Anda di halaman 1dari 19

MODUL

PENGENALAN KIR DAN TATA CARA


PENULISAN KARYA ILMIAH

Di susun oleh :

Khairul Juhdy, S.Pd


Hizul Baiti Mardiani, S.Pd
Yanti SW. S.Pd

KELOMPOK ILMIAH REMAJA


SMA Negeri 1 Palibelo
TAHUN 2016

1
PENGERTIAN KIR
KIR singkatan dari Kelompok Ilmiah Remaja
KIR kadang kala disebut juga dengan sebutan Karya Ilmiah Remaja / Youth Science Club.
KIR merupakan Organisasi Ekstrakulikuler yang bergerak di bidang Penelitian Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Dimana dari hasil Penelitian tersebut diharapkan menghasilkan
suatu Karya Ilmiah.
KIR ditujukan untuk siswa yang berusia 12 – 21 tahun, Adapun Jenis KIR diantaranya :
 Tingkat Intra Sekolah
• Tingkat SMP
• Tingakt SMA
 Tingkat Antar Sekolah
• KIRJU, KIRJAS, KIRPUS, KIBAR, PIRAMID, BASIC, FORMASI, FOSCA, dll.

SEJARAH KIR
Latar Belakang didirikannya KIR berdasarkan hasil : Konferensi Anak - anak Dunia
(Children of World Conference) yang diselenggarakan oleh UNESCO (Salah satu Badan /
Organisasi PBB yang mengurusi Pendidikan, Iptek, dan Kebudayaan) pada tahun 1963
bertempat Grenobel Perancis.
Butir hasil Konferensi tersebut salah satunya “Diperlukannya pendidikan IPTEK di
luar sekolah”. Mengingat pentingnya hasil konferensi itu, maka banyak negara di dunia,
termasuk Indonesia menyelenggarakan pendidikan di luar sekolah melalui “Youth Science
Club” yang kemudian dikenal dengan “Kelompok Ilmiah Remaja ”
Di Indonesia, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) memperkenalkan KIR
dikalangan sistem pendidikan pada tahun 1969, dua tahun setelah LIPI berdiri, yakni 1967.
STRUKTUR KIR
KIR mempunyai Sturktur Organisasi, seperti struktur dibawah ini :

TUGAS DAN JABATAN PENGURUS KIR

NO JABATAN TUGAS
1 KETUA KIR 1.Berkoordinasi dengan wakil ketua
2.Bertanggung jawab atas sekretaris, bendahara, dan
wakil
3.Berkomunikasi dengan pembina, alumni dan OSIS
4.Bertanggung jawab atas proker
5.Bertanggung jawab atas LPJ setiap acara

2
2 WAKIL KETUA KIR 1.Berkoordinasi dengan ketua
2.Menggantikan ketua di saat berhalangan
3.Memimpin dan bertanggung jawab atas Divisi
3 SEKRETARIS KIR 1.Berkoordinasi dengan ketua
2.Membantu ketua membuat proker dan LPJ
3.Mengatur surat masuk dan surat keluar
4.Menjadi notulis dalam rapat eksternal
4 BENDAHARA KIR 1.Berkoordinasi dengan ketua
2.Mengatur pemasukan dan pengeluaran
3.Bertanggung jawab atas kas
5 DEPT. SAINT DAN 1.Berkoordinasi dengan wakil ketua
LINGKUNGAN 2.Mengkoordinasi dan bertanggung jawab setiap
kegiatan internal KIR yang berhubungan dengan
praktikum Sains dan Lingkungan
6 DEPT. TEKHNOLOGI 1.Berkoordinasi dengan wakil ketua
DAN KOMPUTER 2.Mengkoordinasi dan bertanggung jawab setiap
kegiatan internal KIR yang berhubungan dengan
praktikum komputer
7 DEPT. SOSIAL DAN 1.Berkoordinasi dengan wakil ketua
KEMASYARAKATAN 2.Mengkoordinasi dan bertanggung jawab setiap
kegiatan internal KIR yang berhubungan dengan
praktikum Sosial dan Kemasyarakatan
TUJUAN KIR

Tujuan yang harus dicapai oleh KIR adalah pengembangan sikap ilmiah, kejujuran dalam
memecahkan masalah yang ditemui dengan kepekaan yang tinggi dengan menggunakan metode
yang sistematis, objektif, rasional dan berprosedur
.
Tujuan KIR didirikan, diantaranya :
• Meningkatkan kesadaran tentang peranan IPTEK dalam kehidupan dan pembangunan
bangsa.
• Meningkatkan kemampuan dan kreativitas ilmiah bagi remaja.
• Melatih remaja untuk dapat menjawab berbagai permasalahan.
• Melatih untuk bersikap dan berfikir secara ilmiah.
• Mempersiapkan remaja menjadi Ilmuwan.
• Mengisi waktu kosong dengan kegiatan yang positif dan produktif.

MANFAAT KIR
Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) mempunyai berbagai manfaat bagi Siswa (Anggota KIR),
Guru (Pembina KIR), maupun Sekolah (Pelindung KIR), antara lain sebagai berikut
 Menfaat KIR bagi Siswa (Anggota) adalah :
• Membangkitkan rasa ingin tahu.
• Meningkatkan daya kreatif, kreasi, kritis, dan nalar.
• Menambah wawasan terhadap Iptek.
• Meningkatkan keterampilan menguasai Iptek.
• Meningkatkan minat baca terhadap Iptek.
• Memperluas wawasan komunikasi melalui pengalaman diskusi, debat, dan
presentasi ilmiah.
• Mengenal tata cara berorganisasi ilmiah.
• Menempa kematangan sikap dan kepribadian.
• Mengenal sifat-sifat ilmiah.
 Menfaat KIR bagi Guru (Pembina) adalah :
• Menambah keterampilan membimbing kelompok ilmiah remaja.
• Menambah pengetahuan dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.
• Mengenal sikap dan perkembangan pribadi siswa lebih mendalam.
• Meningkatkan kesejahteraan hidup.

3
 Menfaat KIR bagi Sekolah (Pelindung) adalah :
• Memberikan nilai tambah dan nilai unggulan kompetitif bagi sekolah.
• Menambah keterampilan dalam mengelola dan mengembangkan sekolah.
• Memperluas hubungan kerja sama dengan instansi lainnya.
• Meningkatkan situasi dan kondisi sekolah yang kondusif untuk belajar
• Menambah fungsi sekolah lanjutan / menengah sebagai media tempat
pengembangan riset / penelitian.
PEMBENTUKAN KIR
Ada beberapa hal yang harus dijadikan bahan pertimbangan dan persiapan dalam membentuk
Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di tingkat Sekolah, antara lain sebagai berikut :
 Waktu Organisasi KIR :
• Waktu berkumpul dan beraktivitas, biasanya pada hari Sabtu / Minggu
 Kelengkapan Organisasi KIR :
• Surat Keputusan Pengukuhan Ektrakulikuler
• Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
• Struktur Kepengurusan
• Program Kerja
• Peraturan Organisasi
• Format Keanggotaan
UNSUR KIR
Unsur organisasi KIR terdiri dari :
1. Anggota KIR (siswa yang telah lolos penyeleksian dan pelantikan keanggotaan)
2. Pengurus KIR (anggota yang mengelola KIR dengan masa waktu max 1 tahun)
3. Pembina KIR (guru yang ditunjuk pihak sekolah untuk mendampingi KIR)
4. Alumni KIR (anggota yang telah lulus dari sekolah)
5. Partisipan KIR (pihak luar (instansi/perorangan) yang peduli akan aktivitas KIR)
ANGGOTA KIR
Anggota KIR merupakan :
• Siswa sekolah yang telah lolos tahap seleksi Keanggotaan KIR yang diadakan oleh
Pengurus KIR
• Sebagai Media Kreativitas Organisasi, dimana anggota kelas X dijadikan media utama
penerimaan ilmu pengetahuan yang berasal dari Unsur KIR lain, seperti dari Pengurus,
Pembina, Alumni dan Partisipan KIR.
• Berperan sebagai Sumber Aktifitas Organisasi, dimana anggota tersebut juga dilibatkan
dalam menyumbangkan ide-ide kreatif dalam bentuk kegiatan maupun penelitian untuk
KIR
• Berperan sebagai bibit-bibit unggul untuk kaderisasi kepengurusan KIR dimasa
mendatang.
PEMBINA KIR
Pembina KIR merupakan :
• Guru / Perorangan yang direkomendasikan oleh kepala sekolah untuk ditugaskan
menjadi Pembina KIR.
• Sebagai Pemantau jalannya organisasi KIR, dimana setiap kebijakan yang
diambil Pengurus KIR harus sepengetahuan Pembina KIR.
• Berperan sebagai Konsultan kepengurusan, dimana pembina memberikan saran
kepada pengurus maupun anggota KIR.
• Pelindung bagi Organisasi KIR dan penghubung antara Unsur KIR lain dengan
pihak sekolah.
ALUMNI KIR
Alumni KIR merupakan :
• Anggota KIR yang telah lulus dari Sekolah, baik berstatus sebagai mahasiswa
maupun pekerja.

4
• Sebagai Falisitator aktivitas ilmiah KIR, maksudnya sebagai pengisi materi dari
aktivitas KIR berdasarkan kemampuan yang alumni itu punyai, baik didapat
diwaktu masa kuliah maupun di masa kerja.
• Berperan sebagai Media Link Organisasi, maksudnya sebagai media jembatan
penghubung KIR dengan pihak instansi / lembaga yang bergerak dibidang sains.
• Salah satu pendukung dalam Pendanaan kegiatan / aktivitas KIR, biasanya
diperuntukan untuk kalangan alumni yang telah berstatus kerja.
PARTISIPAN KIR
Partisipan KIR merupakan :
• Instansi / Lembaga Sains yang membantu dalam berbagai aktivitas KIR, baik
dalam hal keilmuan maupun hal pendanaan kegiatan KIR.
• Sebagai Link Organisasi, yang nantinya berperan sebagai jaringan pendukung
aktivitas KIR.
PENDANAAN KIR
Pendanaan organisasi KIR didapatkan dari :
1. Iuran Kas KIR
2. Subsidi dari pihak Sekolah
3. Donatur
4. Sponsorship
AKTIVITAS KIR
Aktivitas organisasi KIR terdiri dari :
1. Pengenalan KIR
2. Penyeleksian KIR
3. Pelantikan KIR
4. Pertemuan KIR
5. Pelatihan KIR
6. Praktikum / Penelitian KIR
7. Perlombaan KIR
8. Pergantian Kepengurusan KIR
9. Program Kerja KIR
10. Proyek KIR
PERTEMUAN KIR
KIR mempunyai beberapa kegiatan Pertemuan, diantaranya ;
1) Pertemuan Mingguan
• Rapat Pengurus KIR
• Praktikum per-Seksi/Divisi/Departemen
• Pertemuan Materi Sains
• Latihan Rutin KIR
2) Pertemuan Bulanan
• Pelatihan Ilmiah (LDP, TLIR, PIR, dll)
• Pertemuan dengan Alumni KIR
• Kunjungan Ilmiah
• Forum Silaturahmi KIR
3) Pertemuan Tahunan
• Pekan Pengenalan, Penyeleksian, Penerimaan & Pelantikan (P5 KIR)
• Musyawarah Besar KIR
• Ulang Tahun KIR
• Rapat Pleno KIR
PELATIHAN KIR
KIR mempunyai beberapa kegiatan Pelatihan, diantaranya ;
1) Pelatihan Dasar (Basic Training)
• Latihan Dasar Penelitian (LDP)

5
• Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK)
• Latihan Dasar Management (LDM)
• Latihan Dasar Science (LDS)
2) Pelatihan Menengah (Intermediate Training)
• Temu Lapang Ilmiah Remaja (TLIR)
• Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL)
• Bina Pengelolaan Organisasi (BPO)
• Kuliah Umum Pengetahuan (KUP)
3) Pelatihan Mahir (Advanced Training)
• Perkemahan Ilmiah Remaja (PIR)
• Program Pengkajian Kepengurusan (PPK)
• Pelatihan Organisasi Mandiri (POM)
• Science Project (SP)
PERLOMBAAN KIR
KIR mempunyai beberapa kegiatan Perlombaan, diantaranya ;
1) Bidang Penelitian tingkat Nasional (National Research Competition)
• Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) diadakan PASAID &
DEPDIKNAS
• Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) diadakan DEPDIKNAS
• National Young Innovator Awards (NYIA) diadakan LIPI & PPTIPTEK
• Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) diadakan LIPI
• Indonesian Young Scientist Competition (INAYS) diadakan SURYA
INSTITUTE
• Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) diadakan DEPDIKNAS
2) Bidang Olimpiade Sains Nasional dan Internasional (National and
International Science Olympiad)
• Matematika : IMO, APMO
• Biologi : IBO
• Fisika : IPhO, APhO
• Kimia : IChO
• Astronomi : IAO, IOAA, APAO
• Ekonomi : IEO
• Informatika : IOI, APIO
• Kebumian : IESO
PERMASALAHAN KIR
KIR mempunyai berbagai macam Permasalahan klasik, contohnya sebagai berikut ;
1) Kaderisasi
• Siswa kelas X yang sedikit ingin minat masuk jadi anggota KIR.
• Terjadinya “Batasan/Gep” antara anggota dengan pengurus KIR.
2) Kegiatan
• Terjadinya hal membosankan (monoton) disetiap pertemuan KIR.
• Tidak adanya kegiatan pelatihan untuk anggota & pengurus yang
berkualitas
3) Koordinasi
• Tidak adanya koordinasi antar unsur KIR
• Tidak adanya birokrasi yang lemah
4) Prestasi
• Tidak ada cara untuk mengenal perlombaan untuk KIR (prestasi
aktivitas)
• Tidak adanya usahanya memperkenalkan KIR keluar (prestasi
keorganisasian)

6
LANGKAH – LANGKAH PENULISAN KARYA ILMIAH

1) PERSIAPAN
A. Memilih Topik
Cara memilih topik ya g baik dalam sebuah karya lmiah adalah sebagai berikut :
a. Topik tersebut sudah dikuasai
b. Topik tersebut menarik perhatian
c. Topik tersebut memiliki ruang lingkup terbatas
d. Memiliki data yang obyektif
e. Memiliki prinsip-prinsip ilmiah (ada landasan teori atau teori sebelumnya)
f. Memiliki sumber acuan
B. Penentuan Judul
Syarat judul yang baik adalah :
a. Harus berbentuk frasa
b. Tanpa ada singkatan atau akronim
c. Awal kata harus huruf besar kecual preposisi dan konjugasi
d. Tanpa tanda baca (titik,koma dll)
e. Menarik perhatian
f. Logis
g. Sesuai dengan isi
C. Penulisan Kerangka Karya Ilmiah
Kerangka karya ilmiah adalah penglompokkan dan pengamatan jenis fakta dan sifatnya
menjadi kesatuan dan bertautan.
Contoh :
HALAMAN JUDUL
SURAT KETERANGAN ORISINALITAS
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II. KAJIAN TEORI
2.1 …………
2.2 …………
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 ………..
3.2 ………..
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1………..
4.2 ……….
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

7
2) PENGUMPULAN DATA
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
Mencari informasi/data dari perpustakaan atau internet
a. Membuat daftar angket
b.Melakukan wawancara
c. Melakukan pengamatan di lapangan
d.Melakukan percobaan di laboratorium
3) PENYUSUNAN DATA
Penyusunan data dapat diartikan menyeleksi, mengolah dan menganalisis data dengan
menggunakan teknik-teknik atau metoda yang telah ditentukan
4) PENGETIKAN
Setelah data disusun lalu diadakan pengetikan data. Kertas yang dipakai A4, Huruf yang
dipakai adalah times new roman 2 atau arial 11. Spasi yang dipakai 1,5 atau 2, sedangkan
untuk abstrak spasi 1. Ukuran huruf untuk judul karangan dan judu bab adalah 14,
sedangkan ukuran huruf untuk nama lembaga 16.
5) PEMERIKSAAN
Pemeriksaan kata (penelitian) dapat dilakukan melalui tahapan penerapan bahasa sebagai
berikut :
a. Penyusunan paragraf
b. Penerapan kalimat baku
c. Penerapan diksi/pilhan kata
d. Penerapan EYD
KOMPONEN KARYA ILMIAH

