Anda di halaman 1dari 22

Magnet bukanlah benda yang asing bagi kita.

Magnet banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari mainan anak-anak hingga alat navigasi modern. Sejak sekitar tahun 1600, fenomena kemagnetan mulai dinvestigasi para ilmuwan secara intensif. Beberapa penemuan berikutnya menunjukkan bahwa ternyata fenomena kemagnetan berhubungan dengan fenomena kelistrikan. Percobaan-percobaan terus dilakukan untuk menuju pada pemahaman yang komprehensif terhadap sifatsifat magnet tersebut dan hingga pada sekitar tahun 1820, seorang eksperimentalis kenamaan, Faraday, menemukan bahwa energi mekanik dapat diubah menjadi energi listrik dengan perantara magnet. Seperti halnya Newton yang telah berhasil merangkum fenomena alam dalam tiga hukumnya yang terkenal, bidang listirk-magnet yang berada di luar jangkauan mekanika Newton juga memiliki konsep unifikasi teori yang dicetuskan oleh Maxwell. Pada bab ini kita akan mempelajari konsep magnetik dan bagaimana

Bab yang akan dipelajari:


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Magnet, Magnetisme, dan Medan Magnet Garis Medan Magnet dan Fluks Magnet Gerak Partikel Bermuatan dalam Medan Magnet Gaya Magnet pada Partikel Bermuatan Konsekuensi Gaya Magnet pada Partikel Bermuatan Gaya Magnet pada Arus Listrik Gaya Magnet pada Loop Berarus Motor Arus Searah Efek Hall

Tujuan Pembelajaran:
1. Mendefinisikan sifat dasar magnet dan bagaimana magnet berinteraksi dengan yang lain. Menentukan sifat dasar gaya dapat menggerakkan muatan dalam medan magnet. Menjelaskan perbedaan antara garis medan magnet dengan garis medan listrik. Menganalisa gerak partikel bermuatan dalam medan magnet. Menjelaskan aplikasi praktis medan magnet dalam fisika dan kimia. Menganalisa gaya magnet pada konduktor berarus. Menentukan karakteristik loop berarus dalam medan magnet.

2. 3. 4. 5. 6. 7.

hubungannya dengan fenomena kelistrikan. Rosari Saleh dan Sutarto

Rosari Saleh dan Sutarto

Bab 6 Medan Magnet dan Gaya Magnet | 139

Salah satu hasil dari kemajuan teknologi disenja abad 20 adalah diciptakannya alatalat transportasi yang bergerak supercepat. Penjelajah udara seperti pesawat jet dan pesawat penumpang komersial lainnya telah dimanfaatkan sebagai sarana transportasi yang sangat efektif dan efisien. Alat transportasi serupa ternyata telah mampu dibuat manusia untuk sarana transportasi di darat. Di Jepang terdapat kereta yang dapat bergerak dengan kecepatan hingga 300 km/jam. Shinkansen, nama kereta tersebut yang secara kasar dapat diartikan kereta peluru, memanfaatkan konsep magnetik sebagai prinsip pokok konstruksinya. Di negara maju lainnya, magnetic levitation (maglev), nama kereta supercepat yang memanfaatkan magnet untuk konstruksi dan cara kerjanya, telah banyak digunakan misalnya di Perancis terdapat TGV, di Jerman terdapat ICE, dan di Italia terdapat TAV. Tidak hanya itu maglev yang diprediksikan akan dapat dibuat bergerak lebih cepat lagi juga telah digunakan di Spanyol dan Korea Selatan dengannama masing-masing KTX dan AVE. Bermula sekitar 2000 tahun yang lalu, orang-orang Yunani telah mengamati fenomena alam yang, pada waktu itu, sangat menarik. Sebuah batu, yang saat itu belum diketahui namanya, dapat menarik serpihan-serpihan besi. Pengamatan yang dilakukan oleh orang-orang Yunani tersebut ternyata hanya sebatas batu dapat menarik besi saja karena terbukti tidak ada literatur lainnya yang menyebutkan tentang apa yang dilakukan terhadap batu ajaib tersebut. Konon, batu yang dapat menarik serpihan besi tersebut kemudian dinamai magnet karena ditemukan pertama kali di suatu daerah di Asia Kecil bernama Magnesia. Baru sekitar abad ke dua belas, magnet dimanfaatkan sebagai alat navigasi penunjuk arah. Pengamatan yang dilakukan oleh ilmuwan Perancis Pierre de Maricourt menyebutkan bahwa sebuah magnet memiliki dua kutub. Hasil pengamatan Pierre ini kemudian dikonfirmasi oleh banyak sekali eksperimen yang juga menyebutkan bahwa magnet memiliki dua kutub yang berlainan. Tarikan atau tolakan magnet terhadap obyek lainnya yang paling kuat adalah pada daerah kutub sehingga disimpulkan juga bahwa pada daerah kutub itulah gaya tarik atau gaya tolak magnet yang paling kuat dihasilkan. Dengan menginteraksikan dua magnet yang berbeda diperoleh kesimpulan penting lainnya bahwa dua kutub magnet dari dua magnet yang berbeda dapat saling tarik menarik dan tolak menolak. Kutub magnet yang saling tarik menarik diidentifikasi sebagai dua utub sejenis RosariSalehdanSutarto

