Keperawatan Gerontik
SEMESTER 7
Penyusun:
Keperawatan Gerontik
SEMESTER 7
Penyusun:
Assalaamu’alaikum wr wb,
Segala puji syukur kehadirat ALLAH SWT tuhan Yang Maha Esa, buku panduan proses
pembelajaran perkuliahan dan praktikum Keperawatan Gerontik telah tersusun. Buku ini
disusun sebagai pegangan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Surya Global Yogyakarta dalam melakukan proses pembelajaran praktikum
keperarawatan gerontik
Semoga buku panduan praktikum ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta. Tentu saja dalam penyusunan buku panduan ini masih
terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami harapkan masukan, saran dan kritik yang
membangun untuk menyempurnakan buku ini. Akhir kata, kepada berbagai pihak yang telah
membantu terealisasinya Buku Panduan Praktikum Keperawatan Gerontik ini, kami ucapkan
banyak terima kasih.
Wassalaamu’alaikum wr wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
Daftar pustaka
VISI, MISI, DAN TUJUAN PROGRAM STUDI
Visi
Menjadi program studi yang menghasilkan Ners berkarakteragamis, humanis dan
berwawasan global ditingkat nasional pada tahun 2021.
Misi
Misi utama program studi Ners STIKes Surya Global Yogyakarta adalah sebagai berikut:
Menyelenggarakan kegiatan pendidikan keperawatan yang berkualitas berlandaskan
pada keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan akhlak mulia untuk
membentuk Ners yang berkarakter agamis dan humanis.
Menyelenggarakan penelitian keperawatan dengan mengangkat isu terkini dan tepat
guna yang bermanfaat bagi masyarakat berdasarkan Evidence Based Nursing
Practice.
Menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat berdasarkan hasil-hasil penelitian.
Menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan institusi dalam dan luar negeri
dalam meningkatkan mutu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
INFORMASI MATA KULIAH
Deskripsi Modul
Keperawatan Gerontik adalah cabang ilmu keperawatan yang membahas tentang konsep
dasar gerontik, teori bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual pada proses penuaan, kebutuhan
nutrisi, istirahat/tidur, seksual lanjut usia, masalah fisik dan psikososial pada lanjut usia
dan penerapannya pada asuhan keperawatan lansia dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, dan pemeliharaan lanjut usia. Cabang ilmu ini akan
berguna dalam melaksanakan pelayanan/ asuhan keperawatan pada lanjut usia diberbagai
tatanan pelayanan kesehatan, khususnya dikeluarga dan masyarakat.
Tujuan Umum : Memberikan kemampuan pada mahasiswa untuk melaksanakan asuhan
keperawatan pada lansia.
Tujuan Khusus :
Mahasiswa mampu mempraktikkan keterampilan:
Komunikasi Pada Usia Lanjut
Senam Lansia
Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia
Pendidikan Kesehatan Usia Lanjut
Identifikasi Resiko Jatuh
Penilaian fungsi keseimbangan lansia
Karakteristik Mahasiswa
Mahasiswa adalah mahasiswa STIKes Surya Global semester VII tahun Keempat.
Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti mata kuliah Keperawatan gerontik, diharapkan mahasiswa mampu:
Hard skill
Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan pada lansia sebagai
bagian dari upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan
tertier
Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka budaya
sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia;
Soft skill
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;
Melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka budaya sesuai
dengan Kode Etik Perawat Indonesia;
Menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan martabat klien, menghormati
hak klien untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan
yang diberikan, serta bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi
tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan lingkup
tanggungjawabnya.
Sarana Penunjang
Sarana perkuliahan : LCD, Vidio, Speaker, dan Sarana Praktikum yang lain
2. Sepuluh menit sebelum jam praktikum, mahasiswa harus sudah siap di depan
laboratorium
Jika mahasiswa terlambat lebihdari 10 menit tanpa alasan yang rasional maka tidak
dapat mengikuti praktikum
Jika mahasiswa terlambat lebih dari 10 menit dengan alasan yang rasional maka dapat
mengikuti praktikum namun tidak dapa tmendapatkan kesempatan pretest, jika pretes
telah selesi.
4. Setiap kali akan praktikum mahasiswa wajib menggunakan pakaian seragam dan jas
praktikum, sepatu pantofel warna hitam (tidak boleh menggunakan sepatukets/olah
raga/sepatu berhak tinggi kaos oblong, bajuketat, anting-anting, dan rambut gondrong),
bagi mahasiswi yang berjilbab wajib menggunakan jilbab putih bersih seragam dari
institusi, bagi yang tidak berjilbab rambut wajib diikatrapi ( menggunakan pita rambut
dan kap ). Kuku harus pendek dan tidak menggunakan cat kuku/kutek, dan pewarna
kuku lainnya.
5. Mahasiswa wajib untuk mendemonstrasikan skill yang di pelajari pada saat itu dan
memberikan feed back bagi teman yang mencoba
7. Mahasiswa wajib membeersihkan dan mengecek alat bahan setelah selesai digunakan.
8. Pada saat praktikum, mahasiswa tidak boleh meninggalkan laboratorium tanpa seijin
Instruktur lab atau assisten lab
9. Pada saat praktikum mahasiswa tidak di perbolehkan bermain gadget/HP Tanpa seijin
instruktur
10.Mahasiswa wajib memiliki kartu praktikum untuk disahkan sebelum praktikum dan
sebelum OSCE
Capaian Pembelajaran :
- Mahasiswa memahami cara berkomunikasi dengan pasien usia lanjut
- Mahasiswa mampu melakukan komunikasi pada usia lanjut
Islamic Relation Knowledge (IRK) :
Definisi
Komunikasi meruapakan bagian yang penting dalan kehidupan dan menyatu
dengan kehidupan kita, setiap saat manusia berkomunikasi dan menggunakannya dalam
berinteraksi dengan manusia lain.
Berikut beberapa definisi komunikasi :
Komunikasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau
kegiatan saling bertukar pendapat, pikiran, pengalaman baik itu secara individu atau
kelompok (Potter & Perry, 2005).
Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan perilaku dari komunikator kepada
komunikan, baik yang disadari maupun tidak disadarai, ucapan verbal atau tulisan,
gerakan, ekspresi wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan
memperngaruhi orang lain (Anjaswarni, 2016)
Lanjut usia atau lansia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh manusia
yang dkarunia usia panjang. Lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang
telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupanya. (Anjaswarni, 2016)
Proses penuaan /menua adalah suatu proses menghilangnya secara berahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita.(Contastantanides, 1994 dalam Siti Bandiyah 2009)
Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda-beda,
berikut batasan usia menurut WHO :
Usia pertengahan (middle age) yaitu usia 45-59 tahun.
Lanjut usia (elderly) yaitu usia 60-74 tahun.
Lanjut usia tua (old) yaitu usia 75-90 tahun.
Usia sangat tua yiatu usia > 90 tahun.
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip menjadi tiga kelompok :
Kelompok lansia dini (55 - 64) merupakan kelompok yang baru memasuki lansia
Kelompok lansia ( >65 tahun)
Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu berusia lebih dari 70 tahun.
Meskipun batasan usia sangat beragam untuk menggolongkan lansia, perubahan-
perubahan akibat usia tersebut telah dapat teridentifikasi. Perubahan pada aspek fisik
berupa perubahan neurologis dan sensorik, perubahan viasual dan perubahan pendengan.
Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan pasien lansia mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi
Tujuan komunikasi dalam (Anjaswarni,2016) :
Menyampaikan ide/informasi/berita
Mempengaruhi orang lain
Mengubah perilaku orang lain
Memberikan pendidikan.
Memahami ide orang lain
Bentuk/ Jenis komunikasi menurut Chitty (1997 dalam buku Anjaswarni (2016)
menyebutkan terbagi menjadi dua yaitu komunikasi verbal dan non verbal.
Komunikasi verbal adalah pertukaran informasi menggunakan kata-kata yang
diucapkan secara oral/lisan dan kata-kata yang dituliskan baik secara manual maupun
elektronik.
Komunikasi non verbal adalah pertukaran informasi tanpa menggunakan kata-kata,
macam-macam komunikasi nonverbal adalah kontak mata, ekspresi wajah, postur
atau sikap tubuh, gaya berjalan, gerakan/bahasa isyarat tubuh waktu berbicara,
penampilan secara umum, suara dan sikap diam, atau symbol-simbol lainmisalnya
model pakaian, dan cara menggunakanya.
Dalam komunikasi dengan lansia harus diperhatikan beberapa factor:
Faktor fisik, yaitu denagan mencari informasi tentang kesehatanya, kebutuhn,
kejadian yang dialami, perubahan fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih
bias dicapai dan dikemangkan, serta penyakit yang dapat dicegah progresivitasnya.
psikologi, dalam melaksanakan pendekatan ini perawat berperan sebagai konselor,
avokat, supporter dan interpreter terhadap segala sesuatu yang asig atau sebagai
penampung masalah-masalah rahasia yang pribadi.
Sosial, pendekatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan ketrampilan berinteraksi
dengan lingkungan.
Spiritual, perawat harus mampu memberikan kepuasan batin dalam hubunganya
dengan Tuhan atau agama yang dianutnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dengan lansia
Faktor klien meliputi kecemasan dan penurunan sensori (penurunan pendengaran dan
penglihatan, kurang hati-hati, tema yang menetap, misal kepedulian terhadap
kebugaran tubuh, kehilangan reaksi, mengulangi kehidupan, takut kehilangan kontrol,
dan kematian).
Faktor perawat meliputi perilaku perawat terhadap lansia dan ketidak pahaman
perawat.
Faktor lingkungan: lingkungan yang bising dapat menstimulasi kebingungan lansia
dan terganggunya penerimaan pesan yang disampaikan. (Anjaswarni, 2016)
Teknik komunikasi yang dapat digunaka perawat dalam berkomunikasi dengan
lansia adalah sebagai berikut :
Teknik asertif
Teknik asertif adalah menyatakan dengan sesungguhnya, menerima klien apa adanya.
Perawat bersikap menerima yang menunjukkan sikap peduli dan sabar
untukmendengarkan dan memperhatikan klien serta berusaha untuk
mengerti/memahami klien.
Responsif
Reaksi spontan perawat terhadap perubahan yang terjadi pada klien dan segera
melakukan klarifikasi tentang perubahan tersebut. Teknik ini merupakan bentuk
perhatian perawat kepada klien yang dilakukan secara aktif untuk memberikan
ketenangan klien
Fokus
Upaya perawat untuk konsisten pada topic pembicaraan untuk mencapai tujuan
komunikasi yang dilakukan.
Suportif
Merupakan perwujudan penguatan perawat pada lansia yang menunjukkan sikap labil
atau berubah-ubah sehingga lansia mengalami kestabilan emosi.
Klarifikasi
Tekhnik yang digunakan oleh perawat untuk memperjelas informasi yang
disampaikan pasien. Klarifikasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan ulang
atau meminta pasien member penjelasan ulang dengan tujuan menyamakan persepsi.
Sabar dan Ikhlas
Perubahan yang terjadi pada lansia terkadang merepotkan dan seperti
kekanakkanakan. Perubahan ini harus disikapi dengan sabar dan ikhlas agar
hubungan antara perawat dan klien lansia dapat efektif. Sabar dan ikhlas dilakukan
supaya tidak muncul kejengkelan perawat yang dapat merusak komunikasi dan
hubungan perawat dank lien.
Hambatan komunikasi yang efektif pada lansia berhubungan dengan keterbatasan
fisik yang terjadi akibat dari proses menua (aging process), antara lain fungsi
pendengaran yang menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi, suara yang mulai
melemah, dan sebagainya. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas berkomunikasi
dengan lansia, diperlukan penguasaan terhadap cara-cara mengatasi hambatan
komunikasi.
Kendala-kendala dan hambatan dalam berkomunikasi dengan lansia
Capaian Pembelajaran :
- Mahasiswa memahami tentang posyandu lansia
- Mahasiswa mampu melakukan pengisian KMS Lansia
Islamic Relation Knowledge (IRK) :
Sebagai bahan informasi bagi usia lanjut dan keluarganya dalam memlihara dan
meningkatkan kesehatannya. Kartu ini membuat kita bisa mengevaluasi bagaimana pola
hidup yang dijalani para lansia. Apakah mereka cukup sehat atau terjadi kekurangan gizi.
Hal ini tentu menjadi evaluasi para keluarga sebagai pemantau para lansia.
Bagian kanan. Berisi judul, nama puskesmas/puskesmas pembantu, nomor register dan
identitas lengkap Lansia pemiliki kartu.
Bagian tengah. Bertuliskan ruang catatan untuk mencatat keluhan yang dirasakan dan
perlu diperhatikan sebagai upaya deteksi dini terhadap kemungkinan penyakit yang
diderita lansia.
Bagian kiri. Berisi pesan dan isian untuk hidup sehat serta keluhan yang perlu
diperhatikan sebagai upaya deteksi dini terhadap kemungkinan penyakit yang diderita
lansia.
Halaman dalam. Memuat catatan pemantauan yang meliputi tanggal kunjungan, kegiatain
sehari-hari, status kesehatan mental, masalah emosional, indeks masa tubuh, tekanan
darah, nadi, hasil pengukuran Hb, hasil pemeriksaan reduksi urine dan protein urine,
disertai nilai normal dari indeks masa tubuh, tekanan darah, dan jumlah Hb.
KMS lansia
CEKLIST PENGISIAN KMS LANSIA
TINDAKAN SCORE
0 1 2
Tahap Prainteraksi
Melihat status kesehatan klien sebelumnya
Mempersiapkan diri perawat: pengetahuan, mental, fisik, dan
ketrampilan.
Mempersiapkan ruangan
Persiapan alat : bolpoint, KMS lansia
Tahap Orientasi
Ucapkan salam, dan menyapa pasien
Memperkenalkan diri
Tahap Kerja
Isi identitas lansia. Tulis identitas lengkap lansia pemilik KMS
yang terdapat pada halaman luar bagian kanan. Coretlah data
yang tidak sesuai. Lalu ukur tinggi dan catat semua identitas
sesuai tempat yang disediakan
Beri tanda cek (V) pada kolom yang sesuai kondisi lansia.
Pemeriksaan ini rutin dilakukan setiap bulannya
Tahap Terminasi
Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan
Membereskan alat-alat
Mencuci tangan
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan tidak sempurna
2 = dilakukan sempurna
MATERI III
SENAM LANSIA
Capaian Pembelajaran :
- Mahasiswa mampu melakukan senam lansia
Islamic Relation Knowledge (IRK) :
Definisi :
Senam Lansia adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap tingkat
kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik dan benar. Senam atau latihan fisik sering
diidentifikasi sebagai suatu kegiatan yang meliputi aktifitas fisik yang teratur dalam jangka waktu
dan intensitas tertentu. Senam merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran termasuk kesehatan
jantung dan pembuluh darah, dan sebagai bagian dari program retabilitas bagi mereka yang telah
menderita (Puslitbang Depkes RI,2003:6).
Menurunkan lemak.
Kontraindikasi :
AMI
Angina Pectoris
Decompensasi Cordis
Lansia dengan hipertensi dengan systol > 170 mmHg, dan diastol > 100 mmHg.
MATERI IV
PENDIDIKAN KESEHATAN PADA USIA LANJUT
Capaian Pembelajaran :
- Mahasiswa mampu membuat SAP pada pasien usia lanjut
- Mahasiswa mampu memberikan pendidikan kesehatan pada pasien usia lanjut
Islamic Relation Knowledge (IRK) :
ع ِلّ ْمتَ ُر ْشدًا
ُ س ٰى ه َْل أَتهبِعُكَ َعلَ ٰى أ َ ْن تُعَ ِلّ َم ِن ِم هما
َ قَا َل لَهُ ُمو
“ Musa berkata kepada Khidr :”Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku
ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?”(Qs. Al-Kahf :66)
Media auditif adalah media yang hanya dapat didengar saja atau media yang hanya
memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung suara,
seperti film slide, foto, transparansi, lukisan, grafik, dan berbagai bentuk bahan yang
dicetak seperti media grafis.
Media audio visual, adalah jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur grafik yang bisa dilihat, misalnya rekaman vidio, berbagai ukuran
film,dll.
Alat bantu elektronik yang rumit contohnya film, film slide,dan transparansi.
Jenis media ini memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector, slide
projector, uoperhead projector (OHP)
Tugas Parktikum :
Dalam 1 kelompok kecil (3-5 orang) menyiapkan materi untuk melakukan pendidikan kesehatan
pada lansia yang terdiri dari
SAP
Materi
Format SAP
Tema :
Sasaran :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Tujuan
Tujuan umum
Tujuan Khusus
Materi
Metode
Media
Alat bantu
Evaluasi
Sumber kepustakaan
Capaian Pembelajaran :
- Mahasiswa mampu melakukan identifikasi risiko jatuh pada lansia
Islamic Relation Knowledge (IRK) :
ُغ
ٍ ٍواْلَف َار
َ ٍالص َّح ُة
ّ اس َّ اٍكِث ْيٌرٍ ِم َن
ِ ِ ٍالن ِ انٍم ْغبو ٌن
َ ٍف ْي ِه َم ِ
ْ ُ َ ِ َن ْع َمت.
“ Dua kenikmatan yang banyak manusia menjadi rugi(karena tidak diperhaikan), yaitu
kesehatan dan waktu luang”.(HR. Al-bukhori)
Jatuh sering dialami oleh usia lanjut. Setiap tahunnya sekitar 30% lansia yang tinggal
dikomunitas mengalami jatuh. Jatuh merupakan kegagalan manusia untuk mempertahankan
keseimbangan badan untuk berdiri. Definisi jatuh yaitu suatu kejadian yang menyebabkan
subjek yang sadar menjadi berada dipermukaan tanah tanpa disengaja (Stanley mickey, 2007 ).
Salah satu masalah fisik yang dapat mengakibatkan kecacatan atau kematian yang sering
terjadi pada lansia yang harus dicegah dan perlu mendapatkan perhatian dari masyarakat adalah
jatuh karena kecelakaan dan jatuh merupakan masalah yang sering menyebabkan kecacatan,
cidera, depresi dan cidera fisik terhadap lansia karena bertambahnya usia kondisi fisik, mental,
dan fungsi tubuh pun menurun. Pada lanjut usia terjadi perubahan kondisi fisik, kondisi
psikologis, serta perubahan kondisi sosial dan ekonomi (Achmanagara,2012).
Faktor risiko jatuh pada lansia dapat digolongkan dalam dua golongan yaitu faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Kedua jenis faktor tesebut harus dipertimbangkan dalam
mencegah jatuh (Stanley mickey, 2007). Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam
tubuh itu sendiri yang meliputi gangguan jantung dan sirkulasi darah, gangguan sistem anggota
gerak misal kelemahan otot-otot ekstremitas bawah, kekakuan langsung, sedangkan faktor
ekstrinsik yaitu lingkungan rumah yang berbahaya misalnya cahaya ruang yang buruk, lantai
yang licin, tersandung benda-benda lain dan lain sebagainya.
Perubahan-perubahan yang terkait dengan usia terjadi pada semua sistem dan
mengakibatkan peningkatan risiko jatuh untuk lansia. Pemeriksaan fisik secara teratur dan
seksama dapat mengidentifikasi masalah-masalah potensial dan perubahan-perubahan yang dapat
mempengaruhi risiko jatuh.
Pemeriksaan fisik :
Psikososial
Penyakit akut, kesehatan emosi, perilaku dan kemampuan koqnitif, keadaan tempat
tinggal, pemberi perawatan, pola aktivitas, dan jenis aktivitas.
Jumlah obat obatan (termasuk obat yang dibeli bebas), penggunaan alkohol, interaksi
dan efek samping.
Lingkungan
Riwayat jatuh
Risiko jatuh pada lansia dapat dikaji dengan menggunakan beberapa Instrumen
seperti Morse Fall Scale (MFS), Hendrich II Fall Risk Model (HFR Model)
Salah satu instrumen untuk menilai tingkat keseimbangan seseorang adalah Berg Balance
Scale/BBS. Tes keseimbangan BERG Balance Scale adalah instrumen yang paling umum
digunakan untuk menilai keseimbangan. Berg Balance Scale Test menggunakan 14 perintah,
setiap perintah dinilai berdasarkan kemampuan subyek untuk melakukan perintah dengan
mandiri dan atau memenuhi target waktu yang diberikan atau jarak yang ditentukan.
Kursi yang ada pegangan dan tidak ada pegangan tangan/tempat tidur
11. Berputar 360 Berputar satu lingkaran penuh. 4 : dapat berputar 360
derajat Berhentisebentar. derajat dengan aman
Kemudian berputar ke arah yang ≤ 4 detik.
berlawanan. 3 : dapat berputar 360
derajat hanya pada
satu arahdengan
aman ≤4 detik.
2 : dapat berputar 360
derajat dengan aman
tetapi perlahan-lahan
1:memerlukan
pengawasan yang
ketat
0 : memerlukan bantuan
ketika berputar
Intepretasi hasil :
41-56 : Mandiri
21-40 : Butuh bantuan
PENGKAJIAN
Identitas klien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Alamat :
Pendidikan :
Suku bangsa :
Status :
Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan :
: Klien ------- : Tinggal serumah
:Perempuan X : Meninggal
: Laki-laki : Ikatan Pernikahan
: Garis Keturunan
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat Pekerjaan
Riwayat pekerjaan saat ini :
Riwayat pekerjaan sebelumnya :
Sumber Pendapatan :
Riwayat Lingkungan Hidup
Tipe tempat tinggal :.
Jumlah kamar :
Kondsi tempat tinggal :
Denah Rumah :
Keterangan :
Sistem pendukung
Sarana dan Prasarana :
SDM :
Pemeriksaan Kesehatan :
Deskripsi kekhususan
Aktivitas Hidup Sehari-hari (ADL)
Indeks Katz : A/B/C/D/E/F/G
No Kegiatan Keterangan Hasil
1. Mandi
2. Berpakaian
3. Berpindah
4. Toileting
5. Makan
6. Kontinensia
Keterangan :
Skore Kriteria
A Kemandirian dalam hal mandi, berpindah, kekamar kecil,
berpakaian dan makan
B Kemandirian dalam semua aktivitas sehari-hari, kecuali satu
fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas sehari-hari, kecuali
mandi, dan fungsi tersebut
D Kemandirian dalam semua aktivitas sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian, dan satu fungsi tersebut
E Kemandirian dalam semua aktivitas sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tersebut
F Kemandirian dalam semua aktivitas sehari-hari, kecuali
mandi, berpindah, kekamar kecil, berpakaian dan satu fungsi
tersebut
G Ketergantungan dalam semua fungsi tersebut
Lain-lain Keretgantungan pada sedikitnya dua fungsi tersebut, tetapi
tidak dapat diklasifikasikan sebagai C,D,E,F. dan G
Interprestasi :
Tinjauan Sistem
Keadaan Umum :
Tingkat Kesadaran :
Glasgow Coma Scale :
Tanda-Tanda Vital :
Oksigen :
Nutrisi :
Eliminasi :
Aktivitas :
Istirahat dan tidur :
Personal Hygiene :
Seksual dan Reproduksi :
Rekreasi
Psikologi
Persepsi klien :
Konsep Diri
Gambaran Diri :
Harga Diri :
Ideal diri :
Identitas Diri :
Peran diri :
Emosi :
Adaptasi :
Mekanisme pertahanan diri
Skala Jatuh Morse
Pengkajian N Skala Nilai
o
1. Riwayat jatuh : apakah lansia pernah jatuh dalam 3 Tidak 0
bulan terakhir Ya 25
2. Diagnosa sekunder : Apakah lansia memiliki lebih dari Tidak 0
satu penyakit? Ya 15
3. Alat Bantu Jalan :
Bedrest/Dibantu 0
Kruk/Tongkat/Walker 15
Berpegangan pada benda-benda sekitar (Kursi, Meja, 30
Lemari)
4. Terapi intravena : Apakah lansia mendapatkan terapi Tidak 0
cairan/terpasang infus? Ya 20
5. Gaya berjalan/berpindah :
Normal/bedrest/immobile (tidak dapat bergerak 0
sendiri)
Lemah (tidak bertenaga) 10
Gangguan/tidak normal (pincang/diseret) 20
6. Status mental
Lansia menyadari kondisi dirinya 0
Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15
TOTAL
Keterangan :
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Dada dan punggung
Paru :
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
Jantung
Inspeksi :
Auskultasi :
Palpasi :
Perkusi :
Abdomen dan pinggang
Inspeksi :
Ausukultasi :
Perkusi :
Palpasi :
Ekstremitas
Atas :
Bawah :
Kekuatan otot
Keterangan
0 : Paralisis
1 : Tidak ada gerakan terasa
2 : Gerakan otot penuh menentang gravitasi dan sokongan
3 : Gerakan normal menentang gravitasi dan sokongan
4 : Gerakan normal menentang gravitasi dan sokongan dengan sedikit
tahanan
5 : Gerakan normal menentang gravitasi dan sokongan dengan tahanan
penuh
Sistem immune
Genetalia
Sistem Penginderaan
Mata :
Hidung :
Telinga :
Lidah :
Perabaan :
Status Kognitif
Skore Portable Mental Status Quesionnaire (SPMSQ)
Skore
No Pertanyaan Jawaban
+ -
Penilaian SPMSQ
Kesalahan 0-3 : fungsi intelektual utuh
Intepretasi :
Data Penunjang
Terapi medis :
Nama obat Dosis Rute pemberian Indikasi
- - - -
ANALISA DATA
Hari/tanggal Data Etiology Problem
CATATAN PERKEMBANGAN
Gunawan et All.2014.Hubungan Status Gizi dengan Risiko Jatuh pada Lansia Wilayah
Kerja Puskesmas Jagasatru Kota Cirebon. Cirebon : Universitas Swadaya Gunung
Jati
Stanley,Mickey.2007.Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Jakarta:EGC
Prasetya et all.2015.Peningkatan Keseimbangan Postural Menggunakan Pengukuran
Berg Balance Scale(BBS) Pada Lansia Disasana Panti Mulyo Sragen.Semarang
: Universitas Negri Semarang.Diakses melalui
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf pada tanggal 26 Januari 2018
Nursalam & Effendi. 2007. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medik
Stanley,Mickey.2007.Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Jakarta:EGC