Anda di halaman 1dari 24

SAFIRA AURELIA 11 MIPA 4

sistem koloid
PENGERTIAN
Istilah koloid pertama kali diutarakan oleh seorang ilmuwan Inggris, Thomas
Graham, sewaktu mempelajari sifat difusi beberapa larutan melalui membran
kertas perkamen. Graham menemukan bahwa larutan natrium klorida mudah
berdifusi sedangkan kanji, gelatin, dan putih telur sangat lambat atau sama
sekali tidak berdifusi. Zat-zat yang sukar berdifusi tersebut disebut koloid

Tahun 1907, Ostwald, mengemukakan istilah sistem terdispersi bagi zat yang
terdispersi dalam medium pendispersi. Analogi dalam larutan, fase terdispersi
adalah zat terlarut, sedangkan medium pendispersi adalah zat pelarut. Koloid
adalah campuran 2 fase yang terdiri dari fase terdispersi dan medium
pendispersi. Fase terdispersi merupakan zat yang didispersikan dan bersifat
diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium untuk mendispersikan disebut
medium pendispersi dan berisfat kontinu.
Adapun perbandingan sifat larutan, koloid dan suspensi
adalah sebagai berikut:
jenis jenis koloid
1. aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas
disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut
aerosol padat, jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol
cair. Aerosol padat contohnya: asap dan debu di udara, aerosol cair
contohnya: kabut dan awan.
Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot
rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-
lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong
(propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan
adalah senyawa klorofluorokarbon (CFC) dan karbon dioksida.

2. sol 3. gel

Koloid yang setengah kaku


Sistem koloid dari partikel
(antara padat dan cair) disebut
padat yang terdispersi dalam
gel. Contoh : agar-agar, lem
zat cair disebut sol. Koloid jenis
kanji, selai, gelatin, gel sabun,
sol banyak ditemui dalam
gel silika. Gel dapat terbentuk
kehidupan sehari-hari
dari suatu sol yang
contohnya: sol sabun, sol
mengadsorbsi medium
detergen, sol kanji, tinta tulis, air
pendispersinya, sehingga
sungai berlumpur dan cat.
terjadi koloid yang agak padat.

4. emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair disebut emulsi.
Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua zat cair tidak saling melarutkan.
Emulsi dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam
air atau emulsi air dalam minyak. Contoh emulsi minyak dalam air adalah
santan, susu, dan lateks. Contoh emulsi air dalam minyak adalah minyak
ikan, minyak bumi.
Emulsi terbentuk karena adanya zat pengemulsi (emulgator), contoh
emulgator adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak dalam air.
Contoh emulgator lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur
dalam mayonaise.

5. buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih.
Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat
pembuih, misalnya sabun, deterjen, dan protein. Buih dapat dibuat
dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung
pembuih. Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya buih sabun
pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, dan lain-
lain. Adakalanya buih tidak dikehendaki. Zat-zat yang dapat memecah
atau mencegah buih,antara lain eter, isoamil alkohol, dan lain-lain.
Buih mempunyai fase terdispersi gas. Buih terdiri atas:
buih padat dengan medium pendispersi padat, contoh batu apung,
karet busa, dan styrofoam;
buih cair atau buih dengan medium pendispersi cair, contoh buih
sabun dan putih telur.

sifat sifat koloid


Efek Tyndall
Jika seberkas cahaya dilewatkan pada suatu sistem
koloid, maka cahaya tersebut akan dihamburkannya
sehingga berkas cahaya tersebut akan kelihatan.
Sedangkan jika cahaya dilewatkan pada larutan sejati
maka cahaya tersebut akan diteruskannya . Sifat
koloid yang seperti inilah yang dikenal dengan efek tyndall dan sifat ini dapat digunakan

Gejala ini pertama kali ditemukan oleh
untuk membedakan koloid dengan larutan sejati.
Michael Faradaykemudian diselidiki lebih lanjut oleh John Tyndall (1820 – 1893), seorang
ahli Fisikabangsa Inggris.

