Sistem Koloid
Di Industri ter
larutan
sejati,
koloid
dan
Suspensi
dapat
Larutan Sejati
1
Sistem Koloid
2
Distribusi partikel
Homogen
Heterogen
Ukuran partikel
< 10-7 cm
10-7 10-5 cm
Penyaringan
Kestabilan
Stabil
Stabil
Contoh
Larutan gula
Mayones
2. Jenis-Jenis Koloid
Sistem koloid terdiri dari dua fase, yaitu fasa dispersi dan
medium pendispersi. Kedua fasa tersebut, dapat berwujud
zat
cair,
zat
padat
atau
berwujud
gas. Berdasarkan
medium
pendispersinya
cair
gas
dikenal
dengan aerosol
cair.
koloid
padat
yang
dengan
fasa
medium
terdispersinya
pendispersinya
catatan,
jika
fase
terdispersi
dan
medium
sol pad
Sifat
penghamburan
cahaya
oleh
sistem
fisika
Inggris.
Efek
Tyndall
digunakan
untuk
Adsorpsi terjadi apabila partikelpartikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas,
maka partikel-partikel zat cair atau gas akan terkonsentrasi
pada permukaan zat padat tersebut.
Partikel
koloid
mengadsorpsi
permukaannya,
sol
memiliki
kemampuan
untuk
partikel-partikel
pendispersi
pada
baik
itu
partikel
netral
atau
partikel
permukaan
yang
sangat
luas.
Pada
proses
Fe(OH)3
Al(OH)3
Hemoglobin
As2S3
Logam seperti Au,
Tanah liat
o Koagulasi
Partikel-partikel
koloid
bersifat
stabil
karena
memiliki
hilang
maka
partikel-partikel
koloid
tersebut
akan
disebut
flokulasi
dan
gumpalannya
disebut
flok.
penggumpalan
partikel-partikel
koloid
dan
pada
kehidupan
sehari-hari
seperti
pada
dapat
dikoagulasikan
dengan
tawas
yang
bermuatan.
Penghilangan muatan listrik pada partikel koloid ini dapat
dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
a. Menggunakan prinsip elektroforesis
Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel
koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan
berlawanan. Ketika partikel-partikel ini mencapai elektrode,
maka partikel-partikel tersebut akan kehilangan muatannya
sehingga menggumpal dan mengendap di elektrode.
b. Penambahan koloid lain dengan muatan berlawanan
Apabila suatu sistem koloid bermuatan dicampur dengan
sistem koloid lain yang bermuatan negatif maka kedua
sistem koloid tersebut akan saling mengadsorpsi dan
menjadi netral. Akibatnya, terbentuk koagulasi.
c. Penambahan elektrolit
air
dapat
mendidihkannya.
mengalami
Kenaikan
koagulasi
suhu
sistem
dengan
koloid
partikel
koloid.
Akibatnya,
partikel-partikel
Koloid
liofil
yang
berfungsi
sebagsi
koloid
seperti
pembuatan
es
krim
agar
tidak
affinitas
partikel-partikel
fase
dispersi
medium
pendispersi.
Medium
pendispersi
juga
sehingga
dapat
mengadsorpsi
terbentuk
selubung
molekul
disekeliling
cairan
partikel
Liofob
memiliki
gaya
(takut
cairan):
tarik
menarik
partikel-partikel
terdispersi
adalah
yang
koloid
lemah
dengan
yang
antara
medium
dan
dapat
dengan
mudah
terkoagulasikan
Sol liofo
1. Pembuatan
2. Muatan partikel
Partikel-partikel sol
positif atau negatif.
Partikel-partikel sol
mengadsorpsi mediu
partikel-partikel sol
partikel-partikel ion
4. Viskositas
5. Penggumpalan
Mudah menggumpal
elektrolit
6. Efek Tyndall
Partikel-partikel sol
anode atau ke katode
muatan partikel
Hal
ini
dilakukan
dengan
reaksi
kimia
(dekomposisi
AgCl
dibuat
dengan
mencampurkan
larutan
HCl(aq) >
AgCl
(koloid)
HNO3(aq)
(reaksi
dekomposisi rangkap)
Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al
dalam air mendidih
AlCl3(aq) + 3H2O(l) > Al(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
Proses dialisis
Pergerakan ion-ion dan molekul-molekul kecil melalui
selaput semipermeabel disebut dialisis. Proses dialisis
untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat terlarut
dijadikan dasar bagi pengembangan dialisator sebagi
mesin pencuci darah bagi penderita gagal ginjal.
o Elektrodialisis
Pada dasarnya proses elektrodialisis merupakan proses
dialisis di bawah pengaruh medan listrik dan hanya dapat
digunakan untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut
elektrolit. Pada proses elektrodialisis, listrik tegangan tinggi
dialirkan melalui dua layar logam yang menyokong selaput
semipermeabel. Akibatnya, partikel-partikel zat terlarut
dalam sistem koloid berupa ion-ion akan bergerak menuju
elektrode dengan muatan berlawanan.
o Penyaring Ultra
Partikel-partikel
koloid
tidak
dapat
disaring
dengan
dalam
lubang-lubang
struktur
tersebut.
diikuti
penetesan
pelarut.
Proses
ini disebut
sineresis.
o Tiksotropi. Beberapa gel dapat diubah kembali menjadi
sol cair apabila diberi agitasi (diaduk). Sifat ini disebut
tiksotropi. Contohnya: gel besi oksida, perak oksida dan
cat tiksotropi modern.
D. Koloid Buih
Buih adalah suatu jenis koloid dengan fase terdispersi
berupa gas dan medium pendispersi berupa zat cair atau
zat padat. Berdasarkan medium pendispersinya tersebut,
buih dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Buih cair (buih)
Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas
dan medium pendispersi zat cair. Fase terdispersi gas
biasanya berupa udara atau CO2 yang terbentuk dari
fermentasi. Kestabilan buih diperoleh dari adanya zat
pembuih (surfaktan). Zat pembuih ini teradsorpsi ke daerah
antar
fase
dan
mengikat
gelembung-gelembung
gas
juga
diperoleh
dari
zat
pembuih
(surfaktan).
kemudian
mengelilingi
akan
membentuk
gelembung-gelembung
lapisan
tipis
CO2 untuk
khususnya
produksi
cukup
luas
karena
sifat
mencampur
zat-zat
yang
tidak
dapat
saling
Contoh A
Sabun, deterjen
Pestisida, insektisid
koloid
seperti
asap
dan
debu
yang
mengurangi
zat-zat
polusi
udara
dan
untuk
mengandung
sejumlah
koloid
protein
yang
Proses
pengolahan
air
Koagulan
yang
banyak
digunakan
adalah
koperos
(FeCl2Fe2(SO4)3).
Pemberian
koagulan
Pada
tahap
ketiga,
air
yang
telah
diberi
koagulan
menggumpal
dibiarkan
mengendap.
Setelah
pasir
sehingga
sisa
endapan
yang
masih