140 | Bab 6 Medan Magnet dan Gaya Magnet

sedangkan dua kutub yang saling tolak menolak diidentifikasi sebagai dua kutub yang berbeda jenis. Magnet yang digunakan sebagai alat navigasi selalu menunjuk pada dua arah yaitu utara dan selatan. Sekitar 4 abad lebih sedikit setelah pengamatan Pierre de Maricout, seorang ilmuwan Inggris membuat penemuan yang mencengangkan yang menyebutkan bahwa bumi yang kita diami ini sebenarnya juga sebuah magnet. Williem Gilbert, si penemu itu, menghipotesiskan bahwa jarum kompas yang selalu menunjukkan arah utara dan selatan geografis bumi dikarenakan adanya suatu gaya tarikan yang memaksa jarum kompas agar berada pada konfigurasi utara-selatan.

Gambar 6.1 Ilustrasi sederhana tentang kutub magnet bumi dan kutub geografis bumi.

Suatu argumentasi yang sangat logis diajukan oleh Gilbert, ujung jarum kompas yang menunjuk arah utara geografis bumi disebabkan oleh tarikan yang bersifat magnetik yang dilakukan oleh bumi. Demikian juga dengan ujung jarum yang menunjuk arah selatan geografis bumi. Hal tersebut kemudian, salah satunya, menghasilkan sistem nomenclature terhadap kutub-kutub magnet. Jika sebelumnya kutub-kutub magnet hanya dikenal sebagai sekedar dua kutub yang berlainan maka sekarang kutub tersebut dinamakan kutub utara dan kutub selatan. Bagi RosariSalehdanSutarto

Bab 6 Medan Magnet dan Gaya Magnet | 141

bumi sendiri, kutub utara magnet bumi terletak di sekitar kutub selatan geografis bumi sedangkan kutub selatan magnet bumi terletak di sekitar kutub utara geografis bumi, lihat Gambar 6.1. Sekitar dua abad setelah pencetusan gagasan Gilbert mengenai perilaku kompas yang membawanya pada kesimpulan bahwa bumi merupakan magnet, yaitu pada tahun 1820an, penemuan yang baru dan lebih mencengangkan dibanding penemuan Gilbert dilakukan di antaranya oleh Pierre Laplace dan Andre Marie Ampere. Berdasarkan hasil eksperimen yang di lakukan, dan juga dengan mengacu pada hasil eksperimen dari Hans Christian Oersted, Ampere menunjukkan bahwa efek magnetisme muncul ketika partikel bermuatan bergerak. Pada tahun itu juga baru diketahui bahwa ternyata fenomena listrik dan magnet saling terkait satu sama lain. Hal serupa juga dibuktikan oleh Michael Faraday dimana dalam eksperimennya ditemukan bahwa fenomena kemagnetan dapat menghasilkan fenomena kelistrikan.

61

Magnet, Magnetisme dan Medan Magnet

U U S

S S U

S S U

U U S

Gambar 6.2 Interaksi antar kutub magnet yang sejenis dan berlainan jenis.

Magnet memiliki dua kutub, tidak peduli seperti apa bentuknya. Ketika kutub magnet dari dua magnet yang berbeda didekatkan maka jika dua kutub tersebut sejenis maka magnet akan saling tolak menolak sedangkan jika dua kutub tersebut berbeda jenis maka magnet tersebut akan saling tarik menarik, lihat Gambar 6.2. Adanya interaksi yang bersifat tarik menarik dan tolak menolak merupakan bukti bahwa magnet dapat menghasilkan gaya. Gaya tersebut dikenal sebagai gaya magnet. Gaya tersebut bukan disebabkan oleh massa atau muatan seperti yang telah kita pelajari pada bab-bab sebelumnya. Gaya magnet ternyata juga dapat bekerja terhadap benda-benda selain magnet misalnya logam. Benda-benda tersebut hanya dapat ditarik oleh magnet. Berdasarkan dapat tidaknya suatu benda ditarik oleh magnet, benda dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu ferromagnetic yaitu benda yang ditarik kuat oleh magnet, paramagnetik yaitu benda yang dapat ditarik oleh magnet namun tidak sekuat benda ferromagnetik dan diamagnetik yaitu benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet sama sekali. Magnet merupakan benda yang unik. Magnet selalu mengandung, setidaknya hingga buku ini ditulis, dua kutub yaitu kutub utara dan selatan. Dua kutub tersebut tidak RosariSalehdanSutarto

142 | Bab 6 Medan Magnet dan Gaya Magnet

dapat dipisahkan satu sama lain. Jika terdapat sebuah magnet, misalnya magent batang, dipotong menjadi dua maka potongan-potongan tersebut akan membentuk konfigurasi kutub utara dan kutub selatan. Jika potonganpotongan tersebut dipotong lagi dengan ukuran yang lebih kecil, eksperimen membuktikan bahwa magnet tersebut tetap mengandung kutub utara dan selatan. Magnetisme menunjukkan sifat benda yang sama dengan sifat-sifat magnet. Medan Magnet Pada bab-bab yang telah kita pelajari, terutama bab yang membicarakan tentang gaya, gaya selalu berhubungang dengan suatu sumber gaya dimana sumber tersebut memiliki potensi untuk berinteraksi dengan sesuatu yang lain dengan mekanisme tertentu. Potensi tersebut merupakan sifat intrinsic benda. Pada gaya elektrostatik kita mengenal istilah medan listrik yang apabila medan tersebut berinteraksi dengan sebuah muatan maka muatan tersebut akan mengalami percepatan. Demikian juga dengan gaya magnet. Jika kita melatakkan serpihan besi yang berukuran kecil di dekat kutub suatu magnet maka serpihan besi tersebut akan ditarik oleh magnet dan menempel pada salah satu kutubnya. Serpihan besi yang mula-mula diam tentu saja harus ada sesuatu yang memicunya supaya dapat bergerak. Sesuatu yang memicu gerakan tersebut, dalam sudut pandang mekanika, adalah karena adanya percepatan. Percepatan sendiri, menurut konsep Newton, timbul karena ada suatu gaya. Gaya tersebut tentu saja bersumber dari magnet. Dengan analogi yang sama kita dapat menyimpulkan bahwa magnet tentu memiliki suatu medan gaya yang dapat berinteraksi dengan bahan-bahan magnetic tertentu. Medan gaya tersebut kemudian dikenal sebagai medan magnet. Banyak sekali bukti eksperimen yang menunjukkan adanya medan magnet tersebut, beberapa di antaranya seperti terlihat pada Gambar 6.3. Gambar 6.3 menunjukkan bahwa serbuk besi paling banyak terdistribusi di sekitar kutub magnet sedangkan di bagian tengah magnet batang ditribusi serbuk besi lebih sedikit. Demikian juga dengan daerah di sekitar magnet batang yang agak jauh dari kutub magnet, jumlah serbuk besi semakin sedikit. Distribusi serbuk besi tersebut menunjukkan kuat gaya magnet. Pada daerah kutub magnet, terlihat bahwa terdapat serbuk besi yang paling banyak. Hal ini menunjukkan bahwa pada daerah kutub gaya magnet adalah yang paling besar sedangkan gaya RosariSalehdanSutarto

Gambar 6.3 Serbuk besi yang ditaburkan pada magnet batang menunjukkan pola garis-garis yang menghubungkan dua kutub magnet batang.

Bab 6 Medan Magnet dan Gaya Magnet | 143

tersebut semakin lama semakin mengecil untuk daerah yang lebih jauh dari kutub magnet. Dengan perbedaan densitas serbuk besi pada daerah-daerah di sekitar magnet, dapat disimpulkan bahwa gaya magnet semakin kecil dengan bertambahnya jarak.

62 Garis Medan Magnet dan Gaya Magnet pada Partikel Bermuatan Seperti halnya pada medan listrik, untuk membantu kita dalam memahami mengenai medan magnet maka kita menggunakan diagram garis medan magnet yang menunjukkan persebaran medan magnet.
U

Gambar 6.4 Garis medan magnet pada magnet batang. Medan magnet disimbolkan dengan huruf B. Medan magnet berasal dari kutub utara dan berakhir di kutub selatan.

Distribusi serbuk besi pada Gambar 6.3, dapat divisualisasikan kembali dalam Gambar 6.4. Untuk mengetahui pengaruh dari medan magnet B ini, beberapa eksperimen telah dilakukan oleh para ilmuwan. Salah satu percobaan yang paling sederhana adalah percobaan jarum kompas. Jarum kompas yang diletakkan di sekitar magnet akan mengalami perubahan orientasi bergantung pada dengan kutub mana, pada magnet, jarum kompas berinteraksi. Tidak hanya disekitar kutub magnet, jika kompas diletakkan di daerah sekitar magnet, jarum kompas tersebut juga mengalami perubahan orientasi. Hal ini menunjukkan bahwa medan magnet memang benarbenar suatu kuantitas yang eksis. Hasil percobaan lainnya yang lebih mutkahir, namun cukup rumit, diketahui bahwa sebuah partikel bermuatan yang bergerak dalam medan magnet akan mengalami pembelokan arah gerak. Partikel bermuatan tersebut dipengaruhi oleh gaya magnet, FB, dimana gaya tersebut dirumuskan dengan:

FB = qv B
Yang mana:

(61)

FB = gaya magnet (N) q = muatan partikel (C) v = kecpeatan gerak partikel (m/s)
Gambar 6.5 Arah gaya magnet F yang bekerja pada partikel bermuatan (+)q yang bergerak dengan kecepatan v dimana v B.

B = medan magnet (Tesla, T)


Dalam bentuk skalar persamaan (61) dapat dituliskan sebagai:

FB = qvB sin
RosariSalehdanSutarto

144 | Bab 6 Medan Magnet dan Gaya Magnet

Dimana menunjukkan sudut antara vektor kecepatan v dan relatif terhadap medan magnet B. Pada kasus khusus dimana medan magnet B dan vektor kecepatan v saling tegak lurus maka gaya magnet FB adalah F = qvB. Gaya magnet adalah besaran vektor. Karena terdapat dua jenis muatan maka arah gaya medan magnet, disamping ditentukan oleh kecepatan dan medan magnet, ditentukan juga oleh jenis muatan yang bergerak. Untuk kasus muatan positif yang bergerak pada medan magnet B dengan kecepatan v dimana v B arah gaya magnet F dapat ditentukan dengan melihat Gambar 6.5. Jika arah medan magnet B dan kecpeatan v diketahui kita juga dapat menggunakan aturan tangan kanan untuk menentukan arah gaya magnet yang dihasilkan. Perhatikan ilustrasi berikut ini: Dari persamaan (61), medan magnet B diukur dalam satuan Tesla (T) dimana 1 T didefinisikan sebagai
1T = 1 kg C.s

(63)
Gambar 6.6 Aturan tangan kanan untuk menentukan arah gaya magnet F jika arah medan magnet B dan kecpeatan v diketahui. Jempol menunjukkan arah gaya magnet F, arah lipatan jari menunjukkan sudut antara v dan B.

