KAPITA SELEKTA 1
2.
3.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di
sekolah secara mandiri
Kompetensi Inti:
KI 1:
KI 2:
KI 3:
KI 4:
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar
1.
A.
HAKIKAT FISIKA
3. HAKEKAT FISIKA
Hakekat fisika adalah sebagai produk (a body of knowledge), fisika
sebagai sikap (a way of thinking), dan fisika sebagai proses (a way of
investigating).
Berikut ini akan dikemukakan lebih rinci mengenai hakekat fisika itu.
1.
dengan
alam
lingkungannya.
Interaksi
itu
memberikan
2.
3.
B.
PENGUKURAN
1. BESARAN POKOK
Besaran pokok adalah besaran yang berdiri sendiri dan satuannya telah
ditetapkan terlebih dahulu. Dalam satuan Sistem Internasional (SI) ada tujuh
besaran pokok. Ketujuh besaran pokok berikut satuannya adalah:
No Besaran pokok Simbol
Besaran
Panjang
meter
Massa
kilogram
kg
Waktu
sekon
ampere
Suhu
kelvin
Jumlah zat
mole
mol
Intensitas
Cahaya
candela
cd
2. BESARAN TURUNAN
Besaran yang diturunkan dari besaran pokok disebut besaran turunan.
Beberapa contoh berikut satuannya dalam SI adalah
No Besaran turunan
Satuan
Luas
m2
Volum
m3
Massa jenis
kg m-3
Kecepatan
m/s
Percepatan
m s-2
3. SATUAN
Satuan merupakan salah satu komponen besaran. Sebuah besaran tidak
hanya mempunyai satu besaran saja. Sebagai contoh besaran panjang, ada
yang menggunakan satuan inci, jengkal, depa, kaki, meter, mil dan
sebagainya. Adanya berbagai macam satuan untuk besaran yang sama akan
menimbulkan kesulitan. Dengan adanya kesulitan tersebut, para ahli sepakat
untuk menggunakan satu sistem satuan, yaitu menggunakan satuan standar
Sistem Internasional, disebut Systeme Internationale dUnites (SI).
Definisi ketujuh satuan standar SI tersebut adalah
-
satu meter adalah jarak yang ditempuh oleh cahaya di ruang vakum dalam
1
299.792.458 sekon
satu kilogram adalah massa pada Standar Internasional untuk bobot dan
ukuran yang disimpan di Sevres, Paris.
satu sekon adalah waktu yang diperlukan oleh atom Cesium-133 untuk
melakukan getaran sebanyak 9.192.631.770 kali dalam transisi antara dua
tingkat energi di tingkat energi dasarnya.
satu ampere adalah arus pada dua kawat panjang parallel yang terpisah
sejauh 1 meter dan menimbulkan gaya magnetik per satuan panjang
sebesar 2 10-7 N/m
satu mole adalah jumlah zat yang mengandung unsure elementer zat
tersebut dalam jumlah sebanyak jumlah atom karbon dalam 0,012 kg
Carbon-12.
satu candela adalah intensitas cahaya dalam arah tegak lurus permukaan
benda hitam seluas 6001.000 m2 pada temperatur beku platinum dengan
1
273,16
tekanan 1 atm.
Seperti halnya besaran turunan diturunkan dari dua atau lebih besaran
pokok, maka satuan besaran turunan diturunkan dari satuan-satuan besaran
pokok. Satuan-satuan dikalikan dan dibagi persis seperti operasi aljabar biasa.
Keunggulan dalam satuan standar SI adalah mirip dengan sistem bilangan
kita, yaitu sistem desimal. Satuan tiap besaran fisis dapat dinyatakan dalam
peta
1015 atau
tera
1012 atau
giga
109
atau
mega
106
atau
1 000 000
kilo
103
atau
1 000
hekto
102
atau
100
deka
da
101
atau
10
desi
10-1 atau
0,1
senti
10-2 atau
0,01
mili
10-3 atau
0,001
mikro
10-6 atau
0,000 001
nano
10-9 atau
piko
10-12 atau
femto
10-15 atau
atto
Catatan:
-
eksa, peta, tera, giga, mega, kilo, hecto, deca dari bahasa Yunani
Dua atau lebih besaran yang sama hanya dapat dijumlahkan atau
dikurangkan bila besaran - besaran memiliki satuan yang sama. Satuan yang
tidak sama ini perlu dikonversi ke dalam satuan yang sama sehingga satuannya
konsisten. Faktor konversi yang memiliki nilai 1 memberikan metode yang
mudah untuk mengubah suatu satuan ke satuan lainnya
1 km
106
mm
104
mm
104
) sehingga
-5 km
1 hm
1 km
106
) = 5 10
= 8103 m2
1 hm
sehingga
4. DIMENSI
Dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari
besaran-besarn pokok.
Dimensi besaran pokok adalah
No Besaran pokok
Dimensi
Panjang
[L]
Massa
[M]
Waktu
[T]
[I]
Suhu
[]
Jumlah zat
[N]
Intensitas Cahaya
[J]
Contoh: Luas
: [L2]
Volume
: [L3]
-3
Massa jenis : [ML ]
Kecepatan : [LT-1]
Percepatan : [ LT-2]
Gaya
: [ MLT-2]
Usaha
: [ ML2T-2]
Daya
: [ ML2T-3]
-1
-2
Tekanan
:[ML T ]
Aturan dimensi
(1) Dua besaran atau lebih hanya dapat dijumlahkan atau dikurangkan
jika keduanya memiliki dimensi yang sama.
(2) Perkalian dan atau pembagian menghasilkan dimensi baru.
(3) Dalam persamaan fisika, dimensi ruas kiri = dimensi ruas kanan.
(4) Dua besaran skalar (misalnya usaha dan energi) atau dua besaran
vektor (misalnya impuls dan momentum) adalah setara jika keduanya
memiliki dimensi yang sama.
Manfaat dimens
Manfaat dimensi dalam fisika antara lain dapat digunakan untuk:
(1) Membuktikan dua besaran fisis setara atau tidak,
(2) Menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin benar.
(3) Menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan
besaran fisis tersebut dengan besaran fisis lainnya diketahui.
2. PRINSIP-PRINSIP PENGUKURAN
Fisika lahir dan berkembang dari hasil percobaan dan pengamatan.
Percobaan (eksperimen) dan pengamatan (observasi) memerlukan pengukuran
(measurement) dengan bantuan alat-alat ukur, sehingga diperoleh data/ hasil
pengamatan yang bersifat kuantitatif. Sebagai contoh, hasil pengukuran pada
suatu percobaan diperoleh panjang terukur 4 meter, volume air 10 cm. Mengukur
adalah membandingkan suatu besaran dengan alat ukur yang sesuai, sehingga
perlua adanya pinsip-prinsip pengukuran.
1. AKURASI PENGUKURAN
Dalam pengukuran selalu dimungkinkan terjadi kesalahan. Kesalahan
pengukuran dibedakan menjadi dua jenis yakni:
a. Kesalahan sistematik yaitu kesalahan yang penyebabnya dapat
diidentifikasi dan secara prinsip dapat dieliminasi. Sumber kesalahannya
antara lain: kesalahan alat (akibat kalibrasi kurang baik), kesalahan
paralaks/ pengamatan/ sudut pandang, kesalahan lingkungan dan
kesalahan teoritis.
b. Kesalahan acak adalah kesalahan yang penyebabnya tidak dapat
diidentifikasi dan secara prinsip tidak dapat dieliminasi.
Dalam pengukuran selalu muncul ketidakpastian hingga kita mungkin
memperoleh nilai benar x0.
Dalam pengukuran tunggal, pengganti x0 adalah nilai hasil pengukuran itu
sendiri. Sedangkan ketidakpastian mutlak (x) sama dengan skala terkecil
instrumen. Secara statistik, x0 dijamin 100% terletak di di antara x- x dan x+ x.
Skala terkecil adalah nilai antara dua gores skala yang berdekatan. Secara
berurutan skala terkecil mistar, jangka sorong dan mikroskop sekrup adalah 1 mm,
0,1 mm dan 0,001 mm.
Dalam pengukuran berulang, pengganti x0 adalah nilai rata-rata x dan
ketidakpastian mutlaknya (x) sama dengan simpangan baku nilai rata-rata
sample. Jadi, hasil pengukuran yang diulang N kali dilaporkan sebagai x x x
dengan x
x
N
1
dan x s X
N
N xi x i
N 1
x sx
2. ANGKA PENTING
Angka penting (angka berarti) ialah semua angka yang diperoleh dari
hasil pengukuran. Angka penting terdiri dari beberapa angka pasti dan satu
angka tafsiran.
Banyaknya angka penting mencerminkan ketelitian suatu pengukuran,
makin banyak angka penting makin teliti pengukuran itu. Contoh : 12,50 mm
(empat angka penting) lebih teliti dari 12,5 mm (tiga angka penting).
A. ATURAN ANGKA PENTING
B. ATURAN PEMBULATAN
menjadi
dua
angka
penting,
hasil
Contoh:
379,216
24,738
403,954
Angka 6 diragukan
Angka 8 diragukan
+
Angka 4 (satu angka terakhir) diragukan sehingga penulisanny
menjadi 403,95
Contoh:
Mengandung 5 angka
34,231
penting
0,250
Mengandung 5 angka
penting
Mengadung
2 angka
penting
Hasil pembagian
hanya boleh mengandung dua angka
penting sehingga hasil pembagian 2,713 ditulis 2,7
Contoh:
Massa sebuah batu 12,5 kg dan massa 15 buah batu adalah
12,5
Mengandung 3 angka
15
penting
187 ,5
Hasil perkalian bilangan penting dan bilangan eksak dapat
ditulis 188 kg (tiga angka penting)
D. NOTASI ILMIAH
Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari yang ukuran partikel yang
sangat kecil sampai ukuran yang sangat besar. Misalnya massa bumi kira-kira
5.980.000.000.000.000.000.000.000 kg. Sungguh angka yang luar biasa.
Bagaimana untuk menyederhanakan penulisan angka tersebut?
Kita dapat menggunakan penulisan bilangan sepuluh berpangkat
yang dikenal dengan notasi ilmiah dengan bentuk a x 10n. Perlu diketahui a
menyatakan angka penting yang nilainya 1 < a < 10 dan n menyatakan orde
(pangkat).
1. Aturan penulisan angka penting dengan notasi ilmiah
a) Jika angka > 10, geser koma ke kiri (depan) sehingga hanya
menyisakan satu angka di kiri (depan koma). Orde menyatakan
berapa kali menggeser koma. (menggeser ke kiri orde bernilai
positif).
b) Jika angka tersebut < 1, maka geserlah koma ke kanan (belakang)
sehingga
c) hanya menyisakan satua angka di kiri (depan) koma.
2. Keuntungan penulisan dengan notasi lmiah
a) Memudahkan menentukan banyak angka penting pada hasil
pengukuran
b) Memudahkan menentukan orde besaran yang diukur.
a.
Pembacaan Skala
b.
Jangka Sorong
Contoh : Tentukan hasil pengukuran dengan menggunakan jangka
sorong seperti pada gambar di bawah!
Mikrometer Sekrup
Contoh : Tentukan hasil pengukuran jangka sorong seperti pada
gambar di bawah!
Neraca OHauss
Dari
gambar
diperoleh
perhitungan waktu sebesar
1 jam 30 menit 65 detik.
A. KESALAHAN UMUM
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan
keterbatasan pada pengamat saat melakukan pengukuran. Kesalahan
ini dapat disebabkan karena kesalahan membaca skala kecil, dan
kekurangterampilan dalam menyusun dan memakai alat, terutama
untuk alat yang melibatkan banyak komponen.
B. KESALAHAN SISTEMATIK
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan
oleh alat yang digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang
memengaruhi kinerja alat. Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik
nol, kesalahan komponen alat atau kerusakan alat, kesalahan paralaks,
perubahan suhu, dan kelembaban.
C. KESALAHAN KALIBRASI
Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada
saat pembuatan atau kalibrasi (standarisasi) tidak tepat. Hal ini
mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran menjadi lebih besar
atau lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi
dengan mengkalibrasi ulang alat menggunakan alat yang telah
terstandarisasi.
F. KESALAHAN PARALAKS
G. KESALAHAN ACAK
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya
fluktuasifluktuasi halus pada saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini
dapat disebabkan karena adanya gerak brown molekul udara, fluktuasi
tegangan listrik, landasan bergetar, bising, dan radiasi.
benda
Gambar : Panjang
menggunakan mistar.
suatu
benda
yang
diukur
dengan
Pada gambar tersebut ujung benda terlihat pada tanda 15,6 cm lebih
sedikit. Berapa nilai lebihnya? Ingat, skala terkecil mistar adalah 1 mm.
Telah Anda sepakati bahwa ketidakpastian pada pengukuran tunggal
merupakan setengah skala terkecil alat. Jadi, ketidakpastian pada
pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:
x
1
1 mm 0,5 mm 0,05 cm
2
l xo x
15,6 0,05 cm
Arti dari laporan pengukuran tersebut adalah Anda tidak tahu nilai x
(panjang benda) yang sebenarnya. Namun, setelah dilakukan
pengukuran sebanyak satu kali Anda mendapatkan nilai 15,6 cm lebih
sedikit atau antara 15,60 cm sampai 15,70 cm. Secara statistik ini berarti
ada jaminan 100% bahwa panjang benda terdapat pada selang 15,60
cm sampai 15,7 cm atau (15,60 x 15,70) cm.
xo
x1 x2 x3 .... x N xi
N
N
1
x
N
Nxi2 xi
N 1
Keterangan:
xo : hasil pengukuran yang mendekati nilai benar
x : ketidakpastian pengukuran
N : banyaknya pengkuran yang dilakukan
x
100%
xo
gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah
menggunakan meteran kelos.
Pengukuran besaran massa benda
Besaran massa diukur menggunakan neraca. Neraca dibedakan menjadi
beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca ohauss,
Pengukuran besaran waktu
Waktu merupakan besaran yang menunjukkan lamanya suatu peristiwa
berlangsung. Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam analog, jam
digital, jam dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch.
8. Kesalahan dan ketidakpastian dalam pengukuran
1. Kesalahan dalam pengukuran
a) Kesalahan umum
b) Kesalahan sistematik
c) Kesalahan kalibrasi
d) Kesalahan titik nol
e) Kesalahan komponen alat
f) Kesalahan paralaks
g) Kesalahan acak
2. Ketidakpastian dalam pengukuran
3. Ketidakpastian pada pengukuran tunggal
Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya dilakukan sekali saja.
Pada pengukuran tunggal, nilai yang dijadikan pengganti nilai benar adalah
hasil pengukuran itu sendiri. Sedangkan ketidakpastiannya diperoleh dari
setengah nilai skala terkecil instrumen yang digunakan.
4. Ketidakpastian pada pengukuran berulang
Agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, anda dapat melakukan
pengukuran secara berulang. Lantas bagaimana cara melaporkan hasil
pengukuran berulang? Pada pengukuran berulang anda akan mendapatkan
hasil pengukuran sebanyak n kali. Berdasarkan analisis statistik, nilai terbaik
untuk menggantikan nilai benar x0 adalah nilai rata-rata dari data yang
diperoleh
x vo t
1
at 2
2
mempunyi
sifat
beragam,memperlihatkan
sifat
berulang
2.
mengembangkan
pengetahuan
kreatif
seperti
fisika
diawali
pengamatan,
dengan
kegiatan-
pengukuran
dan
melakukan
kegiatan-kegiatan
ilmiah
itu.
Pemikiran-
7.
D. DIMENSI
Buktikan persamaan berikut secara dimensi?
x vo t
1
at 2
2
Penelesaian:
Analisis dimensi menggunakan fakta bahwa dimensi dapat
diperlakukan sebagai besaran aljabar.Besaran-besaran dapat
dijumlahkan atau dikurangkan hanya jika besaran-besaran tersebut
mempunyai dimensi yang sama.
x vo t
L
L
1
at 2
2
L T L T 2
2
T
T
L T L T 2
2
T
T
L L L
Karena kedua sisi persamaan mempunyai dimensi yang sama maka
persaamaan ini benar secara dimensi.
12. Massa sebuah kelereng adalah 26,3 gram, maka massa dari 24 kelereng
yang sejenis dan seukuran adalah ..
Penyelesaian
-
Diketahui
Ditanya
Jawab
M
=nm
= 24 kelereng 26,3 gram
= 631,2 g
= 631 g
Penyelesaian
Hasil pengukuran tunggal: 14,0 mm
14.
Pembahasan:
Garis di sebelah atas merupakan skala utama dan garis di sebelah
bawah merupakan skala nonius (skala tambahan). Jangka sorong
menggunakan satuan centimeter (cm).Jarak antara tiap garis pada
skala utama = 1 cm.
Garis pada skala nonius yang berhimpit dengan garis pada skala
utama adalah garis ke-8 karena nyaskala nonius = 8 x 0,01 cm =
0,08 cm.
(0,01 cm = 0,1 mm merupakan batas ketelitian dari jangka sorong).
Pembahasan:
Skala utama = 2 mm
Garis pada skala tambahan yang berhimpit dengan garis tengah
pada skala utama adalah garis ke-37 karenanya skala tambahan
= 37 x 0,01 mm = 0,37 mm.
(0,01 mm merupakan batas ketelitian dari mikrometer skrup).
Jadi hasil pengukuran menggunakan mikrometer skrup adalah 2
mm + 0,37 mm = 2,37 mm.
Purwanto, Budi dan Muchammad Azman. 2013. Fisika 1 untuk kelas X SMA dan
MA. Solo: PT Wangsa Jatra Lestari
Setya Nurachmandani, Fisika 1: Untuk SMA/MA kelas X: Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumarno,J. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Handayani, Sri. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Forum internet :
Rumushitung.com/2013/06/23/macam-macam-alat-ukur-dan-kegunaannya/
Fisikasmasmk.blogspot.com/2012/04/ketelitian-pengukuranketepatan.html?=1
https://fisikamemangasyik.wordpress.com/fisika-1/besaran-dan-satuan/gangka-penting/
Bahan Ajar Fiska Dasar 1 Program Studi Pendididkan Fisika Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya Mandira Kupang Tahun 2013
https://gurumuda.net/pengukuran-menggunakan-jangka-sorong-danmikrometer-skrup-contoh-soal-un.htm
http://anekakimia.blogspot.com/2011/06/sumber-kesalahan-dalampengukuran.html
http://Ryzal_blogspot.com/2013/09/penggunaan-angka-penting.html
http://kartiniix2.blogspot.com/2013/03/kesalahan-pengukuran.html