Gejala efek tyndall yang dapat diamati dalam kehidupan


sehari-hari adalah sebagai berikut:
Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut
Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap dan berdebu
Berkas sinar matahari melalui celah pohon-pohon pada pagi yang berkabut
gerak brawn
Gerak brown merupakan gerak patah-patah (zig-zag)
partikel koloid yang terus menerus dan hanya dapat
diamati dengan mikroskop ultra. Gerak brown terjadi
sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari
molekul-molekul medium terhadap partikel koloid.

ukuran
Dalam suspensi tidak terjadi gerak Brown karena
partikel cukup besar, sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang. Partikel
zat terlarut juga mengalami gerak Brown, tetapi tidak dapat diamati. Semakin tinggi suhu,
maka gerak brown yang terjadi juga semakin cepat, karena energi molekul medium
meningkat sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat.
Gerak Brown merupakan faktor penyebab stabilnya partikel koloid dalam medium
dispersinya. Gerak brown yang terus menerus dapat mengimbangi gaya gravitasi
sehingga partikel koloid tidak mengalami sedimentasi (pengendapan).
elektroforesis
Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik karena
partikel koloid bermuatan listrik. Pergerakan partikel
koloid dalam medan listrik ini disebut elektroforesis. Jika
dua batang elektrode dimasukkan kedalam sistem koloid
dan kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah,
maka partikel koloid akan bergerak kesalah satu elektrode

tergantung pada jenis muatannya. Koloid bermuatan


negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) sedang
koloid bermuatan positif akan bergerak ke katode
(elektrode negatif)
Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid. Jika partikel
koloid berkumpul dielektrode positif berarti koloid bermuatan negatif, jika partikel koloid
berkumpul dielektrode negatif bearti koloid bermuatan positif. Peristiwa elektroforesis ini
sering dimanfaatkan kepolisian dalam identifikasi/tes DNA pada jenazah korban
pembunuhan/ jenazah tak dikenal.
adsorpsi

Adsorpsi adalah peristiwa di mana suatu zat menempel pada permukaan zat lain,
seperti ion H+ dan OH– dari medium pendispersi. Untuk berlangsungnya adsorpsi,
minimum harus ada dua macam zat, yaitu zat yang tertarik disebut adsorbat, dan zat
yang menarik disebut adsorban. Apabila terjadi penyerapan ion ada permukaan
partikel koloid maka partikel koloid dapat bermuatan listrik yang muatannya
ditentukan oleh muatan ion-ion yang mengelilinginya. Partikel koloid mempunyai
kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu
partikel koloid bermuatan listrik.
koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa
pengendapan atau penggumpalan
koloid. Koloid distabilkan oleh
muatannya. Jika muatan koloid dilucuti
atau dihilangkan, maka kestabilannya
akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan koagulasi atau

penggumpalan. Pelucutan muatan


koloid dapat terjadi pada sel peristiwa koagulasi dalam kehidupan
elektroforesis atau jika elektrolit sehari2:
ditambahakan ke dalam system koloid. Pembentukan delta di muara sungai
Apabila arus listrik dialirkan cukup karena koloid tanah liat dalam air
lama kedalam sel elektroforesis, maka sungai mengalami koagulasi ketika
partikel koloid akan digumpalkan bercampur dengan elektrolit dalam
ketika mencapai electrode. air laut.
koloid pelindung
yang dimaksud dengan koloid pelindung adalah Zat koloid yang menyelubungi
partikel-partikel koloid, misalnya butiran lemak dalam suatu campuran sehingga
mencegah bersatunya partikel-partikel ini, misalnya gelatin.
Contoh Koloid Pelindung
1. Pada pembuatan es krim digunakan gelatin
besar atau gula

untuk mencegah pembentukan Kristal
2. Minyak silikon pada cat.
3. Kasein pada susu. Kasein adalah sejenis protein yang terkandung dalam susu dan
berfungsi sebagai emulsi. Kasein adalah koloid pelindung dari emulsi air dan susu.
Koloid pelindung yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi disebut Emulgator (zat
pengelmusi).
koloid liofil dan liofob
Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas
koloid liofil dan koloid liofob. Suatu koloid disebut koloid
liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup
besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil
berarti suka cairan (Yunani: lio = cairan, philia = suka).
Sebaliknya, suatu koloid disebut koloid liofob jika gaya
tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah.
Liofob berarti tidak suka cairan (Yunani: lio = cairan,
phobia = takut atau benci). Jika medium dispersi yang
dipakai adalah air, maka kedua jenis koloid di atas
masing-masing disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob.
Contoh:
• Koloid hidrofil: sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan
gelatin.
• Koloid hidrofob: sol belerang, sol Fe(OH)3, sol-sol
sulfida, dan sol-sol logam.
perbedaam koloid liofil dan liofob
dialisis
Dialisis adalah suatu teknik pemurnian koloid yang didasarkan pada
perbedaan ukuran partikel-partikel koloid. Dialisis dilakukan dengan
cara menempatkan dispersi koloid dalam kantong yang terbuat dari
membran semipermeabel, seperti kertas selofan dan perkamen.
Selanjutnya merendam kantong tersebut dalam air yang mengalir. Oleh
karena ion-ion atau molekul memiliki ukuran lebih kecil dari partikel
koloid maka ion-ion tersebut dapat pindah melalui membran dan keluar
dari sistem koloid. Adapun partikel koloid akan tetap berada di dalam
kantung membran.
Proses dialisis dipakai pada pencucian darah, yang lebih populer
sebagai hemodialisis. Darah dipompa dan dialirkan melalui tabung
dialisis selofan.

pembuatan koloid
Cara kondensasi

Dengan cara kondensasi partikel larutan


sejati bergabung menjadi partikel koloid.
Cara ini dapat dilakukan melalui reaksi-
reaksi kimia seperti reaksi redoks, hidrolisis,
dekomposisi rangkap, atau dengan
pergantian pelarut.
1) Reaksi subtitusi
Misalnya larutan natrium tiosulfat direaksikan dengan larutan asam klorida , maka
akan terbentuk belerang. Partikel belerang akan bergabung menjadi semakin
besar sampai berukuran koloid sehingga terbentuk sel belerang. Seperti reaksi

Na2SO3(aq) + 2HCl(aq) 2 NaCl(aq)+ H2O(l) + S(s)

2) Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sol Fe(OH)3 dibuat melalui
hidrolisis larutan FeCl3, yaitu dengan memanaskan larutan FeCl3. Hidrolisis
larutan AlCl3 akan menghasilkan koloid Al(OH)3. Reaksinya adalah:

FeCl3(aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(s) +3HCl(aq)

AlCl3(aq) + 3 H2O(l) Al(OH)3(s) + 3HCl(aq)

3) Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan
belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S kedalam larutan SO2

2H2S(g) + SO2(aq) 2H2O(l) + 3S (s)

4) Reaksi Dekomposisi Rangkap


Contohnya adalah pembuatan sol As2S3 dengan mereaksikan larutan H3AsO3
dengan larutan H2S. Reaksinya adalah sebagai berikut:

2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq) As2S3(s) + 6H2O(l)

5) Penggantian Pelarut
Cara ini dilakukan dengan menggnti medium pendispersi sehingga fase
terdispersi yang semula larut menjadi berukuran koloid. Misalnya larutan jenuh
kalsium asetat jika dicampur dengan alcohol akan terbentuk suatu koloid berupa
gel.

pembuatan koloid
Cara dispersi

Dengan cara dispersi partikel kasar dipecah


menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat
dilakukan secara mekanik, peptisasi, atu
dengan loncatan bunga listrik (busur
bredig).
1) Cara mekanik
Dengan cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumpang, sampai diperoleh tingkat
kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium pendispersi. Contoh pembuatan sol
belerang dengan menggerus serbuk belerang bersama zat inert seperti gula pasir,
kemudian mencampur dengan air.

2) Cara peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan
dengan bantuan zat pemecah (pemeptisasi).

3) Cara busur bredig


Cara busur bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan
koloid digunakan sebagai elktrode yang dicelupkan kedalam medium dispersi, kemudian
diberi loncatan listrik dikedua ujungnya. Mula-mula atom logam akan terlempar
kedalam air, lalu atom tersebut mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel
koloid. Jadi cara busur bredig ini merupakan gabungan cara disperse dan kondensasi.

SAFIRA AURELIA 11 MIPA 4

terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai