Anda di halaman 1dari 3

Nama : Errando Philothra

NIM : 205090200111035
Kelas : Koloid dan Kimia Permukaan A

Resume Koloid

Koloid merupakan sebuah campuran zat dari dua zat atau lebih yang menghasilkan dua
fasa heterogen. Koloid terdiri atas fasa pendispersi dan fasa terdispersi, fasa pendispersi memecah
fasa terdispersi menjadi zat dalam ukuran konoid dengan besar partikel 1-100 nm. Koloid juga
disebut sebagai sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih kecil dari partikel suspensi dan
lebih besar dibandingkan ukuran partikel dari larutan. Koloid sudah sering kita temukan pada
kehidupan sehari-hari seperti santan, sabun, aerosol, krim kocok, dan masih banyak lagi. Koloid
sudah menjadi bagian dalam hidup yang sudah sering diaplikasikan dan juga banyak manfaatnya
sehingga koloid terus dipelajari pengembangannya hingga saat ini.
Dari sekian banyak koloid yang dapat kita temui, koloid dapat dibagi ke dalam beberapa
jenis dengan pembagian menurut fasa terdispersinya dan fasa pendispersinya. Kedua fasa dapat
berbentuk padat, cair, maupun gas. Pembagiannya adalah sebagai berikut:
1. Fase terdispersi padat dengan medium pendispersi cair dapat disebut sebagai Sol dengan
contohnya seperti kanji, cat, tinta, dan sol emas.

2. Fasa terdispersi padat dengan medium pendispersi padat dapat disebut Sol Padat dengan
contohnya seperti intan, kaca berwarna, dan alloy.

3. Fasa terdispersi padat dengan medium pendispersi gas dapat disebut sabagai Aerosol
Padat dengan contohnya asap dan debu.

4. Fasa terdispersi cair dengan medium pendispersi padat dapat disebut sebagai Emulsi
Padat dengan contohnya adalah keju dan mentega.

5. Fasa terdispersi cair dengan medium pendispersi cair dapat disebut sebagai Emulsi
dengan contohnya susu, minyak ikan, dan santan.

6. Fasa terdispersi cair dengan medium pendispersi gas dapat disebut sebagai Aerosol Cair
contohnya kabut dan awan.

7. Fasa terdispersi gas dengan medium pendispersi padat dapat disebut sebagai Busa Padat
contohnya adalah batu apung dan karet busa.

8. Fasa terdispersi gas dengan medium pendispersi cair dapat disebut sebagai Busa atau
Buih contohnya adalah krim kocok dan busa sabun.
Sistem koloid juga memiliki sifat-sifat yang menjadi ciri dari sistem koloid tersebut. Sifat-sifat
dari sistem koloid memiliki efek yang membantu pembentukan dan mempertahankan sistem
koloid yang terbentuk. Sifat-sifat tersebut adalah:
Absorpsi
Absorsi merupakan proses penyerapan ion oleh partikel koloid pada permukaan suatu absorben,
luas permukaan adsorben akan mempengaruhi positif dan negatifnya suatu koloid yang diabsorpsi.
Muatan dari koloid yang diserap sendiri dapat sesuai dengan muatan yang telah diserap
sebelumnya.
Efek Tyndall
Efek Tyndall merupakan cahaya dengan bentuk yang berhamburan dikarenakan adanya partikel
koloid yang dilewati oleh cahaya tersebut. Efek Tyndall menjelaskan adanya partikel larutan
dengan ukuran yang lebih kecil ketimbang dari partikel koloid yang dilewatkan dan menyebabkan
cahaya dapat dihamburkan.

Dialisis
Dialisis merupakan proses pemurnian koloid dengan tujuan agar koloid bebas dari ion-ion yang
tidak diinginkan (inhibitor). Proses dialisis ini bertujuan agar membersihkan koloid yang mengikat
dan menggumpal dengan ion yang tidak diinginkan.

Gerak Brown
Gerak Brown merupakan gerakan acak dari partikel koloid yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop ultra. Gerakan acak ini terjadi karena adanya tumbukan antar partikel
sehingga gerakan dari partikel koloid tidak dapat diprediksikan.

Koagulasi Koloid
Koagulasi Koloid merupakan peristiwa penggumpalan partikel koloid karena terjadinya penetralan
kadungan partikel koloid. Koloid yang memiliki muatan sejenis tidak akan saling menetralkan
namun bertolak belakang.

Koloid Liofil dan Liofob


Koloid lifoil dan liofob merupakan sifat yang ditemukan dalam koloid dengan jenis sol (terdispersi
padat dengan medium pendispersi cair). Sifat ini dibagi dalam dua jenis dengan liofil untuk partikel
dengan zat terdispersi dan penarikan medium sehingga terjadi gaya tarik menarik antara zat
terdispersi dengan medium pendispersi. Sedangkan liofob merupakan partikel dengan zat
terdispersi yang tidak dapat menarik medium.

Koloid Pelindung
Koloid pelindung merupakan jenis koloid yang melindungi dari sol liofob untuk membantuk gaya
tarik menarik. Sol liofil dapat membantu sol liofob dalam proses koagulasi dengan berperan
sebagai koloid pelindung.
Elektroforesis
Elektroforesis merupakan pergerakan partikel koloid pada medan listrik dan memberikan tanda
antar muatan yang berada dalam koloid. Muatan tersebut akan terbagi dalam positif dan negatif.

Pembuatan koloid memiliki beberapa metode, contohnya adalah dengan menggunakan


metode dispersi listrik, koagulasi, dan emulsi. Metode tersebut dapat dijelaskan lebih lengkap
sebagai berikut:

Metode Dispersi Listrik

Metode ini melibatkan penggunaan arus listrik untuk memecah partikel padat menjadi
partikel koloidal. Elektrolisis digunakan untuk memecah partikel dan menghasilkan koloid di
elektroda yang tepat. Elektroda yang terlibat dapat berupa elektroda inert atau elektroda aktif
tergantung pada jenis koloid yang ingin dibuat.

Metode Koagulasi

Metode ini melibatkan pembentukan koloid dengan mengendapkan partikel-partikel kecil


dalam medium cair. Kemudian, koagulan seperti elektrolit atau zat pengkoagulasi lainnya
ditambahkan untuk membentuk partikel koloidal yang lebih besar. Proses ini dikenal sebagai
koagulasi atau flokulasi.

Metode Emulsi

Metode ini digunakan untuk pembuatan koloid dengan dua fase cair yang tidak saling larut,
seperti minyak dan air. Fase cair yang tidak saling larut tersebut diemulsi dengan bantuan surfaktan
atau agen emulsifier lainnya. Proses emulsi melibatkan pengadukan yang intensif atau penggunaan
alat seperti homogenizer untuk memecah fase cair menjadi partikel-partikel koloidal.

Anda mungkin juga menyukai