1.1 Latar Belakang Masalah


alasan memilih judul tersebut, apa yang mendasari pemilihan judul (karena tertarik, masalah
sedang mengemuka, penting, bermanfaat). Alasan yang memuat keterangan yang menyebabkan
munculnya masalah. Bila latar belakang sudah diketahui diharapkan
dapat merumuskan masalah.
Contoh
(1) topik “limbah Industri Tekstil”
•kemukakan sebab-sebab yang mempengaruhi (bahaya/dampak) limbah bila tidak
ditangani/ditanggulangi.
(2) topik “Kemacetan Lalu lintas”
•gambaran umum terjadinya kemacetan lalu lintas di Simpang Dago/hal-hal yang menimbulkan
masalah kemacetan.
1.2 Rumusan Masalah/Identifikasi Masalah
diungkapkan dengan kalimat tanya (ini yang akan menjadi pokok pembicaraan dan yang akan
kita analisis). Bagian ini harus ada karena untuk membatasi masalah.
Misalnya
a.sejauhmana GPS memasyarakat di Indonesia?
b.mengapa GPS digemari oleh masyarakat?
c.sejauhmana manfaat GPS di bidang teknik Geodesi?
Rumusan Masalah
berupa pertanyaan inti mengenai masalah yang dikemukakan /apa yang menjadi problem yang
perlu dipecahkan. Kalimat-kalimat yang dapat menegaskan apa yang menjadi inti permasalahan
biasanya didahului apa, mengapa, sejauhmana, atau bagaimana? kalimat
yang memerlukan solusi/pemecahan
Contoh Kalimat pembuka
“Sehubungan dengan latar belakang di atas timbul persoalan/masalah . . . “
“Seperti yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah….”
Sehubungan dengan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka penulis merumuskan
masalah . .

8
Rumusan Masalah
•Apa saja yang akan dibicarakan pada bab tiga
Contoh,
1. Bagaimana cara yang tepat untuk meningkatkan minat baca para siswa?
2. Bagaimana cara untuk mengatasi dampak negatif budaya barat terhadap bangsa kita?
1.4 Tujuan Penulisan/Penelitian
Tujuan penulisan merupakan tujuan objektif bukan tujuan subjektif. kurang lebih) satu
alinea/paragraf. Untuk apa persoalan itu dikemukakan/ Untuk apa kita melakukan penelitian itu?
Contoh,
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penulisan makalah ini bertujuan
1. Membantu pemerintah dalam mengatasi kemacetan lalu lintas.
2. Menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan produksi padi di desa Sukasari.
3. Menemukan kiat yang tepat untuk meningkatkan minat baca siswa
1.5 Postulat dan Hipotesis
1.5.1 Postulat (anggapan dasar):
- pernyataan yang dianggap benar secara apriori.
- Biasanya berupa teori, dalil,hukum, rumus, aksioma
- Berkaitan dengan landasan teori (bab II)
- Postulat biasanya sebagai alasan/sebab
Contoh :
1. Benda yang berada dalam zat cair mendapat gaya tekan ke atas sebanyak zat cair yang
dipindahkan oleh benda tersebut
2. Lazimnya, makin banyak permintaan, makin banyak pula keuntungan yang diperoleh
para pedagang.
1.5.2 Hipotesis (dugaan, perkiraan, prediksi sementara) diajukan berdasarkan
•Hasil pengamatan sepintas --- yang dapat diperkirakan dari suatu peristiwa
•Pernyataan para pakar --- kebenarannya harus diuji
•Dugaan kita mengenai masalah akan kita buktikan pada bab III
•Hipotesis diturunkan dari postulat.
•Hipotesis merupakan akibat (hubungan kausal dgn postulat)
Contoh,
1. Jika pada bulan Juli yang akan datang panen raya di Jawa barat berhasil dengan baik,
harga padi di Indonesia akan turun.
2. Berdasarkan hasil perhitungan matematis,jembatan yang sedang dirancang itu
mempunyai daya pakai 25 tahun.
1.7 Metode Penelitian
metode apa yang dipergunakan bergantung pada sifat masalah yang diteliti
•metode historis berkaitan dengan peristiwa masa lampau
•metode deskriptif berkaitan dengan peristiwa yang sedang terjadi
•metode deskriptif analitis berkaitan dengan peristiwa yang sedang terjadi disertai
suatu analitis
•metode eksperimen/percobaan bila yang diteliti mengenai hal-hal yang akan terjadi/
mungkin terjadi.
•Ada pula yang menggunakan metode rasional/ empiris

