Anda di halaman 1dari 13

FISIKA KELAS 10 (K-13) MODUL 1

HAKIKAT FISIKA DAN


PROSEDUR ILMIAH
Tresna Galih Sukma Suryana, S.Pd.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan.


1. Menjelaskan pengertian fisika.
2. Membedakan hakikat fisika sebagai produk, fisika sebagai proses, dan fisika sebagai sikap.
3. Mendeskripsikan tujuan khusus pembelajaran fisika.
4. Menganalisis kajian dan ruang lingkup fisika.
5. Mengaitkan hubungan ilmu fisika dengan ilmu pengetahuan lain
6. Mengurutkan metode langkah-langkah ilmiah
7. Menjelaskan aturan di laboratorium
8. Menganalisis jenis kecelakaan di laboratorium
9. Menjelaskan keselamatan kerja di laboratorium

A. Pengertian dan Hakikat Ilmu Fisika


1. Pengertian Fisika
Fisika adalah cabang IPA yang mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi
dalam lingkup ruang dan waktu. Fisika sering disebut sebagai ilmu yang paling dasar karena
dalam ilmu pengetahuan alam lainnya (biologi dan kimia) banyak mematuhi hukum-hukum
fisika. Fisika juga berkaitan erat dengan matematika. Teori fisika banyak dinyatakan dalam
notasi matematika dan persamaan matematika yang digunakan biasanya lebih rumit daripada
dalam bidang ilmu pengetahuan alam lainnya.
Pada tingkat SMA/MA, fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran
tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama, pengajaran fisika dimaksudkan sebagai
wahana menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Kedua, fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus, yaitu
membekali siswa dengan pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan yang
disyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ketiga, fisika perlu
diajarkan agar siswa mampu mengembangkan ilmu dan teknologi.

1
Oleh karena fisika merupakan cabang IPA, maka hakikat fisika dapat disamakan dengan
hakikat IPA. Menurut para ilmuwan, hakikat fisika dibagi menjadi tiga, yaitu:
• Sebuah kumpulan pengetahuan (a body of knowledge) yang selanjutnya disebut fisika
sebagai produk,
• Cara untuk penyelidikan (a way of investigating) yang selanjutnya disebut fisika sebagai
proses.
• Cara atau jalan berpikir (a way of thinking) yang selanjutnya disebut fisika sebagai sikap.

2. Hakikat Ilmu Fisika


Hakikat Ilmu Fisika adalah sebuah kumpulan pengetahuan dan jalan berpikir untuk
mengadakan penyelidikan.
a. Fisika Sebagai Produk
Manusia memenuhi kebutuhannya dengan menjalin interaksi antara manusia dengan
lingkungan alam. Interaksi tersebut memberikan pembelajaran kepada manusia sehingga
menemukan pengalaman yang semakin menambah pengetahuan dan kemampuan, serta dapat
mengubah perilakunya. Dalam wacana ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan
penyelidikan yang kreatif dari pada ilmuwan didaftar, dikumpulkan, dan disusun secara
sistematis menjadi sebuah kumpulan pengetahuan. Kumpulan pengetahuan ini kemudian
disebut sebagai produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori, dan model.
b. Fisika Sebagai Proses
Fisika sebagai proses memberikan gambaran mengenai bagaimana para ilmuwan bekerja
dan melakukan penemuan-penemuan. Ini berarti, fisika sebagai proses juga memberikan
gambaran mengenai pendekatan yang digunakan untuk menyusun pengetahuan. Dengan
demikian, dapat diketahui bahwa fisika sebagai proses sangat berkaitan dengan kata-kata kunci:
fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan, dan publikasi.
c. Fisika Sebagai Sikap
Berdasarkan penjelasan hakikat fisika sebagai produk dan sebagai proses, dapat diketahui
bahwa penyusunan pengetahuan fisika diawali dari kegiatan-kegiatan kreatif yang memerlukan
mental dan sikap yang berasal dan pemikiran, seperti: pengamatan, pengukuran, penyelidikan,
dan percobaan. Dengan pemikiran, orang dapat bertindak dan bersikap, sehingga dapat
melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah. Pemikiran-pemikiran para ilmuwan fisika yang
menggambarkan rasa ingin tahu dan rasa penasaran yang besar, diiringi dengan rasa percaya,

2
sikap objektif, jujur, dan terbuka serta mau mendengarkan pendapat orang lain. Inilah yang
kemudian memaknai hakikat fisika sebagai sikap.

B. TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN FISIKA


Kamu telah mengetahui betapa pentingnya fisika untuk dipelajari. Sekarang, saatnya
kamu mengetahui tujuan khusus pembelajaran fisika berikut ini.
1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan
alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memupuk sikap ilmiah yang meliputi sikap jujur, berpikir objektif, terbuka, ulet, kritis,
dan dapat bekerja sama dengan orang lain.
3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan
menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan,
mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengomunikasikan hasil
percobaan secara lisan dan tulisan.
4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif,
yaitu dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika dalam menjelaskan berbagai
peristiwa alam dan menyelesaian masalah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
5. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta memiliki keterampilan mengembangkan
pengetahuan, memiliki sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan
pada jenjang yang lebih tinggi, dan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

C. KAJIAN DAN RUANG LINGKUP FISIKA


Mengapa kamu perlu mempelajari fisika? Fisika menjadi ilmu pengetahuan yang
mendasar, karena berhubungan dengan perilaku dan struktur benda, khususnya benda mati.
Fisika merupakan bidang ilmu yang tertua, karena dimulai dengan pengamatan-pengamatan
dari gerakan benda-benda langit, bagaimana lintasannya, periodenya, usianya, dan lain-lain.
Bidang ilmu ini telah dimulai berabad-abad yang lalu dan berkembang pada zaman Galileo dan
Newton. Galileo merumuskan hukum-hukum mengenai benda yang jatuh, sedangkan Newton
mempelajari gerak pada umumnya, termasuk gerak planet-planet pada sistem tata surya.
Pada zaman modern seperti sekarang ini, ilmu fisika sangat mendukung perkembangan
teknologi, industri, komunikasi, termasuk ilmu rekayasa (engineering), kimia, biologi,
kedokteran, dan lain-lain. Ilmu fisika dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai
fenomena-fenomena yang menarik. Mengapa layang-layang dapat mengudara di angkasa?

3
Bagaimana rem pada kendaraan dapat menahan laju kendaraan saat diinjak? Kapan pelangi
dapat menampakkan keindahan warnanya? Bagaimana siaran/tayangan TV dapat menjangkau
tempat-tempat yang jauh? Mengapa sifat-sifat listrik sangat diperlukan dalam sistem
komunikasi dan industri? Bagaimana peluru kendali dapat diarahkan ke sasaran yang letaknya
sangat jauh bahkan antarbenua? Ini semua dipelajari dalam berbagai bidang ilmu fisika. Secara
garis besar, bidang ilmu fisika terbagi atas dua kelompok, yaitu fisika klasik dan fisika modern.
Fisika klasik meliputi mekanika, listrik magnet, panas, bunyi, optika, dan gelombang.
Sedangkan fisika modern meliputi teori relativitas, radioaktivitas, dan teori kuantum.

D. HUBUNGAN ILMU FISIKA DENGAN ILMU PENGETAHUAN LAIN


Fisika merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam yang menjadi dasar bagi ilmu-ilmu
lain. Fisika mempelajari materi, energi, dan fenomena atau kejadian alam, baik yang bersifat
makroskopis (berukuran besar, seperti gerak bumi mengelilingi matahari) maupun yang
bersifat mikroskopis (berukuran kecil, seperti gerak elektron mengelilingi inti). Fisika juga
menjadi dasar berbagai pengembangan ilmu dan teknologi. Hubungan antara fisika dan disiplin
ilmu lain membentuk disiplin ilmu yang baru, antara lain:
1. Ilmu fisika dengan ilmu astronomi membentuk astrofisika yang mempelajari benda-
benda langit dan interaksinya;
2. Ilmu fisika dengan ilmu biologi membentuk biofisika;
3. Ilmu fisika dengan ilmu kesehatan membentuk fisika medis yang mendukung bidang
kedokteran;
4. Ilmu fisika dengan ilmu bahan membentuk fisika material;
5. Ilmu fisika dengan geologi membentuk geofisika yang mempelajari sifat-sifat bumi;
6. Ilmu fisika dengan ilmu optika membentuk fisika optik yang mempelajari sifat-sifat
cahaya dan interaksinya dengan materi;
7. Ilmu fisika dengan ilmu lingkungan membentuk fisika lingkungan; dan sebagainya.

Ilmu fisika juga menunjang riset murni maupun terapan. Ahli-ahli geologi dalam risetnya
menggunakan metode-metode gravimetri, akustik, listrik, dan mekanika. Ahli-ahli astronomi
memerlukan optik spektografi dan teknik radio. Demikian juga ahli-ahli meteorologi (ilmu
cuaca), oseanologi (ilmu kelautan), dan seismologi yang juga memerlukan ilmu fisika. Bahkan
saat ini telah berkembang ilmu ekonomi fisika.

4
E. Peranan Fisika bagi Kehidupan Manusia
Tentunya kamu telah membaca ulasan kami tentang cabang-cabang fisika. Zaman
modern seperti saat ini, ilmu Fisika sangat mendukung bagi kehidupan manusia.
Ilmu Fisika bermanfaat untuk mendukung perkembangan teknologi, industri, komunikasi, dan
kedokteran. Penerapan fisika dalam kehidupan manusia akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Penerapan Fisika dalam Bidang Kedokteran dan Kesehatan
Beberapa contoh penerapan fisika dalam bidang kedokteran dan kesehatan, antara lain:
a. Penemuan sinar rontgen untuk mendeteksi patah tulang
Sinar X atau sinar rontgen adalah sinar yang merupakan salah satu bentuk radiasi
gelombang elektromagnetik yang memiliki frekuensi 1016 hingga 1020 Hz. Sinar X ditemukan
oleh fisikawan jerman, Wilhem Conrad Rontgen yang sedang melakukan eksperimen dengan
berkas elektron dalam sebuah tabung pengosongan gas. Sinar X bermanfaat dalam
pendeteksian patah tulang.
b. Penemuan sinar laser untuk memecah batu ginjal dalam tubuh
LASER merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of
Radiation. Laser memperkuat cahaya. Laser dapat mengambil berkas cahaya yang lemah dan
membuatnya menjadi berkas yang kuat. Beberapa laser menghasilkan berkas yang sangat kuat
sehingga dapat membakar lubang kecil di dalam selembar besi dalam waktu kurang dari satu
detik. Sinar laser juga dapat digunakan untuk memecah batu ginjal yang bermanfaat dalam
bidang kedokteran.
2. Penerapan Fisika dalam Bidang Pertanian
Ilmu Fisika juga dapat dimanfaatkan dalam bidang pertanian, diantaranya:
a. Penemuan bibit unggul dari proses rekayasa genetika
b. Penemuan peralatan pertanian yang membantu kerja petani, seperti mesin bajak sawah.
3. Penerapan Fisika dalam Bidang Transportasi
Ilmu Fisika juga diterapkan dalam alat transportasi. Penerapan nya antara lain:
a. Penemuan konsep gerakan benda yang berpengaruh terhadap pembuatan mobil atau
motor.
b. Pembuatan kereta maglev menggunakan superkonduktor.
Kereta Maglev (magnetically levitated trains) adalah jenis kereta api yang mengambang
secara magnetik. Sering juga disebut kereta api magnet. Prinsip dari kereta api ini adalah
memanfaatkan gaya magnet untuk mengangkat kereta sehingga mengambang dan tidak
menyentuh rel sehingga gaya gesek dapat dikurangi.

5
4. Penerapan Fisika dalam Bidang Industri
Penerapan ilmu Fisika dalam bidang industri, antara lain:
a. Penemuan berbagai jenis mesin, semisal mesin diesel atau mesin bensin untuk
memudahkan proses produksi.
b. Penggunaan sonar dalam industri kelautan.
Sonar (Sound Navigation and Ranging), merupakan suatu metode penggunaan
gelombang ultrasonik untuk menaksir ukuran, bentuk, dan kedalaman suatu benda. Bunyi
ultrasonik adalah bunyi dengan frekuensi diatas 20.000 Hz. Pada prinsipnya, bunyi
ultrasonik yang dikeluarkan oleh sumber akan dipantulkan kembali oleh benda-benda.
5. Penerapan Fisika dalam Bidang Komunikasi
Penerapan ilmu Fisika dalam bidang komunikasi, antara lain:
a. Gelombang elektromagnet yang dapat digunakan pada telepon genggam.
b. Fiber optik untuk jaringan internet.
Fiber optik atau serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari
kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut. Fiber optik digunakan
untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang
ditransmisikan berasal dari adalah laser atau LED.
6. Penerapan Fisika dalam Bidang Energi
Penerapan ilmu Fisika dalam bidang komunikasi, antara lain:
a. Penggunaan radioaktif sebagai reaktor nuklir.
b. Penggunaan sel surya sebagai energi alternatif.

Demikian beberapa penerapan fisika dalam kehidupan manusia sehingga dapat dikatakan
bahwa ilmu Fisika sangatlah berguna bagi manusia.

F. Metode Ilmiah
Hasil pemikiran ilmuwan tersebut yang diperoleh melalui pengamatan dan penelitian
yang menjadi dasar beberapa eksperimen yang akan dilakukan hingga akhirnya lahir sebuah
hukum Fisika. Proses tersebut dinamakan metode ilmiah.
Pengetahuan dapat disebut Ilmiah harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Obyektif; sesuai dengan obyek bukan persepsi peneliti atau orang lain.
2. Metodik; pengetahuan yang diperoleh melalui cara-cara tertentu secara teratur dan
terkontrol.

6
3. Sistematik; yang tersusun dalam sistem yang saling berkaitan dengan pengetahuan lain
sehingga dapat menjelaskan sesuatu secara menyeluruh.
4. Berlaku Umum; pengetahuan tersebut berlaku untuk semua manusia dan dapat
dibuktikan dengan langkah-langkah yang sama.

Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk


menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan
melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis benar atau lolos diuji berkali kali maka hipotesis
tersebut dapat menjadi teori Ilmiah.
Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran.
a. Unsur-unsur Metode Ilmiah
1. Karakterisasi, pengamatan, dan pengukuran
2. Hipotesis
3. Prediksi
4. Eksperimen
5. Evaluasi dan Pengulangan

b. Kriteria Metode Ilmiah


1. Berdasarkan Fakta
2. Bebas dari Prasangka
3. Menggunakan Prinsip-prinsip analisis
4. Perumusan Masalah
5. Menggunakan Ukuran Obyektif
6. Menggunakan teknik Kuantitatif dan Kualitatif

c. Karakteristik Metode Ilmiah


1. Bersifat Kritis dan Analisis
2. Bersifat Logis
3. Bersifat Obyektif
4. Bersifat Empiris
5. Bersifat Konseptual.

7
d. Langkah-langkah Metode Ilmiah
Adalah suatu prosedur /urutan yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek
ilmiah (science project), yaitu:
1. Observasi Awal
Guna mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan topik tersebut melalui
konsultasi dengan pakar ahli di bidangnya, pengalaman dan berbagai sumber ilmu
pengetahuan, yaitu:
a. Gunakan Referensi
b. Kumpulkan Informasi dari Ahli
c. Lakukan Eksplorasi.

2. Mengidentifikasi Masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan, dengan cara:
a. Batasi permasalahan agar tidak meluas
b. Pilih permasalahan yang penting
c. Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.

3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara dalam suatu proyek ilmiah yang perlu diuji
kebenarannya melalui penelitian ilmiah dengan cara seksama. Perlu dicatat bahwa hipotesis
yang tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.
a. Gunakan pengalaman dan pengamatan
b. Rumuskan Hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen.

4. Melakukan Eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
a. Dalam eksperimen usahakan menggunakan variabel bebas
b. Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan
c. Lakukan eksperimen berkali kali untuk variasi hasil
d. Catat hasil Eksperimen secara lengkap.

5. Menyimpulkan Hasil Eksperimen


Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan
bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dan hipotesis.

8
a. Jangan ubah hipotesis
b. Jangan abaikan hasil eksperimen
c. Berikan alasan yang masuk akal kenapa tidak sesuai
d. Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya.
e. Lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.

G. Keselamatan Kerja di Laboratorium


Laboratorium sebagai tempat untuk melakukan eksperimen dalam kerja ilmiah termasuk salah
satu tempat yang memiliki resiko tinggi menimbulkan kecelakaan. Percobaan dan pengamatan dapat
berjalan lancar apabila memperhatikan keselamatan kerja, baik keselamatan individu maupun bahan
dan alat-alat yang digunakan.
1. Jenis-jenis Bahaya dalam Laboratorium
a. Kebakaran; akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar
b. Ledakan; akibat reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif (oksidator)
c. Keracunan bahan kimia yang berbahaya
d. Iritasi; peradangan pada kulit atau saluran pernafasan dan juga mata
e. Luka pada kulit atau mata akibat pecahan kaca, logam, kayu dan lain-lain.
f. Sengatan Listrik.

2. Usaha Pencegahan Kecelakaan di Laboratorium


Usaha atau tindakan pencegahan kecelakaan di laboratorium yang paling baik adalah
bersikap dan bertindak hati-hati, bekerja dengan baik dan teliti, tidak ceroboh serta mentaati
segala peraturan dan tata tertib yang berlaku.
Usaha pencegahannya sebagai berikut:
a. Penyediaan berbagai alat atau bahan di tempat yang mudah dicapai
1. Ember berisi pasir untuk mencegah kebakaran kecil
2. Alat pemadam kebakaran
3. Kotak PPPK
b. Tidak mengunci pintu waktu laboratorium sedang dipakai
c. Penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar dan berbahaya ditempat yang khusus.
d. Pengadaan latihan-latihan cara menanggulangi kebakaran
e. Penggunaan tegangan listrik yang rendah

9
3. Aturan di Laboratorium
a. Aturan-aturan umum di laboratorium
1. Siswa tidak diperbolehkan masuk tanpa seizin guru
2. Memakai jas praktikum waktu mengadakan kegiatan di laboratorium
3. Baca semua petunjuk untuk melakukan eksperimen
4. Dilarang makan atau minum saat ada kegiatan praktikum
5. Dilarang menyalakan api
6. Selesai kegiatan, kembalikan alat-alat seperti semula
7. Cuci tangan setelah melakukan kegiatan
8. Setelah selesai bersihkan meja kerja dan ruangan laboratorium
9. Cek kembali semua peralatan dan pastikan semua dalam keadaan aman.
b. Aturan-aturan Keselamatan terhadap Listrik
1. Pastikan tangan dan meja kerja dalam keadaan kering
2. Pastikan keadaan listrik telah terputus dari sumber listrik saat melakukan
pengubahan rangkaian listrik

4. Jenis Kecelakaan yang Mungkin Terjadi dan Penanganannya


a. Pencegahan dan penanggulangan kejutan listrik
Kecelakaan yang mungkin terjadi di laboratorium Fisika adalah kebakaran dan adanya
kejutan listrik dan penanggulangannya:
1. Menyediakan pemutus arus yang dekat dengan jangkauan
2. Mengetahui letak kabel yang terhubung dengan sumber tegangan utama saat
berfungsi
3. Mengetahui kesesuaian tegangan yang akan digunakan dengan kemampuan alat
yang akan digunakan
4. Menyediakan saklar penyambung dan pemutus ke stop kontak masing-masing
5. Memastikan semua kabel terhubung sempurna
6. Memberikan petunjuk pada pengguna laboratorium sebelum melakukan kegiatan
yang berkaitan dengan arus listrik
Jika terjadi kejutan listrik, putuskan aliran listrik dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Melakukan hubungan pendek
2. Melepaskan steker dari stopkontak
3. Memutus arus dari saklar yang tersedia

10
4. Menarik bagian tubuh penderita yang terkena dengan isolator

b. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran


Pemicu Kebakaran sering disebut dengan istilah segitiga api antara lain un sur oksigen,
panas, dan bahan bakar, pencegahan nya:
1. Menjauhkan bahan yang mudah terbakar
2. Memastikan selalu tersedia sumber air, selimut api dan pemadam.
3. Bunsen segera dimatikan bila sudah digunakan.
4. Botol yang berisi zat yang mudah terbakar jauhkan dari api
5. Nyala pembakar spirtus jika tak digunakan dipadamkan
6. Sisa fosfor segera dibakar
7. Meninggalkan laboratorium matikan dulu api, lampu, listrik, dan lainnya yang bisa
menimbulkan kebakaran
8. Jangan buang sisa yang masih panas ke tempat sampah

Penanggulangan kebakaran dengan cara:


1. Apabila api membesar segera dipadamkan
2. Api yang baru timbul segera dipadamkan dengan karung basah atau selimut api
3. Menggunakan pemadam kebakaran

H. Keamanan dan Keselamatan Kerja


Di setiap tempat, kecelakaan mungkin saja terjadi, tak terkecuali di laboratorium tempat
pengamatan biasa dilakukan. Untuk menghindari kecelakaan ini, diperlukan tata tertib yang
tentunya harus dipahami oleh semua pengamat.
Tata tertib laboratorium biasa disampaikan dalam bentuk tulisan berupa himbauan atau
gambar/simbol, seperti simbol yang terdapat pada kemasan bahan-bahan kimia berikut:

11
Gambar 1. Simbol-simbol keamanan di Laboratorium

Untuk menanggulangi kecelakaan yang sudah terjadi, setiap laboratorium sebaiknya


dilengkapi dengan perlengkapan P3K, seperti salep luka bakar, obat merah, pencuci mata,
perban, dan obat-obat lainnya. Selain itu, perlu juga disediakan peralatan pemadam kebakaran.

I. Prosedur Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium


Untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengamatan yang dilakukan di lapangan,
sebaiknya pengamat mempersiapkan diri dengan melakukan hal-hal berikut:
1. Kondisi tubuh dan pakaian dalam keadaan rapi (misalnya, rambut diikat apabila panjang
dan gunakan jas lab).
2. Memakai sepatu dan pakaian tertutup selama melakukan pengamatan.
3. Bacalah petunjuk praktikum dengan baik sebelum melakukan praktikum.
4. Jika percobaan melibatkan arus listrik, berhati-hatilah dalam memilih sumber listrik
(AC/DC), ikuti petunjuk dalam prosedur percobaan.
5. Gunakan zat dengan jumlah yang sesuai dengan petunjuk praktikum.
6. Jangan mencicipi zat kimia dalam bentuk apapun sebelum kamu yakin akan
keamanannya.

12
7. Segera bersihkan zat-zat yang tumpah selama percobaan (laporkan kepada petugas
laboratorium).
8. Segera bersihkan anggota tubuh yang terkena bahan kimia, dan biasakan mencuci tangan
setelah melakukan percobaan.
9. Jangan menghirup bau zat-zat kimia secara langsung. Uji bau zat-zat kimia harus
dilakukan secara hati-hati dengan mengibasngibaskan tangan dari zat ke arah hidung
dalam jarak sekitar 20 cm.
10. Jangan menyentuh bahan kimia secara langsung. Gunakan sendok khusus untuk
mengambilnya.
11. Membawa obat-obatan sesuai dengan tempat yang menjadi lokasi pengamatan. Misalnya,
jika tempatnya berdekatan dengan sumber sulfur, sebaiknya pengamat membawa obat
anti racun.

13

Anda mungkin juga menyukai