Anda di halaman 1dari 8

A.

PENGERTIAN
Koloid adalah suatu sistem dispersi yang terdiri dari partikel-partikel kecil yang
terdispersi dalam medium pendispersi. Partikel-partikel koloid ini memiliki
ukuran antara 1-1000 nanometer (nm) dan secara visual terlihat homogen atau
seragam dalam mediumnya. Partikel-partikel koloid terdiri dari dua jenis yaitu
fase terdispersi dan fase pendispersi.
Fase terdispersi dapat berupa padatan, cairan, atau gas, sedangkan fase
pendispersi biasanya berupa cairan atau gas. Contoh koloid yang sering
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain suspensi debu di udara,
susu, darah, dan cat.
Koloid memiliki sifat khusus seperti stabil, dapat difusi, dan memiliki muatan
listrik yang dapat mempengaruhi sifatnya. Karena sifatnya yang unik, koloid
memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang seperti farmasi, industri, dan
teknologi.

B. PERBEDAAN
Larutan sejati, larutan suspensi, dan larutan koloid adalah tiga jenis
campuran yang berbeda berdasarkan sifat dan ukuran partikel
penyusunnya. Berikut ini adalah perbedaan antara ketiga jenis
campuran tersebut:
1) Larutan Sejati
Larutan sejati adalah campuran homogen di mana partikel
penyusunnya (zat terlarut dan pelarut) berukuran sangat kecil
dan tidak terlihat dengan mata telanjang. Zat terlarut terdispersi
secara merata di dalam pelarut dan tidak menimbulkan efek
seragam atau turbulensi dalam larutan. Contoh larutan sejati
adalah gula yang dilarutkan dalam air.

2) Larutan Suspensi
Larutan suspensi adalah campuran heterogen di mana partikel
penyusunnya berukuran lebih besar dan terlihat dengan mata
telanjang. Partikel-partikel terdispersi dalam larutan suspensi
cenderung mengendap dan memerlukan pengadukan atau
guncangan agar tetap tercampur dalam larutan. Contoh larutan
suspensi adalah susu, lumpur, dan cat.

3) Larutan Koloid
Larutan koloid adalah campuran heterogen di mana partikel
penyusunnya memiliki ukuran antara 1-1000 nanometer dan
terlihat seragam atau homogen dalam mediumnya. Partikel-
partikel koloid ini terdispersi secara merata di dalam medium
pendispersi dan tidak mengendap. Larutan koloid memiliki sifat
unik seperti dapat difusi, stabil, dan memiliki muatan listrik
yang dapat mempengaruhi sifatnya. Contoh larutan koloid
adalah gelatin, darah, dan susu.

Note :
Kesimpulannya, perbedaan utama antara ketiga jenis campuran
ini adalah ukuran partikel penyusunnya dan bagaimana partikel-
partikel ini terdispersi di dalam medium pendispersi. Larutan
sejati memiliki partikel yang sangat kecil dan terdispersi merata
dalam medium, sedangkan larutan suspensi memiliki partikel
yang lebih besar dan terdispersi tidak merata, dan larutan koloid
memiliki partikel yang ukurannya di antara larutan sejati dan
suspensi dan terdispersi secara merata dalam medium.
C. CONTOH
Contoh koloid yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari:
 Susu: Susu adalah contoh koloid yang terdiri dari partikel-
partikel kecil protein dan lemak yang terdispersi dalam
medium air.
 Cat: Cat juga merupakan contoh koloid yang terdiri dari
partikel-partikel kecil pigmen atau zat pewarna yang
terdispersi dalam medium air atau pelarut organik.
 Darah: Darah manusia adalah contoh koloid yang terdiri dari
sel-sel darah dan protein-protein kecil seperti albumin dan
fibrinogen yang terdispersi dalam plasma darah.
 Pewarna makanan: Pewarna makanan adalah contoh koloid
yang terdiri dari partikel-partikel pigmen yang terdispersi
dalam medium air.
 Aerosol: Aerosol adalah contoh koloid yang terdiri dari
partikel-partikel kecil padatan atau cairan yang terdispersi
dalam medium gas. Contoh aerosol adalah debu, asap, dan
uap air.
 Krim: Krim adalah contoh koloid yang terdiri dari partikel-
partikel lemak yang terdispersi dalam medium air.
 Emulsi: Emulsi adalah contoh koloid yang terdiri dari dua
cairan yang tidak dapat dicampur seperti minyak dan air yang
terdispersi menjadi satu fase yang homogen. Contoh emulsi
adalah mayones dan salad dressing
D. JENIS