Pada Bab 2 kita telah mempelajari tentang gerak partikel bermuatan yang diakibatkan oleh medan listrik. Kita tentu akan berpikir mengenai bagaimana pengaruh gaya magnet terhadap partikel bermuatan dimana pada partikel tersebu juga bekerja gaya listrik. Hal ini berdasarkan fakta bahwa baik untuk gaya magnet maupun gaya listrik, sama-sama mempengaruhi muatan suatu partikel. Berdasarkan hasil eksperimen diketahui bahwa partikel bermuatan memberikan reaksi yang bersifat independen terhadap medan magnet dan medan listrik sehingga disimpulkan bahwa untuk partikel yang dikenai medan magnet dan medan listrik secara simultan, maka gaya total yang dialami oleh partikel tersebut adalah gaya magnet dan gaya listrik dimana gaya total tersebut biasa dikenal dengan nama Gaya Lorentz.
FL = qv B + qE = q (v B + E )

(64)

FL adalah gaya Lorentz, diukur dalam satuan newton (N).

RosariSalehdanSutarto

Bab 6 Medan Magnet dan Gaya Magnet | 145

63 Gerak Partikel Bermuatan dalam Medan Magnet dan Konsekuensinya

Perhatikan sebuah partikel bermuatan yang bergerak dalam medan magnet homogen B. Partikel memiliki muatan sebesar q(+) dan bergerak dengan kecepatan v yang tegak lurus terhadap medan magnet B. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa partikel tersebut tidak mengalami perubahan energi kinetik. Dengan kata lain walaupun terdapat gaya yang bekerja pada partikel tersebut, namun energi kinetik partikel tetap konstan. Hal ini dikarenakan gaya magnet yang bekerja tegak lurus terhadap vektor kecepatan partikel. Berdasarkan teorema kerjaenergi yang telah dipelajari pada Bab 7, jika komponen gaya bekerja secara tegak lurus terhadap perpindahan benda maka kerja yang dihasilkan adalah nol dan dengan demikian energi dari benda adalah konstan. Begitu juga yang terjadi pada partikel bermuatan yang dikenai medan magnet. Lalu, apa efek yang ditimbulkan gaya magnet terhadap partikel bermuatan tadi?

Energi partikel bermuatan adalah konstan di dalam medan magnet statik


Jika suatu medan magnet memiliki besar dan arah yang tidak bergantung terhadap waktu maka medan magnet tersebut diistilahkan sebagai magnetostatik. Di dalam medan magnet statik, energi kinetik dari partikel bermuatan yang bergerak dengan kecepatan v adalah konstan. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa gaya magnet tidak melakukan kerja terhadap partikel bermuatan. Hal ini dapat dikonfimasi dengan mudah menggunakan pendekatan matematis sebagai berikut:

d (EK ) = d 1 mv 2 dt dt 2 1 d 2 2 2 vx + v y + vz = m 2 dt dv y dv dv = m v x x + v y + vz z dt dt dt = m vx ax + v y a y + vz az

= mv a Perubahan energi kinetik dEK/dt sama dengan hasil operasi dot kecepatan v dan percepatan a. Kecpeatan RosariSalehdanSutarto

146 | Bab 6 Medan Magnet dan Gaya Magnet

adalah besaran yang dimiliki oleh partikel bermuatan sedangkan percepatan a berasal dari komponen gaya magnet. Perhatikan bahwa gaya magnet selalu tegak lurus dengan vektor kecepatan gerak partikel sehingga sudut antara v dan a selalu 900 dan oleh karena itu hasil operasi dot adalah nol. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa komponen gaya magnet tidak melakukan kerja terhada partikel bermuatan sehingga energi kinetik partikel konstan.

Lintasan Gerak Partikel Tentu kita masih ingat mengenai gaya yang bekerja tegak lurus terhadap perpindahan benda, yaitu pada kasus gerak melingkar. Pada gerak melingkar, gaya bekerja pada benda dan menyebabkan lintasan benda tersebut berubah setiap saat. Perubahan lintasan disebabkan karena arah kecepatan benda setiap saat berubah namun besarnya konstan. Benda bergerak dalam lintasan berbentuk lingkaran dengan

mv 2 dimana as adalah percepatan R menuju pusat lingkaran. Hal yang sama juga berlaku pada gerak partikel bermuatan pada daerah yang mengandung medan magnet B. Gaya magnet menyebabkan lintasan partikel bermuatan menjadi berbentuk lingkaran. Pada gerak melingkar jumlah total gaya pada sistem haruslah nol. Gaya magnet diimbangi oleh gaya sentripetal.
percepatan sebesar a s =
FB = Fs qvB = mv 2 R mv qB = R

Gambar 6.7 Sebuah partikel bermuatan q(+) bergerak pada daerah yang mengandung medan magnet homogen B dengan kecepatan v.

(65)

Yang mana m menyatakan massa partikel dan R menyatakan jari-jari lintasan. Perhatikan Gambar 6.6. Partikel bergerak dengan lintasan berbentuk lingkaran dengan jari-jari R dimana
R= mv qB

(66) Perhatikan Gambar 6.8, gambar tersebut menunjukkan ilustrasi yang lebih eksplisit. Dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya magnet memberikan pengaruh pada partikel bermuatan dimana pengaruh tersebut termanifestasi dalam RosariSalehdanSutarto
Gambar 6.8 Ilustrasi sebuah partikel bermuatan q(+) bergerak dalam medan magnet homogen. Partikel bermuatan bergerak dalam lintasan berbentuk lingkaran yang berjari-jari R.

Bab 6 Medan Magnet dan Gaya Magnet | 147

bentuk pembelokan lintasan. Apabila suatu partikel bermuatan bergerak masuk ke daerah yang mengandung medan magnet homogen maka partikel tersebut akanbergerak dalam lintasan yang berbentuk lingkaran seperti tampak pada Gambar 6.8. Jika jari-jari lintasan cukup besar, jauh lebih besar dibanding wilayah medan magnet, maka partikel akan bergerak pada lintasan kemudian setelah melalui daerah yang tidak terdapat medan magnet maka partikel tersebut akan bergerak lurus kembali, seperti tampak pada Gambar 6.6. Karena partikel bergerak dalam lintasan berupa lingkaran maka partikel memiliki kecepatan sudut dimana v = R. Kecepatan sudut berhubungan dengan frekuensi putaran, f. Jika dinyatakan dalam variabel q, m, B, dan R maka frekuensi putaran partikel adalah:

v = R = 2f qB f = 2 m

(67)

Frekuensi f pada persamaan (67) disebut dengan frekuensi siklotron yang digunakan sebagai prinsip dasar pembuatan alat yang disebut siklotron. Pada contoh kasus di atas digunakan partikel bermuatan (+). Jika partikel yang digunakan adalah partikel negatif maka, sesuai dengan pada sub bab 62, arah gerak muatan tersebut berkebalikan dengan arah gerak muatan positif seperti tampak pada Gambar 6.9 terlihat sebuah partikel bermuatan negatif q() pada medan magnet homogen B. Bandingkan dengan Gambar 6.6, terlihat bahwa arah gerak partikel q(-) berlawanan dengan arah gerak partikel q(+). Hal ini dikarenakan gaya magnet yang dihasilkan arahnya berlawanan, lihat pembahasan sub bab 62.

Gambar 6.9 Sebuah partikel bermuatan q(-) bergerak pada daerah yang mengandung medan magnet homogen B dengan kecepatan v.

64

Gaya Magnet pada Kawat Berarus Listrik

Arus listrik merupakan pergerakan dari muatan-muatan negatif yang terdapat pada permukaan konduktor yang dipicu oleh adanya beda potensial. Pada sub bab 63 kita telah membahas mengenai pengaruh medan magnet pada partikel bermuatan yang bergerak dengan kecepatan tertentu. Karena arus listrik pada kawat merupakan pergerakan partkel bermuatan maka medan magnet akan mempengaruhi partikel bermuatan pembawa arus tersebut. Partikel pembawa arus tersebut terdistribusi secara merata
RosariSalehdanSutarto

148 | Bab 6 Medan Magnet dan Gaya Magnet

pada kawat konduktor sehingga secara makroskopik, efek medan magnet yang mempengaruhi kawat penghantar itu sendiri. Perhatikan ilustrasi pada Gambar 6.10. Perhatikan segmen kawat sebesar dl, pada segmen tersebut terdapat sejumlah dq muatan yang bergerak dengan kecepatan, diasumsikan, seragam yaitu vd. Jika jarak dl ditempuh selama selang waktu dt maka vd dapat dinyatakan sebagai:
vd = dl dt

(68)

Gambar 6.10 Sebuah kawat yang dialiri arus listrik diletakkan pada daerah yang mengandung medan magnet B. Setiap muatan pembawa arus pada kawat akan merasakan gaya magnet.

Selama selang waktu tersebut, terdapat sejumlah dq muatan yang mengalir. Aliran muatan adalah arus listrik dimana arus listrik kita anggap konstan yaitu I sehingga:
dq = Idt

(69)

Dengan menggunakan persamaan (61), gaya magnet yang bekerja pada segmen kawat sepanjang dl oleh medan magnet B adalah:
dFB = dq (v B )

(610)

RosariSalehdanSutarto

Bab 6 Medan Magnet dan Gaya Magnet | 149

Dengan mensubstitusikan persamaan (680 dan (69) ke persamaan (610) diperoleh:


dFB = I dl B

(611)

Besar gaya magnet yang bekerja pada segmen kawat sepanjang dl dapat dinyatakan dengan persamaan (62) yaitu:
y

dFB = IBdl sin

(612)

x Gambar 6.11 Sebuah batang yang panjangnya L berada dalam pengaruh medan magnet B. Batang membentuk sudut terhadap sumbu x.

Yang mana merupakan sudut antara medan magnet B dengan segmen kawat dl. Persamaan (612) berlaku umum untuk kawat yang memiliki panjang sembarang. Contoh berikut ini akan ditunjukkan bagaimana gaya magnet yang bekerja pada kawat dengan panjang L. Sebuah kawat sepanjang L diletakkan dalam medan magnet homogen yang besarnya B. Kawat diberi arus listrik sebesar I. Kawat membentuk sudut sebesar relatif terhadap medan magnet B, perhatikan Gambar 6.11. Gaya magnet yang bekerja pada kawat dapat ditentukan dengan mengintegrasikan persamaan (62):

FB = I dl B

(613)

Perhatikan bahwa gaya magnet hanya bekerja pada segmen lawat yang tegak lurus dengan medan magnet B. Segmen kawat dl dapat diproyeksikan ke sumbu x dan y dimana pada sumbu x komponen segmen kawat akan berimpit dengan medan magnet B sehingga gaya magnet yang dihasilkan adalah nol. Untuk segmen kawat pada sumbu y

diperoleh L ' = L sin y . Persamaan (613) menjadi:

FB = I dl B
L 0

= I sin (dL B )
Gambar 6.12 Kawat berbentuk loop persegi panjang yang dialiri arus listrik. Loop diletakkan di antara dua kutub magnet.

= ILB sin z
Jadi gaya magnet yang bekerja pada kawat L adalah

FB = ILB sin z . Secara umum besar gaya magnet


yang bekerja pada kawat sepanjang L dapat ditentukan dengan persamaan:

FB = IL B

(614)

RosariSalehdanSutarto

150 | Bab 6 Medan Magnet dan Gaya Magnet

65 Gaya Magnet pada Loop Berarus dan Motor Arus Searah

Pada prinsipnya, medan magnet dapat bekerja pada semua kawat berarus listrik. Interaksi antara medan magnet dan kawat listrik berarus banyak sekali dimanfaatkan terutama dalam bidang otomotif salah satunya adalah motor arus searah. Motor arus searah bekerja berdasarkan prinsip momen gaya atau Torsi. Perhatikan ilustrasi berikut: Pada setiap segmen kawat yang dialiri arus listrik I bekerja gaya magnet masing-masing F1, F2, F3 dan F4. Gaya pada sumbu y saling menghilangkan, demikian juga komponen gaya pada sumbu z. Namun demikian, Lihat Gambar 6.13, terdapat perbedaan antara resultan gaya pada sumbu y dan sumbu z. Pada sumbu z walaupun terletak dalam satu orientasi resultan gaya F2 dan F4 menghasilkan Torsi gaya yang menyebabkan loop berputar relatif terhadap sumbu y. Torsi gaya yang dihasilkan oleh gaya F2 dan F4 relatif terhadap sumbu putar y dapat ditentukan sebagai berikut:

T = 2 + 4

= (r2 F2 ) + (r4 F4 )

Gambar 6.13 Resultan gaya yang bekerja pada loop yang menyebabkan loop berotasi terhadap sumbu y.

Lihat Gambar 6.13, r2 dan r4 masing-masing diukur terhadap sumbu putar. Jika jarak ab adalah R maka r2 dan r4 masing-masing adalah R. Dengan demikian torsi total yang dihasilkan adalah:

RosariSalehdanSutarto

Bab 6 Medan Magnet dan Gaya Magnet | 151

T = r2 F2 sin + r4 F4 sin
1 1 RF2 sin + RF4 sin F2 = F4 F 2 2 = RF sin =

(615)

Gaya F tidak lain adalah gaya magnet yang bekerja pada segmen kawat sepanjang L, lihat Gambar 6.12. Berdasarkan pembahasan pada sub bab 64, besar gaya F dapat ditentukan dengan persamaan (614). Karena vektor medan magnet B selalu tegak lurus terhadap segmen kawat L maka gaya magnet F adalah: F = BIL (616)

Dengan mensubstitusikan persamaan (616) ke persamaan (615) diperoleh besar torsi pada loop adalah:

T = RBIL sin

= BI (RL ) sin

(617)

RL menyatakan luas loop. Seperti telah diketahui bahwa torsi merupakan besaran vektor, persamaan (617) dapat dinyatakan dalam bentuk vektor.

T = B[I (RL )]sin RL = A luas loop


= BIA sin

T = IA B

(618)

Besaran IA didefinisikan sebagai momen magnet yang disimbolkan dengan .

= IA

(619)

Dengan menyisipkan persamaan (619) ke persamaan (6 18) diperoleh;

T = B

(620)

66

Efek Hall

Medan magnet mempengaruhi lintasan partikel bermuatan yang bergerak dengan kecepatan tertentu. Medan magnet dapat membedakan antara muatan negatif dan muatan positif. Seperti yang telah dikemukakan pada sub bab 63, muatan negatif dan muatan positif dibelokkan dalam arah yang berbeda oleh medan magnet B.
RosariSalehdanSutarto

152 | Bab 6 Medan Magnet dan Gaya Magnet

Aliran arus listrik pada suatu konduktor dapat kita lihat sebagai proses pemindahan muatan pembawa arus listrik dari satu titik ke titik yang lain dimana terdapat beda potensial di antara titik-titik tersebut. Seperti yang telah dipelajari pada Bab 6, arus listrik dapat dihantarkan oleh muatan positif dan negatif. Jika muatan pembawa arus adalah positif maka arah arus listrik sama dengan arah pergerakan muatan namun jika muatan pembawa arus adalah negatif maka arah pergerakan muatan berlawanan dengan arah arus listrik. Jadi, dalam suatu bahan konduktor kita tidak dapat menentukan secara langsung jenis muatan pembawa arus listrik, walaupun kita mengetahui arah arus listrik tersebut. Percobaan yang dilakukan ilmuwan Amerika Serikat bernama Edwin H. Hall pada tahun 1879 menunjukkan bagaimana cara menentukan jenis muatan pembawa arus listrik pada suatu konduktor. Perhatikan ilustrasi berikut ini:

(b) (a)

Gambar 6.14 Skema percobaan Hall untuk mengetahui jenis muatan pembawa arus listrik pada suatu konduktor.

Sebuah plat yang panjangnya L konduktor yang dialiri arus listrik diletakkan pada medan magnet homogen yang arahnya menuju bidang kertas. Arus listrik mengalir sepanjang sumbu x. Pada sisi tepi konduktor, yaitu titik a dan b dihubungkan dnegan alat pembaca tegangan. Perhatikan bahwa jika arus listrik dihantarkan oleh muatan positif maka gaya magnet yang dihasilkan, sesuai dengan
RosariSalehdanSutarto

Bab 6 Medan Magnet dan Gaya Magnet | 153

aturan tangan kanan, memiliki arah ke sumbu y (+). Muatan-muatan positif akan terdefleksi atau menyimpang ke titik a. Karena jumlah muatan positif di titik a lebih banyak dibanding di titik b maka beda potensial di titik a lebih besar dibanding di titik b. Jika muatan pembawa arus listrik adalah muatan negatif maka muatan akan bergerak pada arah sebaliknya yaitu pada sumbu x (-). Dengan menggunakan aturan tangan kanan, kembali diperoleh bahwa gaya magnet akan menyebabkan muatan-muatan negatif tersebut berbelok ke titik a. Pada keadaan semacam ini, jumlah muatan negatif pada titik a lebih banyak dibanding di titik b sehingga potensial di titik b lebih tinggi dibanding di titik a. Dengan melihat hasil bacaan pada alat pengukur tegangan maka kita bisa mengetahui jenis muatan pembawa arus listrik pada konduktor tersebut. Beda potensial antara titik a dan b disebut dengan beda potensial Hall dan efek pembelokan muatan pembawa arus listrik pada plat konduktor seperti yang telah dijelaskan disebut dengan efek Hall. Pada Bab 4 dan 5, kita telah mempelajari mengenai beda potensial antar plat dimana beda potensial dihasilkan karena perbedaan jumlah muatan. Kita dapat menganalogikan potensial Hall dengan potensial antara dua plat sejajar. Pada percobaan Hall, terdapat kesetimbangan gaya yaitu gaya listrik dan gaya magnet Fmagnet = Flistrik. Gaya magnet dihasilkan karena terdapat partikel bermuatan yang bergerak dengan kecepatan tertentu dan berdasarkan persamaan (61) gaya magnet dapat dituliskan sebagai:

Fmagnet = qv B

(621)

Sedangkan gaya listrik disebabkan karena interaksi medan listrik E terhadap partikel bermuatan q:

Flistrik = qE
Dari persamaan (621) dan (622) diperoleh:

(622)

Fmagnet = Flistrik qv B = qE vB = E
Dengan mengasumsikan bahwa vektor kecepatan v selalu tegak lurus dengan medan magnet B dan besar medan listrik E sejajar dengan pergerakan partikel bermuatan maka diperolah: RosariSalehdanSutarto

154 | Bab 6 Medan Magnet dan Gaya Magnet

vB = E

(623)

Potensial antara titik a dan b, lihat kembali Bab 5, dapat dinyatakan dengan persamaan:

V = Ed

(624)

Dengan mensubstitusikan persamaan (624) ke persamaan (623) diperoleh potensial Hall VH sebagai berikut:

VH = vBd
Yang mana

(625)

VH = beda potensial Hall atau potensial Hall (volt) v = kecepatan gerak partikel pembawa arus listrik (m/s) B = medan magnet (T) d = lebar plat konduktor (m)

RosariSalehdanSutarto

Bab 6 Kerja Dan Energi Kinetik Gambar Cover Bab 6 Kerja dan Energi Kinetik Sumber: http:// www.ifyouski.com
Gambar Gambar 6.1 Ilustrasi sederhana tentang kutub magnetbumidankutubgeografisbumi. Gambar 6.2 Interaksi antar kutub magnet yang sejenisdanberlainanjenis. Sumber Huggins,E.R.2000.Physics2000. MooseMountainDigitalPress.Etna, NewHampshire03750.Page:2811

DokumentasiPenulis

Serway,R.AandFaughn,J.S.,1999. Gambar 6.3 Serbuk besi yang ditaburkan pada CollegePhysics,7thEdition,USA: magnetbatangmenunjukkanpolagarisgarisyang HarcourtBraceCollegePublisher.Page: menghubungkanduakutubmagnetbatang. 646.CourtesyofHenryLeapandJim Lehman. Gambar 6.4 Garis medan magnet pada magnet batang.Medanmagnetdisimbolkandenganhuruf B. Medan magnet berasal dari kutub utara dan berakhirdikutubselatan. Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor ScientistsandEngineerswithModern Physics,3rdEdition.NewJersey: PrenticeHall,Inc.Page:793.

Gambar 6.5 Arah gaya magnet F yang bekerja Serway,R.AandFaughn,J.S.,1999. th pada partikel bermuatan (+)q yang bergerak CollegePhysics,7 Edition,USA: HarcourtBraceCollegePublisher.Page: dengankecepatanvdimanav B. 629. Gambar 6.6 Aturan tangan kanan untuk menentukanarahgayamagnetFjikaarahmedan Serway,R.AandFaughn,J.S.,1999. th magnet B dan kecpeatan v diketahui. Jempol CollegePhysics,7 Edition,USA: menunjukkanarahgayamagnetF,arahlipatanjari HarcourtBraceCollegePublisher.Page: 629. menunjukkansudutantaravdanB. Gambar 6.7 Sebuah partikel bermuatan q(+) Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor bergerak pada daerah yang mengandung medan ScientistsandEngineerswithModern Physics,3rdEdition.NewJersey: magnethomogenBdengankecepatanv. PrenticeHall,Inc.Page:796. Gambar 6.8 Ilustrasi sebuah partikel bermuatan Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor q(+) bergerak dalam medan magnet homogen. ScientistsandEngineerswithModern Partikel bermuatan bergerak dalam lintasan Physics,3rdEdition.NewJersey: berbentuklingkaranyangberjarijariR. PrenticeHall,Inc.Page:796. Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor Gambar 6.9 Sebuah partikel bermuatan q() ScientistsandEngineerswithModern bergerak pada daerah yang mengandung medan Physics,3rdEdition.NewJersey: magnethomogenBdengankecepatanv. PrenticeHall,Inc.Page:796.


Gambar6.10Sebuahkawatyangdialiriaruslistrik diletakkanpadadaerahyangmengandungmedan magnetB.Setiapmuatanpembawaaruspada kawatakanmerasakangayamagnet.

Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor ScientistsandEngineerswithModern Physics,3rdEdition.NewJersey: PrenticeHall,Inc.Page:742and804.

Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor Gambar 6.11 Sebuah batang yang panjangnya L ScientistsandEngineerswithModern beradadalampengaruhmedanmagnetB.Batang Physics,3rdEdition.NewJersey: membentuksudutterhadapsumbux. PrenticeHall,Inc.Page:806.

Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor Gambar 6.12 Kawat berbentuk loop persegi ScientistsandEngineerswithModern panjangyangdialiriaruslistrik.Loopdiletakkandi Physics,3rdEdition.NewJersey: antaraduakutubmagnet. PrenticeHall,Inc.Page:806. Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physicsfor Gambar 6.13 Resultan gaya yang bekerja pada ScientistsandEngineerswithModern loop yang menyebabkan loop berotasi terhadap Physics,3rdEdition.NewJersey: sumbuy. PrenticeHall,Inc.Page:806. Gambar 6.14 Skema percobaan Hall untuk mengetahui jenis muatan pembawa arus listrik DokumentasiPenulis padasuatukonduktor.

Daftar Pustaka

Serway, R.A and Faughn, J.S., 1999. College Physics, 7th Edition, USA: Harcourt Brace College Publisher. Dick, Greg, et.al. 2001. Physics 11, 1st Edition. Canada: McGraw-Hill Ryerson. Dick, Greg, et.al. 2001. Physics 12, 1st Edition. Canada: McGraw-Hill Ryerson. Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics, 3rd Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Huggins, E.R. 2000. Physics 2000. Moose Mountain Digital Press. Etna, New Hampshire 03750. Tipler, P.A. and Mosca, G. Physics For Scientist and Engineers: Extended Version, 5th Edition. W.H. Freeman & Company. Young, Freedman. 2008. Sears and Zemankys University Physics with Modern Physics, 12th Edition. Pearson Education Inc. Crowell, B. 2005. Electricity and Magnetism. Free Download at: http://www.lightandmatter.com. Crowell, B. 2005. Optics. Free Download at: http://www.lightandmatter.com. Halliday, R., Walker. 2006. Fundamental of Physics, 7th Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc. Pain, H.J. 2005. The Physics of Vibrations and Waves, 6th Edition. John Wiley & Sons Ltd, The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex PO19 8SQ, England. Mason, G.W., Griffen, D.T., Merril, J.J., and Thorne, J.M. 1997. Physical Science Concept, 2nd Edition. Published by Grant W. Mason. Brigham Young University Press. Cassidy, D., Holton, G., and Rutherford, J. 2002. Understanding Physics, Springer Verlag New York, Inc. Serway, R.A. and Jewet, J. 2003. Physics for Scientist and Engineers, 6th Edition. USA: Brooks/Cole Publisher Co.

Vanderlinde, J. 2005. Classical Electromagnetic Theory, 2nd. Kluwer Academic Publisher, Dordrecht. Griffith, D.J. 1999. Introduction to Electrodynamics, 3rd Edition. Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey 07458. Reitz, J.R., Milford, F.J., and Christy, R. W. 1993. Foundations of Electromagnetic Theory, 4th Edition. USA: Addison-Wesley Publishing Company. Bloomfield, L. 2007. How Everything Works: Making Physics Out of The Ordinary. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai