Anda di halaman 1dari 8

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

KESEHATAN BHAKTI KENCANA GARUT


TERAKREDITASI BAN-S/M:”A” (SANGAT BAIK)
Jalan Raya BayongbongTimur No. 49 Tlp. (0262) 543145 E-Mail : smkbkg@yahoo.com

Judul Praktikum : SISTEM KOLOID


Tanggal Praktikum : .......................................
Nama : .......................................
Kelas : .......................................
Kelompok : .......................................

A. TOPIK DAN TUJUAN PERCOBAAN


I. Topik             
1) Mengenal sistem koloid
2) Mengamati efek tyndall
3) Mengamati adsorpsi dan koagulasi pada koloid
4) Memperagakan pembuatan koloid

II. Tujuan     
1. Pratikum 1 (Mengenal sistem koloid)
 Mengenal macam-macam dispersi koloid.
 Mengenal larutan sejati, suspensi kasar, dan koloid.
 Mengenal koloid dan contohnya.

2. Pratikum 2 (Mengamati efek tyndall)


 Mempelajari sifat koloid, yaitu efek tyndall.

3. Praktikum 3 (Mengamati adsorpsi dan koagulasi pada koloid)


 Mempelajari sifat koloid.
4. Pratikum 4 (Memperagakan pembuatan koloid)
 Membedakan serta memahami pembuatan koloid secara dispersi dan
kondensasi.

B. DASAR TEORI
1. SISTEM KOLOID
Koloid atau dispersi koloid (sistem koloid) adalah sistem dispersi dengan ukuran
partikel yang lebih besar dari larutan tapi lebih kecil dari suspensi, dengan ukuran
partikel antara 1nm-100nm sehingga tidak bisa diamati dengan mata telanjang tetapi
dapat diamati dengan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi.

2. SUSPENSI, LARUTAN, DAN KOLOID


1) Suspensi, merupakan sistem dispersi dengan partikel  yang berukuran relatif
besar tersebar merata di dalam medium pendispersinya. Pada umumnya sistem
dispersi merupakan campuran yang heterogen.
2) Larutan, merupakan system dispersi yang ukuran partikel-pertikelnya sangat
kecil, sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel pendispersi
dengan partikel terdispersi walaupun menggunkaan mikroskop ultra.
3) Koloid. Koloid berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti “lem”.
Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861)
berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal tetapi
sukar mengalami difusi. Padahal umumnya kristal mudah mengalami difusi. Oleh
karen itu, zat semacam gelatin ini kemudian disebut koloid. Koloid atau disebut
juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem dispersi
dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan tetapi lebih kecil dari
suspensi. 
Larutan Koloid Suspensi
(Dispersi Molekuler) (Dispersi Koloid) (Dispersi Kasar)
homegen, tak dapat secara mikroskopis Heterogen
Dibedakan walaupun bersifat homogen,  tetapi
menggunakan mikroskop heterogen jika diamati
ultra dengan mikroskop ultra
semua partikel berdimensi partikel berdimensi salah satu atau semua
(panjang,  lebar, atau tebal) anatara 1 nm sampai 100 dimensi partikel besar
kurang dari 1 nm nm dari 100 nm
satu fasa dua fasa Dua fasa
stabil pada umunya stabil Tidak stabil
tidak dapat disaring tidak dapat disaring, Dapat disaring
kecuali dengan
penyaringan ultra
Contoh: Contoh: Contoh:
Larutan gula, larutan garam, Sabun, susu, santan, jeli, Air Sungai yang keruh,
alkohol 70%, larutan cuka, selai, mentega, dan campuran air dengan
airlaut, udara yang bersih, mayones. pasir, campuran kopi
dan bensin. dengan air, dan campuran
minyak dengan air

3. JENIS-JENIS KOLOID
Sistem koloid terdiri atas 2 fasa, yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi
(medium dispersi). Berdasarkan jenis fasa terdispersi dan fasa pendispersinya koloid
dapat dibedakan menjadi 8 jenis sebagai berikut:
1. Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut
aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat
yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. Banyak produk dibuat dalam
bentuk aerosol, seperti hair spray, obat nyamuk semprot, parfum, cat semprot,
dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong
(propelan aerosol).
2. Sol
Sistem koloid dari pertikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol.
Koloid jenis sol banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
industri.
3. Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair disebut emulsi. Syarat
terjadinya emulsi ini adalah dua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi
dapat digolongkan kedalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) dan
emulsi air dalam minyak (A/M).
4. Buih
Sistem koloid dari gas yang tedispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya
dengan emulsi,untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih.
5. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel.

