Anda di halaman 1dari 2

V.

ANALISIS DATA
Tujuan praktikum ini adalah untuk membuktikan adanya asam amino di dalam larutan
protein dan mengetahui bagaimana sifat-sifatnya. Sampel yang digunakan pada percobaan ini
adalah susu kedelai, susu sapi murni, telur ayam kampung, telur ayam ras, telur itik tambak,
air kelapa murni, santas kemasan dan kacang hijau yang sudah dihaluskan. Adapun pengujian
identifikasi dari delapan sampel tersebut adalah sebagai berikut :
1. Reaksi Warna Protein
- Uji Biuret
Pada percobaan ini, berdasarkan pernyataan dari (Damayanti, 2018) bahwa uji biuret
digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam suatu zat. setiap sampel larutan
protein siukur sebanyak 2 mL dan kemusian menambahkan 1 mL NaOH. Setelah
penambahan NaOH, semua sampel tidak menunjukkan perubahan yang signifikan atau tidak
jauh berbeda dari warna awalnya, seperti sampel susu kedelai dan susu sapi murni berwarna
putih susu; sampel telur ayam kampung, telur itik tambak, dan santan kemasan berwarna
bening, telur ayam ras berwarna putih kekuningan, air kelapa murni berawarna keruh dan
kacang hijau berwarna hijau muda kecokelatan. Berdasarkan penelitian dari (Yulianti, 2018)
menyatakan penambahan NaOH dilakukan agar larutan dapat berlangsung dalam suasana
basa, sebab pereaksi biuret hanya bekerja pada suasana basa. Selanjutnya ditambahkan tetes
demi tetes CuSO4 0,01 M hingga muncul warna pada larutan. Pada saat penambahan CuSO4
terbentuk senyawa kompleks berewarna ungu yang terjadi karena ion Cu2+ dari larutan
CuSO4 dalam suasana basa bereaksi dengan polipeptida atau ikatan peptida yang menyusun
protein tersebut. Pada uji biuret ini tidak dilakukan pemanasan karena pereaksi dari uji biuret
Ini mengandung CuSO4 yang apabila dipanaskan akan membentuk kristal dan juga apabila
dilakukan pemanasan ikatan peptida dari sampel akan rusak dan tidak akan bisa dideteksi.
Persamaan reaksi pada saat penambahan CuSO4 pada larutan protein adalah sebagai berikut :
(Lihat di lampiran pertanyaan)
Berdasarkan hasil percobaan setelah penambahan CuSO4, data yang diperoleh adalah sebagai
berikut :
No Sampel Hasil pengamatan Berubah pada tetes ke- Hasil Uji
(+/-)
1. Susu Kedelai Berwarna bias kuning 3 tetes -
2. Susu sapi murni Berwarna bias ungu 2 tetes +
3. Telur ayam Berwarna bias ungu 1 tetes +
kampung
4. Telur ayam ras Berwarna bias kuning 2 tetes -
5.. Telur itik tambak Berwarna bias ungu 1 tetes +
6. Air kelapa murni Berwarna bias biru 2 tetes +
7. Santan kemasan Berwarna bias biru 3 tetes +
8. Kacang hijau Berwarna kuning terang 3 tetes -
Pada penambahan CuSO4, larutan yang mengalami perubahan menjadi bias ungu adalah susu
sapi murni, telur ayam kampung, dan telur itik tambak. Sedangkan pada air kelapa murni dan
santan menimbulkan bias biru dan pada larutan susu kedelai, telur ayam ras dan kacang hijau
berwarna bias kuning. Perubahan warna ungu pada sampel larutan juga didapatkan dengan
banyak tetesan CuSO4 yang bervariasi dan warna yang dihasilkan pun berbeda-beda.
semakin banyak dan panjang ikatan peptida dalam protein, maka warna ungu akan semakin
kuat intensitasnya dan hal ini menandakan bahwa larutan tersebut telah membentuk senyawa
kompleks. Maka dari itu, banyaknya asam amino yang terikat pada ikatan peptida secara
teoritis mempengaruhi warna dari hasil reaksi ini. CuSO4 dalam suasana basa bereaksi
dengan senyawa yang mengandung dua atau tiga ikatan peptida. Pada reaksi ini, hasil uji
positid menunjukkan bahwa zat mengandung dua atau lebih ikatan peptida. Reaksi ini negatif
untuk asam amino yang tidak mempunyai ikatan peptida atau hanya mengandung 1 ikatan
peptida. Dan sampel akan berwarna ungu jika hasil reaksi positif seperti yang tertera pada
tabel diatas. Senyawa dengan dipeptida akan memberikan warna biru, tripeptida ungu.
Menurut penelitian dari (Harahap, 2018) Seharusnya untuk sampel susu kedelai dan telur
ayam menghasilkan warna bias ungu karena mengandung lebih dari dua ikatan peptida.
Namun, pada uji coba sampel mengalami kesalahan, mungkin kurang penambahan CuSO4
atau kesalahan praktikan sehingga pencampuran tidak merata. Sedangkan, untuk uji larutan
kacang hijau didapatkan larutan berwarna kuning terang. Hal ini terjadi karena pada larutan
kucing hijau tidak mengansung polipeptida sehingga warnanya tidak berubah menjadi ungu
atau biru.

-Uji Ninhidrin
Uji Ninhidrin digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino dalam zat yang diuji.
Ninhidrin (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione) merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk
mendeteksi gugus amina dalam molekul asam amino. Pada percobaan pertama, setiap larutan
protein diukur sebanyak 2 mL kemudian ditambahkan 0,5 mL larutan ninhidrin 0,1%.
Kemudian memanaskan campuran hingga mendidih. Fungsi pemanasan disini yaitu untuk
membuat protein mengalami denaturasi, sehingga molekul protein yang terdiri dari banyak
polipeptida dapat terputus menjadi molekul-molekul penyusun yang lebih sederhana,
sehingga hal ini dapat mempercepat reaksi. Setelah pemanasan, semua campuran
menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Pada percobaan kedua, larutan glisin diukur sebanyak
2 mL dan ditambahkan 0,5 mL larutan ninhidrin 0,1%. Campuran dipanaskan hingga
mendidih dan menghasilkan campuran yang berwarna biru. Glisin adalah asam amino yang
esensial dan sederhana. Oleh karena itu, penggunaan glisin bertujuan sebagai patokan atau
pembanding dengan larutan protein yang lain. Persamaan reaksi pada saat penambahan
larutan protein dengan larutan ninhidrin adalah sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai