JUDUL PERCOBAAN
PEREAKSI PEMBATAS
DISUSUN OLEH
DIBACH KHOIRUN NISA KUSUMA
11200960000090
Dalam stoikiometri dipelajari hubungan antara berat zat yang bereaksi dan yang
dihasilkan pada suatu reaksi. Jumlah pereaksi yang direaksikan akan mempengaruhi jumlah
produk yang diperoleh. Meskipun satuan yang digunakan untuk reaktan (atau produk)
adalah mol,gram, liter(untuk gas), atau satuan lainnya, kita menggunakan satuan mol untuk
menghitung jumlah produk yang terbentuk dalam reaksikimia. Pendekatan ini disebut
metode mol (mole method), yang berarti bahwa koefisien stoikiometri dalam persamaan
kimia dapat di artikan sebagai jumlah mol dari setiap zat (chang, 2005: 74)
Dalam reaksi kimia terdapat dua jenis pereaksi yaitu pereaksi pembatas dan pereaksi
berlebih. Sesuai namanya, pereaksi pembatas adalah zat (pereaksi) yang membatasi
jumlah produk yang dihasilkan pada suatu reaksi. Dikatakan membatasi jumlah produk
yang dihasilkan dikarenakan zat tersebut telah habis terlebih dahulu ketika zat yang lain
masih tersedia. Atau dengan kata lain, perekasi pembatas adalah pereaksi yang habis
terlebih dahulu, sedangkan Pereaksi berlebih adalah pereaksi yang jumlahnya melebihi
dari jumlah yang dibutuhkan.
Pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi jumlah mol setiap pereaksi
masing-masing dengan koefisien reaksinya. Penentuan pereaksi pembatas dapat dilakukan
hanya ketika persamaan reaksi kimia sudah berada dalam keadaan setara. Pereaksi
pembatas adalah pereaksi yang nilai quosiennya pling kecil. Setelah pereaksi pembatas
ditentukan, perhitungan selanjutnya, untuk menentukan jumlah produk yang dihasilkan,
mol pereaksi pembatas digunakan sebagai pembanding. Penentuan pereaksi pembatas ini
sangat penting untuk tujuan efisiensi dari penggunaan pereaksi pada suatu reaksi kimia
tertentu.
perhatikan gambar di bawah ini!
X+2Y→XY2
Reaksi di atas memperlihatkan bahwa menurut koefisien reaksi, 1 mol zat X
membutuhkan 2 mol zat Y. Gambar di atas menunjukkan bahwa 3 molekul zat X
direaksikan dengan 4 molekul zat Y. Setelah reaksi berlangsung, banyaknya molekul zat X
yang bereaksi hanya 2 molekul dan 1 molekul yang tersisa, sedangkan 4 molekul zat Y
habis bereaksi. Maka zat Y ini disebut pereaksi pembatas.
Koefisien reaksi menunjukkan perbandingan jumlah partikel dari zat-zat yang terlibat
dalam reaksi. Setiap satu mol zat mengandung jumlah partikel yang sama, dengan
demikian, perbandingan jumlah partikel sama dengan perbandingan jumlah mol. Jadi,
koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi
tersebut.
