Oleh:
REZKI AFIFAH
1501050038
2
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Pengantar 1
Capaian Pembelajaran 2
Uraian Materi 3
Rangkuman 24
Latihan 26
Soal dan Kunci 27
Daftar Pustaka 29
3
4
PENGANTAR
2
CAPAIAN PEMBELAJARAN
3
URAIAN MATERI
5
b. Motivasi Siswa
Menurut George R. Terry Motivasi adalah keinginan
dalam diri seorang individu yang mendorongnya untuk
bertindak. Sedangkan menurut Harold Koonts motivasi
menunjukan dorongan dan usaha untuk memenuhi atau
memuaskan suatu kebutuhan atau untuk mencapai suatu
tujuan. oleh karena itu sesuai definisi tersebut didalam
belajar guru dapat mengamati perbedaan prestasi siswa yang
satu dengan yang lainnya hasil pengamatan niscaya akan
menunjukan bahwa semakin tinggi prestasi yang dicapai
seorang siswa salah satunya terkait dengan besarnya
motivasi yang ia miliki. Dengan demikian dapat ditegaskan
bahwa motivasi memegang peranan penting dalam belajar
siswa yang tidak memiliki motivasi belajar, dengan
demikian tidak akan mendapatkan kualitas belajar dan
prestasi yang baik. Selain sendiri harus menjaga
motivasiguru hendaklah membantu siswa untuk menjagadan
meningkatkan motivasi belajarnya.
Dalam konteks itulah variasi belajar yang dilakukan
oleh guru berkontribusi besar untuk membantu siswa agar
lebih termotivasi dalam belajar memang terdapat banyak
siswa milih-milih pelajaran berdasarkan kesenangannya. Hal
yang paling sering terjadi siswa kurang termotivasi untuk
belajar Fisika. Hal ini terjadi bukan disebabkan oleh
pandangan siswa bahwa Fisika sulit tetapi kemungkinan
guru Fisika kurang mampu menampilkan pelajaran
matematika dengan berbagai variasi.
Pada setiap siswa sesungguhnya memiliki potensi
yang sama terhadap motivasi, atau lazim disebut dengan
“motivasi intrinsik” peranan guru dalam hal ini ada dua
pertama mempertebal motivasi intrinsik siswa, kedua, guru
merupakan faktor motivasi intrinsik atau motivasi ekstrinsik
atau motivasi belajar melalui pengajaran bervariasi itulah
bearti guru telah mampu menghadirkan motivasi ekstrinsik.
6
c. Menjaga Wibawa Guru
Guru hendaklah menyadari bahwa kehadiranya
sewaktu mengajar tidak seluruh siswa menyenanginya.
Banyak guru yang kehadirannya dikelas disambut dengan
senyum kecut, ditertawai, bahkanadakalanya siswa
mengunjing guru baik melalui singgungan (tidak langsung)
atau mengunjing ketika guru itu selesai mengajar. Kondisi
ini akan berpengaruh buruk terhadap penerimaan materi
pelajaran siswa. Dengan kata lain, siswa tidak akan optimal
mengikuti dan memperoleh pengajaran dari guru. Faktor
ketidaksenangan siswa terhadap guru umumnya terjadi
sebagai reaksi terhadap prilaku guru selama memgajar.
Umpamanya, ketika mengajar guru duduk saja
sehingga umpamanya siswa menyebutnya “pak Ambeyen”
atau guru hanya menggunakan ceramah saja sehingga tidak
pernah melakukan tulis menulis dipapan tulis sehingga
umpamanya siswa menyebutnya “tukang obat” gunjingan
tersebut dengan jelas merendahkan guru dimata siswa tetapi
seorang guru harus menjadi panutan bagi siswanya.
Untuk menghindari berbagai kejadian yang dapat
merendahkan wibawa guru salah satunya guru harus mampu
mengajar dengan penuh percaya diri memiliki kesiapan
mental dan intelektual memiliki kekayaan metode keluasan
tehnik dan sebagainya. Dengan kata lain guru harus
memiliki bentuk dan model pengajaran yang bervariasi.
8
yang baik dapat membuat siswa bergairah dalam
belajar, sehingga proses pembelajaran tidak
membosankan.
Pemusatan perhatian
Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang
dianggap penting dapat dilakukan oleh guru untuk
memfokuskan perhatian siswa. Misalnya, dengan
mengajak siswa untuk memperhatikan sesuatu
bersama-sama melalui kalimat: “Coba anda
perhatikan dengan saksama bagian ini. . .!” focusing
diperlukan untuk minta perhatian khusus dari siswa
terhadap hal-hal yang spesifik.
9
Gerak guru teacher (teacher movement).
Gerakan-gerakan guru didalam kelas dapat
menjadi daya tarik tersendiri untuk merebut perhatian
siswa. Guru yang baik akan terampil mengekpresikan
wajah sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan.
Gerakan-gerakan guru dapat membantu untuk
kelancaran berkomunikasi, sehingga pesan yang
disampaikan mudah dipahami dan diterima oleh
siswa.
- Ekspresi Wajah
Dalam pembelajaran mimic atau ekspresi
wajah, seorang guru jangan melakukan ekspresi
tersebut setengah-setengah atau terlalu over akting
karena itu akan membuat bingung siswa-siswanya.
Jadi ekspresi wajah ini harus dilakukan dengan
10
yakin dan sungguh-sungguh, agar apa yang guru
sampaikan dapat ditangkap maknanya oleh siswa.
Perubahan pada ekspresi wajah yaitu seperti:
tersenyum, menggerutkan kening, mengangkat
alis, cemberut, dan tertawa untuk menunjukkan
kagum, tercengang, atau heran.
- Gerakan Kepala
Dalam proses pembelajaran tentu seorang
guru harus dapat memberikan gerakan-gerakan
tertentu pada daerah kepala, seperti melakukan
gerakan dengan menggeleng, mengangguk, tegak
atau mengangkat kepala, menunduk. Gerakan ini
dilakukan untuk menunjukkan setuju atau
sebaliknya dan gerakan ini dilakukan agar ada
variasi yang terjadi selama proses pembelajaran.
- Gerakan Tangan
Gerakan tangan, juga termasuk variasi
dalam gaya mengajar. Gerakan tangan sama
fungsinya dengan yang lain yaitu untuk
menegaskan suatu point-point penting dalam
pembahasan yang diajarkan oleh guru. Selain itu
gerakan tangan juga dapat digunakan untuk
menunjukkan suatu pujian terhadap keberhasilan
siswa. Gerakan tangan dapat berupa mengangkat
tangan, mengacungkan jempol, mengepalkan tinju
untuk menegaskan, bertepuk tangan. Akan tetapi
dalam menggunakan gerakan tangan guru harus
berhati-hati agar apa yang digunakan tidak
menyalahi aturan daerah setempat. Contohnya :
Guru mengatakan bumi itu bulat sambil membuat
gerakan dengan kedua tangan yang
menggambarkan bentuk bulat.
11
Sehingga pergantian posisi guru diwaktu mengajar
juga sangat perlu diadakan variasi. Kalau guru
dalam mengajar dari awal hingga akhir hanya
duduk-duduk saja maka siswa biasanya akan
merasa bosan dengan penjelasan guru, sehingga
dengan sendirinya minat belajar pun akan
menurun. Dan pada akhirnya tujuan pembelajaran
tidak dapat terpacai dengan efektif dan efisien.
Demikian juga sebaliknya jika guru yang
hanya menjelaskan dengan berdiri saja didepan
kelas seperti orang khutbah jum’at, dari awal
hingga akhir maka hal ini pun akan mendatangkan
kebosanan belajar siswa. Untuk itu maka posisi
guru selama pelaksanakan proses belajar-mengajar
hendaknya dapat divariasikan agar siswa dapat
lebih berantusias dalam mengikuti pelajaran.
Variasi dalam posisi guru didalam kelas
dapat dilakukan dengan cara kebelakang, kekiri,
kekanan, berdiri, duduk, mendekati siswa dan
sebagainya. Semua variasi ini dilakukan dengan
maksud-maksud tertentu yang disesuaikan dengan
situasi pada waktu itu, dan hendaknya variasi ini
dilakukan secara wajar tidak berlebihan.
