Anda di halaman 1dari 14

HAKEKAT FISIKA DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku alam dalam berbagai bentuk gejala untuk dapat memahami apa yang mengendalikan atau menentukan kelakukan tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka belajar fisika tidak lepas dari penguasaan konsep-konsep dasar fisika melalui pemahaman. Pada dasarnya, fisika adalah ilmu dasar, seperti halnya kimia, biologi, astronomi, dan geologi. Ilmu-ilmu dasar diperlukan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan terapan dan teknik. Tanpa landasan ilmu dasar yang kuat, ilmu-ilmu terapan tidak dapat maju dengan pesat. Teori fisika tidak hanya cukup dibaca, sebab teori fisika tidak sekedar hafalan saja akan tetapi harus dibaca dan dipahami serta dipraktikkan, sehingga siswa mampu menjelaskan permasalahan yang ada. Namun Fisika merupakan salah satu materi pelajaran atau mata kuliah yang paling dibenci sebagian besar pelajar atau mahasiswa. Mengapa demikian? Hal ini karena dalam Fisika yang pertama dituntut adalah kemampuan untuk memahami konsep, prinsip maupun hukumhukum, kemudian diharapkan siswa mampu menyusun kembali dalam bahasanya sendiri sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan intelektualnya. Belajar fisika yang dikembangkan adalah kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri.Bagi siswa atau mahasiswa tidak akan terlepas dari belajar fisika kecuali dia tidak mengambil jurusan eksak. Namun perlu diingat bahwa jurusan eksak merupakan langkah awal untuk memasuki dunia ilmiah. Dunia untuk memahami rahasia alam. Jadi untuk memahami kehidupan dan segala yang berkaitan di dalamnya tidak terlepas dari ilmu fisika.

B.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu : 1. 2. 3. 4. Apa itu Fisika dan bagaimana pendapat para ahli mengenai Fisika? Bagaimana sejarah singkat lahirnya Fisika? Apa tujuan dari Fisika? Bagaiamana hakikat Fisika dan Pembelajarannya?

C.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu : 1. 2. 3. 4. Untuk mengetahui pengertian Fisika dan pendapat para ahli mengenai Fisika, Untuk mengetahui sejarah singkat lahirnya Fisika, Untuk mengetahui tujuan dari Fisika, dan Untuk mengetahui hakikat dari Fisika dan Pembelajarannya.

BAB II PEMBAHASAN

A.

Pengertian Fisika

1. Secara Umum Fisika merupakan sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.

2. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Fisika adalah ilmu alam, ilmu tentang zat dan energy, seperti panas , cahaya, dan bunyi; ilmu yang membahas materi, energi, dan interaksinya.

3. Pengertian Fisika secara Ontologi Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan Fisika adalah studi mengenai dunia anorganik fisik, sebagai lawan dari dunia organik sepertibiologi, fisiologi dan lain-lain. (physical science, Britannica Concise Encyclopedia, 2006).Atau dalam pengertian lain fisika adalah ilmu yang mempelajari/mengkaji benda-benda yang ada di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam serta interaksi dari benda-benda di alam tersebut secara fisik dan mencoba merumuskannya secara matematis sehingga dapat dimengerti secara pasti oleh manusia untuk kemanfaatan umat manusia lebih lanjut. Jadi fisika merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan sains yang mempelajari sesuatu yang konkret dan dapat dibuktikan secara matematis dengan menggunakan rumus-rumus persamaan yang didukung adanya penelitian yang terus dikembangkan oleh para fisikawan.

4. Pengertian Fisika secara Epistimologi Menurut sejarah, fisika adalah bidang ilmu yang tertua, karena dimulai dari pengamatanpengamatan dari gerakan benda-benda langit. Terdapat dua hal saling terkait yang tidak bisa dipisahkan di dalam fisika, yaitu pengamatan dalam eksperimen dan telaah teori. Keduanya tidak dapat dipisahkan saling tergantung satu sama lain. Untuk sesuatu yang baru teori bergantung pada hasil-hasil eksperimen, tapi di sisi lain arah eksperimen dipandu dengan adanya teori (Timo A. Nieminen, Theory versus experiment? No!, The University of Queensland, Friday, 6th October, 2006).Awal mula adanya ilmu fisika ini lebih pada berbagai macam pertanyaan yang timbul dalam benak manusia mengenai segala apa yang ada dan terjadi di alam ini yang membuat manusia melakukan berbagai upaya guna mencari jawabannya. Salah satunya adalah dengan melakukan pengamatan yang dilanjutkan dengan penelitian yang akhirnya akan mendapatkan suatu hasil sebagai jawaban berupa teori mengenai fenomena alam yang ada dalam hukum-hukum fisika. Segala apa yang dikaji dalam fisika tidak lepas dari apa yang telah tersirat dalam Al-quran.

5. Pengertian Fisika secara Aksiologi Manusia adalah makhluk yang memiliki tujuan di bumi ini untuk beribadah kepada Allah, ibadah ini dalam pengertian yang luas dan bukan hanya ibadah yang sifatnya khusus belaka. Untuk memaksimalkan ibadah dan penghambaan manusia pada Sang Pencipta itu, manusia harus mengenal Ayat-Ayat Kauniyah yang telah diturunkan sebagai kebenaran bagi manusia. Salah satu Ayat Kauniyah itu adalah Fisika yang seharusnya menyenangkan, karena dengan jalan demikian yang merupakan salah satu dari banyak jalan kita dapat lebih memaksimalkan potensi religiousitas kita. Ketika kita belajar fisika, kita melihat fenomena-fenomena alam yang begitu menakjubkan. Sehingga akan menambah keimanan kita sebagai hamba Allah. Tujuan fisika adalah agar kita dapat mengerti bagian dasar dari benda-benda dan interaksi antara benda-benda, jadi untuk menerangkan gejala-gejala alam. Perkembangan ilmu fisika dalam kehidupan manusia telah membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik. Selain pengertian di atas para ahli juga mencoba merumuskan pengertian Fisika yaitu : 1. Menurut Marcelo Alonso dan Edward J. Finn

Fisika adalah suatu ilmu yang tujuannya mempelajari komponen materi dan saling antaraksinya. Dengan menggunakan pengertian antaraksi ini ilmuan menerangkan sifat materi dalam benda, sebagaimana gejala alam lain yang kita amati.

2. a.

Freedman.Pendamping, T.R.Sandin dan A.Lewis Ford Fisika adalah salah satu ilmu yang paling dasar dari ilmu pengetahuan.

b. Fisika merupakan dasar dari semua ilmu rekayasa dan teknologi c. Fisika adalah ilmu eksperimental

d. Fisika adalah proses yang membawah kita pada prinsip prinsip umum yang mendeskripsikan bagaimana perilaku dunia fisik e. Fisika adalah ilmu percobaan.

3.

Paul A. Tipler

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling fundamental karena merupaakan dasar dari semua bidang sains yang lain.

4.

Drs. Supiyanto, M. Si.

Fisika adalah ilmu fundamental yang menjadi tulang punggung bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

5.

Menurut I r. Harrys SI Regar

Fisika adalah ilmu yang paling fundamental dan mencakup semua sains, baik sains bendabenda hidup maupun sains fisika.

6.

E.Budikase, dan Nyoman

Fisika adalah suatu ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman daripada penghafalan.

B.

Sejarah Singkat Fisika

Sejarah fisika sepanjang yang telah diketahui telah dimulai pada tahun sekitar 2400 SM, ketika kebudayaan Harappan menggunakan suatu benda untuk memperkirakan dan

menghitung sudut bintang di angkasa. Sejak saat itu fisika terus berkembang sampai ke level sekarang. Perkembangan ini tidak hanya membawa perubahan di dalam bidang dunia benda, matematika dan filosofi namun juga, melalui teknologi, membawa perubahan ke dunia sosial masyarakat. Revolusi ilmu yang berlangsung terjadi pada sekitar tahun 1600 dapat dikatakan menjadi batas antara pemikiran purba dan lahirnya fisika klasik. Dan akhirnya berlanjut ke tahun 1900 yang menandakan mulai berlangsungnya era baru yaitu era fisika modern. Di era ini ilmuwan tidak melihat adanya penyempurnaan di bidang ilmu pengetahuan, pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan tanpa henti, dari luasnyagalaksi, sifat alami dari kondisi vakum sampai lingkungan subatomik. Daftar persoalan dimana fisikawan harus pecahkan terus bertambah dari waktu ke waktu. Sejak zaman dulu, manusia terus memperhatikan bagaimana benda-benda di sekitarnya berinteraksi, kenapa benda yang tanpa disangga jatuh keb bawah, kenapa benda yang berlainan memiliki sifat yang berlainan juga, dan sebagainya. Mereka juga mengira-ira tentang misteri alam semesta, bagaimana bentuk dan posisi bumi di tengah alam yang luas ini dan bagaima sifat-sifat dari matahari dan bulan, dua benda yang memiliki posisi penting dalam kehidupan manusia purba. Secara umum, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini mereka secara mudah langsung mengaitkannya dengan pekerjaan dewa. Akhirnya, jawaban yang mulai ilmiah namun tentu saja masih terlalu berspekulasi, mulai berkembang. Tentu saja jawaban ini kebanyakan masih salah karena tidak didasarkan pada eksperimen, bagaimanapun juga dengan begini ilmu pengetahuan mulai mendapat tempatnya. Fisika pada masa awal ini kebanyakan berkembang dari dunia filosofi, dan bukan dari eksperimen yang sistematis.

Sejak zaman purbakala, orang telah mencoba untuk mengerti sifat dari benda: mengapa objek yang tidak ditopang jatuh ke tanah, mengapa material yang berbeda memiliki properti yang berbeda, dan seterusnya. Lainnya adalah sifat dari jagad raya, seperti bentuk Bumi dan sifat dari objek celestial seperti Matahari dan Bulan. Beberapa teori diusulkan dan banyak yang salah. Teori tersebut banyak tergantung dari istilah filosofi, dan tidak pernah dipastikan oleh eksperimen sistematik seperti yang populer sekarang ini. Ada pengecualian dan anakronisme: contohnya, pemikir Yunani Archimedes menurunkan banyak deskripsi kuantitatif yang benar dari mekanik dan hidrostatik. Pada awal abad 17, Galileo membuka penggunaan eksperimen untuk memastikan kebenaran teori fisika, yang merupakan kunci dari metode sains. Galileo memformulasikan dan berhasil mengetes beberapa hasil dari dinamika mekanik, terutama Hukum Inert. Pada1687, Isaac Newton menerbitkan Philosophi Naturalis Principia Mathematica("prinsip matematika dari filsafat alam", dikenal sebagai Principia), memberikan penjelasan yang jelas dan teori fisika yang sukses. Hukum gerak Newton, yang merupakan sumber mekanika klasik; dan Hukum Gravitasi Newton, yang menjelaskan gaya dasargravitasi. Kedua teori ini cocok dalam eksperimen. Principia juga memuat beberapa teoridinamika fluida. Mekanika klasik dikembangkan besar-besaran oleh Joseph-Louis de Lagrange,William Rowan Hamilton, dan lainnya, yang menciptakan formula, prinsip, dan hasil baru. Hukum Gravitasi memulai bidang astrofisika, teori fisika. yang Dari menggambarkan sejak abad 18 dan

fenomena astronomimenggunakan

seterusnya, termodinamikadikembangkan oleh Robert Boyle, Thomas Young, dan banyak lainnya. Pada 1733,Daniel Bernoulli menggunakan argumen statistika dalam mekanika klasik untuk menurunkan hasil termodinamika, memulai bidang mekanika statistik.

