Anda di halaman 1dari 40

Tugas

KAPITA SELEKTA 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
2016

JUDUL :FISIKA DAN PENGUKURAN


Standar Kompetensi Lulusan:
1.

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak


mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.

Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif


dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab serta dampak fenomena dan kejadian

3.

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di
sekolah secara mandiri

Kompetensi Inti:
KI 1:

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2:

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,


peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

KI 3:

Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

KI 4:

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar
1.

Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan,


ketelitian, dan aturan angka penting)

SETELAH MENGIKUTI KEGIATAN PEMBELAJARAN DIHARAPKAN SISWA MAMPU:


1. Memahami hakekat fisika
2. Memahami konsep dan menjelaskan definisi besaran pokok dan
besaran turunan
3. Menyebutkan beberapa besaran pokok sesuai dengan ketentuan
standar internasional,
4. Memahami dan menjelaskan penetapan satuan standar nasional
suatu satuan.
5. Mampu menyebutkan contoh-contoh dimensi
6. Memahami empat aturan penulisan angka penting,
7. Memahami operasi penjumlahan angka penting,
8. Memahami operasi pengurangan angka penting,
9. Memahami operasi perkalian dan pembagian angka penting
10. Memahami dan dapat membedakan jenis-jenis alat ukur,
11. Dapat melakukan pengukuran besaran fisika
12. Memahami macam-macam kesalahan-kesalahan dalam suatu
pengukuran.
13.

Memahami ketidakpastian dalam pengukuran .

A.

HAKIKAT FISIKA

1. APA ITU FISIKA?


Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari gejala
alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkungan hidup ruang dan waktu,
serta semua interaksi yang menyertainya. Fisika sering disebut sebagai ilmu
paling mendasar, karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dan
lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika.
Fisika pada umumnya bekerja berdasarkan landasan bahwa objek-objek
empiris mempunyi sifat beragam,memperlihatkan sifat berulang dansemaunay
saling berkaitan mengikuti pola-pola tertentu.
Fisika mengangkap bahwa segala bentuk fenomena alam bukan
kebetulan semata, tetapi mengikuti pola-pola tertentu yang bersifat tetap,.
Namu, ciri-ciri tersebut bukanlah bersifat mutlak melainkan hanya berarti
memiliki peluang untuk terjadi
Tujuan dari mempelajari gejala tersebut untuk memperoleh produk fisika
yang bersifat khas dan dapat menjelaskan gejala alam tersebut. Produk fisika
terdiri dari konsep, hukum, teori. Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika
merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi yang ada, seperti hukum
kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika.
Contoh: konsep fisika, misalnya; gaya, suhu, kecepatan, momentum, massa
jenis, dan energy.
Suatu hukum selalu melibatkan konsep-konsep yang saling berhubungan.
Contohnya; hukum Archimedes yang menyatakan perilaku benda jika berada
dalam fluida, selalu melibatkan konsep gaya, percepatan gravitasi, volume,
dari massa jenis. Sedangkan contoh teori kinetik gas yang menjelaskan kaitan
antara suhu, dan energy kinetic partikel-partikel gas mendalam ruang tertutup.

2. SEJARAH SINGKAT FISIKA


Sejarah fisika sepanjang yang telah diketahui telah dimulai pada tahun
sekitar 2400 SM, ketika kebudayaan Harappan menggunakan suatu benda
untuk memperkirakan dan menghitung sudut bintang di angkasa. Revolusi ilmu
yang berlangsung terjadi pada sekitar tahun 1600 dapat dikatakan menjadi
batas antara pemikiran purba dan lahirnya fisika klasik. Dan akhirnya berlanjut
ke tahun 1900 yang menandakan mulai berlangsungnya era baru yaitu era
fisika modern.
Di era ini ilmuwan tidak melihat adanya penyempurnaan di bidang ilmu
pengetahuan, pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan tanpa henti,
dari luasnya galaksi, sifat alami dari kondisi vakum sampai lingkungan
subatomik.

3. HAKEKAT FISIKA
Hakekat fisika adalah sebagai produk (a body of knowledge), fisika
sebagai sikap (a way of thinking), dan fisika sebagai proses (a way of
investigating).
Berikut ini akan dikemukakan lebih rinci mengenai hakekat fisika itu.

1.

FISIKA SEBAGAI PRODUK


Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi antara
manusia

dengan

alam

lingkungannya.

Interaksi

itu

memberikan

pembelajaran kepada manusia sehinga menemukan pengalaman yang


semakin menambah pengetahuan dan kemampuannya serta berubah
perilakunya. Dalam wacan ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai
kegiatan penyelidikan yang kreatif dari pada ilmuwan dinventarisir,
dikumpulkan dan disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan
pengetahuan yang kemudian disebut sebagai produk atau a body of
knowledge. Pengelompokkan hasil-hasil penemuan itu menurut bidang
kajian yang sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan yang kemudian
disebut sebagai fisika, kimia dan biologi. Untuk fisika, kumpulan
pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori
dan model.

2.

FISIKA SEBAGAI PROSES


IPA sebagai proses atau juga disebut sebagai a way of investigating
memberikan gambaran mengenai bagaimana para ilmuwan bekerja
melakukan penemuan-penemuan, jadi IPA sebagai proses memberikan
gambaran mengenai pendekatan yang digunakan untuk menyusun
pengetahuan. Dari uraian di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa
pemahaman fisika sebagai proses sangat berkaitan dengan kata-kata
kunci fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan, dan
publikasi. Pembelajaran yang merupakan tugas guru termasuk ke dalam
bagian mempublikasikan itu. Dengan demikian pembelajaran fisika
sebagai proses hendaknya berhasil mengembangkan keterampilan proses
sain pada diri siswa.

3.

FISIKA SEBAGAI SIKAP


Dari penjelasan mengenai hakikat fisika sebagai produk dan hakekat fisika
sebagai proses di atas, tampak terlihat bahwa penyusunan pengetahuan
fisika diawali dengan kegiatan-kegiatan kreatif seperti pengamatan,
pengukuran dan penyelidikan atau percobaan, yang kesemuanya itu
memerlukan proses mental dan sikap yang berasal dan pemikiran. Jadi
dengan pemikirannya orang bertindak dan bersikap, sehingga akhirnya
dapat melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah itu. Pemikiran-pemikiran para
ilmuwan yang bergerak dalam bidang fisika itu menggambarkan, rasa
ingin tahu dan rasa penasaran mereka yang besar, diiringi dengan rasa
percaya, sikap objektif, jujur dan terbuka serta mau mendengarkan
pendapat orang lain. Sikap-sikap itulan yang kemudian memaknai hakikat
fisika sebagai sikap atau a way of thinking.

B.

PENGUKURAN

1. BESARAN DAN SATUAN


Besaran dalam Fisika adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan
dalam angka. Misalnya panjang, massa, suhu dan sebagainya. Umumnya
besaran mempunyai dua komponen utama, yaitu nilai dan satuan. Akan tetapi
ada beberapa besaran yang tidak mempunyai satuan, misalnya indeks bias
cahaya dan koefisien gesekan

1. BESARAN POKOK
Besaran pokok adalah besaran yang berdiri sendiri dan satuannya telah
ditetapkan terlebih dahulu. Dalam satuan Sistem Internasional (SI) ada tujuh
besaran pokok. Ketujuh besaran pokok berikut satuannya adalah:
No Besaran pokok Simbol
Besaran

Satuan Standar Simbol


Satuan

Panjang

meter

Massa

kilogram

kg

Waktu

sekon

Kuat arus listrik

ampere

Suhu

kelvin

Jumlah zat

mole

mol

Intensitas
Cahaya

candela

cd

2. BESARAN TURUNAN
Besaran yang diturunkan dari besaran pokok disebut besaran turunan.
Beberapa contoh berikut satuannya dalam SI adalah
No Besaran turunan

Satuan

Luas

m2

Volum

m3

Massa jenis

kg m-3

Kecepatan

m/s

Percepatan

m s-2

3. SATUAN
Satuan merupakan salah satu komponen besaran. Sebuah besaran tidak
hanya mempunyai satu besaran saja. Sebagai contoh besaran panjang, ada
yang menggunakan satuan inci, jengkal, depa, kaki, meter, mil dan
sebagainya. Adanya berbagai macam satuan untuk besaran yang sama akan
menimbulkan kesulitan. Dengan adanya kesulitan tersebut, para ahli sepakat
untuk menggunakan satu sistem satuan, yaitu menggunakan satuan standar
Sistem Internasional, disebut Systeme Internationale dUnites (SI).
Definisi ketujuh satuan standar SI tersebut adalah
-

satu meter adalah jarak yang ditempuh oleh cahaya di ruang vakum dalam
1
299.792.458 sekon

satu kilogram adalah massa pada Standar Internasional untuk bobot dan
ukuran yang disimpan di Sevres, Paris.

satu sekon adalah waktu yang diperlukan oleh atom Cesium-133 untuk
melakukan getaran sebanyak 9.192.631.770 kali dalam transisi antara dua
tingkat energi di tingkat energi dasarnya.

satu ampere adalah arus pada dua kawat panjang parallel yang terpisah
sejauh 1 meter dan menimbulkan gaya magnetik per satuan panjang
sebesar 2 10-7 N/m

satu kelvin adalah

satu mole adalah jumlah zat yang mengandung unsure elementer zat
tersebut dalam jumlah sebanyak jumlah atom karbon dalam 0,012 kg
Carbon-12.

satu candela adalah intensitas cahaya dalam arah tegak lurus permukaan
benda hitam seluas 6001.000 m2 pada temperatur beku platinum dengan

1
273,16

dari temperature termodinamika pada triple point air

tekanan 1 atm.
Seperti halnya besaran turunan diturunkan dari dua atau lebih besaran
pokok, maka satuan besaran turunan diturunkan dari satuan-satuan besaran
pokok. Satuan-satuan dikalikan dan dibagi persis seperti operasi aljabar biasa.
Keunggulan dalam satuan standar SI adalah mirip dengan sistem bilangan
kita, yaitu sistem desimal. Satuan tiap besaran fisis dapat dinyatakan dalam

satuan standar SI hanya dengan menggunakan awalan. Awalan menyatakan


kelipatan pangkat dari 10 (10n dengan n adalah bilangan bulat), persis seperti
sistem desimal.
Awalan-awalan pada satuan SI
Awalan Simbol Faktor
eksa

1018 atau 1 000 000 000 000 000 000

peta

1015 atau

1 000 000 000 000 000

tera

1012 atau

1 000 000 000 000

giga

109

atau

1 000 000 000

mega

106

atau

1 000 000

kilo

103

atau

1 000

hekto

102

atau

100

deka

da

101

atau

10

desi

10-1 atau

0,1

senti

10-2 atau

0,01

mili

10-3 atau

0,001

mikro

10-6 atau

0,000 001

nano

10-9 atau

0,000 000 001

piko

10-12 atau

0,000 000 000 001

femto

10-15 atau

0,000 000 000 000 001

atto

10-18 atau 0,000 000 000 000 000 001

Catatan:
-

eksa, peta, tera, giga, mega, kilo, hecto, deca dari bahasa Yunani

deci, senti,mili,mikro,nano,piko dari bahasa Latin

femto ,atto dari bahasa Denmark

Dua atau lebih besaran yang sama hanya dapat dijumlahkan atau
dikurangkan bila besaran - besaran memiliki satuan yang sama. Satuan yang
tidak sama ini perlu dikonversi ke dalam satuan yang sama sehingga satuannya
konsisten. Faktor konversi yang memiliki nilai 1 memberikan metode yang
mudah untuk mengubah suatu satuan ke satuan lainnya

1. Tuliskan yang berikut dengan menggunakan awalan


a. 3400 m
b. 0,000000000074 F
Penyelesaian
a. 3400 m = 3,4 km
b. 0,000000000074 F = 74 pF
2. Tuliskan yang berikut tanpa menggunakan awalan
a. 123 cm
b. 0,2 mA
Penyelesaian
a. 123 cm = 1,23 m
b. 0,2 mA = 0,0002 A
3. Isilah titik-titik berikut ini.
a. 50 mm = ..... km
b. 0,8 hm2 = .... m2
Penyelesaian
a. Dari satuan mm ke km digunakan faktor konversi
50 mm = 50 mm

1 km

106

mm

104

mm

104

) sehingga

-5 km

1 hm

1 km

106

) = 5 10

b. Dari satuan hm2 ke m2 digunakan faktor konversi


0,8 hm2 = 0,8 hm2

= 8103 m2

1 hm

sehingga

4. DIMENSI
Dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari
besaran-besarn pokok.
Dimensi besaran pokok adalah
No Besaran pokok

Dimensi

Panjang

[L]

Massa

[M]

Waktu

[T]

Kuat arus listrik

[I]

Suhu

[]

Jumlah zat

[N]

Intensitas Cahaya

[J]

Dimensi besaran besaran turunan diperoleh dari dimensi besaranbesaran


pokok sesuai dengan rumus turunan tersebut jika dinyatakan hanya dalam
besaran-besaran pokok.