12
Variasi penggunaan media dan alat pembelajaran
dapat dilakukan sebagai berikut :
Dengan menggunakan variasi media yang dapat
dilihat (visual) seperti menggunakan gambar, slide,
foto, bagan, dan lain-lain.
Variasi alat atau media yag bisa didengar (auditif)
seperti menggunakan radio, musik, deklamasi, puisi,
dan lain sebagainya.
Variasi alat atau bahan yang dapat diraba,
dimanipulasi, dan digerakkan (motorik). Pemanfaatan
media semacam ini dapat menarik perhatian siswa,
sebab siswa dapat secara langsung membentuk dan
memperagakan kegiatannya, baik secara perorangan
ataupun secara kelompok. Yang termasuk kedalam
alat dan media ini adalah berbagai macam peragaan,
model, dan lain sebagainya.
Diskusi Kelompok
Diskusi kelas dapat dikombinasikan dengan
diskusi kelompok. Pada diskusi kelompok kesempatan
untuk aktif benjadi lebih besar. Terutama bagi siswa yang
pemalu dan pendiam. Di dalam kelompok kecil siswa
bertukar pikiran hanya dengan beberapa orang teman,
sehingga komunikasi menjadi lebih efektif.
Diskusi kelompok yang direncanakan secara
matang, akan memberikan hasil yang lebih baik
dibandingkan diskusi kelas. Apalagi kalau guru bisa
menjalankan perannya sebagai fasilitator, motivator, dan
mediator. Menggabungkan diskusi kelompok dengan
presentasi membantu guru menyatukan pendapat siswa
melalui pendapat mereka sendiri. Jadi pada satu sisi anak
lebih paham, pada sisi lain tugas guru menjadi lebih
ringan.
Demonstrasi
Menarik perhatian siswa, membuat siswa lebih
mudah memahami konsep-konsep fisika yang diajarkan,
dan menghidupkan suasana kelas dapat dilakukan guru
14
melalui bantuan demonstrasi. Bila guru menguasai
tatacara demonstrasi dan cekatan di dalam
memperagakan atau trampil dalam menggunakan alat,
membantu anak cepat menyerap materi ajar.
Guru dapat melibatkan anak di dalam melakukan
demonstrasi. Guru dapat memilih strategi demonstrasi
yang cocok dengan karakter anak dan kondisi kelas.
Kegiatan demonstrasi yang dilengkapi dengan latihan
tentang konsep-konsep fisika dan aplikasinya, diharapkan
memberikan hasil yang lebih baik. Jadi ada tindak lanjut
dari demonstrasi yang dilakukan.
Pembelajaran perorangan
Selama proses pembelajaran berlangsung semua
siswa berhak untuk mendapatkan perhatian khusus dari
guru. Di dalam kelas biasanya ada anak yang butuh
bantuan khusus untuk bisa aktif di dalam diskusi kelas
dan diskusi kelompok. Untuk itu guru perlu mendorong
anak tersebut agar berani mengemukakan pendapat di
forum diskusi kelas maupun diskusi kelompok.
Walaupun guru sedang menerapkan diskusi kelas
atau diskusi kelompok, anak yang terlalu aktif perlu
disadarkan untuk berbagi kesempatan dengan temannya.
Sebaliknya anak yang terlalu pasif harus didorong supaya
menjadi aktif berpartisipasi. Dengan kata lain pendekatan
pribadi harus tetap ada di tengah pendekatan klasikal dan
kelompok.
Sepanjang kegiatan pembelajaran diharapkan guru
trampil menvariasikan atau mengkombinasikan
pendekatan klasikal, kelompok dan perorangan. Agar
siswa tidak bosan, guru memanfaatkan waktu secara
efektif, dan tujuan pembelajaran trcapai denga cara lebih
mudah.
15
d. Prinsip-prinsip penggunaan Keterampilan variasi
Dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar
mengadakan variasi perlu diperhatikan bebrapa prinsip yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan sebagai berikut :
Variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu,
relevan dengan tujuan yan dicapai, sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa dan hakekat pendidikan. Penggunaan
variasi yang wajar dan beragam sangat dianjurkan.
Sebaliknya pemakaian yang berlebihan akan
menimbulkan kebingungan, malahan dapat menganggu
proses belajar mengajar.
Variasi harus digunakan secara lancar dan
berkesinambungan sehingga tidak merusak perhatian
siswa dan tidak menganggu pelajaran.
Sejalan dengan prinsip 1 dan 2, komponen variasi
tertentu memerlukan susunan perencanaan yang baik.
Artinya secara eksplisit dicantumkan dalam rencana
pelajaran. Akan tetapi, apabila diperlukan, komponen
keterampilan tersebut dapat digunakan secara luwes dan
spontan, sesuai dengan pengembangan proses dalam
belajar mengajar dan balikan dari siswa selama pelajaran
berlangsung.
16
Dalam jumlah siswa yang besar biasanya
ditemukan kesukaran untuk mempertahankan agar
perhatian siswa tetap pada materi pelajaran yang
diberikan. Berbagai faktor memang mempengaruhinya.
Misalnya faktor penjelasan guru yang kurang mengenai
sasaran, situasi di luar kelas yang di rasakan siswa lebih
menrik daripada materi pelajaran yang diberikan guru,
siswa yang kurang menyenangi materi pelajaran yang di
berikan guru.
Fokus permasalahan pentingnya perhatian ini dalam
proses belajar mengajar,karena dengan perhatian yang
diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang Guru
jelaskan, akan mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Tercapainya tujuan
pembelajaran tersebut bila setiap siswa mencapai
penguasaan terhadap materi yang diberikan dalam suatau
pertemuan kelas. Indikator penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran adalah terjadinya perubahan didalam diri
siswa. Jadi, perhatian adalah masalah yang tidak bisa
dikesampingkan dalam konteks pencapaian tujuan
pembelajaran. Karena itu, Guru selalu memperhatikan
variasi mengajarnya, apakah sudah dapat meningkatkan
dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang
dijelaskan atau belum.
17
sama terhadap sesuatu bahan. Untuk bahan tertentu boleh
jadi jadi seorang siswa menyenanginya, tetapi untuk
bahan yang lain boleh jadi siswa tersebut tidak
menyenanginya. Ini merupakan masalah bagi Guru dalam
setiap kali mengadakan pertemuan. Guru selalu
dihadapkan pada masalah motivasi. Guru selalu ingin
memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang
memperhatikan materi pelajaran yang diberikan.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi
pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi Guru.
Karena di dalam diri siswa tersebut sudah ada motivasi
instrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan
kesadarannya sendiri memperhatikan penjelasan Guru.
Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi
pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada di
sekitarnya kurang dapat mempengaruhinya agar
memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di
dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan
dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Disini
peranan Guru lebih dituntut untuk memerankan fungsi
motivasi, yaitu motivasi sebagai alat yang mendorong
manusia untuk berbuat motivasi sebagai alat yang
menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat
untuk menyeleksi perbuatan.
18
sejalan dengan gaya belajar siswa. Metode mengajar
yang dipergunakan itu-itu saja. Misalnya hanya
menggunakan metode ceramah untuk setiap kali
melaksanakan tugas mengajar dikelas. Tidak pernah
terlihat menggunakan metode lain. Misalnya metode
diskusi, resitasi, tanya jawab, problem solving atau cerita.
Ketika mengajar, guru selalu duduk dengan
santainya di kursi, tak peduli bagaimana tingkah laku dan
perbuatan anak didik, adalah jalan pengajaran yang cepat
membosankan. Guru kurang dapat menguasai keadaan
kelas. Kegaduhan biasanya sering terjadi pada sudut-
sudut kelas. Akibatnya jalan pengajaran kurang
menguntungkan bagi kedua belah pihak, yaitu guru dan
siswa. Guru gagal menciptakan suasana belajar yang
membangkitkan kreativitas dan kegairahan belajar siswa.
Guru yang bijaksana adalah guru yang yang pandai
menempatkan diri dan pandai mengambil hati siswa.
Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan oleh guru
dan siswa selalu ingin dekat dengan guru. Dikarenakan
gaya mengajar dan pendekatannnya yang sesuai dengan
psikologis siswa.
19
tersebut (metode, media dan pembelajaran) memudahkan
bagi guru melakukan pengembangan variasi mengajar.
Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang
harus ada disekolah. Fungsinya berguna sebagai alat
bantu pengajaran, alat peraga, dan sebagai sumber
belajar adalah sisi lain dari peranannya yang tidak
pernah guru lupakan. Lengkap tidaknya fasilitas belajar
mempengaruhi pemilihan yang harus dilakukan. sangat
terbatasnya fasilitas belajar cenderung lebih sedikit
alternative yang tersedia untuk melakukan pemilihan.
Misalnya, kurangnya buku yang tesedia untuk suatu
bidang studi menyebabkan metode mencatat lebih
dominan dan sulit bagi guru untuk melakukan
pendekatan individual. Kurangnya fasilitas untuk
bidang studi IPA (biologi, kimia, atau fisika)
menyebabkan kurangnya keampuhan metode
demonstrasi atau metode eksperimin. Maka alternatif
yang sangat terpaksa guru lakukan adalah memilih
metode ceramah dan metode Tanya jawab, ketimbang
tidak ada kegiatan sama sekali.
21
2. Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi
ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan
eksploitasi.
3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
4. Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual
sehingga memberi keindahan belajar.
5. Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan
siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman
belajar yang menarik dan berbagai tingkat kognitif.
22
4. Hal-Hal yang Perlu Dipertahankan dalam Keterampilan
Variasi
Dalam mengadakan variasi didalam proses belajar
mengajar seorang guru harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Keterampilan mengajar variasi serta hubungannya dengan
keterampilan-keterampilan guru profesionnal lainnya, seperti
penguasaan berbagai metode mengajar dan keterampilan
mengajukan pertanyaan.
b. Penggunaan berbagai ketrampilan mengajar dengan variasi
perlu direncanakan sebelumnya dan sebaliknya dicantumkan
dalam satuan pelajaran yang harus disusun sebagai persiapan
mengajar.
c. Penggunaan variasi sangat dianjurkan, tetapi harus luwes
dan wajar serta sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Pemakaian variasi yang berlebihan justru akan menimbulkan
kebingungan dan mengganggu proses belajar mengajar.
Maka guru perlu memperhatikan reaksi siswa, baik reaksi
tingkah laku ataupun reaksi perhatian siswa.
23
RANGKUMAN
24
a. Variasi hendaknya digunakan dengan relevan dengan
tujuan yang hendak dicapai, sesuai dengan tingkat
kemempuan siswa.
b. Variasi harus digunakan secara lancar dan
berkesinambungan.
c. Direncanakan secara baik dan eksplisit dicantumkan
dalam rencana pelajaran.
LATIHAN
25
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keterampilan memberikan
variasi dalam pembelajaran!
2. Mengapa guru diperlukan untuk memberikan variasi dalam
pembelajaran?
3. Jelaskan tujuan dan manfaat dari pemberian vairasi mengajar!
4. Jelaskan prinsip-prinsip dalam pemberian variasi mengajar!
5. Salah satu jenis dari komponen dalam variasi mengajar adalah
variasi gaya mengajar. Jelaskan!
27
Kunci :
Ada kalanya guru dituntut untuk tidak berkata apa-apa.
Teknik ini bisa digunakan untuk menarik perhatian siswa.
Teknik ini dilakukan manakala siswa dalam keadaan ribut,
kemudian cobalah diam sambil menatap mereka satu persatu,
pasti mereka akan diam dengan kebisuan guru dapat menarik
perhatian siswa. Oleh sebab itu teknik “diam” dapat
digunakan sebagai alat untuk menstimulasi ketenagan dalam
belajar.
5. Sebutkan manfaat variasi menurut JJ. Hasibuan!
Kunci :
Memelihara dan meningkatkan siswa yang berkaitan
dengan aspek belajar
Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi ingin
tahu melalui kegiatan investigasi dan eksploitasi.
Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual
sehingga memberi keindahan belajar.
Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan
siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman belajar
yang menarik dan berbagai tingkat kognitif.
DAFTAR PUSTAKA
28
Asril, Zainal.2010. Micro Teaching. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
29