Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FISIOTERAPI

DISUSUN OLEH:

ANDEREAS YULIUS KONDO

JULDEWI SILI GELEUK HAWAN

LUSSY ARUMISORE

MARIA FENANLAMPIR

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA YOGYAKARTA

T.A 2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, april 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................Error! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar belakang ................................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
A. Pengertian fisioterapi ........................................................................................................ 3
B. Macam –macam fisoterapi ................................................................................................ 5
BAB III FISIOTERAPI DADA .......................................................................................... 10
A. Pengertian ....................................................................................................................... 10
B. Macam –macam fisioterapi dada .................................................................................... 11
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................................... 14

iii
iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Fisioterapi adalah cara atau bentuk pengobatan untuk mengembalikan fungsi
suatu organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Dalam fisioterapi ini tenaga
alam yang dipakai antara lain listrik, sinar, air, panas, dingin , massase dan
latihan yang mana penggunaannya disesuaikan dengan batas toleransi
penderita sehingga didapatkan efek pengobatan.
Kegiatan fisioterapi sangat penting bagi mereka yang sangat
membutuhkan, khususnya bagi mereka yang mengalami ketunaan dan
mengalami gangguan fungsi tubuh.Pelayanan fisioterapi banyak jenis-
jenisnya, tergantung seberapa besar pelayanan yang dibutuhkan. Seperti pada
penderita stroke, gangguan sensori, gangguan motorik, gangguan koordinasi,
vertigo, maupun orang yang mengalami koma.
Jenis fisioterapi yang diterapkan pun juga berbeda, jika pada penderita
stroke dapat dilakukan dengan Terapi latihan adalah kegiatan fisik yang
regular dan dilakukan dengan tujuan meningkatkan atau mempertahankan
kebugaran fisik atau kesehatan dan termasuk di dalamnya fisioterapi dan
okupasioral terapi. Sedangkan untuk terapi gangguan sensori maupun motorik
juga banyak jenisnya sehingga untuk terapi yang diberikan adalah terapi
berupa latihan- latihan.

B. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan fisioterapi?
b. Apa saja jenis jenis fisioterapi ?
c. Apa yang dimaksud dengan fisioterapi dada?
d. Apa saja jenis-jenis fisioterapi pada dada?

1
C. Tujuan
a. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian fisioterapi
b. Agar mahasiswa dapat memahami jenis-jenis fisioterapi
c. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian dari fisioterapi dada
d. Agar mahasiswa dapat memahami jenis-jenis terapi dada

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian fisioterapi
Fisioterapi merupakan ilmu yang menitikberatkan untuk menstabilkan
atau memperbaiki gangguan fungsi alat gerak/fungsi tubuh yang
terganggu yang kemudian diikuti dengan proses/metode terapi gerak.
Secara Etimologi Fisioterapi dibagi menjadi dua unsur, yaitu: yang berarti
Fisio sifat dan terapi berarti pengobatan. Menurut WCPT Fisioterapi
adalah ilmu atau tips untuk melakukan perawatan untuk mengambil
keuntungan dari sifat alam seperti cahaya, air, listrik, latihan dan manual.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.778


Tahun 2008 tentang Pedoman Pelayanan Fisioterapi di Sarana Kesehatan,
fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
individu dan atau kelompok dalam upaya mengembangkan, memelihara,
dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan dengan
menggunakan modalitas fisik, agen fisik, mekanis, gerak, dan komunikasi.
Fisioterapi dapat melatih pasien dengan olahraga khusus, penguluran dan
bermacam-macam teknik dan menggunakan beberapa alat khusus untuk
mengatasi masalah yang dihadapi pasien yang tidak dapat diatasi dengan
latihan–latihan fisioterapi.Orang yang menjalankan pelayanan Fisioterapi
disebut Fisioterapis. Fisioterapis adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan fisioterapi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Dimensi Pelayanan Fisioterapi meliputi upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan gangguan sistem

3
gerak dan fungsi dalam rentang kehidupan dari praseminasi sampai ajal,
yang terdiri dari upaya-upaya:
1. Peningkatan dan pencegahan (promotif dan preventif),
Pelayanan fisioterapi dapat dilakukan pada pusat kebugaran,
pusat kesehatan kerja, sekolah, kantor, pusat panti usia lanjut,
pusat olahraga, tempat kerja/industri dan pada pusat-pusat
pelayanan umum.
2. Penyembuhan dan pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif),
pelayanan fisioterapi dapat dilakukan pada rumah sakit, rumah
perawatan, panti asuhan, pusat rehabilitasi, tempat praktek,
klinik privat, klinik rawat jalan, puskesmas, rumah tempat
tinggal, pusat pendidikan dan penelitian.

Berdasarkan ruang lingkup pelayanan fisioterapi dan tuntutan


kebutuhan masyarakat, dibagi menjadi:

a. Fisioterapi kesehatan wanita


b. Fisioterapi tumbuh kembang anak
c. Fisioterapi kesehatan dan keselamatan kerja
d. Fisioterapi usia lanjut
e. Fisioterapi olahraga
f. Fisioterapi kesehatan masyarakat
g. Fisioterapi pelayanan medik

Pengembangan pelayanan fisioterapi pelayanan medik didasari


pada spesifikasi problem kesehatan pasien, seperti fisioterapi
Muskuloskeletal (penyembuhan dan pemulihan gangguan anggota
gerak tubuh terdiri dari otot, tulang, sendi, jaringan ikat), Fisioterapi
Kardiovaskulopulmonal (penyembuhan dan pemulihan pada gangguan

4
jantung, pembuluh darah, dan paru), Fisioterapi Neuromuskular
(penyembuhan dan pemulihan pada gangguan sistem syaraf pusat dan
sistem syaraf tepi), Fisioterapi Integument (penyembuhan dan
pemulihan pada kecacatan fisik dan kulit).

B. Macam –macam fisoterapi


a. Exercise Therapy atau Terapi Latihan
Terapi ini dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi sekaligus
memberi penguatan dan pemeliharaan gerak agar bisa kembali
normal atau setidaknya mendekati kondisi normal. Kepada anak,
akan diberikan latihan memegang maupun menggerakkan tangan
dan kakinya. Setelah mampu, akan dilanjutkan dengan latihan
mobilisasi, dimulai dengan berdiri, melangkah, berjalan, lari kecil,
dan seterusnya.Pada kasus patah kaki, contohnya, akan dilakukan
fisioterapi secara bertahap, kapan si anak harus sedikit menapak
sampai bisa menapak penuh.

Latihan-latihan yang diberikan bertujuan mempertahankan


kekuatan otot-otot dan kemampuan fungsionalnya dengan
mempertahankan sendi-sendinya agar tak menjadi kaku. Hal ini
perlu dilakukan karena kaki patah yang dipasangi gips umumnya
akan mengalami pengecilan otot, sehingga kekuatannya pun
berkurang. Lewat terapi yang dilakukan sambil bermain akan
kelihatan bagian mana yang mengalami penurunan fungsi.
b. Heating Therapy atau Terapi Pemanasan
Sesuai dengan namanya, terapi ini memanfaatkan kekuatan panas
yang biasanya digunakan pada kelainan kulit, otot, maupun
jaringan tubuh bagian dalam lainnya. Penggunaannya tentu saja

5
disesuaikan dengan tingkat keluhan. Bila hanya sampai di bagian
kulit, maka pemanasannya pun hanya diperuntukkan bagi kulit saja
dengan menggunakan Infra Red Radiation (IRR) atau radiasi infra
merah. Bila gangguan terjadi pada otot, digunakanlah micro
diathermy atau diatermi mikro. Sementara, jika gangguan muncul
di bagian terdalam seperti rangka tubuh, maka yang digunakan
adalah short wave diathermy atau diatermi gelombang pendek.
Intinya, jenis terapi yang dilakukan akan disesuaikan dengan hasil
diagnosis.
Terapi pemanasan biasanya diberikan bersamaan dengan jenis
terapi lain. Seperti pada terapi inhalasi untuk anak-anak dengan
masalah lendir pada saluran napas; pada nyeri otot maupun sendi.
Bila dikombinasikan dengan bentuk pengobatan lain tentu lebih
menguntungkan karena dosis obat yang harus diminum anak jadi
lebih kecil untuk meminimalisir efek negatifnya.
c. Electrical Stimulations Therapy atau Terapi Stimulasi Listrik
Terapi yang menggunakan aliran listrik bertenaga kecil ini cocok
diterapkan pada anak yang menderita kelemahan otot akibat patah
tulang ataupun kerusakan saraf otot. Cara penggunaannya, dengan
menempelkan aliran listrik pada otot-otot untuk mengatasi rasa
nyeri. Terapi ini bertujuan untuk mempertahankan massa otot dan
secara tidak langsung merangsang regenerasi saraf.
Pada pasien anak yang menderita gangguan pernapasan, terapi ini
pun bisa digunakan untuk pengobatan. Efeknya, sirkulasi darah di
rongga dada dan saluran pernapasan menjadi lebih lancar, sehingga
dapat membantu relaksasi serta membantu mengeluarkan lendir
dari saluran pernapasan, sehingga akan mempercepat proses
penyembuhan.
d. Cold therapy atau terapi dingin

6
Terapi dingin biasanya diberikan bila cedera anak masih akut
sehingga proses peradangan tidak menjadi kronis. Terapi ini
umumnya hanya diperuntukkan bagi otot saja, biasanya akibat
terjatuh dan mengalami memar. Nah, terapi dingin ini pun berguna
mengurangi bengkak. Itulah kenapa, ketika anak terjatuh dan
bagian tubuhnya ada yang benjol, orang tua sering
mengompresnya dengan air dingin. Namun terapi dingin harus
dengan pengawasan ketat karena kalau fase akutnya sudah lewat,
tapi masih terus diberi terapi, justru dapat merusak jaringan.
e. Chest Physiotherapy atau Terapi Bagian Dada
Anak dengan keluhan batuk-pilek biasanya mendapat chest
physiotherapy yang bermanfaat membersihkan saluran pernapasan
dan memperbaiki pertukaran udara. Yang termasuk dalam
fisioterapi ini di antaranya inhalasi/nebulizer, clapping, vibrasi dan
postural drainage.

Inhalasi yaitu memasukkan obat-obatan ke dalam saluran


pernapasan melalui penghirupan. Jadi, partikel obat dipecah
terlebih dulu dalam sebuah alat yang disebut nebulizeer hingga
menjadi molekul-molekul berbentuk uap. Uap inilah yang
kemudian dihirup anak, hingga obat akan langsung masuk ke
saluran pernapasan. Keuntungan cara ini, dosis obat jauh lebih
kecil, hingga dapat mengurangi efek samping obat.
Obat-obat inhalasi yang umum diberikan adalah obat untuk
melonggarkan saluran napas, pengencer dahak, dan NaCl sebagai
pelembab saluran napas. Sedangkan lamanya setiap inhalasi cukup
sekitar 10 menit. Tindakan lanjut untuk membantu pengeluaran
lendirnya, antara lain clapping atau tepukan pada dada dan
punggung. Bisa di sisi kanan, kiri, depan dada. Tepukan dilakukan

7
secara kontinyu dan ritmik. Sertai pula dengan pengaturan posisi
anak (postural drainage), semisal anak ditengkurapkan dengan
posisi kepala lebih rendah dari badan, hingga lendir tersebut dapat
mengalir ke cabang pernapasan utama sekaligus lebih mudah
untuk dibatukkan. Ini akan menguntungkan karena biasanya anak
tak bisa meludah, hingga lendir yang menyumbat saluran
pernapasan sulit dikeluarkan.
Khusus pada bayi atau anak di bawah usia 2 tahun, bila perlu,
lakukan tindakan suction atau penyedotan lendir dengan alat
khusus lewat hidung atau mulut. Bisanya tindakan ini dilakukan
pada bayi dimana refleks batuknya belum cukup kuat untuk
mengeluarkan lendir.
f. Hydro Therapy atau Aquatik Therapy
Terapi dengan air berguna bagi anak-anak yang mengalami
gangguan, terutama gangguan gerak akibat spastisitas, misal pada
anak CP (Cerebral Palsy). Sedangkan pada anak yang terlambat
berjalan, tentu saja sebelum diterapi mereka akan dievaluasi dulu
baik dari usia, tingkat kemampuan, maupun tingkat kesulitan yang
dialami. Untuk bisa berjalan, anak tentu saja harus melalui
berbagai tahapan yang dimulai dengan tengkurap, duduk,
merangkak sampai berdiri. Biasanya anak tidak akan langsung
diajarkan berjalan bila tahap sebelumnya belum mampu ia
lakukan.
Pada anak yang mengalami kesulitan bergerak karena
spastisitas/kekakuan, ketika di air, umumnya dia akan lebih mudah
bergerak. Dengan demikian diharapkan spastisitas anak akan
berkurang mengingat adanya bantuan berupa dorongan air yang
sifatnya bisa melenturkan gerak tubuh. Meskipun tidak semua

8
anak dengan gangguan tersebut dapat diberikan hidro terapi air,
tapi terapi ini bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif.
g. Orthopedhic dan Rheumathoid Arthritis
Sebetulnya fisioterapi ortopedik ini dilakukan untuk mengatasi
gangguan tulang dan otot akibat patah tulang, post fracture (retak),
artritis sendi, keseleo, atau terkilir. Umumnya ditujukan untuk
kalangan dewasa karena kasusnya jarang sekali terjadi pada anak.
Pada bayi, terapi ortopedik ini akan dipakai jika ia mengalami
proses pemendekan otot leher (lehernya jadi miring) akibat
pembengkakan otot leher yang membuat ototnya tertarik ke satu
arah. Fiosioterapi ini dilakukan dalam bentuk latihan-latihan
gerakan, pijat, dan peregangan. Bisa juga dibarengi dengan
ultrasound (gelombang suara berfrekuensi lebih tinggi dari yang
dapat didengar manusia) dan pemanasan untuk melepaskan
perlengketan/gumpalan di leher. Fisioterapi ini bisa diterapkan
sejak bayi berusia 2 minggu.
Fisioterapi rheumathoid arthritis dilakukan pada anak dengan
keluhan kaki bengkak atau mengalami gangguan sendi. Untuk
mengurangi rasa nyeri, terapi dingin diberikan saat akut dan
selanjutnya diberikan terapi panas dengan electrical stimulations
therapy. Ini bisa dilakukan pada anak usia 4-5 tahunan, tergantung
pada bagian mana terserangnya.

9
BAB III FISIOTERAPI DADA

A. Pengertian
Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pengobatan untuk
mengembalikan fungsi suatu organ tubuh dengan memakai tenaga
alam. Dalam fisioterapi tenaga alam yang dipakai antara lain listrik,
sinar, air, panas, dingin, massage dan latihan yang mana
penggunaannya disesuaikan dengan batas toleransi penderita sehingga
didapatkan efek pengobatan. Fisioterapi dada adalah salah satu dari
pada fisioterapi yang sangat berguna bagi penderita penyakit respirasi
baik yang bersifat akut maupun kronis.
Fisioterapi dada ini walaupun caranya kelihatan tidak istimewa
tetapi ini sangat efektif dalam upaya mengeluarkan sekret dan
memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang
terganggu. Jadi tujuan pokok fisioterapi pada penyakit paru adalah
mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan dan
membantu membersihkan sekret dari bronkus dan untuk mencegah
penumpukan sekret, memperbaiki pergerakan dan aliran sekret.
Fisioterapi dada ini dapat digunakan untuk pengobatan dan
pencegahan pada penyakit paru obstruktif menahun, penyakit
pernafasan restriktif termasuk kelainan neuromuskuler dan penyakit
paru restriktif karena kelainan parenkim paru seperti fibrosis dan
pasien yang mendapat ventilasi mekanik.
Fisioterapi dada ini meliputi rangkaian : postural drainage,
perkusi, dan vibrasi Kontra indikasi fisioterapi dada ada yang bersifat
mutlak seperti kegagalan jantung, status asmatikus, renjatan dan
perdarahan masif, sedangkan kontra indikasi relatif seperti infeksi paru

10
berat, patah tulang iga atau luka baru bekas operasi, tumor paru
dengan kemungkinan adanya keganasan serta adanya kejang rangsang.

B. Macam –macam fisioterapi dada


1. Postural drainase
Postural drainase (PD) merupakan salah satu intervensi untuk
melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru dengan
menggunakan pengaruh gaya gravitasi.. Mengingat kelainan pada
paru bisa terjadi pada berbagai lokasi maka PD dilakukan pada
berbagai posisi disesuaikan dengan kelainan parunya. Waktu yang
terbaik untuk melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan
pagi dan sekitar 1 jam sebelumtidur pada malam hari.

PD dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam


saluran nafas tetapi juga mempercepat pengeluaran sekret sehingga
tidak terjadi atelektasis. Pada penderita dengan produksi sputum
yang banyak PD lebih efektif bila disertai dengan clapping dan
vibrating.

indikasi untuk Postural Drainase :


1. Pasien yang memakai ventilasi
2. Pasien yang melakukan tirah baring yang lama
3. Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada
fibrosis kistik atau bronkiektasis
4. Pasien dengan batuk yang tidak efektif .
5. Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh secret
6. Pasien dengan abses paru
7. Pasien dengan pneumonia
8. Pasien pre dan post operatif
9. Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan
menelan atau batuk

Kontra indikasi untuk postural drainase :

1. Tension pneumotoraks
2. Hemoptisis
3. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi,
hipertensi, infark miokard akutrd infark dan aritmia.
4. Edema paru

11
5. Efusi pleura yang luas

Persiapan pasien untuk postural drainase. :

1. Longgarkan seluruh pakaian terutama daerah leher dan


pinggang.
2. Terangkan cara pengobatan kepada pasien secara ringkas
tetapi lengkap.
3. Periksa nadi dan tekanan darah.
4. Apakah pasien mempunyai refleks batuk atau memerlukan
suction untuk mengeluarkan sekret.

Cara melakukan pengobatan :


1. Terapis harus di depan pasien untuk melihat perubahan
yang terjadi selama Postural Drainase.
2. Postoral Drainase dilakukan dua kali sehari, bila dilakukan
pada beberapa posisi tidak lebih dari 40 menit, tiap satu
posisi 3 – 10 menit.
3. Dilakukan sebelum makan pagi dan malam atau 1 s/d 2
jam sesudah makan.

2. Clapping/Perkusi
Perkusi adalah tepukan dilakukan pada dinding dada atau
punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkok. Tujuan
melepaskan sekret yang tertahan atau melekat pada bronkhus.
Perkusi dada merupakan energi mekanik pada dada yang
diteruskan pada saluran nafas paru. Perkusi dapat dilakukan
dengan membentuk kedua tangan deperti mangkok.
lndikasi untuk perkusi :
Perkusi secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural
drainase, jadi semua indikasi postural drainase secara umum
adalah indikasi perkusi.
Perkusi harus dilakukan hati-hati pada keadaan :
1. Patah tulang rusuk
2. Emfisema subkutan daerah leher dan dada
3. Skin graf yang baru
4. Luka bakar, infeksi kulit
5. Emboli paru
6. Pneumotoraks tension yang tidak diobati

Alat dan bahan :

12
1. Handuk kecil
Prosedur kerja :
1. Tutup area yang akan dilakukan clapping dengan handuk
untuk mengurangi ketidaknyamanan
2. Anjurkan pasien untuk rileks, napas dalam dengan Purse lips
breathing
3. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit dengan kedua
tangan membentuk mangkok.

3. Vibrating
Vibrasi secara umum dilakukan bersamaan dengan clapping.
Sesama postural drainase terapis biasanya secara umum
memilih cara perkusi atau vibrasi untuk mengeluarkan sekret.
Vibrasi dengan kompresi dada menggerakkan sekret ke
jalan nafas yang besar sedangkan perkusi
melepaskan/melonggarkan sekret. Vibrasi dilakukan hanya
pada waktu pasien mengeluarkan nafas. Pasien disuruh
bernafas dalam dan kompresi dada dan vibrasi dilaksanakan
pada puncak inspirasi dan dilanjutkan sampai akhir ekspirasi.
Vibrasi dilakukan dengan cara meletakkan tangan bertumpang
tindih pada dada kemudian dengan dorongan bergetar. Kontra
indikasinya adalah patah tulang dan hemoptisis.

Prosedur kerja :

1. Meletakkan kedua telapak tangan tumpang tindih diatas area


paru yang akan dilakukan vibrasi dengan posisi tangan terkuat
berada di luar
2. Anjurkan pasien napas dalam dengan Purse lips breathing
3. Lakukan vibrasi atau menggetarkan tangan dengan tumpuan
pada pergelangan tangan saat pasien ekspirasi dan hentikan
saat pasien inspirasi
4. Istirahatkan pasien

13
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Fisioterapi merupakan ilmu yang menitikberatkan untuk menstabilkan
atau memperbaiki gangguan fungsi alat gerak/fungsi tubuh yang
terganggu yang kemudian diikuti dengan proses/metode terapi gerak.
Secara Etimologi Fisioterapi dibagi menjadi dua unsur, yaitu: yang
berarti Fisio sifat dan terapi berarti pengobatan. Menurut WCPT
Fisioterapi adalah ilmu atau tips untuk melakukan perawatan untuk
mengambil keuntungan dari sifat alam seperti cahaya, air, listrik,
latihan dan manual

B. Saran
Saran-Saran bagi pasien, agar melakukan home programeyang
diberikan oleh fisioterapis untuk dilakukan di rumah sperti dianjurkan
untuk melakukan berjemur pada pagi hari, agar AGA dan AGB bagian
sinistra terasa lemas.Pasien dianjurkan selama beberapa menit untuk
menggunakan AGA dan AGB bagian sinistrauntuk beraktivitas.
Dengan begitu dapat menjaga serta memelihara fungsi lingkup gerak
sendi pasien tersebut.Saran bagi fisioterapi ketika menangani kasus
stroke agar terapi yang akan diberikan harus menyesuaikan dengan
kondisi pasien. Dan diharapkan fisioterapis dapat mengikuti
perkembangan ilmu dan berbagai endekatan dalam menangani pasien.
Saran bagi keluarga pasien, agar selalu memberikan dukungan dalam
latihan pasien, sehingga dalam proses penyembuhan, pasien merasa
semangat untuk melakukan latihan dirumah.Saran bagi masyarakat,
aabila menju kasus seperti ini ada anggota keluarga atau lingkungan
sekitar hendaknya lekas bertindak untuk merujuk ke rumah sakit
terdekat. Sehingga dengan begitu kasus tersebut bisa tertangani
sebelum menjadi parah.

14
DAFTAR PUSTAKA

• Perry – Potter, Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar.Edisi


3.EGC.1999.Jakarta
• afiyahhidayati.wordpress.com/2009/…/askep-fisioterapi-dada/
• luchinurfitri.blog.friendster.com/2009/01/fisioterapi-dada/ –

15

Anda mungkin juga menyukai