Contoh: Luas
: [L2]
Volume
: [L3]
-3
Massa jenis : [ML ]
Kecepatan : [LT-1]
Percepatan : [ LT-2]
Gaya
: [ MLT-2]
Usaha
: [ ML2T-2]
Daya
: [ ML2T-3]
-1
-2
Tekanan
:[ML T ]
Aturan dimensi
(1) Dua besaran atau lebih hanya dapat dijumlahkan atau dikurangkan
jika keduanya memiliki dimensi yang sama.
(2) Perkalian dan atau pembagian menghasilkan dimensi baru.
(3) Dalam persamaan fisika, dimensi ruas kiri = dimensi ruas kanan.
(4) Dua besaran skalar (misalnya usaha dan energi) atau dua besaran
vektor (misalnya impuls dan momentum) adalah setara jika keduanya
memiliki dimensi yang sama.
Manfaat dimens
Manfaat dimensi dalam fisika antara lain dapat digunakan untuk:
(1) Membuktikan dua besaran fisis setara atau tidak,
(2) Menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin benar.
(3) Menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan
besaran fisis tersebut dengan besaran fisis lainnya diketahui.

4. Tentukan dimensi energi potensial !


Penyelesaian :
Rumus Energi Potensial :
E=m.g.h
Untuk mencari dimensinya kita hitung satuannya
Energi = massa . gravitasi . tinggi
= kg . m/s . m
= kg . m/
= kg . m . s-2
Jadi dimensinya = M . L2 . T-2
5. Tentukan dimensi Q pada persamaaan
v = P+ Qt + Rt2 (v dalam m/s, t dalam sekon)!
Penyelesaian
dimensi v = dimensi Q dimensi t

[LT -1 ] =dimensi Q [T]


dimensi Q = [LT -2 ]

2. PRINSIP-PRINSIP PENGUKURAN
Fisika lahir dan berkembang dari hasil percobaan dan pengamatan.
Percobaan (eksperimen) dan pengamatan (observasi) memerlukan pengukuran
(measurement) dengan bantuan alat-alat ukur, sehingga diperoleh data/ hasil
pengamatan yang bersifat kuantitatif. Sebagai contoh, hasil pengukuran pada
suatu percobaan diperoleh panjang terukur 4 meter, volume air 10 cm. Mengukur
adalah membandingkan suatu besaran dengan alat ukur yang sesuai, sehingga
perlua adanya pinsip-prinsip pengukuran.

1. AKURASI PENGUKURAN
Dalam pengukuran selalu dimungkinkan terjadi kesalahan. Kesalahan
pengukuran dibedakan menjadi dua jenis yakni:
a. Kesalahan sistematik yaitu kesalahan yang penyebabnya dapat
diidentifikasi dan secara prinsip dapat dieliminasi. Sumber kesalahannya
antara lain: kesalahan alat (akibat kalibrasi kurang baik), kesalahan
paralaks/ pengamatan/ sudut pandang, kesalahan lingkungan dan
kesalahan teoritis.
b. Kesalahan acak adalah kesalahan yang penyebabnya tidak dapat
diidentifikasi dan secara prinsip tidak dapat dieliminasi.
Dalam pengukuran selalu muncul ketidakpastian hingga kita mungkin
memperoleh nilai benar x0.
Dalam pengukuran tunggal, pengganti x0 adalah nilai hasil pengukuran itu
sendiri. Sedangkan ketidakpastian mutlak (x) sama dengan skala terkecil
instrumen. Secara statistik, x0 dijamin 100% terletak di di antara x- x dan x+ x.
Skala terkecil adalah nilai antara dua gores skala yang berdekatan. Secara
berurutan skala terkecil mistar, jangka sorong dan mikroskop sekrup adalah 1 mm,
0,1 mm dan 0,001 mm.
Dalam pengukuran berulang, pengganti x0 adalah nilai rata-rata x dan
ketidakpastian mutlaknya (x) sama dengan simpangan baku nilai rata-rata
sample. Jadi, hasil pengukuran yang diulang N kali dilaporkan sebagai x x x
dengan x

x
N

1
dan x s X
N

secara statistik x dijamin 68%

N xi x i
N 1

(atau 2/3) terletak di antara x s X dan

x sx

Dalam percobaan berulang, banyaknya angka penting pada


pengukuran ditentukan oleh ketidakpastian relatifnya. Ketidakpastian relatif
sekitar 10% berhak dua angka penting, sekitar 1% berhak tiga angka penting dan
sekitar 0,1% berhak empat angka penting.

2. ANGKA PENTING
Angka penting (angka berarti) ialah semua angka yang diperoleh dari
hasil pengukuran. Angka penting terdiri dari beberapa angka pasti dan satu
angka tafsiran.
Banyaknya angka penting mencerminkan ketelitian suatu pengukuran,
makin banyak angka penting makin teliti pengukuran itu. Contoh : 12,50 mm
(empat angka penting) lebih teliti dari 12,5 mm (tiga angka penting).
A. ATURAN ANGKA PENTING

1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.


Contoh: 12,34 C empat angka penting
2. Semua angka nol di antara angka bukan nol adalah angka
penting.
Contoh: 103005 enam angka penting
3. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol, tetapi tanpa desimal
adalah bukan angka penting, kecuali bila diberi tanda khusus
(misalnya garis bawah/atas) pada angka nol yang diragukan.
Contoh: 109000 empat angka penting
109000 lima angka penting
4. Semua angka nol di sebelah kanan tanda desimal, tetapi di
sebelah kiri angka bukan nol adalah adalah bukan angka penting
Contoh: 0.0091 kg dua angka penting
5. Semua angka disebelah kanan tanda desimal dan mengikuti
angka bukan nol adalah angka penting
Contoh: 0,07080 m empat angka penting
20,00 m empat angka penting
contoh-contoh lainnya
Banyaknya angka penting
2
3
4
2300
5420
1541
4000
6060
4000
5,2
7800
4,050
0,16
0,915
0,3780
0,0072
0,00667
0,01520

B. ATURAN PEMBULATAN

Jika angka pertama setelah angka yang akan dipertahankan


kurang dari 5, maka angka yang dipertahankan tetap, sedangkan
angka yang di sebelah kanannya dihilangkan.
Contoh:
6 8, 6
3 1 dibulatkan menjadi tiga angka penting, hasil
pembulatannya 68, 6
2 3 , 1 2 4 dibulatkan menjadi dua angka penting, hasil
pembulatannya 23

Jika angka pertama setelah angka yang akan dipertahankan lebih


dari atau sama dengan 5, maka angka yang akan dipertahankan
bertambah 1, sedangkan angka di sebelah kanannya dihilangkan.
Contoh:
3 4 , 4 8 3 dibulatkan menjadi tiga angka penting, hasil
pembulatannya 34,5
2 1 , 0 1 7 2 dibulatkan menjadi tiga angka penting, hasil
pembulatannya 21,0
1 2 8 1 dibulatkan
pembulatannya 1300

menjadi

dua

angka

penting,

hasil

C. ATURAN-ATURAN BERHITUNG DALAM ANGKA PENTING:


1. HASIL PENJUMLAHAN ATAU PENGURANGAN HANYA BOLEH MENGANDUNG
SATU ANGKA YANG DIRAGUKAN.

Contoh:
379,216
24,738
403,954

Angka 6 diragukan
Angka 8 diragukan
+
Angka 4 (satu angka terakhir) diragukan sehingga penulisanny
menjadi 403,95

379,216 Angka 6 diragukan


24,738 Angka 8 diragukan
354,478 - Angka 8 diragukan sehingga hasil pengurangan dapat ditu
354,478

2. HASIL PERKALI AN ATAU PEMBAGIAN MEMILIKI ANGKA PENTING SEBANYAK SALAH


SATU BILANGAN YANG PALING SEDIKIT ANGKA PENTINGNYA.

Contoh:
Mengandung 5 angka
34,231
penting
0,250

8,557750 Penulisan hasil perkalian hanya boleh mengandung tiga angka


penting sehingga hasil perkalian 8,557750 ditulis 8,56
6,7825
2,5
2,713

Mengandung 5 angka
penting
Mengadung
2 angka

penting
Hasil pembagian
hanya boleh mengandung dua angka
penting sehingga hasil pembagian 2,713 ditulis 2,7

3. HASIL PERKALIAN ATAU PEMBAGI AN ANTARA BILANGAN PENTING DAN BILANGAN


EKSAK MEMILIKI ANGKA PENTING SEBANYAK BILANGAN PENTINGNYA.

Contoh:
Massa sebuah batu 12,5 kg dan massa 15 buah batu adalah
12,5
Mengandung 3 angka
15
penting

187 ,5
Hasil perkalian bilangan penting dan bilangan eksak dapat
ditulis 188 kg (tiga angka penting)
D. NOTASI ILMIAH
Pengukuran dalam fisika terbentang mulai dari yang ukuran partikel yang
sangat kecil sampai ukuran yang sangat besar. Misalnya massa bumi kira-kira
5.980.000.000.000.000.000.000.000 kg. Sungguh angka yang luar biasa.
Bagaimana untuk menyederhanakan penulisan angka tersebut?
Kita dapat menggunakan penulisan bilangan sepuluh berpangkat
yang dikenal dengan notasi ilmiah dengan bentuk a x 10n. Perlu diketahui a
menyatakan angka penting yang nilainya 1 < a < 10 dan n menyatakan orde
(pangkat).
1. Aturan penulisan angka penting dengan notasi ilmiah
a) Jika angka > 10, geser koma ke kiri (depan) sehingga hanya
menyisakan satu angka di kiri (depan koma). Orde menyatakan
berapa kali menggeser koma. (menggeser ke kiri orde bernilai
positif).
b) Jika angka tersebut < 1, maka geserlah koma ke kanan (belakang)
sehingga
c) hanya menyisakan satua angka di kiri (depan) koma.
2. Keuntungan penulisan dengan notasi lmiah
a) Memudahkan menentukan banyak angka penting pada hasil
pengukuran
b) Memudahkan menentukan orde besaran yang diukur.

c) Memudahkan dalam perhitungan.


d) Memudahkan dalam menulis (tidak memakan tempat).
e) Memudahkan dalam mengingat nilai besaran.
Bilangan penting 1300 dengan dua angka penting dapat ditulis 1,3 x 10 3 ;
dengan tiga angka penting ditulis 1,30 x 103 . Penulisan seperti ini disebut notasi
ilmiah.
Jadi dalam notasi ilmiah, suatu bilangan penting dapat dinyatakan sebagai
a, x 10n dengan a = bilangan 1 sampai dengan 9 ; a,.. disebut bilangan
penting dan 10n disebut orde besar .

6. Tuliskan bilanganbilangan berikut dalam notasi ilmiah!


a. 0,000 000 044 715 kg
b. 0,000 000 01 m
Penyelesaian :
a. 0,000 000 044 715 kg = 4, 4715 10-8 kg
b. 104500 m = 1,045 105 m
7. Bulatkan bilangan-bilangan berikut ini ke banyak angka sepeti yang
ditunjukkan:
a. 43,745 (dua angka)
b. 12,897 (tiga angka)
Penyelesaian :
a. 43,745 (dua angka) 44
b. 12,897 (tiga angka)12,9

3. PENGUKURAN BESARAN FISIKA


Adapun pengukuran besaran fisika diantaranya pengukuran panjang,
massa, dan waktu.
1. PENGUKURAN PANJANG
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah sesuai
dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita
gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih
mudah menggunakan meteran kelos.

a.

Pengukuran Panjang dengan Mistar


Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris
yang berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau
logam, mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran
pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan
meteran pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki
ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.

Alat Ukur Panjang


Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca
skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil
pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut
dengan kesalahan paralaks.

Pembacaan Skala

b.

Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong


Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas
ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka
sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan
diameter bagian dalam sebuah pipa.

Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu:


1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius
mempunyai selisih 1 mm.

Jangka Sorong
Contoh : Tentukan hasil pengukuran dengan menggunakan jangka
sorong seperti pada gambar di bawah!

Dari gambar di atas, kita bisa melihat :

pembacaan skala utama yang berhimpit dengan skala nonius nol


adalah di antara 4,7 cm dan 4,8 cm.

skala nonius yang berhimpit tegak dengan skala utama adalah


skala keempat senilai 0,4 mm atau 0,04 cm.

Jadi, pembacaan jangka sorong tersebut adalah : (4,7 + 0,04) cm


= 4,74 cm

Adapula Jangka sorong digital yang memiliki bentuk sama, namun


langsung menampilkan hasil pengukuran pada layar digital seperti
berikut ini!

Jangka Sorong Digital, gambar: holyinstrument.com


c.

Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup


Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm.
Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang
mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat,
diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama,
skala putar, dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala utama
bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar
0,01 mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.

Mikrometer Sekrup
Contoh : Tentukan hasil pengukuran jangka sorong seperti pada
gambar di bawah!

Dari gambar di atas, kita mengetahui panjang benda :

pembacaan skala utama yang berhimpit dengan tepi selubung


luar adalah di antara 6,5 mm dan 7,0 mm.

garis selubung luar yang berhimpit tepat dengan garis mendatar


skala utama adalah garis ke 44.

Jadi bacaan micrometer sekrup tersebut adalah : 6,5 mm + 44


bagian = 6,5 mm + 0,44 = 6,94 mm

Saat ini pengukuran selain dengan mikrometer manual ada pula


yang menggunakan mikrometer digital seperti gambar di bawah ini!

Mikrometer Digital, gambar: info.starret.com

2. PENGUKURAN BESARAN MASSA BENDA


Besaran massa diukur menggunakan neraca. Neraca dibedakan
menjadi beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca
Ohauss,

Neraca OHauss

Neraca OHauss ini berguna untuk mengukur massa benda atau


logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang
dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas ketelitian
neraca Ohauss yaitu 0,1 gram. Neraca Ohaus juga sering disebut neraca
tiga lengan. Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat
angka satuan dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka
puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan.
Cara menimbang dengan menggunakan neraca tiga lengan
adalah sebagai berikut.
a) Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser
penunjuk pada lengan depan dan belakang ke sisi kiri dan
lingkaran skala diarahkan pada angka nol!
b) Periksa bahwa neraca pada posisi setimbang!
c) Letakkan benda yang akan diukur di tempat yang tersedia
pada neraca!
d) Geser ketiga penunjuk diurutkan dari penunjuk yang terdapat
pada ratusan, puluhan, dan satuan sehingga tercapai keadaan
setimbang!
e) Bacalah massa benda dengan menjumlah nilai yang
ditunjukkan oleh penunjuk ratusan, puluhan, satuan, dan
sepersepuluhan!
Lengan depan memiliki skala 010 g, dengan tiap skala
bernilai 1 g.
Lengan tengah berskala mulai 0500 g, tiap skala sebesar
100 g.
Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap
skala 10 g.
Contoh: Hasil pengukuran massa dengan neraca seperti
ditunjukkan pada gambar di bawah!

Dari gambar di atas terlihat pebedaan massa daging ayam yang


belum dimasak (1 kg) dengan daging ayam yang sudah dimasak
(0,6 kg).

3. PENGUKURAN BESARAN WAKTU


Waktu merupakan besaran yang menunjukkan lamanya suatu
peristiwa berlangsung. Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam
analog, jam digital, jam dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch.
Dari alat-alat tersebut, stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki
ketelitian cukup baik, yaitu sampai 0,1 s.
Stopwatch merupakan alat pengukur waktu yang memiliki skala
utama (detik) dan skala terkecil (milidetik). Pada skala utama, terdapat 10
bagian skala terkecil sehingga nilai satu skala terkecil yang dimiliki oleh
stopwatch analog adalah 0,1 detik.
Ketelitian atau ketidakpastian (x) dari alat ukur
1
stopwatch analog adalah x 0,1 det 0,05 det
2
Stopwatch banyak digunakan di Laboratorium Fisika
untuk pengukran waktu berbagai percobaan.
Selain itu, diantaranya lari jarak pendek merupakan aktivitas olahraga
yang paling sering menggunakan stopwatch.
Contoh : Berapakah hasil penghitungan waktu stopwatch seperti
ditunjukkan gambar di bawah ini?

Dari
gambar
diperoleh
perhitungan waktu sebesar
1 jam 30 menit 65 detik.

C. KESALAHAN DAN KETIDAKPASTIAN


DALAM PENGUKURAN
1.

KESALAHAN DALAM PENGUKURAN

A. KESALAHAN UMUM
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan
keterbatasan pada pengamat saat melakukan pengukuran. Kesalahan
ini dapat disebabkan karena kesalahan membaca skala kecil, dan
kekurangterampilan dalam menyusun dan memakai alat, terutama
untuk alat yang melibatkan banyak komponen.

B. KESALAHAN SISTEMATIK
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan
oleh alat yang digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang
memengaruhi kinerja alat. Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik
nol, kesalahan komponen alat atau kerusakan alat, kesalahan paralaks,
perubahan suhu, dan kelembaban.

C. KESALAHAN KALIBRASI
Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada
saat pembuatan atau kalibrasi (standarisasi) tidak tepat. Hal ini
mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran menjadi lebih besar
atau lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi
dengan mengkalibrasi ulang alat menggunakan alat yang telah
terstandarisasi.

D. KESALAHAN TITIK NOL


Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang
digunakan tidak tepat berhimpit dengan jarum penunjuk atau jarum
penunjuk yang tidak bisa kembali tepat pada skala nol. Akibatnya, hasil
pengukuran dapat mengalami penambahan atau pengurangan
sesuai dengan selisih dari skala nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat
diatasi dengan melakukan koreksi pada penulisan hasil pengukuran

E. KESALAHAN KOMPONEN ALAT


Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh pada
pembacaan alat ukur. Misalnya, pada neraca pegas. Jika pegas yang
digunakan sudah lama dan aus, maka akan berpengaruh pada
pengurangan konstanta pegas. Hal ini menjadikan jarum atau skala
penunjuk tidak tepat pada angka nol yang membuat skala berikutnya
bergeser.

F. KESALAHAN PARALAKS

Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk


dengan garis-garis skala dan posisi mata pengamat tidak tegak lurus
dengan jarum.

G. KESALAHAN ACAK
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya
fluktuasifluktuasi halus pada saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini
dapat disebabkan karena adanya gerak brown molekul udara, fluktuasi
tegangan listrik, landasan bergetar, bising, dan radiasi.

2. KETIDAKPASTIAN DALAM PENGUKURAN


A. KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN TUNGGAL
Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya
dilakukan sekali saja. Pada pengukuran tunggal, nilai yang dijadikan
pengganti nilai benar adalah hasil pengukuran itu sendiri. Sedangkan
ketidakpastiannya diperoleh dari setengah nilai skala terkecil instrumen
yang digunakan. Misalnya, Anda mengukur panjang sebuah benda
menggunakan mistar.
Perhatikan gambar
mistar

benda
Gambar : Panjang
menggunakan mistar.

suatu

benda

yang

diukur

dengan

Pada gambar tersebut ujung benda terlihat pada tanda 15,6 cm lebih
sedikit. Berapa nilai lebihnya? Ingat, skala terkecil mistar adalah 1 mm.
Telah Anda sepakati bahwa ketidakpastian pada pengukuran tunggal
merupakan setengah skala terkecil alat. Jadi, ketidakpastian pada
pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:
x

1
1 mm 0,5 mm 0,05 cm
2

Karena nilai ketidakpastiannya memiliki dua desimal (0,05 cm), maka


hasil pengukurannya pun harus Anda laporkan dalam dua desimal.
Artinya, nilai x harus Anda laporkan dalam tiga angka. Angka ketiga
yang Anda laporkan harus Anda taksir, tetapi taksirannya hanya boleh
0 atau 5. Karena ujung benda lebih sedikit dari 15,6 cm, maka nilai

taksirannya adalah 5. Jadi, pengukuran benda menggunakan mistar


tersebut dapat Anda laporkan sebagai berikut:
Panjang benda :

l xo x

15,6 0,05 cm

Arti dari laporan pengukuran tersebut adalah Anda tidak tahu nilai x
(panjang benda) yang sebenarnya. Namun, setelah dilakukan
pengukuran sebanyak satu kali Anda mendapatkan nilai 15,6 cm lebih
sedikit atau antara 15,60 cm sampai 15,70 cm. Secara statistik ini berarti
ada jaminan 100% bahwa panjang benda terdapat pada selang 15,60
cm sampai 15,7 cm atau (15,60 x 15,70) cm.

B. KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN BERULANG


Agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, Anda dapat
melakukan pengukuran secara berulang. Lantas bagaimana cara
melaporkan hasil pengukuran berulang? Pada pengukuran berulang
Anda akan mendapatkan hasil pengukuran sebanyak N kali.
Berdasarkan analisis statistik, nilai terbaik untuk menggantikan nilai
benar x0 adalah nilai rata-rata dari data yang diperoleh ( x o ).
Sedangkan untuk nilai ketidakpastiannya (x ) dapat digantikan oleh
nilai simpangan baku nilai rata-rata sampel. Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut.

xo

x1 x2 x3 .... x N xi

N
N

1
x
N

Nxi2 xi
N 1

Keterangan:
xo : hasil pengukuran yang mendekati nilai benar
x : ketidakpastian pengukuran
N : banyaknya pengkuran yang dilakukan

Pada pengukuran tunggal nilai ketidakpastiannya ( x ) disebut


ketidakpastian mutlak. Makin kecil ketidakpastian mutlak yang dicapai
pada pengukuran tunggal, maka hasil pengukurannya pun makin
mendekati kebenaran. Nilai ketidakpastian tersebut juga menentukan
banyaknya angka yang boleh disertakan pada laporan hasil
pengukuran. Cara menentukan banyaknya angka yang boleh
disertakan pada pengukuran berulang adalah dengan mencari
ketidakpastian relatif pengukuran berulang tersebut. Ketidakpastian
relatif dapat ditentukan dengan membagi ketidakpastian pengukuran
dengan nilai rata-rata pengukuran. Secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut:
Ketidakpastian relatif

x
100%
xo

Setelah mengetahui ketidakpastian relatifnya, Anda dapat


menggunakan aturan yang telah disepakati para ilmuwan untuk
mencari banyaknya angka yang boleh disertakan dalam laporan hasil
pengukuran berulang. Aturan banyaknya angka yang dapat
dilaporkan dalam pengukuran berulang adalah sebagai berikut:
ketidakpastian relatif 10% berhak atas dua angka
ketidakpastian relatif 1% berhak atas tiga angka
ketidakpastian relatif 0,1% berhak atas empat angka

1. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan memmpunyaii satuan


2. Ada dua besaran dalam fisika yaitu besaran pokok dan bersaran
turunan
3. Besaran
pokok
terdiri
dari
panjang,massa,waktu,suhu,arus
listrik,intensitas cahaya dan jumlah zat . Adapun besaran turunan
terdiri dari gaya,energi,tekanan dan lain-lain
4. Angka penting (angka berarti) ialah semua angka yang diperoleh
dari hasil pengukuran. Angka penting terdiri dari beberapa angka
pasti dan satu angka tafsiran.
5. Atuuran angka penting
Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Semua angka nol di antara angka bukan nol adalah angka
penting.
Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol, tetapi tanpa
desimal adalah bukan angka penting, kecuali bila diberi tanda
khusus (misalnya garis bawah/atas) pada angka nol yang
diragukan.
Semua angka nol di sebelah kanan tanda desimal, tetapi di
sebelah kiri angka bukan nol adalah adalah bukan angka penting
Semua angka disebelah kanan tanda desimal dan mengikuti
angka bukan nol adalah angka penting
6. Aturan-aturan berhitung dalam angka penting:
hasil penjumlahan atau pengurangan hanya boleh mengandung
satu angka yang diragukan.
hasil perkalian atau pembagian memiliki angka penting sebanyak
salah satu bilangan yang paling sedikit angka pentingnya.
hasil perkalian atau pembagian antara bilangan penting dan
bilangan eksak memiliki angka penting sebanyak bilangan
pentingnya.
7. Pengukuran besaran fisika
Adapun pengukuran besaran fisika diantaranya pengukuran panjang, massa, dan
waktu.
Pengukuran panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah sesuai
dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita

gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah
menggunakan meteran kelos.
Pengukuran besaran massa benda
Besaran massa diukur menggunakan neraca. Neraca dibedakan menjadi
beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca ohauss,
Pengukuran besaran waktu
Waktu merupakan besaran yang menunjukkan lamanya suatu peristiwa
berlangsung. Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam analog, jam
digital, jam dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch.
8. Kesalahan dan ketidakpastian dalam pengukuran
1. Kesalahan dalam pengukuran
a) Kesalahan umum
b) Kesalahan sistematik
c) Kesalahan kalibrasi
d) Kesalahan titik nol
e) Kesalahan komponen alat
f) Kesalahan paralaks
g) Kesalahan acak
2. Ketidakpastian dalam pengukuran
3. Ketidakpastian pada pengukuran tunggal
Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya dilakukan sekali saja.
Pada pengukuran tunggal, nilai yang dijadikan pengganti nilai benar adalah
hasil pengukuran itu sendiri. Sedangkan ketidakpastiannya diperoleh dari
setengah nilai skala terkecil instrumen yang digunakan.
4. Ketidakpastian pada pengukuran berulang
Agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, anda dapat melakukan
pengukuran secara berulang. Lantas bagaimana cara melaporkan hasil
pengukuran berulang? Pada pengukuran berulang anda akan mendapatkan
hasil pengukuran sebanyak n kali. Berdasarkan analisis statistik, nilai terbaik
untuk menggantikan nilai benar x0 adalah nilai rata-rata dari data yang
diperoleh

SOAL LATIHAN HAKEKAT FISIKA

1. Jelaskan Ladasan Fisika ?


2. Jelaskan hakekat fisika sebagai produk, sikap dan proses?

SOAL LATIHAN PENGUKURAN


A. BESARAN DAN SATU AN
1. Jika rikardus jatuh dari tangga Gedung MIPA . Tuliskan besaran dan
satuannya dari peristiwa tersebut!
2. Kecepatan sebuah partikel dinyatakan dengan v=P+Qt+Rt2, v
menunjukkan kecepatan dalam cm/s dan t dalam s, sedang P,Q dan
R adalah konstanta. Satuan R adalah
3. Bagaimana bila 2 dua besaran memiliki satuan yang sama?
B. DIMENSI
4. Buktikan persamaan berikut secara dimensi?

x vo t

1
at 2
2

SOAL LATIHAN PRINSIP-PRINSIP PENGUKURAN


1. Notasi ilmiah dari bilangan 0,006300 kg adalah
2. Berikut ini pernyataan yang berhubungan dengan angka
(1) Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945
(2) Tinggi badan Ira 153 cm
(3) Nomor telpon SMA Negeri 4 adalah 881057
(4) Suhu badan Agus 38,5 oC
3. Pada pengukuran panjang benda diperoleh hsil pengukuran 0,0007060 m.
Banyak angka penting hasil pengukuran tersebut adalah

4. Dengan menggunakan aturan berhitung dengan angka penting hasil


2,74x104g + 5,950x103 g adalah
a. 3,3 x 104 g
d. 3,335 x 104 g
b. 3,33 x 104 g
e. 3,3350 x 104 g
4
c. 3,34 x 10 g
5. Massa sebuah kelereng adalah 26,3 gram, maka massa dari 24 kelereng
yang sejenis dan seukuran adalah ..
SOAL LATIHAN PENGUKURAN BESARAN FISIKA
6. Hasil pengukuran dengan mistar adalah
0

7. Gambar di bawah ini menunjukan pengukuran lebar balok menggunakan


jangka sorong. Lebar balok adalah.

8. Sebuah benda ketebalannya diukur menggunakan mikrometer skrup

seperti gambar di bawah. Hasil pengukuranke tebalan benda adalah .

KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN


SOAL LATIHAN HAKEKAT FISIKA

3. Jelaskan Ladasan Fisika ?


Jawaban:
Fisika pada umumnya bekerja berdasarkan landasan bahwa objek-objek
empiris

mempunyi

sifat

beragam,memperlihatkan

sifat

berulang

dansemaunay saling berkaitan mengikuti pola-pola tertentu.


Fisika mengangkap bahwa segala bentuk fenomena alam bukan
kebetulan semata, tetapi mengikuti pola-pola tertentu yang bersifat
tetap,. Namu, ciri-ciri tersebut bukanlah bersifat mutlak melainkan hanya
berarti memiliki peluang untuk terjadi
4. Jelaskan hakekat fisika sebagai produk, sikap dan proses?
1.

FISIKA SEBAGAI PRODUK


Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi
antara manusia dengan

alam lingkungannya. Interaksi itu

memberikan pembelajaran kepada manusia sehinga menemukan


pengalaman yang semakin menambah pengetahuan dan
kemampuannya serta berubah perilakunya. Dalam wacan ilmiah,
hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan yang
kreatif dari pada ilmuwan dinventarisir, dikumpulkan dan disusun
secara sistematik menjadi sebuah kumpulan pengetahuan yang
kemudian disebut sebagai produk atau a body of knowledge.
Pengelompokkan hasil-hasil penemuan itu menurut bidang kajian
yang sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan yang kemudian
disebut sebagai fisika, kimia dan biologi. Untuk fisika, kumpulan
pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum,
rumus, teori dan model.

2.

FISIKA SEBAGAI PROSES


IPA sebagai proses atau juga disebut sebagai a way of
investigating memberikan gambaran mengenai bagaimana para
ilmuwan bekerja melakukan penemuan-penemuan, jadi IPA
sebagai proses memberikan gambaran mengenai pendekatan
yang digunakan untuk menyusun pengetahuan. Dari uraian di atas
kiranya dapat disimpulkan bahwa pemahaman fisika sebagai
proses sangat berkaitan dengan kata-kata kunci fenomena,
dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan, dan publikasi.
Pembelajaran yang merupakan tugas guru termasuk ke dalam
bagian mempublikasikan itu. Dengan demikian pembelajaran
fisika sebagai proses hendaknya berhasil

mengembangkan

keterampilan proses sain pada diri siswa.

5. FISIKA SEBAGAI SIKAP


Dari penjelasan mengenai hakikat fisika sebagai produk dan
hakekat fisika sebagai proses di atas, tampak terlihat bahwa
penyusunan
kegiatan

pengetahuan

kreatif

seperti

fisika

diawali

pengamatan,

dengan

kegiatan-

pengukuran

dan

penyelidikan atau percobaan, yang kesemuanya itu memerlukan


proses mental dan sikap yang berasal dan pemikiran. Jadi dengan
pemikirannya orang bertindak dan bersikap, sehingga akhirnya
dapat

melakukan

kegiatan-kegiatan

ilmiah

itu.

Pemikiran-

pemikiran para ilmuwan yang bergerak dalam bidang fisika itu


menggambarkan, rasa ingin tahu dan rasa penasaran mereka
yang besar, diiringi dengan rasa percaya, sikap objektif, jujur dan
terbuka serta mau mendengarkan pendapat orang lain. Sikapsikap itulan yang kemudian memaknai hakikat fisika sebagai sikap
atau a way of thinking.

SOAL LATIHAN PENGUKURAN


C. BESARAN DAN SATU AN
Kerjakan secara singkat dan jelas langkah-langkahnya!
5. Jika rikardus jatuh dari tangga Gedung MIPA . Tuliskan besaran dan
satuannya dari peristiwa tersebut!
Penyelesaian
Massa , kg
Waktu, sekon
Massa jenis, kg/m3
Kecepatan, m/s
6. Kecepatan sebuah partikel dinyatakan dengan v=P+Qt+Rt2, v
menunjukkan kecepatan dalam cm/s dan t dalam s, sedang P,Q dan
R adalah konstanta. Satuan R adalah
Penyelesaian:
-

satuan v = satuan R satuan t2


cm/s = satuan R s2
satuan R = cm/s3

7.

