mengatasi permasalahan fisik dan kemampuan fungsional serta mencegah
permaslahan yang mungkin muncul pada penderita bronkiektasis. Maka dari itu,
dalam menangani permasalahan yang berkaitan dengan kapasitas fisik dari penderita
bronkiektasis perawat harus mengetahui indikasi dan kontraindikasi serta konsep
keperawatan dari fisioterapi dada agar peran tersebut terlaksanakan dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Fisioterapi Dada?
2. Apa tujuan dari Fisioterapi Dada?
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari Fisioterapi Dada?
4. Bagaimana prosedur postural drainase ?
5. Bagaimana prosedur vibrasi dan clapping ?
6. Bagaimana prosedur penghisapan lender ?
7. Bagaimana prosedur latihan pernafasan ?
8. Bagaimana prosedur batuk efektif ?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Fisioterapi Dada.
2. Mengetahui tujuan dari Fisioterapi Dada.
3. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari Fisioterapi Dada.
4. Mengetahui konsep Keperawatan Fisioterapi Dada.
5. Mengetahui bagaimana prosedur postural drainase
6. bagaimana prosedur vibrasi dan clapping
7. Mengetahui bagaimana prosedur penghisapan lender
8. Mengetahui bagaimana prosedur latihan pernafasan
9. Mengetahui bagaimana prosedur batuk efektif

 
 
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Fisioterapi Dada


Fisioterapi dada adalah suatu cara atau bentuk pengobatan untuk
mengembalikan fungsi suatu organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Fisioterapi
dada merupakan tindakan yang dilakukan pada klien yang mengalami retensi sekresi
dan gangguan oksigenasi yang memerlukan bantuan untuk mengencerkan atau
melancarkan sekresi. Fisioterapi dada ini meliputi rangkaian : postural drainage,
perkusi, dan vibrasi, pernapasan dalam, dan latihan batuk efektif.
Postural drainase (PD) merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan
sekresi  dari berbagai segmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi.
Waktu yang terbaik untuk melakukan PD  yaitu sekitar  1 jam sebelum  sarapan pagi
dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam hari. Perkusi/clapping adalah tepukan
yang dilakukan pada dinding atau punggung dengan tangan dibentuk seperti
mangkok. Vibrasi berupa kompresi dan getaran manual pada dinding dada dengan
tujuan menggerakan secret ke jalan nafas yang besar.
Latihan pernapasan adalah bentuk latihan dan praktek teratur yang dirancang
dan dilancarkan yang dilakukan oleh perawat. Dan Latihan Batuk efektif merupakan
latihan batuk untuk untuk mengeluarkan sekresi dengan cara menepuk punggung
pasien sebanyak 3 kali. Semua rangkaian ini memiliki tujuan yaitu untuk
mengeluarkan dan meningkatkan mobilisasi sekresi dan mencegah resiko tinggi
retensi sekresi (pneumonia, atelektasis, dan demam).

2. Tujuan Fisioterapi Dada


 Klien dapat bernafas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup.
 Mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan
 Membantu membersihkan secret dari bronkus
 Mencegah penumpukan secret
 Memperbaiki pergerakan dan aliran secret
 Pengobatan dan pencegahan pada penyakit paru obtruktif menahun
 Penyakit pernafasan restriktif termasuk kelainan neuromoskuler dan penyakit paru
restriktif karena kelainan parenkim paru seperti fibrosis.
 Indikasi dan Kontra Indikasi Fisioterapi Dada
3. Indikasi dan kontraindikasi
a. Indikasi
 Terdapat penumpukan sekret pada saluran napas yang dibuktikan dengan
pengkajian fisik, X Ray, dan data klinis.
 Sulit mengelurkan atau membatukkan sekresi yang terdapat pada saluran
pernapasan.
b. Kontra Indikasi:
 Hemoptisis
 Penyakit jantung
 Serangan asma akut
 Deformitas struktur dinding dada dan tulang belakang
 Nyeri meningkat
 Kepala pening
 Kelemahan

4. Konsep Fisiologis Fisioterapi Dada


a. Postural Drainase
Postural drainase adalah pengaliran sekresi dari berbagai segmen paru dengan
bantuan gaya gravitasi. Postural sekresi menggunakan posisi khusus yang
memungkinkan gaya gravitasi membantu mengeluarkan sekresi bronkial. Sekresi
mengalir dari bronkiolus yang terkena ke bronki dan trakea lalu membuangnya
dengan membatukkan dan penghisapan. Tujuan postural drainase adalah
menghilangkan atau mencegah obstruksi kronkial yang disebabkan oleh
akumulasi sekresi. Dilakukan sebelum makan (untuk mencegah mual, muntah dan
mencegah aspirasi)dan menjelang / sebelum tidur.
Indikasi untuk Postural Drainase :
1. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada :
 Pasien yang memakai ventilasi
 Pasien yang melakukan tirah baring yang lama
 Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis
kistik atau bronkiektasis
 Pasien dengan batuk yang tidak efektif .
2. Mobilisasi sekret yang tertahan :
 Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret
 Pasien dengan abses paru
 Pasien dengan pneumonia
 Pasien pre dan post operatif
 Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan
menelan atau batuk

Kontra indikasi untuk postural drainase :


 Tension pneumotoraks
 Hemoptisis
 Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark
miokard akutrd infark dan aritmia.
 Edema paru
 Efusi pleura yang luas

Prosedur Kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi :
4. Semi fowler bersandar ke kanan, ke kiri lalu kedepan apanila daerah
yang akan didrainase pada lobus atas bronkus apical.
5. Tegak dengan sudut 450 membungkuk pda bantal dengan 450 ke kiri
dan kanan apabila daerah yang akan di drainase bronkus anterior.
6. Posisi Trendelenburg dengan suduht 300 atau dengan menaikkan kaki
tempat tidur 35-40 cm, sedikit miring ke kiri apabila yang akan di
drainase pada lobus tengah (bronkus lateral dan medial).
7. Posisi Trendelenburg dengan sudut 300 atas dengan menaikkan kaki
tempat tidur 35-40 cm, sedikit miring ke kanan apabila daerah yang
akan didrainase bronkus superior dan inferior.
8. Condong dengan bantal di bawah panggul apabila yang didrainase
bronkus apical.
9. Posisi Trendelenburg dengan sudut 450 atau dengan menaikkan kaki
tempat tidur 45-50 cm, ke samping kanan, apabila yang akan
didrainase bronkus medial.
10. Posisi Trendelenburg dengan sudut 450 atau dengan menaikkan kaki
tempat tidur 45-50 cm, ke samping kiri, apabila yang didrainase
bronkus lateral.
11. Posisi Trendelenburg condong dengan sudut 450dengan bantal di
bawah pangul, apabila yang akan didrainase bronkus posterior.
12. Lama pengaturan posisi pertama kali adalah 10 menit, kemudian
periode selanjutnya kurang lebih 15-30 menit.
13. Lakukan observasi tanda vital selama prosedur.
14. Setelah pelaksanaan drainase postural lakukan clapping, vibrasi, dan
pengisapan (suction).
15. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

b. Vibrasi dan Clapping
Vibrasi adalah kompresi dan getaran kuat secara serial oleh tangan yang
diletakkan secara datar pada dinding klien selama fase ekshalasi pernafasan.
Vibrasi dilakukan bersama perkusi (Clapping) untuk meningkatkan tirbulensi
udara ekspirasi sehingga dapat melepaskan mukus kental yang melekat pada
bronkus dan bronkiolus. Vibrasi dan perkusi dilakukan secara bergantian.

lndikasi untuk perkusi :


 Perkusi secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural
drainase, jadi semua indikasi postural drainase secara umum adalah
indikasi perkusi.
Perkusi harus dilakukan hati-hati pada keadaan :
 Patah tulang rusuk
 Emfisema subkutan daerah leher dan dada
 Skin graf yang baru
 Luka bakar, infeksi kulit
 Emboli paru
 Pneumotoraks tension yang tidak diobati
Prosedur :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi sesuai dengan drainse postural dan lokasi paru.
4. Lakukan clapping atau vibrasi pada:
5. Seluruh leher bahu atau meluas beberapa jari ke klavikula apabila daerah
paru yang perlu di- clappingatau vibrasi adalah daerah bronkus apical.
6. Lebar bahu masing-masing sisi apabila yang akan di- clapping dan vibrasi
adalah daerah bronkus posterior.
7. Dada depan di bawah klavikula, apabila yang akan diclapping dan vibrasi
adalah daerah lobus tengah (bronkus lateral dan medial).
8. Lipat ketiak kiri sampai midanterior dada apabila yang diclapping dan
vibrasi adalah daerah bronkus superior dan inteferior.
9. Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang di-clapping dan
vibrasi adalah daerah bronkus apikal.
10. Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang akan di-
clapping dan vibrasi adalah daerah bronkus medial.
11. Sepertiga bawah kosta posterior kanan, apabila yang di-clapping dan
vibrasi adalah daerah bronkus lateral.
12. Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang di-clapping dan
vibrasi adalah daerah bronkus posterior.
13. Lakukan clapping dan vibrasi selama kurang lebih 1 menit.
14. Setelah dilakukan tindakan drainase postural, clapping, dan vibrasi dapat
dilakukan tindakan penghisapan lendir.
15. Lakukan auskultasi pada daerah paru yang dilakukan tindakan drainase
postural, clapping, dan vibrasi.
16. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

c. Penghisapan Lendir
Penghisapan lendir (suction) merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada klien yang tidak mampu mengeluarkan secret atau lendir secara mandiri
dengan menggunakan alat penghisap.
Tujuan penghisapan lender anatara lain :
 Membersihkan jalan nafas
 Memenuhi kebutuhan oksigenasi
 Alat dan Bahan :
 Alat penghisap lendir dengan botol berisi larutan desinfektan.
 Kateter penghisap lendir steril.
 Pinset steril.
 Sarung tangan steril.
 Dua kom berisi larutan aquades atau NaCl 0,9 % dan larutan
desinfektan.

Prosedur Kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan
3. Tempatkan pasien pada posisi telentang dengan kepala miring kea rah
perawat.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Hubungkan kateter penghisap dengan slang alat penghisap.
6. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkan kateter penghisap ke
dalam kom berisi aquades atau NaCl 0,9% untuk mempertahankan
tingkat kesterilan (asepsis).
7. Masukkan kateter penghisap dalam keadaan tidak menghisap.
8. Gunakan alat penghisap dengan tekanan 110-150 mmHg untuk
dewasa, 95-110 mmHg untuk anak-anak, dan 50-95 mmHg untuk bayi
(potter & Perry,1995).
9. Tarik dengan memutar kateter penghisap tidak lebih dari 15 detik.
10. Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9%.
11. Lakukan penghisapan antara penghisapan pertama dengan berikutnya.
Minta pasien untuk bernapas dalam dan batuk. Apabila pasien
mengalami distress pernapasan, biarkan istirahat 20-30 detik sebelum
melakukan penghisapan berikutnya.
12. Setelah selesai, kaji jumlah, konsistensi, warna, bau secret, dan respons
pasien terhadap prosedur yang dilakukan.
d. Latihan Pernapasan / napas dalam
Latihan pernapasan adalah bentuk latihan dan praktek teratur yang dirancang
dan dilancarkan untuk mencapai ventilasi yang terkontrol dan efisien serta
mengurangi kerja pernapasan. Latihan pernapasan ini juga diindikasikan pada
klien dipsnoe dan klien yang masih dalam tahap penyembuhan setelah
pembedahan toraks.
Latihan pernapasan terdiri dari:
 Pernapasan diafragma atau pernapasan abdominal: menggunakan
diafragma dan dapat menguatkan diafragma selama pernapasan sehingga
memungkinkan napas dalam secara penuh dengan sedikit usaha.
 Pernapasan bibir dirapatkan / pursed lip breathing: pernapasan dengan
bibir diharapkan untuk memperpanjang ekshalasi dan meningkatkan
tekanan jalan napas selama ekspirasi dengen demikian mengurangi jumlah
udara yang terjebak dan jumlah tahanan jalan napas.

Tujuan latihan pernapasan:


1. Meningkatkan inflasi alveolar yang maksimal
2. Meningkatkan relaksasi otot pernapasan
3. Menghilangkan atau menghindari pola aktifitas otot-otot pernapasan
yang tidak berguna dan tidak terkoordinasi
4. Menurunkan frekuensi pernapasan
5. Mengurangi kerja pernapasan
6. Menghilangkan ansietas
7. Latihan Batuk Efektif
8. Latihan Batuk efektif merupakan latihan batuk untuk untuk
mengeluarkan sekresi yang dilakukan oleh perawat tujuannya adalah
untuk meningkatkan mobilisasi sekresi dan mencegah resiko tinggi
retensi sekresi (pneumonia, atelektasis, dan demam).
e. Cara Melakukan Batuk Efektif
Alat dan Bahan
1. Tempat tidur yang bisa untuk posisi fowler atau tempat tidur untuk klien
mampu melakukan pernapasan abdomen.
2. Bantal untuk penyangga.

Persiapan
1. Perawat mencuci tangan
2. Atur privasi pasien dan pasang sampiran bila perlu.
3. Jelaskan secara rasional tentang prosedur yang akan dilakukan.
4. Prioritaskan latihan awal, instruksikan klien untuk melakukan hygiene
nronkhial dengan cara batuk efektif.
5. Atur posisi klien untuk duduk di tempat tidur atau dikursi.
6. Prosedur
7. Atur posisi pasien dengan posisi duduk dan bagian depan disangga dengan
bantal, atur bagian atas tubuh dengan sikap yang lentur.
Rasional : posisi yang baik akan membantu efektivitas dari batuk.
8. Anjurkan klien untuk bernapas pelan dan dalam 2-3 x melalui hidung
kemudian mengeluarkannya secara pasif.
9. Instruksikan klien untuk bernapas dalam, kemudian mintalah pada klien untuk
menahannya selama 1-2 detik, dan lakukan batuk dengan menggunakan otot
abdominal dan otot-otot bantu pernapasan lainnya.
10. Instruksikan klien untuk batuk dengan menggunakan seluruh isi pernapasan
(bukan menggunakan isi akhir pernapasan dalam). Anjurkan klien untuk
melakukan 2 x batuk kuat (kasar) supaya didapatkan aliran deras dalam
saluran pernapasan selama ekshalasi.
11. Sangga (support) sisi insisi abdominal pasca pembedahan tanpa membuka
balutan pembedahan.
12. Evaluasi respons klien untuk melakukan frekuensi batuk dan jelaskan
kegunaan dari latihan batuk.
13. Cuci tangan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari makalah yang kami buat dapat kami simpulkan adalah fisioterapi dada adalah suatu cara
atau bentuk pengobatan untuk mengembalikan fungsi suatu organ tubuh dengan memakai
tenaga alam. Dalam fisioterapi tenaga alam yang dipakai meliputi listrik, sinar, air, massage ,
dan latihan yang mana penggunaannya disesuaikan dengan batas toleransi penderita sehingga
didapatkan efek pengobatan. Fisioterapi dada ini meliputi rangkaian : postural drainage,
perkusi, dan vibrasi, pernapasan dalam, dan latihan batuk efektif.

SARAN
Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih detail dan fokus lagi dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Saran yang
membangun sangat kami perlukan dari para pembaca demi kelancaran dan perbaikan dalam
pembuatan makalah yang berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
 
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA

Kusyati Eni Ns, dkk. 2006. Keterampilan Dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar.

Jakarta: EGC.

Alimul Aziz. , Musrifatul . 2004. Kebutuhan Dasar manusia. Jakarta:EGC

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.

Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai