Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

JUDUL PERCOBAAN
PEMBUATAN LARUTAN

DISUSUN OLEH
DIBACH KHOIRUN NISA KUSUMA
11200960000090

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2020
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Prinsip Percobaan
1. Pembuatan larutan HCl 0,5 N
Dilakukan dengan melarutkan HCl pekat ke dalam aquades.
2. Pembuatan larutan NaOH 0,1 N
Dilakukan dengan melarutkan NaOH padat ke dalam aquades
3. Pembuatan larutan H2SO4
Dilakukan dengan melarutkan 3 mL H2SO4, menentukan sifat pelarutan H2SO4, dan
konsentrasinya dalam satuan (% w/w), (% w/v), (% v/v), molaritas, molalitas,
normalitas.

1.2. Tujuan Percobaan


1. Mampu membuat larutan dari zat berupa padatan dan zat berupa cairan pekat
2. Mampu menentukan massa dan volume zat yang digunakan pada proses pembuatan
larutan serta menghitung konsentrasi larutan yang dibuat dengan berbagai jenis
satuan konsentrasi (molaritas, molalitas, persen, dan normalitas).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Larutan adalah campuran homogen. Suatu campuran dikatakan homogen jika antar
komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak terbedakan lagi walaupun
menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran homogen mempunyai komposisi yang
sama pada setiap bagiannya. Seperti contoh yaitu larutan gula di dalam air, larutan ini tampak
homogen dan mempunyai komposisi yang sama pada sifat bagiannya. Komponen larutan tidak
dapat dipisahkan melalui penyaringan. (purba, 1994)
Larutan terdiri atas pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Biasanya, komponen yang
jumlahnya terbanyaklah yang di anggap sebagai pelarut. Dalam larutan, zat terlarut tersebar
dalam bentuk partikel – partikel yang sangat kecil dengan diameter kurang dari 1 nm. Partikel
larutan tidak dapat dilihat lagi meskipun lagi meskipun menggunakan mikroskop ultra. Oleh
karena itulah larutan tampak homogen dan merupakan satu fase. Larutan ada yang berupa
padat, cair, atau gas. Wujud larutan bergantung pada jenis dan perbandingan komponennya.
Tanah tergolong larutan padat, sedangkan udara adalah larutan gas.
Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh konsentrasi. Konsentrasi adalah jumlah zat
terlarut (solute) dalam suatu satuan volume atau bobot dari pelarut/larutan. Konsentrasi
suatu larutan dapat dinyatakan dalam beberapa satuan diantaranya :
a) Konsentrasi dalam persen 3 macam konsentrasi dalam persen yaitu : persen
bobot/bobot (% w/w) menyatakan banyaknya gram zat terlarut dalam 100 gram
larutan, persen volum/volum (% v/v) menyatakan banyaknya ml zat terlarut dalam
100 ml larutan, persen bobot/volum (% w/v) menyatakan banyaknya gram zat
terlarut dalam 100 ml larutan.
b) Konsentrasi dalam fraksi mol Fraksi mol (x) menyatakan mol zat terlarut per mol
total.
c) Konsentrasi dalam part per million (ppm) Sistem part per million (ppm) ini
memberikan berapa bagian satu komponen itu dalam 1 juta bagian campuran. ppm
atau bagian per sejuta menyatakan mg zat terlarut dalam 1 kg atau 1 liter larutan.
d) Konsentrasi dalam molar (molaritas). Molaritas (M) menyatakan banyaknya mol
zat terlarut perliter larutan. Karena konsentrasi dalam molar merupakan konsentrasi
berdasarkan volume, sedangkan volume merupakan fungsi dari suhu maka
molaritas dipengaruhi oleh suhu.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 2


e) Konsentrasi dalam molal (molalitas). Molalitas (m) adalah banyaknya mol zat
terlarut dalam 1000 gram pelarut. Karena bobot tidak dipengaruhi oleh suhu maka
molalitas adalah konsentrasi yang bebas dari pengaruh suhu. Modul Praktikum
Kimia Dasar 1, Kimia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta plt | 25
f) Konsentrasi dalam formalitas. Formalitas (f) adalah banyaknya bobot rumus zat
terlarut perliter larutan. Bobot rumus biasanya sinonim dengan bobot molekul,
karena itu biasanya formalitas sama dengan molalitas.
g) Konsentrasi dalam normal (normalitas) Seperti formalitas dan molalitas, sistem
konsentrasi ini didasarkan pada volume larutan. Normalitas (N) menyatakan
banyaknya ekuivalen zat terlarut perliter larutan. Ekuivalen ini merupakan
banyaknya suatu zat yang memberikan atau bereaksi dengan 1 mol H+ (asam-basa),
1 mol elektron (redoks), atau 1 mol kation bervalensi satu (pengendapan dan
pembentukan kompleks).

Dalam membuat larutan standar baik larutan NaOH dari NaOH padat harus
dilakukan perhitungan massa NaOH padat yang dibutuhkan untuk membeuat larutan NaOH
pada konsentrasi tertentu. Sedangkan, pada pembuatan larutan HCl dari pengenceran HCl
pekat terlebih dahulu harus ditentukan nilai konsentrasi HCl pekat yang akan digunakan.
Oleh karena itu, tentukan dahulu berapa banyak larutan standar yang akan dibuat dan
hitung berapa banyak larutan asli yang harus diencerkan. Jika dilakukan pembuatan larutan
dengan konsentrasi lebih kecil dari konsentrasi awal pengenceran, digunakan persamaan
pengenceran yaitu:

V1 x N1 = V2 x N2

Dimana :
V1 = Volume larutan asli yang dipakai / diperlukan
N1 = Konsentrasi larutan asli/awal
N2 = Konsentrasi larutan standar yang akan dibuat
V2 = Volume larutan standar yang akan dibuat.

BAB III METODE PERCOBAAN


1.1. Alat
 Timbangan analitik 1 buah
 Fume hood 1 buah
 Labu ukur 100 ml 2 buah
 Labu ukur 50 ml 1 buah
 Pipet ukur 10 ml 1 buah
 Pipet ukur 5 ml 1 buah
 Pump 1 buah
 Pipet tetes 2 buah
 Gelas piala 100 ml 4 buah
 Gelas ukur 50 ml 1 buah
 Gelas ukur 10 ml 1 buah
 Corong 1 buah
 Termometer 1 buah
 Botol semprot 1 buah
 Batang pengaduk 1 buah
 Spatula 1 buah
 Cawan arloji 1 buah

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 3


1.2. Bahan
 Asam Klorida (HCl) pekat
 Natrium Hidroksida (NaOH) padat
 Asam Sulfat (H2SO4) pekat
 Aquades

1.3. Prosedur Percobaan


1. Pembuatan Larutan HCl 0,5 N
Pada pembuatan larutan HCl 0,5 N, hal pertama yang kita lakukan adalah
menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan. Siapkan labu ukur 100 mL,
masukkan sedikit aquades ke dalam labu ukur 100 mL, lalu ambil 8,3 mL HCl pekat
menggunakan pipet ukur 10 mL dan masukkan ke dalam labu ukur 100 mL yang
sudah berisi aquades, setelah itu tambahkan aquades hingga batas tera dalam labu
ukur 100 mL, kemudian kocok hingga larutan homogen.
2. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N
Pada pembuatan larutan HCl 0,1 N, hal yang pertama kita lakukan adalah
menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan. Timbanglah padatan NaOH
sebanyak 0,4 gram/400 mg menggunakan cawan arloji di atas timbangan analitik,
lalu larutkan padatan NaOH dengan aquades di dalam gelas piala, masukkan
padatan NaOH yang sudah larut ke dalam labu ukur 100 mL, setelah itu tambahkan
aquades hingga batas tera dalam labu ukur 100 mL, kemudian kocok hingga larutan
homogen.
3. Pembuatan Larutan H2SO4
Pada pembuatan larutan H2SO4, hal yang pertama kita lakukan adalah
menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan. Timbanglah labu ukur 50 mL
yang kosong di atas timbangan analitik sebagai A gram, tambahkan aquades
sebanyak 30 mL ke dalam labu ukur yang sudah ditimbang tersebut, dan ukur
suhunya sebagai T1. Timbanglah labu ukur yang berisi aquades di atas timbangan
analitik sebagai B gram, tambahkan 3 mL H2SO4 pekat ke dalam labu ukur yang
berisi aquades, ukurlah suhu setelah penambahan H2SO4 pekat sebagai T2, lalu
timbang labu ukur tersebut di atas timbangan analitik sebagai C gram, tambahkan
aquades hingga batas tera dalam labu ukur tersebut dan kocok hingga larutan
homogen, setelah itu timbang gelas ukur tersebut sebagai D gram. Jangan lupa
tambahkan keterangan label pada setiap laruta yang dibuat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


1.1 HASIL
1. Larutan HCl 0,5 N sebanyak 100 mL
HCl pekat = 8,3 mL

Berikut perhitungan dalam pembuatan larutan HCl 0,5 N 100 mL

ρ× 10 ×%kadar 1,19× 10× 37


N= = = 12 N
BE 36,5

N1 × V1 = N2 × V2
12N × V1 = 0,5 N × 100 mL
V1 = 8,3 Ml

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 4


2. Larutan NaOH 0,1 N sebanyak 100 mL
Massa NaOH yang ditimbang = 0,4 gram/400 mg

Berikut perhitungan dalam pembuatan larutan NaOH 0,1 N 100 mL

gr 1000 gr 1000
N= × = ×
BE V (ml) 40 100
gr = 0,4 gr

3. Larutan H2SO4
labu ukur kosong (A) = 38.118 mg/38,118 gr
labu ukur dengan aquades 30 mL (B) = 66.890 mg/66,89 gr
labu ukur dengan aquades 30mL dan H2SO4 (C) = 72.320 mg/72,32 gr
labu ukur dengan larutan H2SO4 (D) = 90.619 mg/90,619 gr
T1 = 30oC
T2 = 50oC
Mr H2SO4 = 98
BE = 49
Valensi asam =2
Volume larutan = 50 mL
Volume H2SO4 = 3 mL
Massa H2SO4 = 5.430 mg/5,43 gr
Massa larutan H2SO4 = 52.501 mg/52,501 gr
Massa pelarut = 47.071 mg/47,071 gr
Konsentrasi dalam satuan
gr H 2 SO 4 5,43
 % (b/b) = ×100 %= ×100 %=10,34 %
gr larutan 52.501

gr H 2 SO 4 5,43
 % (b/v) = ×100 %= ×100 %=10,86 %
V larutan(ml) 50

V H 2 SO 4 (ml) 3
 % (v/v) = × 100 %= × 100 %=6 %
V larutan(ml ) 50

% H 2 SO 4 × Massa jenis ×10 97 % ×1,84 ×10


 Molaritas (M) = = =18,21
Mr H 2 SO 4 98
M

gr H 2 SO 4 ×1000 5,43 ×1000


 Molalitas (m) = = =1,17 m
Mr H 2 SO 4 × gr pelarut 98 ×47,071

%H2SO4 × Massa jenis × 10 97 % ×1,84 × 10


 Normalitas (N) = = =36,42 N
BE H 2 SO 4 49

1.2 PEMBAHASAN
1. Pembuatan HCl 0,5 N
Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air.
Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan larutan pekat. Jika
jumlah zat sedikit, larutan dinamakan larutan encer. Larutan HCl 0,1 N terbuat dari HCl
pekat dengan aquades dimana volume HCl yang diperlukan sebanyak 0,83 mL. Hasil

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 5


perhitungan yang didapat yang diketahui volume HCl 0,1 N yang diinginkan adalah 100
mL. Dalam percobaan pembuatan larutan ini tidak terjadi perubahan warna maupun bau.

2. Pembuatan larutan NaOH 0,1 N


Bahan –bahan yang digunakan dalam praktikum mempunyai sifat fisik dan
kimia reagennya masing-masing. Pada NaOH (Natrium Hidroksida), zat ini berwarna putih
atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pelet, serpihan atau batang atau dalam bentuk
lainnya. Sangan basa, keras, rapuh dan menunjukan pecahan hablur. Bila di biarkan di
udara akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab. Kelarutan mudah larut di dalam
air dan dalam etanol, tetapi tidak mudah larut dalam eter. Titik leleh 318 o c serta titik didih
1390oc NaOH membentuk basa kuat nila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan
padatan berwarna putih. Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan
hidroksida.

3. Pembuatan Larutan H2SO4


Dari percobaan yang telah dilakukan, dengan tujuan mampu membuat larutan
dari zat berupa cairan pekat dan dapat menentukan konsentrasinya dengan berbagai macam
satuan seperti % (b/v), % (v/v), % (b/b), Molaritas, Normalitas, dan Molalitas.
Pada saat pembuatan larutan H2SO4 dilakukan pengenceran zat berupa cairan pekat
dengan aquades dalam jumlah tertentu. Selanjutnya dilakukan pengukuran suhu setiap
melakukan tahap-tahap dalam pembuatan larutan H2SO4 ini. Suhu yang didapatkan dalam
pengukuran suhu pertama (T1) ketika labu ukur berisi aquades saja yaitu sebesar 30oC.
Kemudian ketika labu ukur berisi cairan pekat H2SO4 suhu yang didapat (T2) yaitu 50oC.
Pada pengukuran suhu yang kedua (T2) terjadi reaksi eksoterm yaitu reaksi terjadi karena
kenaikan suhu pada sistem seperti reaksi antara aquades dan cairan pekat H2SO4. Suhu yang
semula 30oC mengalami kenaikan menjadi 50oC yang mengakibatkan kalor dalam sistem
dilepas ke lingkungan. Itulah mengapa setelah penambahan cairan pekat H2SO4 mengalami
kenaikan suhu dan labu ukur terasa panas.

BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu:
1. Tujuan dari praktikum pembuatan larutan ini adalah mampu membuat larutan
dengan konsentrasi tertentu
2. Prinsip dasar pembuatan larutan didasarkan pada jenis dan bahan dari zat yang akan
dilarutkan. Apabila zat yang akan dilarutkan berupa padatan, maka zat tersebut
harus ditimbang dahulu dan dipahami sifat dasar dari larutan tersebut. Seperti
padatan NaOH yang mudah bereaksi dengan udara dan menguap.
3. Larutan adalah campuran homogen. Suatu campuran dikatakan homogen jika antar
komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak terbedakan lagi walaupun
menggunakan mikroskop ultra. Larutan terdiri atas pelarut (solvent) dan zat terlarut
(solute). Biasanya, komponen yang jumlahnya terbanyaklah yang di anggap sebagai
pelarut.
4. Konsentrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat
terlarut dan pelarut. Cara menyatakan konsentrasi larutan diantaranya menggunakkan
Molaritas (M), Molalitas (m), Persen massa (% b/b), Persen volume (% v/v), Persen
massa per volume (% b/v), dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Nurhasni. dkk. 2019. Modul Praktikum Kimia Dasar 1. Jakarta: tidak diterbitkan.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 6


Chang, R. 2003. Kimia Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga

Syahab, Rais. Pembuatan Larutan.


https://www.academia.edu/17271176/Pembuatan_Larutan. Diakses pada 11 Oktober 2020.

Pembuatan Larutan dan Standarisasinya.


http://www.academia.edu/download/32604360/acara_1.docx. Diakses pada 12 Oktober
2020.

Laporan Praktikum Kimia Dasar I | 7

Anda mungkin juga menyukai