Bagaimana bila 2 dua besaran memiliki satuan yang sama?


Penyelesaian:
Apabila ada dua besaran atau lebih yang berbeda, kemudian
mempunyai satuan yang sama, maka besaran itu pada
hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh jarak (s) mempunyai
satuan meter, tinggi benda (h) mempunyai satuan meter, keliling
juga mempunyai satuan meter. Ke-tiga besaran ini kelihatan
berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama, yaitu besaran
pokok panjang.

D. DIMENSI
Buktikan persamaan berikut secara dimensi?

x vo t

1
at 2
2

Penelesaian:
Analisis dimensi menggunakan fakta bahwa dimensi dapat
diperlakukan sebagai besaran aljabar.Besaran-besaran dapat
dijumlahkan atau dikurangkan hanya jika besaran-besaran tersebut
mempunyai dimensi yang sama.

x vo t

L
L

1
at 2
2

L T L T 2
2
T
T

L T L T 2
2
T
T

L L L
Karena kedua sisi persamaan mempunyai dimensi yang sama maka
persaamaan ini benar secara dimensi.

SOAL LATIHAN PRINSIP-PRINSIP PENGUKURAN


8. Notasi ilmiah dari bilangan 0,006300 kg adalah
Penyelesaian
Jumlah angka penting 0,006300 kg ada 4 sehigga notasi ilmiah menjadi
6,300 10-3 kg
9. Berikut ini pernyataan yang berhubungan dengan angka
(5) Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945
(6) Tinggi badan Ira 153 cm
(7) Nomor telpon SMA Negeri 4 adalah 881057
(8) Suhu badan Agus 38,5 oC
Penyelesaian
Angka penting (angka berarti) ialah semua angka yang diperoleh dari
hasil pengukuran yang terdiri dari beberapa angka pasti dan satu angka
tafsiran. Angka yang diperoleh dari pengukuran adalah (2), dan (4)

10. Pada pengukuran panjang benda diperoleh hsil pengukuran 0,0007060 m.


Banyak angka penting hasil pengukuran tersebut adalah
Penyelesaian
Angka penting hasil pengukuran 0,0007060 m adalah
0,0007060
11. Dengan menggunakan aturan berhitung dengan angka penting hasil
2,74x104g + 5,950x103 g adalah
Penyelesaian
5,950 103 g 0,5950 104 g
2,74 104g
0,5950 104 g
______________ +
3,3350 104 g 3,34 104 g

12. Massa sebuah kelereng adalah 26,3 gram, maka massa dari 24 kelereng
yang sejenis dan seukuran adalah ..
Penyelesaian
-

Diketahui
Ditanya

Jawab
M

: m= 26,3 gram; n=24 kelereng


: M = ...?

=nm
= 24 kelereng 26,3 gram
= 631,2 g

Hasil perkalian angka pasti dengan angka penting menghasilkan angka


penting sebanyak bilangan pada angka pentingnya.
Sesuai dengan aturan maka
M

= 631 g

SOAL LATIHAN PENGUKURAN BESARAN FISIKA


13. Hasil pengukuran dengan mistar adalah

Penyelesaian
Hasil pengukuran tunggal: 14,0 mm
14.

Gambar di bawah ini menunjukan pengukuran lebar balok


menggunakan jangka sorong. Lebar balok adalah.

Pembahasan:
Garis di sebelah atas merupakan skala utama dan garis di sebelah
bawah merupakan skala nonius (skala tambahan). Jangka sorong
menggunakan satuan centimeter (cm).Jarak antara tiap garis pada
skala utama = 1 cm.

Hasil pengukuran menggunakan jangka sorong = skala utama + skala


nonius.

Angka 0 dari skala nonius berada di antara 1,9dan 2 karenanya


skala utama = 1,9 cm

Garis pada skala nonius yang berhimpit dengan garis pada skala
utama adalah garis ke-8 karena nyaskala nonius = 8 x 0,01 cm =
0,08 cm.
(0,01 cm = 0,1 mm merupakan batas ketelitian dari jangka sorong).

Jad ihasil pengukuran menggunakan jangka sorong adalah 1,9 cm +


0,08 cm = 1,98 cm.

15. Sebuah benda ketebalannya diukur menggunakan mikrometer skrup


seperti gambar di bawah. Hasil pengukuranke tebalan benda adalah
.

Pembahasan:

Garis di sebelah kiri merupakan skala utama dan garis di sebelah


kanan merupakan skala tambahan. Mikrometer skrup menggunakan
satuan milimeter (mm).Jarak antara tiap garis pada skala utama = 1
mm.

Hasil pengukuran menggunakan mikrometerskrup = skala utama +


skala tambahan.

Skala utama = 2 mm
Garis pada skala tambahan yang berhimpit dengan garis tengah
pada skala utama adalah garis ke-37 karenanya skala tambahan
= 37 x 0,01 mm = 0,37 mm.
(0,01 mm merupakan batas ketelitian dari mikrometer skrup).
Jadi hasil pengukuran menggunakan mikrometer skrup adalah 2
mm + 0,37 mm = 2,37 mm.

Purwanto, Budi dan Muchammad Azman. 2013. Fisika 1 untuk kelas X SMA dan
MA. Solo: PT Wangsa Jatra Lestari
Setya Nurachmandani, Fisika 1: Untuk SMA/MA kelas X: Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumarno,J. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Handayani, Sri. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Forum internet :
Rumushitung.com/2013/06/23/macam-macam-alat-ukur-dan-kegunaannya/
Fisikasmasmk.blogspot.com/2012/04/ketelitian-pengukuranketepatan.html?=1
https://fisikamemangasyik.wordpress.com/fisika-1/besaran-dan-satuan/gangka-penting/
Bahan Ajar Fiska Dasar 1 Program Studi Pendididkan Fisika Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya Mandira Kupang Tahun 2013
https://gurumuda.net/pengukuran-menggunakan-jangka-sorong-danmikrometer-skrup-contoh-soal-un.htm
http://anekakimia.blogspot.com/2011/06/sumber-kesalahan-dalampengukuran.html
http://Ryzal_blogspot.com/2013/09/penggunaan-angka-penting.html
http://kartiniix2.blogspot.com/2013/03/kesalahan-pengukuran.html

Anda mungkin juga menyukai