Pengendapan (presipitasi) adalah reaksi pembentukan padatan dalam larutan atau di
massa(gr)
n=
Mr
mol(n)
M=
volume ( L)
1.2. Bahan
Larutan Natrium karbonat (Na2CO3) 1 M
Larutan Natrium karbonat (Na2CO3) 0,5 M
Larutan Kalsium klorida (CaCl2) 1 M
Larutan Kalsium klorida (CaCl2) 0,5 M
Larutan Kalsium klorida (CaCl2) 0,1 M
Larutan Kalsium klorida (CaCl2) 0,05 M
Aquadest
1.1 HASIL
1. Hasil Pengamatan
No. Na2CO3 CaCl2 Tinggi Mol Mol CaCl2Mol Keterangan
(M) (M) Endapan Na2CO3 produk
(cm) (endapan)
1. 1 1 6 cm 5 mmol 5 mmol 5 mmol Tidak ada
pereaksi
pembatas
2. 1 0,5 4 cm 5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol CaCl2 sebagai
pereaksi
pembatas
3. 0,5 0,5 4 cm 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol Tidak ada
pereaksi
pembatas
4. 0,5 1 3,5 cm 2,5 mmol 5 mmol 2,5 mmol Na2CO3 sebagai
pereaksi
pembatas
5. 0,5 0,1 2 cm 2,5 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol CaCl2 sebagai
pereaksi
pembatas
6. 0,5 0,05 1 cm 2,5 mmol 0,25 0,25 CaCl2 sebagai
mmol mmol pereaksi
pembatas
3. Untuk menghasilkan 1 mol produk berapa mol Na2CO3 dan CaCl2 yang diperlukan
Na2CO3(aq) + CaCl2(aq) → 2NaCl(aq) + CaCO3(s)
m 1 mol 1 mol
r - 1 mol - 1 mol + 2 mol + 1mol
s - - 2 mol 1 mol
Maka diperlukan sebanyak 1 mol Na2CO3 dan 1 mol CaCl2 agar menghasilkan 1 mol
produk (CaCO3)
1.2 PEMBAHASAN
Dalam suatu reaksi tidak semua reaktan habis. Terkadang dijumpai salah satu
reaktan habis bereaksi duluan sehingga membatasi berlanjutnya reaksi, pereaksi ini disebut
pereaksi pembatas. Dari adanya pereaksi pembatas maka terdapat reaksi yang belum
bereaksi karena pereaksi yang lain sudah habis duluan, pereaksi yang bersisa ini disebut
pereaksi sisa.
Reaksi pembatas adalah prediksi yang habis lebih dahulu apabila zat-zat yang
direaksikan tidak ekuivalen, maka salah satu prediksi yang lain bersisa jumlah reaksi
bergantung pada jumlah pereaksi yang habis terlebih dahulu. Reaksi sisa merupakan
reaktan yang tidak habis bereaksi dan masih bersisa.
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan yang
direaksikan dengan jumlah volume yangsama maka akan menghasilkan produk yang lebih
banyak, terutama pengaruh dari konsentrasi CaCl2. Hal ini dibuktikan dari data hasil
pengamatan di atas. Reaksi larutan Na2CO3 dan CaCl2 dengan jumlah volume yang sama,
namun dengan konsentrasi yang berbeda-beda.
Reaksi yang terjadi antara Na2CO3 dan CaCl2 merupakan reaksi pengendapan.
Disebut reaksi pengendapan karena pada reaksi tersebut menghasilkan produk yang tidak
larut atau berbentuk endapan. Endapan yang dihasilkan dari reaksi tersebut adalah CaCo3.
Dengan persamaan reaksi:
5 mmol
Mencari pereaksi pembatas → Na2CO3 = =5 mmol
1
5 mmol
CaCl2 = =5 mmol
1
→ Tidak ada pereaksi pembatas
5 mmol
Mencari pereaksi pembatas → Na2CO3 = =5 mmol
1
2,5 mmol
CaCl2 = =2,5 mmol
1
→ Pereaksi pembatasnya adalah CaCl2
2,5 mmol
Mencari pereaksi pembatas → Na2CO3 = =2,5 mmol
1
2,5 mmol
CaCl2 = =2,5 mmol
1
→ Tidak ada pereaksi pembatas
2,5 mmol
Mencari pereaksi pembatas → Na2CO3 = =2,5 mmol
1
0 ,5 mmol
CaCl2 = =0,5mmol
1
→ Pereaksi pembatasnya adalah CaCl2
2,5 mmol
Mencari pereaksi pembatas → Na2CO3 = =2,5 mmol
1
0 ,2 5 mmol
CaCl2 = =0 , 25 mmol
1
→ Pereaksi pembatasnya adalah CaCl2
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Nurhasni. dkk. 2019. Modul Praktikum Kimia Dasar 1. Jakarta: tidak diterbitkan.