DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “ The Body of knowledge of Physics” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika
SMA. Makalah ini juga disusun untuk menambah wawasan bagi pembaca. Kami
ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Telaah Kurikulum Fisika SMA
atas bimbingan penulisan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu
kami mohon maaf jika ada kesalahan penulisan kata atau kalimat dalam makalah
ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Hakikat Fisika 3
B. Pembelajaran Fisika 4
C. Perangkat Pembelajaran Fisika 6
D. Kajian Dalam Fisika 8
E. Peralatan Berbasis Fisika 9
BAB III PENUTUP 14
A. Kesimpulan 14
DAFTAR PUSTAKA 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika dikenal sebagai salah satu ilmu yang menelaah tentang peristiwa dan
juga perubahannya. Para ilmuwan fisika mengamati karakteristik dan sifat dari
suatu materi dalam bidang yang sangat beragam. Banyak ilmu-ilmu lain seperti
biologi, kimia yang mematuhi teori fisika, sehingga fisika kerap disebut sebagai
ilmu yang paling mendasar. Ilmu lain seperti matematika juga memiliki hubungan
dengan fisika, dimana dalam fisika beberapa teori dinyatakan dalam rumus
matematis, tetapi biasanya menggunakan matematis yang rumit dari matematika
pada umumnya (Purwanto & Azam, 2016). Meningkatkan pemahaman siswa
terhadap keilmuan fisika dan keterampilan berkarya merupakan salah satu tujuan
pembelajaran fisika sehingga menghasilkan suatu produk yang mencerminkan
hasil potensi milik siswa. Untuk membuat pembelajaran fisika bermakna, dapat
dibuka dengan pertanyaan yang menantang kepada siswa tentang suatu
peristiwa, dilanjutkan dengan menugaskan siswa untuk memecahkan masalah,
memusatkan pada cara penyelesaian masalah, dan bukan hanya penyampaian
pengetahuan secara hafalan.
Dalam hakikatnya, fisika dibagi menjadi 3 fungsi yaitu (1) physics as a way of
investigating dimana fisika dalam menyusun pengetahuan-pengetahuan
menggunakan beberapa pendekatan-pendekatan. Dalam hal ini pembelajaran
sebagai proses ndiharapkan dapat mengembangkan keterampilan sains siswa. (2)
physics as way of thinking dimana pembelajaran fisika melibatkan kegiatan
kegiatan yang kreatif. Kegiatan tersebut meliputi pengamatan, pengukuran, dan
penyelidikan atau percobaan, sehingga dapat melatih sikap-sikap ilmiah pafa
siswa. (3) physics as a body of knowledge dimana para fisika akan menemukan
suatu produk. Salah satu contoh produk model atau teknologi yang didasari dari
ilmu fisika adalah televisi. Sehingga dari paparan tersebut, fisika memiliki kaitan
yang erat dalam perkembangan dan kemajuan negara.
Hasil belajar fisika siswa di Indonesia semakin rendah. Penyebab hasil belajar
fisika siswa rendah disebabkan ketika proses pembelajaran berlangsung belum
melibatkan keaktifan siswa di dalam kelas, kurang memadainya pemahaman
siswa dan paradigma pembelajaran tidak berjalan sesuai rencana yang
seharusnya diharapkan oleh guru maupun pemerintah. untuk memenuhi
kebutuhan siswa dalam hidup di masa persaingan bebas dengan bangsa asing,
maka harus dilakukan upaya perbaikan mutu pembelajaran di kelas. Persaingan
bebas terus terjadi dan tidak dapat dihindari, tetapi masyarakat Indonesia masih
1
mengandalkan kerja keras yang tidak dibarengi dengan inovasi, sedangkan
bangsa asing telah melakukan inovasi untuk menjual produk Indonesia dengan
harga yang berlipat ganda. Untuk dapat mengatasi permasalahan ini, diharapkan
kesediaan guru untuk mau dan mampu membimbing generasi penerus bangsa,
agar tidak tertinggal dengan negara yang sudah maju dan berkembang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat fisika?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu hakikat fisika
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tubuh pengetahuan program studi fisika terdiri dari 19 (sembilan belas) bahan
kajian yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa bahan kajian, yaitu: Deskripsi
keadaan dan interaksi, Kajian fisika, dan Peralatan berbasis Fisika.
1. Hakikat Fisika
Collette dan Chiappetta (1994: 30) menyatakan bahwa “sains pada hakikatnya
merupakan sebuah kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), cara atau
jalan berpikir (a way of thinking), dan cara untuk penyelidikan (a way of
investigating)”. Menurut Collette dan Chiappetta hakikat IPA atau sains
dipandang sebagai ilmu yang komprehensif.
Fisika adalah bagian dari sains. Sains berasal dari kata scientia yang berarti
pengetahuan. Membicarakan hakikat fisika sama halnya dengan membicarakan
hakikat sains karena fisika merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sains.
Oleh karena itu, karakteristik fisika pada dasarnya sama dengan karakteristik sains
pada umumnya. Dalam jurnalnya, Supahar (2014) menyatakan bahwa Nature of
Physics atau hakikat fisika terdiri atas (1) physics as a product aspect or a body of
knowledge, (2) physics as an attitude aspect or a way of thinking, and (3) physics
as a process aspect or a way of investigating. Maksud dari pernyataan berikut
yaitu bahwa fisika sebagai produk atau body of knowledge, fisika sebagai sikap
atau a way of thinking, dan fisika sebagai proses atau a way of investigating.
3
menjelaskan dalam bukunya terdapat lima elemen dalam body of knowledge
meliputi fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model.
a. Fakta meliputi apa yang mampu kita lihat dan rasakan dengan panca indera.
Fakta dalam ilmu pengetahuan mendasari konsep, prinsip, dan teori dalam
sains.
b. Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, objek, fenomena dan fakta.
Konsep memiliki sifat-sifat dan atribut-atribut tertentu. Menurut Bruner,
Goodnow, dan Austin dalam Collette & Chiappetta (1994: 40) menyatakan
bahwa konsep memiliki lima elemen utama: (1) nama, (2) definisi, (3) atribut,
(4) nilai, (5) contoh.
c. Prinsip dan Hukum Istilah prinsip dan hukum sering sering digunakan
secara bergantian karena dianggap sebagai sinonim. Prinsip dan hukum
dibentuk oleh fakta atau fakta-fakta dan konsep atau konsep-konsep. Ini
sangat perlu dipahami bahwa, hukum dan prinsip fisika tidaklah mengatur
kejadian alam (fakta), melainkan kejadian alam (fakta) yang dijelaskan
keberadaannya oleh prinsip dan atau hukum.
d. Prinsip dan hukum adalah generalisasi konsep. Prinsip dan hukum dibentuk
berdasarkan fakta dan konsep. Gejala alam tidaklah tunduk pada prinsip
dan hukum, tetapi gejala alam mampu dijelaskan melalui prinsip dan hukum.
e. Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang terembunyi dan tidak bisa
diamati secara langsung. Teori bersifat tentatif sampai sesuatu tersebut tak
terbukti atau direvisi. Tidak semua teori mampu dibuktikan secara
eksperimen meski mampu diakui kebenarannya, sehingga teori memiliki
fungsi berbeda dengan fakta, konsep, dan hukum.
f. Istilah model sering digunakan dalam literatur ilmiah. Model ilmiah adalah
representasi dari sesuatu yang kita tidak bisa melihat. Secara umum model
adalah simpulan dari ide abstrak, hipotesis, dan teori.
2. Pembelajaran Fisika
Belajar adalah suatu proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat
melalui berbagai pengalaman. Dalam belajar siswa tidak berinteraksi dengan guru
sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber
belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Nana
Sudjana, 2005: 28). Sedangkan menurut Gagne (Ratna, 2011: 2) belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya
4
sebagai akibat pengalaman. Sehingga belajar dapat diartikan sebagai
pengalaman proses dimana siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar guna
mencapai tujuan untuk membentuk siswa ke arah yang lebih baik.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek,
yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar
berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi
pembelajaran (Jihad & Haris, 2008: 11).
3. Perangkat Pembelajaran
5
B. Kajian Fisika
Banyak bidang yang dapat dikaji dalam fisika, misalnya mekanika, gelombang
dan optik, listrik dan magnet, termodinamika, relativitas, dan sebagainya yang
secara umum fisika terbagi menjadi fisika klasik dan fisika modern.
1. Fisika Klasik
Fisika klasik sebenarnya istilah yang baru ditemukan oleh para fisikawan
modern pada awal era tahun 1900-an. Mereka membagi dua fisika menjadi
dua hal yakni seluruh penemuan yang dilakukan sebelum tahun 1900-an
dikenal dengan nama fisika klasik. Cakupan dalam fisika klasik meliputi
seluruh hukum, konsep, teori dan percobaan yang dilakukan pada bidang
mekanika klasik, termodinamika, optik dan gelombang elektromagnetik.
Hasil hasil temuan di era klasik, sangat dipengaruhi oleh Newton yang
berhasil menemukan prinsip mekanika klasik yang secara sistematis
mampu digunakan untuk menurunkan seluruh persamaan yang berkaitan
dengan gerak baik materi maupun gelombang. Proses matematis Newton
menjadi prinsip dasar penggunaan Calculus dalam bidang Fisika.
2. Fisika Modern
Teori tersebut justru menghasilkan angka yang luar biasa besar ketika
digunakan untuk menghitung energi radiasi dari sinar-sinar dengan panjang
gelombang pendek, dan jika hasil perhitungan ini benar, maka seharusnya
6
sebuah tidak akan mampu bertahan dengan ketika terpapar sinar ungu,
fenomena ini selanjutnya di kenal dengan nama “Bencana Ultraviolet”
hanya saja pada kenyataannya, kita mampu bertahan. Perbedaan ini
selanjutnya membuat orang-orang kembali mengkaji pendapat Plank yang
dianggap aneh pada saat itu.
Dalam kajian fisika modern, adalah dua hal yang paling berpengaruh
merubah arah pengembangan teori-teori fisika yakni teori relativitas dan
mekanika kuantum. Teori Relativitas yang dikembangkan oleh Einstein tidak
hanya berhasil menjelaskan mengenai benda-benda yang bergerak
mendekati kecepatan cahaya tapi juga berhasil memberikan gambaran
baru mengenai konsep dari ruang, waktu dan energi. Einstein juga berhasil
menjelaskan mengenai batasan alami mengenai benda bergerak adalah
cahaya dengan konsekuensi perubahan massa dan energi untuk membuat
fenomena tetap tidak melanggar hukum kekekalan energi. Teori berhasil
menggusur prinsip Steady State dari ruang angkasa dan memberikan
inspirasi Stephen Hawking untuk menjelaskan asal-usul dari seluruh yang
ada di jagat raya.
7
b. Teknologi digital imaging yang dapat membantu penelitian dalam bidang
kesehatan seperti pada CT Scan, micro fiber optik dan sejenisnya.
Dampak dari penemuan yang dilakukan dalam bidang fisika ternyata mampu merubah
tatanan kehidupan baik dalam pandangan sains dan juga sosial. Dimana teknologi hasil
rekayasa hukum fisika mampu mendekatkan yang jauh, menyelamatkan lebih banyak
nyawa dalam bidang kedokteran dan membuat pasien operasi kecil dapat segera
berkumpul dengan keluarga dalam waktu yang lebih cepat dengan teknologi pisau bedah
konvensional.
Telah dilakukan rancang bangun alat peraga fisika pada kasus gerak jatuh bebas
berbasis Arduino. Alat peraga yang telah dikembangkan bertujuan untuk
memvisualisasikan fenomena gerak jatuh bebas dan mengukur percepatan gravitasi bumi
dan membuktikan konsep-onsep gerak jatuh bebas. Rancang bangun alat peraga
menggunakan komponen elektronik seperti Arduino, sensor inframerah, sensor ultrasonik,
push button, LCD, relay, dan LED sebagai komponen utama perangkat keras (hardware).
Perangkat lunak (software) yang digunakan dalam mengembangkan alat peraga ini
memanfaatkan compiler IDE Arduino berbasis bahasa C#. Besaran fisis yang diukur
menggunakan alat peraga yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah ketinggian
benda dan waktu tempuh benda. Hasil pengujian kinerja alat peraga yang dikembangkan
menunjukkan bahwa alat peraga mampu memvisualisasikan fenomena gerak jatuh bebas,
mengukur percepatan gravitasi bumi dengan nilai rata-rata sebesar 10,2 m/s2, dan
membuktikan konsep-konsep dalam gerak jatuh bebas.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fisika sebagai produk yaitu body of knowledge. “the body of knowledge
produced from the scientific disciplines represents the creative product of human
invention that have occued over the centuries” (Collette % Chiappetta, 1994: 39).
Hal tersebut menjelaskan bahwa body of knowledge merupakan hasil disiplin ilmu
yang merupakan produk kreatif dari penemuan manusia. Collette dan Chiappetta
menjelaskan dalam bukunya terdapat lima elemen dalam body of knowledge
meliputi fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model.
Banyak bidang yang dapat dikaji dalam fisika, misalnya mekanika, gelombang
dan optik, listrik dan magnet, termodinamika, relativitas, dan sebagainya yang
secara umum fisika terbagi menjadi fisika klasik dan fisika modern.
9
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Ahmad. 2017. Pengertian dan Pengantar Kajian Ilmu Fisika. Online.
http://https://ahmaddahlan.net/pengertian-dan-pengantar-kajian-ilmu-fisika/.
(Diakses pada 14 April 2023)
Kause, Migdes C. 2020. Rancang Bangun Alat Peraga Fisika Berbasis Arduino
(Studi Kasus Gerak Jatuh Bebas). Online. http://https://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/cyclotron/article/view/2511. (Diakses pada 14 April 2023)
Kevin, Febryan. 2021. Pengertian Hakikat Ilmu Fisika: Pengetahuan, Sikap, dan
Proses. Online. http://https://kids.grid.id/read/472838987/pengertian-hakikat-
ilmu-fisika-pengetahuan-sikap-dan-
proses?page=all#:~:text=Fisika%20sebagai%20pengetahuan%20(a%20body,diku
mpulkan%20menjadi%20suatu%20ilmu%20pengetahuan. (Diakses pada 14 April
2023)
Wicaksono, A., dan Rifai, I., 2013. Pembuatan Alat Peraga Pendidikan Fisika Sub
Materi Gerak Jatuh Bebas Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Seminar Nasional
Teknologi Terapan. Yogyakarta, Indonesia. Hal. 440-447.
10