 Koloid dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:


1) Koloid sol: Koloid sol adalah koloid yang fase terdispersinya
berupa zat padat, sedangkan fase pendispersinya berupa
cairan. Contohnya adalah sol emas, sol perak, dan sol
albumin.
2) Koloid gel: Koloid gel adalah koloid yang fase terdispersinya
berupa zat padat, sedangkan fase pendispersinya berupa
cairan. Koloid gel memiliki sifat seperti gel, yaitu kaku dan
elastis. Contohnya adalah gelatin, agar-agar, dan silika gel.
3) Koloid aerosol: Koloid aerosol adalah koloid yang fase
terdispersinya berupa partikel-partikel kecil padatan atau
cairan yang terdispersi dalam medium gas. Contohnya adalah
asap, kabut, dan debu.

 Berdasarkan sifat listriknya, koloid juga dapat dibedakan


menjadi dua jenis, yaitu:
1) Koloid positif: Koloid positif adalah koloid yang partikel-
partikel terdispersinya bermuatan positif. Contohnya adalah
koloid logam seperti sol emas dan sol perak.
2) Koloid negatif: Koloid negatif adalah koloid yang partikel-
partikel terdispersinya bermuatan negatif. Contohnya adalah
koloid pr
E. SIFAT
Koloid adalah campuran homogen yang terdiri dari partikel-
partikel kecil yang terdispersi dalam medium pembawa. Sifat
koloid mencakup beberapa hal berikut:

 Ukuran partikel: Partikel dalam koloid memiliki ukuran


antara 1 nanometer hingga 1 mikrometer, yang membuatnya
lebih besar dari molekul tetapi lebih kecil dari partikel biasa.
 Keadaan dispersi: Partikel dalam koloid terdispersi secara
homogen dalam medium pembawa, dan tidak akan
terendapkan atau terpisah dengan sendirinya.
 Sifat optik: Koloid dapat menunjukkan efek Tyndall, yaitu
kemampuan untuk menyebar cahaya dan menghasilkan
cahaya yang terlihat.
 Sifat elektrokimia: Partikel dalam koloid memiliki muatan
listrik yang memungkinkan mereka untuk bereaksi dengan
zat lain secara elektrokimia.
 Sifat adsorpsi: Partikel dalam koloid dapat menyerap molekul
lain pada permukaannya, yang memungkinkan untuk
digunakan dalam pengolahan limbah dan penyaringan air.
 Sifat viskositas: Koloid dapat memiliki viskositas yang lebih
besar dari medium pembawa, dan dapat mempengaruhi sifat
aliran dan reologi campuran tersebut.
 Sifat koagulasi: Partikel dalam koloid dapat membentuk
aglomerat yang lebih besar melalui koagulasi, yang dapat
mempengaruhi sifat campuran tersebut

F. PEMBUATAN

Koloid dapat dibuat melalui beberapa metode, antara lain:


 Metode dispersi: Partikel koloid dihasilkan dengan cara memecah
partikel yang lebih besar menjadi partikel-partikel yang lebih kecil
dengan bantuan energi, seperti ultrasonik atau penggilingan.
Contohnya adalah pembuatan koloid emulsi, seperti susu.
 Metode kondensasi: Partikel koloid dihasilkan dengan cara
mengendapkan ion-ion atau molekul-molekul yang berada dalam
larutan sehingga membentuk partikel-partikel kecil. Contohnya
adalah pembuatan koloid sol, seperti sol perak.
 Metode substitusi: Partikel koloid dihasilkan dengan cara
menggantikan salah satu ion dalam senyawa terlarut dengan ion
yang memiliki ukuran yang lebih kecil, sehingga terbentuk partikel
koloid. Contohnya adalah pembuatan koloid zeolit, seperti zeolit
alam.
 Metode elektrolisis: Partikel koloid dihasilkan dengan cara
mengalirkan arus listrik melalui larutan elektrolit sehingga
terbentuk partikel-partikel koloid. Contohnya adalah pembuatan
koloid gelatin, seperti agar-agar.
 Metode pengeringan: Partikel koloid dihasilkan dengan cara
mengeringkan larutan koloid hingga menghasilkan partikel-
partikel koloid yang kering. Contohnya adalah pembuatan koloid
aerogel, seperti aerogel silika.
 Metode pembuatan koloid dapat dipilih berdasarkan jenis koloid
yang ingin dibuat dan bahan-bahan yang tersedia.

Anda mungkin juga menyukai