Nama : Tn. I.
Umur : 62 tahun.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia.
Agama : Islam.
Pekerjaan : Pensiunan Depdiknas.
Pendidikan : SMA.
Alamat : Jl. Raja bobihoe .
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny.Rm
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan klien : anak pasien
Alasan Dirawat :
BAK tidak lancar dan terasa nyeri, disertai darah merah sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan Utama Sebelumnya:
Mulai 1 minggu yang lalu kencing hanya bisa menetes, tidak dapat tuntas, terasa ada sisa,
pancaran tidak jauh , terasa nyer/panas, serta disertai darah merah.
Saat Pengkajian :
Nafsu makan menurun dan pasien sering bertanta keadaan penyakit yang di derita
1.Keadaan Umum:
Klien pucat (-), melakukan aktivitas seperlunya. Tidur kurang, sering terbangun tengah
malam.
2.Tanda-tanda Vital:
Suhu 36,2oC/axilla, nadi kuat dan teratur, 80x/menit, tensi diukur dengan klien berbaring
pada lengan kiri, hasilnya= 120/80 mmHg, pernafasan normal, 20x/menit.
4. SISTEM ENDOKRIN
Terapi hormon: tidak ada.
5. SISTEM HEMATOPOIETIK:
Diagnosis penyakit hematopoietik yang lalu:
- Tanpa anemia.
6. REPRODUKSI.
Skrotum/Testis tak ada kelainan, hanya setelah operasi sering keluar
gumpalan merah kehitaman dan pasien setelah operasi kelaki-lakianya merasa
berkurang.
IV. PSIKOSOSIAL
Konsep diri:
Identitas
Status klien dalam keluarga: suami.
Kepuasan klien terhadap status dan posisinya dalam keluarga: puas.
Peran
Tanggapan klien terhadap perannya: senang.
Kemampuan/kesanggupan klien melaksanakan perannya: sanggup.
Kepuasan klien melaksanakan perannya: puas.
Ideal diri/Harapan
Harapan klien terhadap:
Tugas/pekerjaan: dapat pulang dengan cepat agar dapat ketemu pada anak/cucunya.
Tempat/lingkungan kerja: dapat kembali dilingkungan keluarga seperti semula.
Harapan klien terhadap penyakit yang sedang dideritanya:
Klien berharap agar segera cepat sembuh.
Lainnya: klien menganggap apabila tumornya diangkat dengan operasi maka ia akan
sembuh total.
Harga diri
Tanggapan klien terhadap harga dirinya: sedang.
Sosial/Interaksi
Hubungan dengan klien lain : baik.
Dukungan keluarga : aktif.
Dukungan kelompok/teman/masyarakat: sangat mendukung.
Reaksi saat interaksi kontak mata.
Konflik yang terjadi terhadap: peran.
SPIRITUAL
Konsep tentang penguasa kehidupan: Allah.
Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini: sholat.
Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang
diharapkan saat ini: lewat ibadah.
Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama: tidak ada.
Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: klien mempercayainya.
Persepsi terhadap penyebab penyakit: sebagai cobaan/peringatan.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal : 24 Agustus 2002.
- Hb : 15,1 g/dl.
- PCV : 0,47 %
- MCV : 75 FL
- LED : 102 mm/jam.
Pemeriksaan Radiologi
- IVP/BOP tanggal 28 September 2001
Kesimpulan: kronik non obstruktic Pyelonephritis Bilateral.
- USG Ren / Buli urologis tanggal 1 Oktober 2002.
Kesimpulan:
Ren : Besar normal, intensitas echokorteks normal, batas sinu korteks jelas, tampak
ectasis ringan pelviocalyceal, Tak tampak kiste atau abses.
Buli-Buli : Besar normal, dinding tidak menebal, tidak tampak batu, tampak Blood Cloth.
Laporan Endoskopi (tanggal 3 Oktober 2002).
Indikasi : Ca Prostat.
Tectal Toucher : BPH Jr II
TUR-P (Prostat):
- Irigan : Glicine/H2O : 10 liter.
- Berat Spesiment : 25 gram.
- Waktu : 30 menit.
Terapi:
Infus RL : D5= 2 : 3 20 tetes/menit.
Amoksicillin 3 x 500 mg.
Calnex 3 x 2 tablet
Ciprofloxacin 500mg 2 x 1
Diit: TKTP
ANALISA DATA
Db
EVALUASI
A.DEFINISI
Carsinoma prostat atau kanker prostat adalah pertumbuhan dan pembelahan sel
khususnya sel pada jaringan prostat yang tidak normal/abnormal yang merupakan kelainan atau
suatu keganasan pada saluran perkemihan khususnya prostat pada bagian lobus perifer sehingga
timbul nodul-nodul yang dapat diraba.
Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat, sebuah kelenjar dalam
sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika sel prostat mengalami mutasi dan mulai
berkembang di luar kendali. Sel ini dapat menyebar secara metastasis dari prostat ke bagian
tubuh lainnya, terutama tulang dan lymph node. Kanker prostat dapa menimbulkan rasa sakit,
kesulitan buang air kecil, disfungsi erektil dan gejala lainnya.
Kanker Prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat.
2. Peranan dari growth factor ( faktor pertumbuhan ) sebagai pemacu pertumbuhan stroma
kelenjar prostat.
3. Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati
4. Teori sel stem menerangkan bahwa terjadinya proliferasi abnormal sel stem sehingga
menyebabkan produksi sel stroma dan se epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan.
Faktor resiko
Laki-laki usia >55 tahun yang mempunyai riwayat famili menderita kanker prostat
Makanan terbiasa mengandung asam lemak jenuh.
Kontak dengan logam berat seperti cadmium.
Ras Afrika yang tinggal di Amerika.
Kebiasaan hidup kurang melakukan gerakan fisik atau olah raga
Kebiasan merokok
C.PATOFISIOLOGI
Penyebab Ca Prostat hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa hipotesa
menyatakan bahwa Ca Prostat erat hubungannya dengan hipotesis yang disuga sebagai penyebab
timbulnya Ca Mammae adalah adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan
estrogen pada usia lanjut, hal ini akan mengganggu proses diferensiasidan proliferasi sel.
Difsreniasi sel yang terganggu ini menyebabkan sel kanker, penyebab lain yaitu adanya faktor
pertumbuhan yang stroma yang berlebihan serta meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena
berkurangnya sel-sel yang mati sehingga menyebabkan terjadinya perubahan materi genetik.
Perubahan prolife sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat
menjadi berlebihan sehingga terjadi Ca Prostat (Price, 1995)
Kanker akan menyebakan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan akan menghambat
aliran urin,. Keadaan ini menybabkan penekanan intraavesikal, untuk dapat mengeluarkan
urinbuli-buli harus dapat berkontraksi kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus-
menerus menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli berupa hipertrofi detrusor, trabekulasi,
terbentuknya selula, sakula, dan divetikel buli-buli. Fase penebalan ototdetrusor ini disebut fase
kompensasi (Purnomo,2000)
Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada saluran kemih
sebelah bawah atau lower urinary track symptom (LUTS) yang dahulu dikenal dengan gejal-
gejal prostatismus, dengan semakin meningkatnya retensi uretra, otot detrusor masuk ke dalam
fase dekompensaasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksisehingga terjadi retensi
urin. Tekanan intravsikal yang semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli ke
ureter atau terjadi refluk vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan
hidroureter, hidronefrosis,bahkan akhirnya akan dapat jatuh kedalam gagal ginjal (Price, 1995).
Berkemgangnya tumor yang terus menerus dapat terjadi perluasan langsung ke uretra, leher
kandung kemih dan vesika semmininalis. Ca Prostat dapat juga menyebar melalui jalur
hematogen yaitu tulang –tulang pelvis vertebra lumbalis, femur dan kosta. Metastasis organ
adalah pada hati dan paru (Purnomo,2000)
Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan elastin diantara otot polos
yang berakibat melemahnya kontraksi otot. Selain tu terdapat degenerasi sel syaraf yang
mempersarafi otot polos. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya hipersensitivitas pasca
fungsional, ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan input sensorik, sehingga otot
detrusor tidak stabil. Karena fungsi otot vesika tidak normal, maka terjadi peningkatan residu
urin yang menyebabkan hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas. (Purnomo,2000)
D.MANIFESTASI KLINIS
Gangguan pola perkemihan baik frekuensi, adanya desakan, nokturia akibat
membesarnya ukuran kelenjar yang mendesak urethra. Terjadinya obstruksi urethra
mengganggu perkemihan, Lama-kelamaan berkembang terjadinya anemi.
Masalah kelenjar prostat,baik karena membesar atau karena mengalami perdangan,boleh
dikatakan menimbulkan gejala yang serupa,yaitu :
Mengalami kesulitan dalam buang air kecil
Buang air kecil lebih sering ,terutama kalau pada malam hari.
Mengalami kesulitan memulai pancaran air seni .
Mengalami kesulitan juga dalam mengakhiri aliran air seni
Pancaran aliran air seni lemah
Merasa kandung kencing tidak kosong sempurna
Jika disertai infeksi timbul keluhan nyeri waktu buang air kecil,atau waktu mengeluarkan air
mani selesai bersetubuh.
Kadang-kadang,aliran air seni berhenti sendiri.
Makin ada darah di dalam air seni atau air mani
Pada kanker prostat,selain keluhan tersebut diatas juga disertai :
Perasaan nyeri pada daerah bawah pinggang.
Mengalami kesulitan memulai dan mempertahankan ereksi penis.
Keluhan nyeri pada pangkal paha dan daerah tulang pinggul.
Mungkin air seni berdarah.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertropi prostat adalah. Retensi kronik dapat
menyebabkan refluks vesiko-ureter, hidroureter, hidronefrosis, gagal ginjal.b. Proses kerusakan
ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada waktu miksic. Hernia / hemoroidd. Karena selalu
terdapat sisa urin sehingga menyebabkan terbentuknya batue. Hematuriaf. Sistitis dan
Pielonefritis.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Inspeksi buli-buli: ada/ tidaknya penonjolan perut di daerah supra pubik ( buli-buli penuh
/ kosong )
2. Palpasi buli-buli: Tekanan didaerah supra pubik menimbulkan rangsangan ingin kencing
bila buli-buli berisi atau penuh.Terasa massa yang kontraktil dan “Ballottement”.
3. Perkusi: Buli-buli yang penuh berisi urin memberi suara redup.
4. Colok dubur.
Pemeriksaan colok dubur dapat memberi kesan keadaan tonus sfingter anus, mukosa rektum,
kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum dan prostat. Pada perabaan melalui colok dubur
harus di perhatikan konsistensi prostat (pada pembesaran prostat jinak konsistensinya kenyal),
adakah asimetris adakah nodul pada prostat , apa batas atas dapat diraba.
Dengan colok dubur besarnya prostat dibedakan :
Grade 1 : Perkiraan beratnya sampai dengan 20 gram.
Grade 2 : Perkiraan beratnya antara 20-40 gram.
Grade 3 : Perkiraan beratnya lebih dari 40 gram.
5. Laboratorium.
6. Flowmetri.
Flowmetri adalah alat kusus untuk mengukur pancaran urin dengan satuan ml/detik. Penderita
dengan sindroma protalisme perlu di periksa dengan flowmetri sebelum dan sesudah terapi.
Penilaian :
Radiologi.
Foto polos abdomen, dapat dilihat adanya batu pada traktus urinarius, pembesaran ginjal atau
buli-buli, adanya batu atau kalkulosa prostat dan kadang kadang dapat menunjukkan bayangan
buli-buli yang penuh terisi urine, yang merupakan tanda dari suatu retensi urine.
Pielografi intra vena, dapat dilihat supresi komplit dari fungsi renal, hidronefrosis, dan
hidroureter, fish hook appearance ( gambaran ureter berkelok kelok di vesikula ) inclentasi pada
dasar buli-buli, divertikel, residu urine atau filling defect divesikula.
Ultrasonografi (USG), dapat dilakukan secara transabdominal atau trasrektal (trasrektal
ultrasonografi = TRUS) Selain untuk mengetahui pembesaran prostat < pemeriksaan USG
dapatpula menentukan volume buli-buli, meng ukur sisa urine dan keadaan patologi lain seperti
divertikel, tumor dan batu .Dengan TRUS dapat diukur besar prostat untuk menentukan jenis
terapi yang tepat. Perkiraan besar prostat dapat pula dilakukan dengan USG suprapubik.
Cystoscopy (sistoskopi) pemeriksaan dengan alat yang disebut dengan cystoscop. Pemeriksaan
ini untuk memberi gambaran kemungkinan tumor dalam kandung kemih atau sumber perdarahan
dari atas bila darah datang dari muara ureter, atau batu radiolusen didalam vesika. Selain itu
dapat juga memberi keterangan mengenahi besarprostat dengan mengukur panjang uretra pars
prostatika dan melihat penonjalan prostat kedalam uretra.
8. Kateterisasi.
Mengukur “rest urine “ Yaitu mengukur jumlah sisa urine setelah miksi sepontan dengan cara
kateterisasi . Sisa urine lebih dari 100 cc biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk
melakukan intervensi pada hiper tropi prostat.
G. PENATALAKSANAAN
Hanya dengan dilakukan prostatektomi yang merupakan reseksi bedah bagian prostat yang
memotong uretra untuk memperbaiki aliran urin dan menghilangkan retensi urinaria akut, ada
beberapa alternatif pembedahan meliputi :
1. Transsurethral resection of prostate (TURP)
Dimanan jaringan prostat obstruksi dari lobus medial sekitar uretra diangkat dengana
sistoskop/resektoskop dimasukkan melalui uretra
2. Suprapubic /open prostatektomi
Dengan diindikasikan untuk massa lebih dari 60 g/60 cc. penghambat jaringan prostat diangkat
melalui insisi garis tengah bawah dibuat melalui kandung kemih,pendekatan ini lebih ditujukan
bila ada batu kandung kemih. Pedekatan ini lebih ditujukan bila ada batu kandung kemih.
3. Retropubic prostatektomi
Massa jairingan prostat hipertropi (lokasi tinggi dibagian pelvis) diangkat melalui insisi abdomen
bawah tanpa pembukaan kandung kemih
4. Perineal prosteatektomi
Massa prostat besar dibawah area pelvis diangkat melalui insisi diantara skrotum dan rektum,
prosedur radikal ini dilakukan untuk kanker dan dapat mengakibatkan impotensi.