Anda di halaman 1dari 8

BAB 10

SISTEM KOLOID
Koloid adalah campuran heterogen dengan ukuran partikel solute dan sifat-sifat yang berada pada
kisaran antara larutan dengan suspensi. Ukuran partikel koloid berkisar antara 1 – 1.000 nm. Koloid
merupakan sistem heterogeny dua fasa yang terdiri atas fasa terdispersi (fasa internal atau fasa
diskontinu) dan medium pendispersi (fasa eksternal atau fasa kontinu).

Komponen Penyusun Koloid


Sistem koloid tersusun atas dua komponen, yaitu fasa terdispersi dan medium disperse atau fasa
pendispersi. Fasa terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus) , sedangkan medium disperse bersifat
kontinu.

Perbandingan sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi


Larutan Koloid Suspensi
(Dispersi Molekuler) (Dispersi Koloid) (Dispersi Kasar)
1) Homogen tak dapat 1) Secara mikroskopis 1) Haterogen
dibedakan walaupun bersifat homogen, 2) Salah satu atau semua
menggunakan tetapi heterogeny jika dimensi partikelnya
mikroskop ultra diamati dengan lebih besar dari 100
2) Semua partikel mikroskop ultra nm
berdimensi (Panjang, 2) Partikel berdimensi 3) Dua fasa
lebar, atau tebal) antara 1 nm sampai 4) Tidak stabil
kurang dari 1 nm 100 nm 5) Dapat disaring
3) Satu fasa 3) Dua fasa
4) Stabil 4) Pada umumnya stabil
5) Tidak dapat disaring 5) Tidak dapat disaring,
kecuali dengan an ultra
Koloid yang mengandung fasa terdispersi padat disebut sol. Jadi ada tiga jenis sol, yaitu sol padat
(padat dalam padat), sol cair (padat dalam cair), dan sol gas (padat dalam gas). Istilah sol biasa
digunakan untuk menyatakan sol cair, sedangkan sol gas lebih dikenal sebagai aerosol (aerosol padat).
Koloid yang mengandung fasa terdispersi cair disebut emulsi. Emulsi juga ada tiga jenis, yaitu emulsi
padat (cair dalam padat), emulsi cair (cair dalam cair), dan emulsi gas (cair dalam gas). Istilah emulsi
biasa digunakan untuk menyatakan emulsi cair, sedangkan emulsi gas juga dikenal dengan nama
aerosol (aerosol cair). Koloid yang mengandung fasa terdispersi gas disebut buih. Hanya ada dua jenis
buih, yaitu buih padat dan buih cair.
Jenis-jenis Koloid

Sifat-sifat Koloid
Efek Tyndall
Merupakan peristiwa penghambutan cahaya oleh partikel koloid, misalnya :

• Berkas sinar matahari melalui celah pepohonan pada pagi hari yang berkabut
• Sorot lampu mobil atau senter pada malam yang berkabut
• Sorot lampu proyektor dalam Gedung bioskop yang berasap / berdebu
Gerak Brown
Merupakan gerak acak (zig-zag) partikel koloid dalam medium pendispersinya.
Menyebabkan koloid menjadi stabil dan tidak mengendap
Contoh : garak partikel debu
Elektroforesis
Merupakan metode penentuan jenis muatan koloid, menggunakan prinsip pergerakan partikel koloid
dalam medan listrik.
Koloid bermuatan positif adak bergerak menuju katoda (elektroda bermuatan negative), sedangkan
koloid bermuatan negatif akan bergerak menuju anoda (elektroda bermuatan positif).
Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi DNA korban/jenazah tak dikenal
Adsorpsi
Merupakan peristiwa penyerapan atom, molekul, atau ion pada permukaan partikel koloid.
Jika mengabsorpsi ion, mak koloid menjadi bermuatan, misalnya Sol Fe(OH)3 dalam air menyerap
kation sehingga bermuatan positif.
Muatan pada koloid ini menyebabkan antar partikel koloid saling tolak memolak sehingga
terhindar dari pengelompokan (segregasi) partikel, yang menyebabkan koloid menjadi stabil.
Contoh pemanfaatan sifat absorpsi

• Pemisah mineral logam dari bijihnya pada industry logam


• Pemutih gula tebu menggunakan arang tulang dan tanah diatome
• Penyrtapan racun oleh karbon aktif pada obat diare (norit)
• Penjernihan air menggunakan tawas [Al2(SO4) 3]
• Menghilangkan bau badan menggunakan deodorant
Koaagulasi
Merupakan peristiwa penggumpalan partikel koloid karena kehilangan kestabilannya
Hilangnya kestabilan koloid terjadi karena :
1. Pelucutan muatan koloid karena elektroforesis dalam waktu yang cukup lama. Koloid
bermuatan positif digumpalkan di katoda, swdangkan koloid bermuatan negative
digumpalkan di anoda.
2. Penambahan elektrolit pada koloid membentuk selubung yang menetralkan koloid sehingga
terjadi koagulasi.
Contoh Koagulasi
• Penggumpalan delta di muara sungai, terjadi karena koloid tanah liat bercampur dengan
elektrolit pada air laut
• Penggumpalan karet dalam lateks, menggunakan asam format
• Penggumpalan lumpur koloidal, dengan tawas [Al2(SO4)3]
• Penggumpalan asap/debu pabrik, dengan alat koagulasi listrik (alat pengendap
COTTRELL)
Kokoid pelindung
Merupakan koloid dapat melindungi koloid lain agar tidak terjadi koagulasi
Cara kerja : membentuk lapisan di sekeliling koloid yang dilindungi untuk menjaga agar koloid
tersebut tetap bermuatan dan stabil.

Dialisis
Merupakan cara menghilangkan/mengurangi ion-ion pengganggu dalam sistem koloid.
Koloid ditampung dalam selaput koloid yang terbuat dari selaput semipermeable,yaitu selaput yang
dapat dilewati oleh partikel-partikel kecil seperti ion dan molekul sederhana, tetapi tidak dapat dilewati
oleh partikel koloid
Contoh dari proses dialisis adalah proses “cuci darah” pada penderita gagal ginjal (hemodialisis)
Koloid Liofil dan Liofob

Pembuatan dan kegunaan koloid

Anda mungkin juga menyukai