Pada 1798,Benjamin Thompson mempertunjukkan konversi kerja mekanika ke dalam panas, dan pada 1847 James Joule menyatakan hukum konservasi energi, dalam bentuk panasa juga dalam energi mekanika. Sifat listrik dan magnetisme dipelajari oleh Michael Faraday,George Simon Ohm, dan lainnya. Pada 1855, James Clerk Maxwell menyatukan kedua fenomena menjadi satu teori elektromagnetisme, dijelaskan oleh persamaan Maxwell. Perkiraan dari teori ini adalah cahaya adalah gelombang elektromagnetik.

C.

Tujuan Fisika

Secara sederhana tujuan kita belajar fisika adalah : Untuk memahami ilmu fisika sesuai kedalaman mata pelajaran atau mata kuliah. Untuk bisa berkarya dan berinovasi bagi ilmu fisika seperti melakukan penelitian. Untuk bisa menerapkan fisika dan mengimplementasikan ke bidang lain. Untuk menjadi guru fisika atau dosen fisika. a.) Untuk memahami ilmu fisika sesuai kedalaman mata pelajaran atau mata kuliah. Sebagai pelajar yang mempelajari fisika tentu agar bisa memahami kompetensi yang dimuat dalam standar isi sehingga jika menghadapi ulangan dan ujian akhir mendapat nilai tinggi. Bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah fisika atau yang terkait dengan fisika tentu agar bisa memahami materi yang termuat dalam sistem kredit semester sehingga setelah ujian semester mendapat nilai A atau B.

b.) Untuk bisa berkarya dan berinovasi bagi ilmu fisika seperti melakukan penelitian. Ilmu fisika yang kita pelajari merupa-kan hasil kerja sama para pengembangnya di seluruh dunia. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seorang pecinta fisika boleh menyumbangkan sesuatu bagi ilmu ini. Ada yang menyumbang dalam bentuk penemuan gejala atau peri laku alam baru, ada yang menyumbang gagasan untuk lebih mema-hami keterkaitan antara rangkaian gelaja dan atau perilaku alam yang sudah diketahui, bahkan ada pula yang berspekulasi meramal-kan gejala atau perilaku alam yang baru berdasarkan penalaran lebih lanjut dari gaga-san yang telah teruji kebenarannya. Berkarya untuk ilmu fisika menuntut kita untuk selalu mengetahui apa saja yang sampai kini sudah disumbangkan oleh para pengembang fisika lainnya, yang berdomisili terserak di seluruh penjuru dunia. Kita harus punya saluran komunikasi yang dapat memberikan informasi mutakhir. Komu-nikasi terbaik tentunya terjadi kalau kita sendiri dapat berada bersama dengan tokoh-tokoh pegembang utama, yang lazimnya bermukim di pusat-pusat pengembangan yang sudah membuktikan keunggulan prestasinya. Komunikasi langsung dengan pengembang fisika memungkinkan kita untuk berdiskusi timbal balik, medengar dari tangan pertama suka duka pergumulan dalam menjelajahi penelitian fisika. Jangan lupa, apa yang muncul di jurnal fisika adalah

himpunan sejarah sukses (success story), tidak memuat informasi tentang jalur-jalur penelitian yang sudah cukup lama digarap tetapi tetap buntu. Kekayaan ilmu fisika saat ini sudah begitu besarnya, sehingga rasanya mustahil bagi seseorang untuk dapat menampung seluruh ilmu itu di dalam benaknya. Seorang pengembang cukup puas dengan hanya mengikuti satu atau beberapa jalur perkembangan fisika. Pada dasarnya, fisika adalah ilmu yang kebenarannya dihakimi oleh pengamatan. Suasana berkarya akan menjadi semarak apabila peralatan yang sanggup mengungkap aspek-aspek fisika yang digarap itu terdapat ditempat yang sama. Dengan kata lain, diperlukan fasilitas dan tenaga yang memudahkan interaksi antara eksperimen dan teori yang dapat digarap ditempat yang sama. c.) Untuk bisa menerapkan fisika dan mengimplementasikan ke bidang lain. Pengetahuan tentang gejala dan perilaku alam yang dihimpun dalam ilmu fisika telah banyak digunakan untuk mem-bantu profesi lain, seperti profesi di bidang rekayasa, pertanian, dan kedokteran. Fisika sering dimasukkan dalam katagori ilmu dasar. Maksudnya, untuk dapat menjadi dokter, insinyur diperlukan sejumlah penge-tahuan fisika sebagai basis pemahaman ilmu yang berkaitan dengan profesinya. Ilmu yang berkaitan dengan profesi tersebut berkembang tarus. Misalnya, ilmu kedokteran telah menerapkan cara pengobatan dengan radiasi, berkas laser digunakan untuk pembedahan. Pengetahuan fisika yang diperlukan untuk menangani hal ini jelas bukan lagi apa yang dulu disebut fisika dasar. Artinya diperlukan tenaga-tenaga yang sudah jauh belajar tentang fisika ilmu fisika. Keakraban ilmu fisika dengan profesi di bidang rekayasa tentunya jauh lebih dalam lagi. Tengok saja apa yang terjadi setelah prinsip laser ditemukan oleh ilmu fisika beberapa tahun beselang. Produkproduk teknologi baru yang menggunakan laser bermunculan, seperti: alat pemotong baja, pengarah dalam pemetaan, kaset vidio dan audio, printers, dst. d.) Untuk menjadi guru fisika atau dosen fisika. Guru merupakan penyambung untuk mewariskan ilmu dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ia memang bukan pembuat ilmu, tetapi ia dituntut untuk tahu benar tentang ilmu yang ingin dipindah tangankan ke generasi muda. Sebab jika tidak, kita khawatir bahwa yang diwariskan adalah hal-hal yang keliru sehingga arti pewarisan itu menjadi tidak bermakna. Di samping memiliki pengetahuan yang benar tentang ilmu fisika, iapun perlu memperlajari teknik komunikasi. Sebaiknya teknik komu-nikasi tidak hanya satu corak, sebab yang belajar

fisika adalah orang-orang yang bermacam-macam pembawaannya. Pengem-bangan alternatif teknik komunikasi maru-pakan bagian dari kehidupan profesinya sebagai guru fisika.

D.

Hakikat Fisika dan Pembelajarannya

Pembelajaran fisika dipandang sebagai suatu proses untuk mengembangkan kemampuan memahami konsep, prinsip maupun hukum-hukum fisika sehingga dalam proses pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran fisika di sekolah menengah pertama merupakan salah satu mata pelajaran IPA yang dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Dalam pembelajaran fisika, pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains dalam bentuk pengalaman langsung akan sangat berarti dalam membentuk konsep siswa. Hal ini juga sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa SMP yang masih berada pada fase transisi dari konkrit ke formal, akan sangat memudahkan siswa jika pembelajaran Sains mengajak anak untuk belajar merumuskan konsep secara induktif berdasar fakta-fakta empiris di lapangan. Dalam pembelajaran akan ada komunikasi antara guru dengan siswa. Seperti yang dikemukakan Latuheru (1988: 1) bahwa segala sesuatu yang menyangkut pembelajaran merupakan proses komunikasi. Komunikasi dalam pembelajaran merupakan komunikasi timbal balik (interaksi edukatif) yang terjadi tidak dengan sendirinya tetapi harus diciptakan oleh guru dan siswa. Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa sains pada hakekatnya merupakan sebuah kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), cara atau jalan berpikir (a way of thinking), dan cara untuk penyelidikan (a way of investigating). Dengan mengacu kepada pernyataan ini ternyata bahwa, pandangan kebanyakan orang, pandangan para ilmuwan, dan pandangan para ahli filsafat yang dikemukakan di atas tidaklah salah, melainkan masingmasing hanya merupakan salah satu dari tiga hakikat IPA dalam pernyataan itu. Istilah lain yang juga digunakan untuk menyatakan hakekat IPA adalah IPA sebagai produk untuk pengganti pernyataan IPA sebagai sebuah kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), IPA sebagai sikap untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara ataujalan berpikir (a way of thinking), dan IPA sebagai proses untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara untuk penyelidikan (a way of investigating). Karena fisika merupakan bagian

dari IPA atau sains, maka sampai pada tahap ini kita dapat menyamakan persepsi bahwa hakekat fisika adalah sama dengan hakekat IPA atau sains, hakekat fisika adalah sebagai produk (a body of knowledge), fisika sebagai sikap (a way of thinking), dan fisika sebagai proses (a way of investigating). Berikut ini akan dikemukakan lebih rinci mengenai hakekat fisika itu.

1.

Fisika Sebagai Produk

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi antara manusia dengan alam lingkungannya. Interaksi itu memberikan pembelajaran kepada manusia sehinga menemukan pengalaman yang semakin menambah pengetahuan dan kemampuannya serta berubah perilakunya. Dalam wacan ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan yang kreatif dari pada ilmuwan dinventarisir, dikumpulkan dan disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan pengetahuan yang kemudian disebut sebagai produk atau a body of knowledge. Pengelompokkan hasil-hasil penemuan itu menurut bidang kajian yang sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan yang kemudian disebut sebagai fisika, kimia dan biologi. Untuk fisika, kumpulan pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model.

2.

Fisika Sebagai Proses

IPA sebagai proses atau juga disebut sebagai a way of investigating memberikan gambaran mengenai bagaimana para ilmuwan bekerja melakukan penemuan-penemuan, jadi IPA sebagai proses memberikan gambaran mengenai pendekatan yang digunakan untuk menyusun pengetahuan. Dari uraian di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa pemahaman fisika sebagai proses sangat berkaitan dengan kata-kata kunci fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan, dan publikasi. Pembelajaran yang merupakan tugas guru termasuk ke dalam bagian mempublikasikan itu. Dengan demikian pembelajaran fisika sebagai proses hendaknya berhasil mengembangkan keterampilan proses sain pada diri siswa.

3.

Fisika Sebagai Sikap

Dari penjelasan mengenai hakikat fisika sebagai produk dan hakekat fisika sebagai proses di atas, tampak terlihat bahwa penyusunan pengetahuan fisika diawali dengan kegiatan-kegiatan kreatif seperti pengamatan, pengukuran dan penyelidikan atau percobaan, yang kesemuanya itu memerlukan proses mental dan sikap yang berasal dan pemikiran. Jadi dengan pemikirannya orang bertindak dan bersikap, sehingga akhirnya dapat melakukan kegiatankegiatan ilmiah itu. Pemikiran-pemikiran para ilmuwan yang bergerak dalam bidang fisika itu menggambarkan, rasa ingin tahu dan rasa penasaran mereka yang besar, diiringi dengan rasa percaya, sikap objektif, jujur dan terbuka serta mau mendengarkan pendapat orang lain. Sikap-sikap itulan yang kemudian memaknai hakikat fisika sebagai sikap atau a way of thinking.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini antara lain :

1.

Fisika merupakan sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika

mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang danwaktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang

sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos. 2. a. b. c. d. 3. Secara sederhana tujuan kita belajar fisika adalah : Untuk memahami ilmu fisika sesuai kedalaman mata pelajaran atau mata kuliah. Untuk bisa berkarya dan berinovasi bagi ilmu fisika seperti melakukan penelitian. Untuk bisa menerapkan fisika dan mengimplementasikan ke bidang lain. Untuk menjadi guru fisika atau dosen fisika. Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa sains pada hakekatnya merupakan

sebuah kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), cara atau jalan berpikir (a way of thinking), dan cara untuk penyelidikan (a way of investigating).

Diposkan oleh Usman Sambiri di 19.28 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook 1 komentar:

les privat pep mengatakan... mantab pak artikelnya .. sukses selalu 2 Juli 2013 13.24 Poskan Komentar Link ke posting ini

Anda mungkin juga menyukai