9
PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
I. ASPEK PENILAIAN
Penilaian terhadap karya tulis ilmiah meliputi tiga aspek yaitu : naskah karya tulis
ilmiah dan kualitas.
1. Penilaian terhadap naskah karya tulis ilmiah
Naskah karya tulis ilmiah dinilai meliputi dua hal yaitu bahasa, sistematika dan format.
a. Bahasa
Penilaian terhadap bahasa didasarkan atas penggunaan bahasa Indonesia yang benar, tata
tulis dengan ejaan yang telah disempurnakan dan komunikatif.
b. Sistematika dan format
Penilaian terhadap sistematika tulisan didasarkan atau kesesuaian antara karya tulis
ilmiah dengan jenis penelitian yang dipilih serta memperhatikan kekhasan bidang studi.
Format dalam menilai format karya tulis ilmiah ditunjukkan pada penggunaan huruf dan
variasinya, penampilan grafik, gambar, diagram dan 10dea .
2. Penilaian kualitas karya tulis ilmiah
Kualitas karya tulis ilmiah dinilai atas lima hal yaitu : (1) perumusan masalah, (2) kajian
teori, (3) penguasaan metodologi, (4) manfaat dan hasil penelitian, dan (5) originalitas.
a. Perumusan Masalah
Penelitian terhadap perumusan masalah difokuskan pada ketajaman perumusan masalah
dan tujuan penelitian, spesifik dan menggambarkan permasalahan bidang studi.
b. Kajian teori
Penilaian terhadap kajian teori dari karya tulis ilmiah didasarkan atas relevansi dan
kemutakhiran pustaka yang digunakan serta penyusunan / pengacuan daftar pustaka.
c. Penguasaan metodologi
Penilaian terhadap penguasaan metodologi dari karya tulis ilmiah didasarkan atas
ketepatan metode yang digunakan yaitu kesesuaian dengan masalah, ketepatan
rancangan, ketepatan 10dea tau10t, ketepatan prosedur, ketepatan pengambilan data,
serta ketepatan dan ketajaman analisis.
d. Manfaat dan hasil penelitian
Penilaian untuk hasil penelitian diarahkan pada mutu hasil penelitian, kesesuaian dengan
tujuan dan kedalaman pembahasan. Penilaian terhadap manfaat karya tulis ilmiah
didasarkan atas kontribusi hasil penelitian pada pengembangan IPTEK, pembangunan
dan atau pengembangan kelembagaan.
e. Originalitas
Penilaian terhadap keaslian karya tulis ilmiah dilakukan atas dasar seberapa jauh karya
tulis ilmiah, merupakan karya asli guru sendiri, tidak mengambil alih 10dea tau tulisan
orang lain. Nilai tinggi diberikan terhadap yang masih langka atau belum pernah diteliti
sebelumnya.
II. TEKNIK KEBAHASAAN DAN TATA CARA PENULISAN
Yang akan dibicarakan dalam Bahasa dan Tata Cara Penulisan meliputi : (1) bahasa, (2)
pengetikan, (3) penomoran, (4) daftar pustaka, dan (5) penulisan nama.
A. Bahasa
1. Bahasa yang digunakan
Bahasa yang dipergunakan yaitu Bahasa Indonesia yang baik dan benar atau bahasa
Indonesia baku. Kalimat-kalimat harus memiliki subjek dan predikat, agar lebih sempurna
ditambah dengan objek maupun keterangan. Penggunaan bahasa yang dimaksud yaitu
bahasa Indonesia yang lazim dipergunakan dalam khazanah ilmiah.
2. Bentuk kalimat
Kalimat-kalimat tidak menampilkan orang pertama dan orang kedua (saya, aku, kami,
kita, engkau, kamu dan sebagainya), tetapi dibentuk menjadi kalimat pasif. Pada penyajian
kata pengantar, aku, saya diganti dengan penulis.
3. Istilah

10
Istilah yang dipergunakan ialah istilah Indonesia atau istilah yang sudah
diindonesiakan. Apabila terpaksa harus mempergunakan istilah asing atau daerah,
penulisannya dibedakan dengan digaribawahi, atau dimiringkan.
4. Ketidaktepatan yang sering terjadi
a. Kata penghubung seperti sehingga dan sedangkan seyogyanya tidak dipergunakan untuk
memulai suatu kalimat.
b. Kata depan, misalnya pada, sering digunakan tidak pada tempatnya, misalnya diletakkan
di depan subjek.
c. Kata –di- mana sering kurang tepat penggunaannya yang diperlakukan seperti “where”
dan “of” dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia penggunaan bentuk yang
demikian perlu dihindari.
d. Awalan di – dan ke- perlu dibedakan dengan kata depan di dan ke. Awalan di- dan ke-
dirangkaikan dengan bentuk dasar, sedangkan kata depan di dan ke tidak dirangkaikan
dengan kata yang mengikutinya.
e. Tanda baca harus dipergunakan dengan tepat seperti titik (.), titik dua (:), titik koma (;),
tanda petik (‘…….’) dan kurung ( ).
B. Pengetikan
1. Usulan penelitian dan karya ilmiah diketik dengan huruf pika atau standar atau dengan
huruf Times New Roman ukuran font 12, dengan jarak 2 (dua) spasi; kecuali untuk abstrak,
catatan kaki, kutipan langsung dari teks, dan daftar pustaka (bibliografi).
2. Abstrak diketik 1 spasi sebanyak-banyaknya 2 halaman.
3. Catatan kaki untuk tambahan penjelasan (bukan untuk kutipan) diketik dengan jarak 1 spasi,
jarak antara 2 catatan kaki yaitu 1,5 spasi.
4. Kutipan langsung yang lebih dari 3 baris diketik dengan 1,5 spasi dan kutipan langsung yang
kurang dari 3 baris diketik dengan 2 spasi dan diapit dengan tanda petik ganda
(“…………..:”). Kutipan yang berbahasa asing atau daerah harus disertai terjemahannya
dalam bahasa Indonesia.
5. Daftar pustaka diketik 1,5 spasi dan jarak antara dua buku spasi.
6. Pengetikan untuk usulan penelitian diketik dalam satu kesatuan urutan, tidak dirinci menjadi
bab-bab.
7. Pengetikan untuk karya ilmiah diketik dalam satu kesatuan urutan dan dirinci menjadi bab-
bab.
8. Setiap alinea baru diketik menjorok ke dalam dan dimulai setelah ketukan yang kelima atau
keenam dari tepi kiri (sesuai dengan default komputer).
9. Pergantian alinea dilakukan untuk uraian baru yang berkaitan langsung atau tidak langsung
dengan isi alinea sebelumnya.
10. Kertas untuk materi yaitu kertas HVS berat 70 atau 80 gram ukuran kuarto.
11. Untuk tabel dan gambar disajikan di kertas untuk materi, kecuali dalam keadaan tertentu
dapat menggunakan kertas ukuran yang berbeda.
12. Jarak tepi halaman sebagai berikut :
a. 4 cm atau 1,5 inci dari tepi atas.
b. 3 cm atau 1 inci dari tepi bawah.
c. 4 cm atau 1, 5 inci dari tepi kiri.
d. 3 cm atau 1 inci dari tepi kanan.
C. Penomoran
1. Penomoran halaman pada usulan penelitian menggunakan angka Arab kecil (1, 2, 3, dan
seterusnya), diketik pada sisi kanan atas halaman 2 cm dari tepi atas dan 3 cm dari tepi
kanan.
2. Penomoran halaman pada bagian awal karya ilmiah (sebelum bab I) mempergunakan angka
Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya), diketik pada sisi bawah 2 cm dari tepi bawah dan
tepat di tengah-tengah halaman.
3. Penomoran halaman pada bagian isi karya ilmiah (mulai bab I sampai dengan daftar pustaka
dan lampiran) mempergunakan angka Arab kecil (1, 2, 3 dan seterusnya).

11
4. Penomoran bab mempergunakan angka Romawi besar (I, II, III dan seterusnya), diketik
secara simetris dirangkaikan dengan judul bab di tengah-tengah halaman.
5. Penomoran sub bab mempergunakan huruf Latin besar (A, B, C dan seterusnya0 ditengah-
tengah halaman baris pertama atas.
6. Penomoran tabel, diagram, bagan, dan peta mempergunakan angka Arab kecil; perlu
disebutkan nomor dan judulnya/
7. Letak nomor halaman pada bagian isi dan bagian akhir karya ilmiah pada sudut kanan atau +
2 cm di atas baris pertama atas, kecuali pada halaman judul bab nomor halaman pada
bagian tengah bawah. Letak nomor tabel, diagram, dan bagan di depan judul tabel, diagram
dan bagan.
D. Daftar Pustaka
1. Daftar pustaka disusun secara alfabetis.
2. Urutan penulisan dalam daftar pustaka yaitu nama penulis titik tahun terbit titik judul buku
yang diberi garis bawah atau dicetak miring titik dua (:) nama penerbit titik. Sebagai contoh
misalnya :
Ramlan, M. 1983. Morfologi : Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta : C.V.
Karyono.
3. Apabila buku yang didalam daftar pustaka merupakan edisi terjemahan setelah judul buku
disebutkn “edisi terjemahan oleh……” didalam kurung. Dalam terjemahan tahun terbit yang
dipakai adalah tahun terbit terjemahan. Sebagai contoh misalnya :
Lyons, John. 1995. Pengantar Teori Linguistik (Edisi Terjemahan oleh I. Soetikno).
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
4. Apabila buku dalam daftar pustaka ini berupa sebuah artikel dalam sebuah kumpulan
karangan yang disunting oleh seorang editor, maka judul artikel itu diapit tanda petik dua
(“……..”) tanpa garis bawah. Sebagai contoh misalnya :
Hasan Alwi. 1997. “Peran Media Massa : Peningkatan Mutu Sumber Daya
Manusia Melalui Pembinaan Bahasa” dalam Ragam Bahasa Jurnalistik dan
Pengajaran Bahasa Indonesia. Semarang: Penerbit Citra Almamater.
5. Apabila terdapat beberapa buku yang ditulis oleh seorang yang sama, nama penulis di tulis
yang pertama, tahunnya kronologis, sedangkan di bawahnya cukup ditulis : _______.
Sebagai contoh misalnya :
_____. 1995. Linguistik : Identitasnya, Cara Penanganan Obyeknya, dan Hasil
Kajiannya. Yogyakarta : Duta Wacana Univercity Press.
6. Daftar pustaka yang boleh dicantumkan hanya sumber referensi yang dikutip langsung atau
tidak langsung yang idenya dimuat dalam karya ilmiah.
7. Selain ketentuan 1 sampai 6, tiap program studi diberi keleluasaan untuk mengikuti
kekhasan menurut bidang ilmu masing-masing.
E. Penulisan Nama
1. Gelar akademik dan gelar kebangsaan tidak dicantumkan.
2. Semua nama/ pengarang/ penulis buku asing dibalik, maksudnya nama famili di depan
diikuti satu huruf depan nama panggilan atua nama sendiri.
3. Penulis dari kalangan Indonesia tidak dibalik kecuali nama yang didahului dengan nama
baptis atau nama diri yang disingkat harus dibalik, misalnya :
- F. Soekamto ditulis Soekamto, F.
- D. Edi Subroto ditulis Edi Subroto, D.
4. Nama penulis buku yang kurang dari tiga orang semua ditampilkan. Untuk penulis asing
yang dibalik hanya penulis pertama.
5. Nama penulis buku yang lebih dari tiga orang yang ditulis hanya penulis pertama kemudian
koma (,) et.al./dkk.
6. Penulis yang menulis lebih dari satu buku ditulis buku yang paling awal, diikuti tahun
berikutnya dengan penulisan seperti pada penulisan yang pertama.
7. Dalam tahun yang sama penulis menulis lebih dari satu buku, dalam angka tahunnya
dibedakan dengan a, b, c dan seterusnya.

12
8. Penulis yang sama menulis buku bersamaan dengan penulis lain, penulis pertama lebih
dahulu baru diikuti penulis berikutnya.

III. FORMAT PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH


Karya tulis ilmiah terdiri atas bagian awal, bagian isi dan bagian akhir.

A. Bagian Awal
Bagian awal karya tulis ilmiah terdiri atas : (1) halaman sampul luar, (2) halaman
sampul dalam, (3) halaman pengesahan pembimbing, (4) halaman pengesahan karya tulis
ilmiah, (5) pernyataan, (6) kata pengantar, (7) daftar isi, (8) daftar tabel, (9) daftar singkatan dan
lambang, (10) daftar lampiran, (11) daftar gambar, dan (12) abstrak.
1. Halaman sampul luar
Halaman sampul luar memuat (1) judul karya tulis ilmiah, (2) maksud karya tulis ilmiah, (3)
lambang, (4) nama dan nomor guru, (5) instansi penyelenggara, (6) tahun penyelesaian
karya tulis ilmiah. Contoh halaman sampul luar dapat dilihat pada lampiran 4.
a. Judul karya tulis ilmiah
Judul karya tulis ilmiah dicetak dengan huruf kapital semua, ditempatkan paling atas dan
disusun simetris.
b. Maksud karya tulis ilmiah
Maksud karya tulis ilmiah yaitu untuk memenuhi sebagian persyaratan kenaikan
golongan IVa ke IVb.
c. Lambang
Lambang berbentuk bundar dengan diameter 5,5 cm.
d. Nama dan NIP
Nama guru ditulis lengkap tidak boleh disingkat tanpa gelar kesarjanaan. NIP ditulis di
bawah nama.
e. Instansi penyelenggara
Instansi penyelenggara yaitu sekolah masing-masing Dinas Pendidikan Nasional Kota
Salatiga.
f. Tahun penyelesaian karya tulis ilmiah
Tahun penyelesaian karya tulis ilmiah ditulis di bawah Dinas Pendidikan Nasional Kota
Salatiga.
2. Halaman sampul dalam
Halaman sampul dalam berisi tulisan yang sama dengan halaman sampul luar, tetapi
diketik di atas kertas putih.
3. Halaman pengesahan
Halaman pengesahan berisi tulisan : (1) judul karya tulis ilmiah, (2) nama penulis, (3) nama
kepala unit kerja, (4) tanggal pengesahan, dan (5) mengetahui Kepala Dinas Pendidikan
Nasional Kota Salatiga.
4. Pernyataan
Pernyataan menyatakan bahwa hasil penelitian ini merupakan penelitian asli dan bukan
mencontoh (plagiat) karya tulis ilmiah orang lain.
5. Kata pengantar
Kata pengantar berisi antara lain ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang dianggap sangat berjasa dan berhubungan langsung
dalam penyusunan karya tulis ilmiah.
6. Daftar isi
Daftar isi berisi gambaran secara menyeluruh mengenai isi karya tulis ilmiah dan merupakan
petunjuk bagi pembaca yang ingin langsung melihat suatu bagian tertentu dari karya tulis
ilmiah. Di dalam daftar isi dicantumkan urutan judul suatu bab, sub judul dan anak sub judul
yang disertai nomor halaman.
7. Daftar tabel
Apabila dalam karya tulis ilmiah terdapat banyak tabel perlu daftar tabel yang memuat
urutan judul tabel beserta dengan nomor halamannya.

13
8. Daftar singkatan dan lambang
Daftar singkatan dan lambang (apabila ada) disusun secara alfabetis diberi judul dan
penjelasan.
9. Daftar lampiran
Daftar lampiran dibuat apabila dalam karya tulis ilmiah dilengkapi dengan lampiran-
lampiran, berisi urutan judul lampiran dan nomor halamannya.
10. Daftar gambar
Daftar gambar dibuat apabila dalam karya tulis ilmiah terdapat banyak gambar, berisi urutan
judul gambar dan nomor halamannya.
11. Abstrak
Abstrak merupakan uraian singkat akan tetapi lengkap mengenai karya tulis ilmiah yang
mencakup masalah, tujuan penelitian, landasan teori, metode penelitian, dan hasil penelitian.
Abstrak diketik 1 spasi ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
B. Bagian Isi
Bagian isi karya tulis ilmiah berisi urutan yang disajikan dalam bentuk bab yang
mencakup (1) pendahuluan, (2) tinjauan pustaka, (3) metode penelitian, (4) hasil pembahasan,
dan (5) penutup.
1. Pendahuluan
Bab pendahuluan berisi uraian mengenai (1) latar belakang masalah, (2) perumusan
masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian.
a. Latar belakang masalah
Pada latar belakang masalah diuraikan faktor-faktor yang melatarbelakangi perlunya
masalah itu diteliti, ditinjau dari segi kepentingan (urgensi) dan motivasi penelitian yang
dilakukan. Dalam hal ini dipaparkan pula rasionalitas (argumentasi perlunya penelitian
tersebut dilaksanakan). Di samping itu, perlu disinggung penelitian yang sejenis yang
pernah dilakukan serta perbedaannya dengan penelitian yang sekarang. Apabila
diperlukan dapat diungkapkan data empirik tentang masalah yang akan diteliti.
b. Perumusan masalah
Perumusan masalah menunjukkan inti masalah yang hendak diteliti.
c. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkakn tujuan umum dan khusus yang ingin dicapai dalam
penelitian.
d. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian merupakan pernyataan bahwa penelitian bermanfaat dalam
pengembangan ilmu dan teknologi serta pembangunan di bidangnya.
2. Tinjauan pustaka
Dalam tinjauan pustaka ini memuat landasan teori dan penelitian yang relevan. Landasan
teori menampilkan studi kepustakaan yang mengungkapkan pendekatan secara teoritis
(theoretical approach) yang akan dipakai serta mengungkapkan secara singkat garis besar
landasan teori yang telah dikembangkan. Tinjauan penelitian yang relevan berisi tinjauan
kritis terhadap hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan baik penelitian orang lain
maupun penelitian yang pernah dilakukan sendiri. Dijelaskan secara mendalam hasil-hasil
penelitian yang pernah serta aspek-aspek khusus penelitian itu yang membedakan dengan
penelitian yang dilakukan.
3. Metode penelitian
Metode penelitian secara garis besar, dibedakan menjadi penelitian kualitatif dan
penelitian kuantitatif. Untuk penelitian kualitatif rumusan metode penelitian berfungsi
sebagai penuntun pelaksanaan yang bersifat sementara. Di dalam proses penelitian
perumusan tersebut dapat dilakukakn perubahan atau penyempurnaan. Secara umum metode
penelitian kualitatif memuat komponen-komponen sebagai berikut :
a. Tempat, lokasi atau setting penelitian (apabila dianggap perlu)
b. Data dan sumber data
c. Teknik pengumpulan data
d. Teknik analisis data

14
Untuk penelitian kuantitatif meliputi populasi dan sampel, penarikan sampel, instrumen
penelitian, pengumpulan data, teknik analisis, identifikasi variabel, dan definisi operasional.
Definisi operasional yang dimaksud adalah penjelasan-penjelasan tentang variabel dan
segala sesuatu yang erat hubungan dengan judul penelitian.
Selanjutnya masing-masing program studi diperbolehkan menentukan metode
penelitiannya sesuai dengan kelaziman ilmiah bidang studi masing-masing.
4. Hasil pembahasan
Dalam bab ini disajikan hasil penelitian dan analisis data serta pembahasannya sesuai
dengan permasalahannya. Dalam pembahasan diuraikan data secara jelas dan kritis. Perlu
dibahas keterbatasan penelitian untuk penyempurnaan dan pengembangan penelitian yang
akan datang.
5. Penutup
Dalam bab penutup berisi kesimpulan dan saran yang dinyatakan secara terpisah.
a. Simpulan
Simpulan merupakan pernytaan singkat dan tepat berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan sehubungan dengan masalah penelitian.
b. Saran
Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan peneliti yang ditujukan kepada
peneliti lain yang ingin mengembangkan, menindaklanjuti atau menerapkan hasil
penelitian. Di samping itu, hasil penelitian dapat direkomendasikan penerapannya pada
instansi atau lembaga terkait.
C. Bagian Akhir
Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran.
1. Daftar pustaka
Daftar pustaka memuat pustaka yang diacu dalam karya tulis ilmiah dan disusun secara
alfabetis.
2. Lampiran
Dalam lampiran (apabila ada) terdapat keterangan atau informasi yang diperlukan pada
bagian isi karya tulis ilmiah, misalnya kuesioner, perhitungan statistik, dan tabel. Lampiran
tersebut sifatnya melengkapi bagian isi karya tulis ilmiah.

15
Contoh : HALAMAN JUDUL

LARUTAN EKSTRAK DAUN JATI DAN PELEPAH MAHONI


SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI
SPIDOL PERMANEN MAKER

Makalah

Disusun Untuk Mengikuti


Indonesian Science Project Olimpyad (ISPO)
Tahun 2012

Oleh :
FELIA WAHONO

SMA NEGERI 1 PATI


Jalan Panglima Sudirman No. 24 Pati 59113

16
Contoh : SURAT KETERANGAN ORIGINALITAS

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS MAKALAH DAN


HASIL PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama Lengkap : Felia Wahono


NIS : 17720
Kelas : XIA 4
E-mail : feliawahono@gmail.com
Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Pati
Alamat Sekolah : Jl. P. Sudirman No. 24 Pati
Telephon : (0295) 381454
Alamat Rumah : Jl. Penjawi Rt 02 / 05 Pati

menyatakan bahwa makalah ini, yang berjudul LARUTAN EKSTRAK DAUN JATI DAN
PELEPAH MAHONI SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI SPIDOL PERMANEN
MAKER adalah sepenuhnya ditulis oleh peneliti tersebut. Dikerjakan di bawah bimbingan:

Pembimbing
Nama Lengkap : Idha Nurhayati
NIP : 19680731 200012 2001
Bidang Studi Yang Diampu : Kimia

Orisinalitas karya peneliti ini, tanpa unsur plagiatisme baik dalam aspek substansi maupun
penulisan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Bila di kemudian hari
ditemukan kekeliruan, maka saya bersedia menanggung semua resiko atas perbuatan yang saya
lakukan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Pati, 8 April 2012
Yang membuat pernyataan,

Penulis,

Felia Wahono
NIS. 17720

Kepala Sekolah, Pembimbing,

Drs. Sumaryo, M.Pd. Idha Nurhayati, S.Pd


NIP 196303121992031006 NIP 196807312000122001

17
Contoh : HALAMAN PNGESAHAN

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : LARUTAN EKSTRAK DAUN JATI DAN PELEPAH MAHONI
SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI SPIDOL PERMANEN
MAKER

Nama Penulis : Felia Wahono

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing dan Kepala SMA N 1 Pati

Pada tanggal : 8 April 2012

Kepala SMA N 1 Pati Pembimbing

Drs. Sumaryo, M.Pd Idha Nurhayati, S.Pd.


NIP. 196303121992031006 196807312000122001

18
Contoh : DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Felia

2. NISN : 17720

3. Tempat tanggal lahir : Pati, 27 Pebruari 1995

4. Jenis kelamin : Perempuan

5. Agama : Islam

6. Pekerjaan : Pelajar SMA Negeri 1 Pati

7. Alamat rumah : Jl. Penjawi no. 5 Pati

8. Telephon : 085786939008

9. Alamat sekolah/Telp : Jalan Panglima Sudirman No. 24 Pati

10. Telephon : (0295) 381454

19

Anda mungkin juga menyukai