4. SIFAT-SIFAT KOLOID
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-
partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup
besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall(1820-1893), seorang ahli
fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. Efek tyndall adalah efek
yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari
dengan cahaya,maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya,
sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena
partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk
dapat menghamburkan sinar tersebut.Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-
partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat
sulit diamati. 
2. Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang
senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika
kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa
partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini
dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.  Gerakan
tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di
tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair
atau gas, pergerakan partikel- partikel akan menghasilkan tumbukan dengan
partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala
arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi
cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang
menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau
gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown
terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat
gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati
dalam larutan dan  tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga
dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar
energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya,
gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian
pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin
lambat.
3. Adsorpsi
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain
pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan
partikel. (Catatan : Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya
penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Sifat adsorbsi digunakan dalam
proses :
 Pemutihan gula tebu.
 Norit.
 Penjernihan air.
 koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman
penyebab diare.
 Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +.
Adanya muatan senama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya
sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol.
4. Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu proses untuk menghitung berpindahnya ion atau
partikel koloid bermuatan dalam medium cair yang dipengaruhi oleh medan
listrik. Yaitu, pergerakan partikel-partikel koloid dalam medan listrik ke masing-
masing elektrode. Prinsip kerja elektroforesis digunakan untuk membersihkan
asap hasil industri dengan alat Cottrell.
5. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan.
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT BAHAN
No Nama Alat Jumlah No Nama Bahan Jumlah
Praktikum 1
1 Gelas kimia 6 buah 1 Larutan gula secukupnya
2 Kertas saring 6 lembar 2 Larutan kopi secukupnya
3 Corong 1 buah 3 Larutan deterjen secukupnya
4 Spatula kaca 1 buah 4 Larutan susu secukupnya
5 Larutan belerang secukupnya
6 Larutan terigu secukupnya
Praktikum 2
1 Gelas kimia 6 buah 1 Larutan gula secukupnya
2 Lampu senter 1 buah 2 Larutan kopi secukupnya
3 Spatula kaca 1 buah 3 Larutan deterjen secukupnya
4 Larutan susu secukupnya
5 Larutan belerang secukupnya
6 Larutan terigu secukupnya
Praktikum 3
1 Gelas kimia 1 buah 1 Agar-agar secukupnya
2 Pengaduk 1 buah 2 Air secukupnya
3 Pembakar spirtus 1 set 3 Cuka (CH3COOH) secukupnya
4 4 Susu cair secukupnya
Praktikum 4
1 Lumpang dan alu 1 set 1 Gula pasir secukupnya
2 Gelas kimia 100 mL 2 buah 2 Serbuk belerang secukupnya
3 Tabung reaksi dan rak 3 buah 3 Agar-agar secukupnya
4 Rak tabung reaksi 1 buah 4 Minyak kelapa secukupnya
5 Pembakar spiritus 1 buah 5 Larutan FeCl3 jenuh secukupnya
6 Pengaduk kaca 1 buah 6 Larutan sabun secukupnya
7 Kaki tiga dan kasa kawat 1 buah 7 Air suling secukupnya
8 Gelas ukur 100 mL 1 buah
9 Cawan porselen 1 buah
10 Labu erlenmeyer 1 buah
11 Pipet tetes 1 buah
12 Neraca 1 buah
D. LANGKAH KERJA
1. Praktikum 1
1) Masing-masing gelas kimia diisi dengan 15 ml larutan gula, 15 ml susu cair, dan
15 ml larutan kopi bubuk, dan dilakukan hal yang sama pada larutan yang lain.
2) Setelah beberapa menit, larutan tersebut di saring dan di tampung filtratnya
dalam gelas kimia yang kosong. Perubahan yang terjadi lalu diamati.
2. Praktikum 2
1) Isi gelas kimia masing-masing dengan 100 ml larutan gula, 100 ml susu cair,
dan 100 ml larutan kopi bubuk dan lakukan hal yang sama pada larutan yang
lain.
2) Lalu senterlah larutan masing-masing tersebut. Amati apa yang terlihat melalui
lubang pengamatan.
3. Praktikum 3
Percobaan A : Penggumpalan Sol Menjadi Gel karena Perubahan Suhu
1) Campurkan 1 sendok agar-agar dan air dalam gelas kimia. Masak dalam
pembakar spirtus. Aduk hingga mendidih (sesuai petunjuk pada bungkusnya).
2) Tuangkan agar-agar cair yang panas (sol) ke dalam gelas kimia lain, dan
biarkan dingin pada suhu ruang.
3) Amati dan catat perubahan yang terjadi pada sol agar-agar.
Percobaan B : Penggumpalan Koloid karena Perubahan Keasaman (pH)
1) Tuangkan 50 mL susu cair ke dalam mangkok.
2) Tambahkan 1 sendok makan (15 mL) cuka (CH 3COOH) ke dalam mangkok
yang berisi susu.
3) Amati dan catat perubahan yang terjadi pada susu.
4. Praktikum 4
Percobaan A : Pembuatan Sol dengan Cara Dispersi
Sol belerang dalam air
1) Campurkan satu bagian gula dengan satu bagian belerang, dan gerus dengan
alu dan lumpang sampai halus.
2) Ambil satu bagian campuran dan campurkan dengan satu bagian gula, lalu
gerus sampai halus.
3) Ulangi langkah nomor 2 sampai empat kali. Ambil 1 bagian campuran
keempat, dan tuangkan campuran itu ke dalam gelas kimia yang berisi 50 mL
air. Kemudian aduk campuran ini. Amati hasilnya.
Sol agar-agar dalam air
1) Ambil agar-agar sebanyak 2 spatula kaca dan larutkan ke dalam gelas kimia
yang berisi 25 mL air mendidih.
2) Dinginkan campuran itu dan perhatikan apa yang terjadi. Cara ini disebut
peptisasi.
Percobaan B : Pembuatan Sol dengan Cara Kondensasi
1) Panaskan 50 mL air dengan gelas kimia 100 mL sampai mendidih.
2) Tambahkan FeCl3 jenuh setetes demi setetes sambil diaduk hingga larutan
menjadi merah coklat. Amati hasilnya.
Percobaan C : Pembuatan Emulsi
1) Masukkan 1 mL minyak kelapa dan 5 mL air ke dalam suatu tabung reaksi.
Guncangkan tabung dengan keras setelah terlabih dahulu disumbat dengan
tutup gabus atau karet. Letakkan tabung reaksi di rak.
2) Masukkan 1 mL minyak kelapa, 5 mL air, dan 15 tetes larutan sabun kedalam
tabung reaksi lain. Guncangkan tabung dengan kuat dan letakkan di rak. Amati
kedua tabung reaksi tersebut.

E. DATA HASIL PERCOBAAN


Pratikum 1 (Mengenal sistem koloid)
Sebelum Setelah disaring Jenis sampel
disaring
Filtrat (larutan/
No Sampel (larut/tak Residu (ada/
(keruh/ koloid/
larut, stabil/tak tidak ada)
bening) suspensi)
stabil)
koloid
1. Susu Larut, stabil keruh Tidak ada

2. Gula

3. Kopi

4. Detergen

5. Belerang

6. Terigu

Pratikum 2 (Mengamati efek tyndall)

Bahan Pengamatan (menghamburkan cahaya/ tidak)

Susu    menghamburkan cahaya

Gula

Kopi 

Sabun 

Belerang

Terigu 
Pratikum 3 (Mengamati adsorpsi dan koagulasi pada koloid)

Penggumpalan/koagulasi
Koloid

Penyebab Perubahan yang terjadi

A Agar-agar (sol)

B Susu (emulsi)

Pratikum 4 (Memperagakan pembuatan koloid)

Percobaan Kegiatan pembuatan Hasil

a.      Sol belerang (dispersi)

b.      Sol agar-agar (dispersi)

B Sol Fe(OH)3 (kondensasi)

Campuran air dan


minyak kelapa

Campuran air, minyak


kelapa dan sabun
(emulsi)
F. ANALISA DATA
1. Praktikum 1          

2. Praktikum 2

3. Praktikum 3

4. Praktikum 4 

G. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai