2. Jenis-jenis koloid
a. Sol
Sol merupakan sistem koloid yang fase terdispersinya berupa zat padat yang
didispersikan dalam padatan cairan atau gas. Sol dibedakan menjadi 3 jenis
berdasarkan medium pendispersinya, yaitu sebagai berikut:
1) Sol padat
Sol padat merupakan sistem koloid yang fase terdispersinya berupa zat
padat dan medium pendispersinya berupa zat padat.
2) Sol
Sol merupakan sistem koloid yang fase terdisperpersinya brupa zat padat
dan medium pendispersinya berupa zat cair.
3) Aerosol padat
Merupakan sistem koloid yang fase terdispersinya berupa zat padat dan
medium pendispersinya berupa zat padat.
b. Emulsi
1) Emulsi Padat
Merupakan sistem koloid yang fase terdispersinya ialah cair dan medium
pendispersinya adalah padat.
2) Emulsi
Merupakan sistem koloid yang fase terdispersinya ialah cair dan medium
pendispersinya adalah cair.
3) Aerosol Cair
Merupakan sistem koloid yang fase terdispersinya ialah padat dan
medium pendispersinya adalah gas.
c. Busa atau Buih
1) Busa Padat
Merupakan sistem koloid yang fase terdispersinya ialah gas dan medium
pendispersinya adalah padat.
2) Busa (buih)
Merupakan sistem koloid yang fase terdispersinya ialah gas dan medium
pendispersinya adalah cair.
d. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Gel dapat
terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium
terdispersinya, sehingga terjadi koloid yang agak padat.
Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika.
e. Sifat-sifat Koloid
1) Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah perisitiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
Partikel dapat menghamburkan cahaya karena ukurannya yang cukup
besar. Tidak seperti koloid, larutan sejati tidak dapat menghamburkan
cahaya. Sebenarnya larutan sejati juga dapat menghamburkan cahaya
karena pada dasarnya semua gas dan cairan dapat menghamburkan
cahaya. Namun, karena ukuran partikelnya sangat kecil maka sifat
penghamburan cahaya tidak dapat terdeteksi. Berikut contoh dari efek
tyndall :
a) Warna langit siang hari. Penghamburan cahaya oleh molekul udara di
atmosfer menyebabkan langit berwarna biru.
b) Cahaya matahari yang masuk melalui ventilasi di pagi hari yang
berkabut.
2) Gerak Brown
Gerak Brown merupakan gerakan acak dari partikel koloid. Gerak brown
pada sistem koloid menyebabkan partikel partikel koloid tersebar rata
dalam medium pendispersinya. Gerakan partikelnya akan selalu lurus dan
patah apabila bertabrakan dengan partikel lainnya. Peristiwa inilah yang
menjadikan koloid stabil dan tidak mudah mengendap. Semakin kecil
ukuran partikel koloid, maka gerak brown akan semakin cepat, dan
sebaliknya. Jika suhu koloid lebih tinggi maka gerak brown akan
semakin cepat, demikian sebaliknya.
3) Adsorbsi
Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh partikel partikel
koloid. Adsorbsi terjadi karena adanya kemampuan partikel koloid untuk
menarik partikel partikel kecil. Untuk berlangsungnya adsorbsi, minimal
harus ada 2 macam zat yaitu zat yang tertarik (adsorbat) dan zat yang
menarik (adsorben).
Contoh pmanfaatan sifat adsorbsi koloid :
a) Penjernihan air dengan tawas
b) Penggunaan deodoran
4) Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid yang bermuatan dalam
medan listrik. Untuk menentukan muatan koloid dilakukan dengan cara
memasukkan koloid dalam pipa U kemudian elektroda dimasukkan pada
kedua mulut pipa U dan selnjutnya dialiri arus listrik searah.
Contoh pemanfaatan penelektroforesis :
a) Proses pengendapan debu yang bercampur dengan asap dengana
menggunakan alat yang disebut alat cottrel.
5) Koagulasi
Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel partikel koloid dalam
satu sistem koloid. Koagulasi berfungsi untuk memisahkan fase
terdispersi dan medium pendispersinya. Koagulasi koloid dapat terjadi
dengan dua cara, yaitu dengan cara mekanik dan dengan cara kimia.
6) Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem
koloid agar menjadi stabil. Cara kerja koloid pelindung adalah dengan
membentuk lapisan sekeliling pertikel koloid yang dilindungi. Koloid
pelindung pada emulsi disebut sebagai emulgator. Tujuan dari
penambahan zat ini adalah untuk menjaga agar zat pendispersi dan zat
terdispersi tidak mudah terpisah. Contoh koloid pelindung adalah :
a) Penambahan gelatin dalam pembuatan es krim
7) Dialisis
Dialisis adalah cara pemurnian sistem koloid dari ion ion pengganggu
yang menggunakan selaput semiermiabel. Selaput semipermiabel ini
hanya dapat dilalui oleh ion ion sedang partikel koloid tidak daat
melaluinya. Ion ion yang keluar dari selaput semipermiabel ini kemudian
larut dalam air.
Contoh penerapan sifat dialisis koloid yakni pada proses pencucian darah
oleh aat hemodializer untuk penderita gagal ginjal.
1. Parfum √
2. Agar Agar √
3. Susu √
4. Santan √
5. Ice Cream √
6. Mentega √
7. Biskuit √
8. Kerupuk √
9. Lem √
G. PEMBAHASAN
Pada kegiatan praktikum kali ini, kami melakukan 3 kali percobaan untuk mengetahui
perbedaan koloid, suspensi, larutan serta macam macam koloid. Berikut
pembahasannya :
1. Mengelompokkan jenis koloid
Koloid mempunyai beragam jenis, antara lain Sol (Sol cair, sol padat, aerosol
padat); Emulsi (Emulsi cair, emulsi padat, aerosol cair); Busa atau Buih (Busa
padat, Busa cair); Gel
Jenis jenis koloid diatas dapat dibedakan dari fase terdispersinya dan fase
pendispersinya.
a. Sol cair (Fase terdispersi padat, fase pendispersinya cair)
Contoh dari data diatas : Lem
b. Sol padat (Fase terdispersi padat fase pendispersinya padat)
c. Aerosol padat (Fase terdispersi padat, fase pendispersinya gas)
d. Emulsi cair (Fase terdispersi cair, fase pendispersinya cair)
Contoh dari data diatas : Susu, dan santan
e. Emulsi padat (Fase terdispersi cair, fase pendispersinya padat)
Contoh dari data diatas : agar agar dan mentega
f. Aerosol cair (Fase terdispersi cair, fase pendispersinya gas)
Contoh dari data diatas : parfum
g. Busa padat (Fase terdispersi gas, fase pendispersinya padat)
Contoh dari data diatas : Kerupuk dan biskuit
h. Busa cair (Fase terdispersi gas, fase pendispersinya cair)
Contoh dari data diatas : Ice cream
2. Membandingkan larutan, suspensi, dan koloid.
Larutan, suspensi, dan koloid merupakan cairan yang berbeda.
a. Ciri ciri larutan :
1) Homogen
2) >1nm
3) Satu fasa
4) Stabil
5) Tidak dapat disaring
b. Ciri ciri koloid
1) Homogen
2) Dimensi partikel antara 1nm – 100nm
3) Dua fasa
4) Stabil
5) Dapat disaring dengan penyaring ultra
c. Ciri ciri suspensi
1) Heterogen
2) Dimensi partikel <100nm
3) Dua fasa
4) Tidak stabil
5) Dapat disaring
Dari ciri ciri tersebut, sudah jelas perbedaan antara larutan, koloid, dan juga suspensi.
Parfum, agar agar, susu, santan, ice cream, mentega, biskuit, kerupuk dan lem
merupakan benda jenis koloid. Sedangkan air garam dan air gula merupakan cairan
jenis larutan. Air got, air sungai, air pasir, dan air kopi merupakan suspensi karena
mengandung endapan di dasarnya dan apabila disaring tampak endapan endapannya.
3. Mengetahui Efek Tyndall
Efek tyndall adalah penghamburan cahaya oleh partikel partikel koloidpartikel
koloid dapat menhamburkan cahaya, karena ukurannya yang cukup besar. Larutan
sejati tidak dapat menghamburkan cahaya, malah meneruskan cahaya. Namun
faktanya, larutan juga dapat menghamburkan cahaya karena pada dasarnya semua
gas dan cairan dapat menghamburkan cahaya. Namun karena ukuran partikelnya
yang sangat kecil, sehingga tidak dapat terdeteksi.
Homogen ialah satu jenis, sedangkan heterogen banyak jenis. Koloid dan larutan
termasuk homogen, karena memang terdiri dari satu jenis larutan dan tidak
mempunyai endapan endapan. Sedangkan suspensi ialah heterogen, karena
memang suspensi mempunyai endapan endapan dibawahnya.
H. KESIMPULAN
Dari praktikum diatas, kami dapat mengetahui bahwa prafum, agar agar, santan, susu,
ice cream, mentega, biskuit, kerupuk, lem termasuk koloid dengan jenis yang berbeda
beda. Sedangkan air garam dan air gula merupakan larutan. Air kopi, air pasir, air
sungai dan air got merupakan suspensi. Benda benda tersebut dapat digolongkan
menjadi larutan, suspensi dan koloid berdasarkan ciri ciri larutan, koloid, dan
suspensi itu sendiri dan berdasarkan peneiltian yang kami buat menggunakan
berbagai media.