Anda di halaman 1dari 22

MODUL PRAKTIKUM

TINDAKAN RELAKSASI, RESTRAIN DAN ISOLASI

MATA KULIAH : KEPERAWATAN JIWA

TIM PENYUSUN

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES TERNATE
TAHUN 2024
VISI, MISI, DAN TUJUAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Visi Prodi DIII Keperawatan

Menjadi Program Studi Unggulan yang menghasilkan tenaga keperawatan profesional pemula
yang kompeten dalam Penanggulangan Bencana dan mampu bersaing secara Nasional.

Misi Prodi DIII Keperawatan

1. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan keperawatan berstandar Nasional yangn


spesifik pada kegawatdaruratan akibat bencana dalam penerapan asuhan keperawatan.
2. Meningkatkan mutu dan mengembangkan penelitian di bidang keperawatan sesuai
perkembangan IPTEK Keperawatan .
3. pengabdian kepada masyarakat melalui penerapan IPTEK Keperawatan dalam
penanggulangan masalah kesehatan.
4. Meningkatkan mutu SDM tenaga Pendidik Keperawatan dan Kependidikan.
5. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan keperawatan terstandar secara bertahap.
6. Mengembangkan tata kelola penyelenggaraan pendidikan tinggi keperawatan yang
transparan dan akuntabel.
7. Meningkatkan kemitraan dalam berbagai sektor untuk menunjang Tri Dharma Perguruan
Tinggi.

Tujuan Prodi DIII Keperawatan

1. Melaksanakan asuhan keperawatan dan pendidikan keperawatan yang bermutu pada


individu, keluarga dan masyarakat secara bertanggung jawab dan mandiri sesuai dengan
kewenangannya melalui pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, praktika laboraturium
maupun klinik dalam konteks rumah sakit dan komunitas.
2. Menghasilkan penelitian dibidang keperawatan maupun kegawatdaruratan bencana sesuai
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
3. Mengadakan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan hasil penelitian maupun upaya
promotif dan prefentif yang merupakan upaya pengerakan masyarakat menjadi berbudaya
sehat untuk mandiri dalam pemeliharaan masyarakat.

Ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga pada akhirnya modul praktik laboratorium Keperawatan Jiwa ini dapat
terselesaikan.
Dalam proses penyusunan modul ini, kami telah mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu diucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu,
terutama para pengelola dan staf Program Studi Diploma III Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Ternate.
Modul ini disusun sebagai panduan dalam pelaksanaan praktikum laboratorium,
khususnya untuk mata kuliah Keperawatan Jiwa. Di dalamnya terdapat topik-topik sesuai
dengan rencana pembelajaran semester yang disusun untuk mencapai target kompetensi pada
kurikulum Diploma III Keperawatan. Dengan tersususnnya modul ini, diharapkan proses
pembelajaran praktikum di laboratorium akan lebih terarah, sehingga mahasiswa akan mampu
mencapai kompetensi yang telah ditargetkan dalam kurikulum pembelajaran.
Kami menyadari bahwa modul ini masih belum sempurna, sehingga bila ada kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk memperbaiki modul ini, kami akan terima
dengan senang hati. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.

Ternate, Februari 2024

Penyusun

Iii
SEKAPUR SIRIH

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, rahmat dan
hidayah-Nya, modul praktikum tindakan relaksasi, restrain dan isolasi pada klien dengan
masalah psikososial dan gangguan kesehatan Jiwa Prodi D-III Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Ternate dapat disusun sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
Penyusunan modul ini tidak terlepas dari kurikulum D-III Keperawatan dan ketentuan
ketentuan pembelajaran yang berlaku pada Kementerian Pandidikan Nasional, Kementerian
Kesehatan serta penyesuaian di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate.
Kami menyambut gembira dengan disusunnya modul ini. Diharapkan modul ini dapat
menjadi pedoman bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di lingkungan
Prodi D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate dan pedoman kerja bagi
dosen untuk melaksanakan tugas praktikum kepada mahasiswa dalam proses pembelajaran di
laboratorium.
Kepada tim penyusun dan semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian Modul ini kami
menyampaikan penghargaan dan terima kasih, semoga dengan diterbitkan modul ini dapat
memperlancar pelaksanaan pembelajaran sesuai harapan untuk menunjang mutu pembelajaran.

Ternate, Februari 2024

Ketua Program Studi,

Nursanti Anwar, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIP. 198402102006042002

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................. i


Visi, Misi, dan Tujuan Prodi DIII Keperawatan ........................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................................. iii
Sekapur Sirih .................................................................................................................... iv
Daftar Isi ............................................................................................................................ v

P R AK TIK U M TI ND A KA N R EL AKSA SI , RES TR AI N


D A N IS OLA SI
A. PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1. Deskripsi Singkat .................................................................................................... 1 2.
Relevansi ................................................................................................................ 1 3.
Capaian Pembelajaran Program .............................................................................. 1 4.
Petunjuk Belajar ..................................................................................................... 2
B. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN ...................................................... 2
C. PROSEDUR TINDAKAN ........................................................................................... 2

v
Mo d u l P r a k t i k u m M a t a K u l i a h K e p e r a w a t a n J i w a
P R AK TIK U M
T IN D AK A N REL AKS AS I, R EST RA IN D AN IS OL ASI 🕣

240 Menit

A . P E ND AHL U A N

1. Deskripsi Singkat

Modul ini menekankan pada penguasaan pelaksanaan terapi relaksasi, restrain dan juga
isolasi pada klien dengan masalah psikososial dan gangguan kesehatan jiwa. Modul ini
terdari dari praktikum relaksasi napas dalam, imajinasi terbimbing, relaksasi otot
progresif, restrain dan Tindakan isolasi. Modul ini juga dilengkapi dengan ceklist
penilaian yang dapat digunakan mahasiswa dan dosen untuk mengukur capaian
pembelajarannya. Metode pembelajaran yang digunakan adalah demonstrasi dan
redemonstrasi.

2. Relevansi

Modul ini memiliki relevansi dengan capaian pembelajaran lulusan yaitu melalui capaian
pembelajaran mata kuliah Keperawatan Jiwa dan akan berkontribusi dalam menyiapkan
mahasiswa mengikuti pembelajaran klinik pada mata kuliah praktik klinik keperawatan
jiwa.

3. Capaian Pembelajaran Program

a. Menguasai teknik, prinsip, dan prosedur pelaksanaan asuhan/praktek keperawatan yang


dilakukan secara mandiri atau berkelompok (CP.P-7)
b. Mampu memberikan askep kepada individu, keluarga, dan kelompok baik sehat, sakit, dan
kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio, psiko, sosial kultural, dan spiritual yang
menjamin keselamatan klien (patient safety), sesuai standar askep dan berdasarkan
perencanaan keperawatan yang telah tersedia (CP.KK-1)
c. Mampu memilih dan menggunakan peralatan dan memberikan askep sesuai dengan standar
asuhan keperawatan (CP.KK-4)
d. Mampu mengumpulkan data, menganalisa dan merumuskan masalah, merencanakan,
mendokumentasikan dan menyajikan informasi asuhan keperawatan (CP.KK 5)

1
Mo d u l P r a k t i k u m M a t a K u l i a h K e p e r a w a t a n J i w a
4. Petunjuk Belajar

Untuk menyelesaikan capaian pembelajaran modul ini, mahasiswa hendaknya telah


memahami capaian pembelajaran yang telah diselesaikan melalui mata kuliah
Komunikasi. Selanjutnya mahasiswa dapat menggunakan strategi belajar sebagai
berikut:
a. Bacalah dan pahami capaian pembelajaran yang harus diselesaikan;
b. Bacalah uraian materi dari kegiatan praktikum
c. Bacalah referensi yang relevan dengan kegiatan praktikum

d. Buatlah catatan dan pergunakan kesempatan untuk mendiskusikan dengan dosen


dan mahasiswa lainnya pada waktu yang tersedia;

B. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Setelah menyelesaikan modul ini, diharapkan mahasiswa mampu:

1. Melaksanakan terapi relaksasi napas dalam

2. Melaksanakan terapi imanijasi terbimbing

3. Melaksanakan terapi relaksasi otot progresif

4. Melaksanakan tindakan restrain

5. Melaksanakan Tindakan isolasi

C . P R OSE DU R TI N DA K AN RELAKSASI NAPAS DALAM

1. Pengertian

Relaksasi napas dalam adalah pernapasan abdomen dengan frekuensi lambat atau
perlahan, berirama, dan nyaman yang dilakukan dengan memejamkan mata yang efektif
untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronis.Latihan pernafasan
dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi
jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot.

2. Tujuan

a. Mengurangi stress

b. Menurunkan rasa nyeri

c. Menurunkan kecemasan

2
Mo d u l P r a k t i k u m M a t a K u l i a h K e p e r a w a t a n J i w a
3. Indikasi dan Kontra indikasi

a. Indikasi

Pada klien yang menunjukkan tanda dan gejala stres seperti otot tegang, nyeri, dan
kecemasan.
b. Kontra Indikasi

1) Klien dengan cedera leher atau kepala

2) Klien dengan gangguan muskuloskeletal seperti, cedera kepala dan leher, cedera
tulang belakang, fraktur atau osteoporosis vertebra.
3) Klien dengan gangguan pada sistem pernapasan seperti empiema, fistula
bronkopleura, flail chest, asma akut, tuberkulosis paru.
4) Klien dengan gangguan kardiovaskuler seperti hipertensi yang tidak terkontrol,
baru saja mengalami serangan jantung, perdarahan dengan hemodinamik yang
tidak stabil

3
Mo d u l P r a k t i k u m M a t a K u l i a h K e p e r a w a t a n J i w a
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
RELAKSASI NAPAS DALAM
Nama Mahasiswa : _________________________________________________________
NIM : _________________________________________________________
Semester/Kelas : _________________________________________________________
N KEGIATAN PENILAIA KETERANG
O N AN

YA TIDA
K

A Tahap Pra Interaksi

1 Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan diri


sendiri.

2 Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri perawat


sendiri.

3 Mengumpulkan data tentang pasien

4 Merencanakan pertemuan pertama dengan klien.

5 Meyiapkan alat: (a) Tempat tidur/kursi malas yang


nyaman, (b) Alat tulis

B Tahap Orientasi

6 Memberikan salam, menanyakan nama klien, dan


memperkenalkan diri

7 Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien


atau keluarga

8 Menanyakan kesiapan klien

C Tahap Kerja

9 Menjaga privasi klien

1 Mencuci tangan dengan prinsip 6 langkah benar


0

1 Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik


1

1 Meminta klien untuk meletakkan satu tangan di dada


2 dan satu tangan di perut

1 Meminta klien untuk menarik napas pelan-pelan dan


3 dalam melalui hidung masuk ke dalam perut,
usahakan perut mengembang (pernapasan perut)

1 Meminta klien menghembuskan napas secara perlahan


4 melalui mulut

1 Meminta klien merilekskan mulut, hidung, dan


5 rahang selama ekspirasi

1 Meminta klien mengulangi menarik napas dan


6 menghembuskan napas seperti yang telah diajarkan
selama lima sampai sepuluh menit

D Tahap Terminasi

1 Evaluasi respon klien terhadap tindakan yang telah


7 dilakukan

1 Rencana tindak lanjut


8

1 Kontrak waktu
9

2 Dokumentasi
0

TOTAL

Keterangan: 69 (2.77)
*) : harus dilakukan (critical point) Ya : dilakukan Ternate, _______________20__ Instruktur/Penguji
dengan benar

Tidak : dilakukan tidak tepat atau tidak dilakukan


_______________________

Batas lulus =

4
Mo d u l P r a k t i k u m M a t a K u l i a h K e p e r a w a t a n J i w a
RELAKSASI OTOT PROGRESIF

1. Pengertian
Progressive muscle relaxation adalah terapi relaksasi dengan gerakan mengencangkan
dan melemaskan otot–otot pada satu bagian tubuh pada satu waktu untuk memberikan
perasaan relaksasi secara fisik. Gerakan mengencangkan dan melemaskan secara
progresif kelompok otot ini dilakukan secara berturut-turut.
Pada latihan relaksasi ini perhatian individu diarahkan untuk membedakan perasaan yang
dialami saat kelompok otot dilemaskan dan dibandingkan ketika otot-otot dalam kondisi
tegang.

2. Tujuan
Tujuan dari teknik ini adalah:
a. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah
tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik.
b. Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.
c. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak
memfokus perhatian seperti relaks.
d. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
e. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.
f. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan,
gagap ringan
g. Membangun emosi positif dari emosi negatif.

3. Indikasi dan Kontra Indikasi


a. Indikasi
1) Klien yang mengalami insomnia.
2) Klien sering stres.
3) Klien yang mengalami kecemasan.
4) Klien yang mengalami depresi.
b. Kontra Indikasi
1) Klien yang mengalami keterbatasan gerak
2) Klien yang menjalani perawatan tirah baring (bed rest)

5
Mo d u l P r a k t i k u m M a t a K u l i a h K e p e r a w a t a n J i w a
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
RELAKSASI OTOT PROGRESIF

Nama Mahasiswa: __________________________________________________________


NIM : __________________________________________________________
Semester/Kelas : __________________________________________________________
N KEGIATAN PENILAIA KETERAN
O N GAN

YA TIDA
K

A Tahap Pra Interaksi

1 Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan diri


sendiri.

2 Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri perawat


sendiri.

3 Mengumpulkan data tentang pasien

4 Merencanakan pertemuan pertama dengan klien.

5 Meyiapkan alat: Tempat tidur/kursi malas yang nyaman

B Tahap Orientasi

6 Memberikan salam, menanyakan nama klien, dan


memperkenalkan diri

7 Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau


keluarga

8 Menanyakan kesiapan klien

C Tahap Kerja

9 Menjaga privasi klien

1 Mencuci tangan dengan prinsip 6 langkah benar


0

1 Atur posisi pasien agar rileks yaitu berbaring dengan


1 mata tertutup menggunakan bantal dibawah kepala
dan lutut atau duduk di kursi dengan kepala
ditopang, hindari posisi berdiri

1 Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam,


2 sepatu

1 Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang, atau hal lain


3 yang sifatnya mengikat ketat

1 Jelaskan kepada klien bahwa perawat akan meminta


4 klien untuk menegangkan beberapa otot tertentu
kemudian memintanya untuk merelaksasikannya.
1 Melatih otot-otot wajah:
5 a. Kerutkan dahi dan alis sampai otot terasa tegang
dan kulitnya keriput
b. Tutup mata rapat hingga otot di sekitar mata terasa
tegang c. Katupkan rahang diikuti dengan menggigit
gigi sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot
rahang
d. Monyongkan bibir sekuatnya sehingga terasa otot
di sekitar bibir menegang

1 Melatih otot-otot leher bagian depan dan belakang:


6 a. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi
sedemikian rupa sehingga dapat merasakan
ketegangan dibagian belakang leher dan punggung
atas.
b. Fleksikan leher hingga dagu membenam di dada
sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher
bagian muka

1 Melatih otot bahu:


7 Mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya
sehingga seolah akan menyentuh telinga, fokuskan
tegangan pada leher dan bahu

1 Melatih otot tangan


8 a. Genggam tangan sambil membuat suatu kepalan.
b. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan
sensasi ketegangan yang terjadi.

c. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk


merasakan relaks selama 10 detik.
d. Gerakan pada tangan ini dilakukan dua kali sehingga
klien dapat membedakan perbedaan antara
ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami
e. Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan
tangan sehingga

6
Mo d u l P r a k t i k u m M a t a K u l i a h K e p e r a w a t a n J i w a
otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah
menegang, jari jari menghadap ke langit-langit.
Gerakan melatih otot tangan bagian depan dan
belakang

1 Melatih otot biseps:


9 Genggam kedua tangan hingga membentuk kepalan,
kemudian bawa kedua kepalan ke pundak sehingga
otot biseps akan menjadi tegang

2 Melatih otot punggung:


0 a. Angkat tubuh dari sandaran kursi.
b. Punggung dilengkungkan.
c. Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10
detik, kemudian relaks.
d. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil
membiarkan otot menjadi lemas.

2 Melatih otot dada:


1 a. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru
dengan udara sebanyak-banyaknya.
b. Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan
ketegangan di bagian dada sampai turun ke perut,
kemudian dilepas.
c. Saat ketegangan dilepas, lakukan napas normal
dengan lega. d. Ulangi sekali lagi sehingga dapat
dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan
relaks.

2 Melatih otot perut:


2 a. Tarik dengan kuat perut kedalam.
b. Tahan sampai menjadi kencang dank eras selama 10
detik, lalu dilepaskan bebas.
c. Ulangi kembali seperti gerakan awal perut ini.

2 Melatih otot kaki:


3 a. Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa
tegang. b. Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian
rupa sehingga ketegangan pindah ke otot betis.
c. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
d. Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

D Tahap Terminasi

1 Evaluasi respon klien terhadap tindakan yang telah


7 dilakukan

1 Rencana tindak lanjut


8

1 Kontrak waktu
9

2 Dokumentasi
0

TOTAL

Keterangan: 69 (2.77)
*) : harus dilakukan Ternate, _______________20__ Instruktur/Penguji
Ya : dilakukan dengan benar
Tidak : dilakukan tidak tepat atau tidak dilakukan
_______________________
Batas lulus =

7
Mo d u l P r a k t i k u m M a t a K u l i a h K e p e r a w a t a n J i w a

GUIDED IMAGERY/IMAGINASI TERBIMBING

1. Pengertian
Guided Imagery merupakan suatu teknik pikiran-tubuh tradisional yang juga dianggap
sebagai suatu bentuk hipnosis. Visualisasi dan guided imagery menawarkan sarana untuk
mengarahkan konsentrasi seseorang pada gambaran yang ada di pikirannya. Terapi ini
memanfaatkan hubungan antara bagian visual otak dengan sistem saraf involunter.
Ketika bagian otak ini (korteks visual di bagian belakang kepala) diaktifkan, tanpa
menerima input langsung dari mata, hal ini dapat memengaruhi status fisik dan
emosional. Sehingga dapat membantu mendapatkan perubahan fisiologis di tubuh,
termasuk tujuan terapeutik.
Guided Imagery merupakan teknik relaksasi yang nyaman dan mudah yang dapat
dengan cepat membantu manajemen stres dan menurunkan ketegangan pada tubuh.

2. Tujuan

Untuk menurunkan gejala gangguan kesehatan akibat stres seperti:

a) tekanan darah tinggi


b) nyeri yang berhubungan dengan ketegangan otot
c) insomnia
d) ansietas atau depresi.

3. Indikasi dan Kontra Indikasi

a. Indikasi

Pada klien yang menunjukkan tanda dan gejala stres seperti tekanan darah tinggi, otot
tegang, insomnia, dan ansietas atau depresi
b. Kontraindikasi

Klien dengan kondisi di bawah ini tidak disarankan untuk menjalani terapi kecuali
dengan pengawasan ahli:
1) Klien yang mengalami disosiasi

2) Klien yang memiliki riwayat kekerasan pada masa kanak-kanak/trauma

3) Klien yang memiliki pengalaman psikosis

8
Mo d u l P r a k t i k u m M a t a K u l i a h K e p e r a w a t a n J i w a
\

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


GUIDED IMAGERY/IMAGINASI TERBIMBING

Nama Mahasiswa: __________________________________________________________


NIM : __________________________________________________________
Semester/Kelas : __________________________________________________________
N PENILAIAN KETERANGAN
O KEGIATAN
YA TIDAK

A Tahap Pra Interaksi

1 Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan diri sendiri.

2 Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri perawat sendiri.

3 Mengumpulkan data tentang pasien

4 Merencanakan pertemuan pertama dengan klien.

5 Meyiapkan alat: (a) Tempat tidur/kursi malas yang nyaman, (b)


alat pemutar musik, (c) Alat tulis

B Tahap Orientasi

6 Memberikan salam, menanyakan nama klien, dan


memperkenalkan diri

7 Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau


keluarga

8 Menanyakan kesiapan klien

C Tahap Kerja

9 Menjaga privasi klien

10 Mencuci tangan dengan prinsip 6 langkah benar

11 Dimulai dengan proses relaksasi pada umumnya yaitu meminta


kepada klien untuk perlahan-lahan menutup matanya dan fokus
pada nafas mereka

12 Klien didorong untuk relaks, mengosongkan pikiran dan


memenuhi pikiran dengan bayangan yang membuat damai dan
tenang

13 Klien dibawa menuju tempat spesial dalam imajinasi mereka


(misal: sebuah pantai tropis, air terjun, lereng pegunungan, dll),
mereka dapat merasa aman dan bebas dari segala gangguan
(interupsi). (Bila keadaan klien memungkinkan)

14 Pendegaran difokuskan pada semua detail dari pemandangan


tersebut, pada apa yang terlihat, terdengar dan tercium dimana
mereka berada di tempat special tersebut (Bila keadaan klien
memungkinkan)

15 Dalam melakukan teknik ini,dapat juga digunakan uadiotape


dengan musik yang lembut atau suara-suara alam sebagai
background, waktu yang digunakan 10-20 menit

D Tahap Terminasi

16 Evaluasi respon klien terhadap tindakan yang telah dilakukan

17 Rencana tindak lanjut

18 Kontrak waktu

19 Dokumentasi

TOTAL

Keterangan: Batas lulus = 69 (2.77)


*) : harus dilakukan (critical point) Ya : dilakukan dengan benar Ternate, _______________20__ Instruktur/Penguji
Tidak : dilakukan tidak tepat atau tidak dilakukan

___________

9
Mo d u l P r a k t i k u m M a t a K u l i a h K e p e r a w a t a n J i w a

PROSEDUR RESTRAIN

1. Pengertian
Restrain adalah semua metode fisik atau mekanik untuk membatasi pasien dalam
kebebasan bergerak, aktivitas fisik, atau akses normal pada badannya sendiri. Restrain
fisik adalah restrain dengan metode manual atau alat bantu mekanik atas alat-alat yang
dipasang pada tubuh klien sehingga klien tidak dapat bergerak
dengan mudah atau terbatas gerakannya. Restrain kimia adalah pembatasan gerak
dengan bantuan zat kimia berupa neuroleptic, anxiolytic, sedatif, dan psikotropika yang
digunakan untuk mengontrol tingkah laku yang merusak.
Jenis Restrain Mekanik:

a. Kamisol (baju pengekang)

b. Restrain dengan manset pergelangan tangan

c. Restrain dengan manset pergelangan kaki

d. Kain pengikat

2. Tujuan

Tujuan dari tindakan ini adalah untuk melindungi klien agar klien tidak mencederai
diri sendiri dan orang lain.

3. Indikasi dan Kontraindikasi

a. Indikasi

1) Perilaku kekerasan yang membahayakan klien dan orang lain


2) Perilaku agitasi yang tidak dapat dikendalikan dengan pengobatan
3) Ancaman terhadap integritas fisik berhubungan dengan penolakan pasien untuk
beristirahat atau makan dan minum
4) Permintaan pasien untuk pengendalian perilaku eksternal yang dilakukan karena
telah dikaji dan berindikasi terapeutik
b. Kontra Indikasi
1) Klien kompeten dan menolak tindakan
2) Klien tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain
3) Masih ada alternatif tindakan atau terapi lain yang bisa digunakan untuk mengatasi
masalah klien.

10
Mo d u l P r a k t i k u m M a t a K u l i a h K e p e r a w a t a n J i w a

4. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan


a. Restrain tidak boleh digunakan pada saat melakukan transfer klien tanpa adanya
penggunaan obat/zat penenang yang menjamin klien tidak akan membahayakan diri
sendiri dan orang lain.
b. Jika restrain dilakukan untuk membantu pemberian obat, pemasangan alat hanya boleh
dilakukan pada periode yang pendek, tergantung dari kondisi kebijakan pengguna di
pelayanan kesehatan jiwa.
c. Ketika klien direstrain, klien harus diobservasi paling tidak setiap 30 menit dan setiap
hasil observasi harus didokumentasikan pada catatan kesehatan klien.
d. Ketika perawat melakukan restrain pada klien:
1) Berkas resgister harus ditanda tangangi dan dilengkapi oleh praktisi medis yang
berkaitan;
2) Bentuk alat yang digunakan untuk restrain, periode pengikatan, waktu pelaksanaan
observasi, tujuan pelaksanaan tindakan restrain harus dicatat
3) Kepala bagian perawatan harus menerima laporan harian yang mengindikasikan
insiden yang mungkin terjadi akibat dilakukannya restrain
e. Restrain fisik tidak boleh dilakukan pada klien sebagai suatu hukuman.
f. Selalu jadikan restrain sebagai pilhan terakhir dari pilihan tindakan dan perawatan yang
ada.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


RESTRAIN FISIK
Nama Mahasiswa: __________________________________________________________
NIM : __________________________________________________________
Semester/Kelas : __________________________________________________________
NO KEGIATAN PENILAIAN KETERANGAN

YA TIDAK

A Tahap Pra Interaksi

1 Mengecek catatan keperawatan

2 Mencuci tangan

3 Meyiapkan alat dan bahan: alat restrain, spigmomanometer,


stetoskop, selimut, obat-obatan sedatif

B Tahap Orientasi dan Tahap Kerja

6 Mejatuhkan klien dengan cara yang aman

7 Memosisikan klien dalam posisi anatomis dengan salah satu


tangan terangkat ke atas

8 Melakukan pengikatan pada tangan dominan

9 Melakukan pengikatan pada tangan non dominan

10 Melakukan pengikatan pada ekstremitas bawah dominan

11 Melakukan pengikatan pada ekstremitas bawah non dominan

12 Mengecek ikatan

13 Mengukur tanda-tanda vital

14 Mengecek kapileri refill

15 Menyapa pasien dan memperkenalkan diri

16 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

17 Memberikan obat anticemas jika perlu

18 Melakukan pengecekan kondisi klien setiap 15 menit

C Tahap Terminasi

19 Evaluasi respon klien terhadap tindakan yang telah dilakukan

20 Rencana tindak lanjut

21 Kontrak waktu

22 Dokumentasi

TOTAL

Keterangan: Ternate, _______________20__ Instruktur/Penguji


Ya : dilakukan dengan benar
Tidak : dilakukan tidak tepat atau tidak dilakukan

Batas lulus = 69 _______________________


(2.77)

PROSEDUR TINDAKAN ISOLASI/SEKLUSI


1. Definisi
Seklusi adalah suatu tindakan dimana seseorang tidak diberikan kebebasan dan dikurung selama pagi,
siang dan malam di sebuah ruangan yang tidak ada jalan keluarnya atau ruangan tertutup. Restrain dan
seklusi adalah tindakan untuk mengendalikan pasien yang dilakukan oleh profesional,
2. Indikasi
perilaku kekerasan yang membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan
3. Kontraindikasi
1) Risiko tinggi bunuh diri
2) Gangguan sosial
3) Observasi masalah medis
4) Sebagai hukuman
4. Tugas Praktikum
1) Telusuri jurnal penelitian yang berkaitan dengan seklusi/isolasi minimal tiga jurnal
2) Baca jurnalnya dan buatlah rangkuman dari hasil peneitian yang ada
3) Diskusikan dengan teman kelompok dari rangkuman yang telah dibuat
4) Catat hasil diskusi dan buat dalam bentuk laporan

5) Laporan hasil diskusi diketik dan dikumpulkan sehari setelah praktikum TES FORMATIF
13
Mo d u l P r a k t i k u m M a t a K u l i a h K e p e r a w a t a n J i w a

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, L. M. (2011). Keperawatan jiwa: Aplikasi praktik klinik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Maramis, W. F. (2005). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press:


Surabaya

Prabu, P. K., & Subhash, J. (2015). Guided Imagery Theraphy. IOSR Journal of Nursing
and Health Science (IOSR-JNHS), 4, 56-58.

Stuart, G. W. (2013). Buku saku keperawatan jiwa (5 ed.). Jakarta: ECG.

Stuart, G.W. dan Laraia, M.T. (2001). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. (Ed
ke-7). St. Louis: Mosby, Inc.

Stuart and Sundeen’s. (2004). Mental Health Nursing Principle and Practice.Mosby:
Eidenburgh.

Videbeck, S. L. (2015). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.

Yosep, I. (2010). Keperawatan jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai