Anda di halaman 1dari 16

Sistem Koloid

By: Anindya K
Pengertian Sistem Koloid
Sistem koloid merupakan bentuk campuran yang kondisinya antara
homogen (larutan) dan heterogen (suspensi). Jadi koloid dapat diartikan
sebagai fase peralihan dari campuran homogen menjadi campuran heterogen
Perbedaan Larutan, Koloid, dan Suspensi
Ciri-ciri Larutan Koloid Suspensi

Fase 1 fase 2 fase 2 fase

Bentuk campuran Homogen Antara homogen dan Heterogen


heterogen
Diameter < 1 nm 1 nm< d < 100 nm > 100 nm

Jika disaring Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring
dengan penyaring biasa
Jika didiamkan Tidak terpisah Tidak terpisah Terpisah (padatan
mengendap)
Aerosol
Merupakan sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam
gas.
Aerosol dibagi menjadi 2 yaitu :
Aerosol padat Aerosol cair
Gel Buih
Merupakan koloid yang setengah kaku dan Merupakan system koloid koloid gas yang
padat terdispersi dalam zat cair atau padat
Sol
Merupakan system koloid dari partikel padat
yang terdispersi dalam zat cair atau padat

Sol cair Sol padat


Emulsi
Emulsi merupakan jenis koloid dengan fase terdispersi berupa zat cair
Sifat-sifat koloid
1. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah gejala penghamburan


berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel
koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran
molekul koloid yang cukup besar. Efek Tyndall
ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893),
seorang ahli fisika Inggris. Pada tahun 1869,
Tyndall menemukan bahwa apabila suatu
berkas cahaya dilewatkan pada sistem koloid
maka berkas cahaya tadi akan tampak, tetapi
apabila berkas cahaya yang sama dilewatkan
pada larutan sejati, berkas cahaya tadi tidak
akan tampak. Oleh karena itu sifat itu disebut
efek tyndall.
2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak acak, gerak


tidak beraturan atau gerak zig zag partikel
koloid. Gerakan ini terjadi karena benturan
tidak teratur antara partikel koloid
terdispersi dan medium pendispersi.
Benturan ini mengakibakan partikel koloid
bergetar dengan arah tidak beraturan dan
jarak yang pendek. Gerak zig zag akibat
benturan dari partikel pendispersi
menyebabkan sistem koloid tetap stabil,
tetap homogen, dan tidak mengendap.
3. Adsorpsi

Adsorpsi merupakan peristiwa


menempelnya muatan di permukaan
parikel-partikel koloid. Adsorpsi terjadi
karena adanya kemampuan partikel koloid
untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-
partikel kecil. Kemampuan untuk menarik
ini disebabkan adanya tegangan
permukaan koloid yang cukup
tinggi. Alhasil, ketika ada partikel kecil
yang menempel ke koloid, partikel itu
akan cenderung tidak mudah lepas (tetap
menempel). Zat-zat teradsorpsi dapat
terikat kuat membentuk lapisan yang
tebalnya tidak lebih dari satu atau dua
lapisan partikel
4. KOAGULASI

Koagulasi adalah peristiwa terjadinya


pengendapan pada koloid. Penggumpalan
partikel terjadi karena adanya kerusakan
stabilitas sistem koloid atau karena
penggabungan partikel koloid yang berbeda
muatan sehingga membentuk partikel yang
lebih besar. Koagulasi dapat dipengaruhi oleh
pemanasan, pendinginan, penambahan
elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid
yang berbeda muatan, dan elektroforesis.
Contoh koagulasi koloid dalam kehidupan
sehari-hari yaitu pada penggumpalan susu
yang basi dan telur yang direbus hingga
membeku.
Pembuatan dan Pemurnian Koloid
1. Pembuatan Koloid
Dispersi Kondensasi
Cara dispersi adalah cara pembuatan sistem cara kondensasi adalah pembuatan sistem koloid
koloid dengan menghaluskan butir-butir zat yang dengan menggabungkan ion-ion, atom-atom,
bersifat makroskopis (kasar) menjadi butir-butir molekul-molekul, atau partikel yang lebih halus
yang bersifat mikroskopis (halus), sesuai dengan membentuk partikel yang lebih besar dan sesuai
ukuran partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan dengan ukuran partikel koloid
sebagai berikut 
a. Dispersi mekanik
b. Dispersi elektrolitik
c. Dispersi peptisasi
2. Pemurnian koloid
a. Dialisis

Proses dialisis diamati pertama kali oleh Thomas


Graham. Ia menemukan bahwa beberapa zat seperti
lem dan gelatin (gel) dapat dipisahkan dari zat-zat
terlarut seperti gula dan garam dengan menggunakan
selaput semipermeabel. Proses dialisis untuk
memisahkan partikel-partikel zat terlarut yang tidak
diinginkan dalam sistem koloid.

Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel


koloid dan zat terlarut dijadikan dasar bagi
pengembanagn dialisator, salah satunya mesin
pencuci darah untuk penderita gagal ginjal.
b. Ultrafiltrasi c. Elektrodialisis
            
partikel-partikel koloid dapat dipisahkan Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik karena
daripartikel-partikel zat terlarut partikel koloid bermuatan listrik. Pergerakan partikel
menggunakan penyaring ultra. Penyaring koloid dalam medan listrik ini disebut elektroforesis.
ultra dapat dibuat dari kertas saring yang Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan
telah diresapi selulosa seperti selofan partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul dielektrode
(cellophane) positif berarti koloid bermuatan negatif, jika partikel
koloid berkumpul dielektrode negatif bearti koloid
bermuatan positif
Thankyou!!

Anda mungkin juga menyukai