Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ELEKTROFORESIS

OLEH :

MARIA ANJELINA NENO

PO.530333318820

KELOMPOK 3

PRODI ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES

KUPANG

2019

KATA PENGANTAR

i
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena dengan rahmat, dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah
ini, dengan sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Elektroforesis. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan

DAFTAR ISI

ii
Kata Pengantar ................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

a) Latar Belakang ..................................................................................... 1


b) Rumusan Masalah ................................................................................ 2
c) Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

a) Definisi ................................................................................................. 3
b) Macam Elektroforis .............................................................................. 5
c) Medium Pendukung ............................................................................. 9
d) Komponen Utama Alat......................................................................... 11
e) Manfaat................................................................................................. 13
f) Prosedur kerja Elektroforesis DNA...................................................... 14

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 18

a) Kesimpulan........................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang ilmu kimia
karena kebanyakan materi yang terdapat dialam dapat berupa campuran. Untuk
memperoleh materi murni dari suatu campuran , kita harus melakukan suatu
pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan
campuran .Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat di negara-negara
berkermbangakan selalu diikuti pula dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang
semakin marak di bidang teknologi. Salah satu diantaranya adalah pengembangan
di bidang Biologi Molekuler.Bidang ilmu pengetahuan Biologi Molekuler ini
telah dimulai pada akhir abad ke 19, setelah rnetode elektroforesis ditemukan dan
dipakai untuk menganalisa berbagai kegiatan penelitian di bidang Kimia, Biologi
(Genetika, Taksonomi dan Bio-sistematik). Ringkasnya metode elektroforesis ini
mulai berkembang akhir abad ke 19 setelah ditemukan penelitian yang
menunjukkan adanya efek dari listrik terhadap partikel-partikel atau molekul-
molekulyang bermuatan listrik, dalam ha1 ini termasuk juga protein (Pornet,
Quincke, Hardy. dalamRichardson dkk, 1986). menurut passteur dkk. (1988)
elektroforesis berasal dari bahasaJunani yang mempunyai arti transport atau
perpindahan melalui partikel-partikel listrik.
Pemisahan elektroforesis pertama diterbitkan pada tahun 1930 oleh
ilmuwan SwediaArne Tiselius, ia memisahkan protein serum sesuai dengan
change mereka dalam tabung berbentuk u diisi dengan buffer. untuk ini dan
lainnya accomplishments.Tiselius dianugerahi hadiah nobel pada tahun 1948. Hari
elektroforesis terbentuk baik pada gel slab atau slab gelelektroforesis
dikembangkan pada tahun 1950 dan sejak itu menjadi teknik standar yang
digunakan di laboratorium biokimia. elektroforesis Capilary dikembangkan lebih
baru pada1980-an. CE dapat dengan mudah otomatis dan sekarang merupakan
metode yang berkembang sangat cepat dalam dunia akademis dan industri .
banyak modus yang berbedaelektroforesis telah dikembangkan untuk dilakukan

1
baik dalam gel dan capilaries. fokus disini adalah set pada teknik yang sering
digunakan untuk analisis DNA dan protein.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi elektroforesis?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengarui migrasi molekul?
3. Apa saja jenis-jenis elektroforesis?
4. Apa saja Medium Pendukung ?
5. Apa saja komponen alat ?
6. Apa saja prosedur kerja elektroforesis DNA?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang elektroforesis
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengarui migrasi molekul
3. Mengetahui jenis-jenis dari elektroforesis
4. Mengetahui medium-medium pendukung elektroforesis
5. Mengetahui komponen alat
6. Mengetahui prosedur kerjanya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Elektroforesis adalah teknik pemisahan suatu partikel/ spesies/ ion
atau partikel koloid berdasarkan kemampuan berpindah melalui medium
konduktif, biasanya berupa larutan bufer, sebagai respon adanya suatu
medan listrik (Harvey 2000). Secara teknis, elektroforesis merupakan
istilah yang diberikan untuk migrasi partikel yang bermuatan akibat
diberikan arus listrik searah atau DC (Direct Current). Umumnya teknik
dari cikal-bakal elektroforesis digunakan untuk menentukan muatan dari
suatu koloid (Patnaik 2004). Teknik elektroforesis ditentukan oleh ciri
molekular ionik dan adanya muatan sebagai sifat fisik. Arah dan laju
pergerakan tergantung pada spot dan intensitas muatan ionik (Rouessac
2007). Bufer elektroda digunakan untuk konduktor arus dengan menjadi
jembatan konduksi diantara dua elektroda sehingga memungkinkan
terjadinya aliran medan listrik (Skoog 2002).
Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik
yang ada pada makromolekul misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika
molekul yang bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium,
kemudian dialiri arus listrik dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan
muatannya maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke
kutub positif. Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada nisbah
muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada bentuk molekulnya.
Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz, yang terkait dengan
sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan kondisi elektris
lingkungan:

F adalah gaya Lorentz, q adalah muatan yang dibawa oleh objek, E adalah
medan listrik.

3
Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan,
mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA.
Pergerakan molekul terutama tergantung di muatan yang ada pada
permukaan partikel, tanda dan besarnya muatan pembawa oleh variasi
group ionogenik. Tergantung kepada kekuatan molekul listrik dan pH dari
medium dalam mengkateristik, sehingga pemisahan molekul dapat terjadi
karena efek seleksi dan medium yang sesuai.

 Prinsip kerja Elektroforesis


Prinsip kerja dari elektroforesis adalah adanya pergerakan komponen
bermuatan positif (+) pada kutub negatif (-) serta komponen bermuatan
negatif (-) pada kutub positif (+). Pegerakan yang terjadi disebut
"elektrokinetik" . Hasil yang didapatkan dari elektroforesis adalaha
elektroforegram yang memberikan informasi mengenai seberapa cepat
perpindahan komponen (tm) atau biasa disebut kecepatan migrasi.
Besaran yang digunakan sama dengan pada proses kromatografi.

Skema Elektroforesis

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa komponen yang


bermuatan positif akan bergerak searah dengan medan listrik
menuju kutub negatif. Apabila dalam campuran terdapat dua jenis
komponen, yakni (1) komponen negatif (-), dan (2) komponen

4
netral (N), maka komponen negatif akan bergerak menuju kutub
positif (+) sedangkan komponen netral (N) akan tetap diam. Skema
alat elektroforesis secara sederhana dapat dilihat pada gambar di
bawah ini. Pada gambar tersebut dapat dilihat komponen yang
bermuatan positif akan mengalir ke arah kutub negatif, sedangkan
komponen bermuatan negatif akan mengalir ke arah kutub positif.

B. Macam elektroforesis
1. Elektroforesis kertas

Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas


sebagai fase diam dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fase
gerak, terutama ialah ion-ion kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat
adanya gradasi konsentrasi sepanjang sistem pemisahan. Pergerakan
partikel dalam kertas tergantung pada muatan atau valensi zat terlarut,
luas penampang, tegangan yang digunakan, konsentrasi elektrolit,
kekuatan ion, pH, viskositas, dan adsorpsivitas zat terlarut.

5
Sesuai dengan perkembangan ilmu bahan, elektroforesis kertas
menjadi fasa pertama dari perkembangan elektroforesis zona. Dengan
menggunakan medium kertas, pemisahan dan analisis terhadap asam
amino, peptida, nukleotida, dan ion-ion logam yang kecil dapat
dilakukan.

Kelemahan penggunaan kertas selulosa asetat adalah: adanya


gangguan yang disebabkan oleh adanya gugus OH- yang terdapat pada
selulosa yang dapat berinteraksi dengan molekul polar sehingga daya
migrasi molekul tersebut terganggu dan menjadi lebih rendah (Harjadi
1993). Kelemahan ini dapat diatasi dengan cara asetilasi gugus
hidroksil dengan menggunakan kertas selulosa asetat yang tidak polar.
Hal ini menyebabkan migrasi molekul polar tidak terganggu, resolusi
lebih baik, dan proses pemisahan berlangsung lebih cepat.
Keuntungan penggunaan kertas selulosa asetat adalah:
 proses migrasi lebih cepat
 pemisahan spot menjadi lebih kecil
 mudah memisahkan sampel dengan spektrofotometri
 mudah dilarutkan dalam pelarut dalam jumlah sedikit.
Pada elektroforesis kertas selulosa asetat, kertas selulosa asetat
harus dibersihkan dengan cara kering dalam percobaan ini. Cara
kering lebih baik resolusinya dan spotnya lebih kecil daripada cara
basah. Oleh karena itu, percobaan ini menggunakan medium
selulosa asetat.

6
2. Elektroforesis gel

Elektroforesis gel ialah elektroforesis yang menggunakan gel


sebagai fase diam untuk memisahkan molekul-molekul. Awalnya
elektoforesis gel dilakukan dengan medium gel kanji (sebagai fase
diam) untuk memisahkan biomolekul yang lebih besar seperti protein-
protein. Kemudian elektroforesis gel berkembang dengan menjadikan
agarosa dan poliakrilamida sebagai gel media.
Dalam elektroforesis gel terdapat dua material dasar yang disebut
fase diam dan fase bergerak (eluen). Fase diam berfungsi "menyaring"
objek yang akan dipisah, sementara fase bergerak berfungsi membawa
objek yang akan dipisah. Sering kali ditambahkan larutan penyangga
pada fase bergerak untuk menjaga kestabilan objek elektroforesis gel.
Elektroda positif dan negatif diletakkan pada masing-masing ujung
aparat elektroforesis gel.

7
Zat yang akan dielektroforesis dimuat pada kolom (disebut well)
pada sisi elektroda negatif. Apabila aliran listrik diberikan, terjadi
aliran elektron dan zat objek akan bergerak dari elektroda negatif ke
arah sisi elektroda positif. Kecepatan pergerakan ini berbeda-beda,
tergantung dari muatan dan berat molekul DNA. Kisi-kisi gel
berfungsi sebagai pemisah. Objek yang berberat molekul lebih besar
akan lebih lambat berpindah.

3. Elektroforesis kapiler
Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan
untuk memisahkan asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan
nukleotida dengan resolusi tinggi yang dilakukan pada pipa kapiler
berisi buffer. Metode ini mulai digunakan secara luas pada akhir
tahun 1940 untuk aplikasi dalam berbagai bidang seperti
bioteknologi, kimia, lingkungan, dan analisis farmasi.
Elektroforesis kapiler menggunakan listrik bertegangan tinggi yang

8
menyebabkan semua komponen ion atau molekul netral bergerak
ke katoda. Deteksi dapat dilakukan dengan teknik pendeteksian
spektrometri atau elektrokimia. Teknik pemisahan ini dipengaruhi
oleh tegangan listrik, koefisien difusi, panjang, dan diameter pipa
kapiler, serta konsentrasi sampel. Metode ini memiliki efisiensi dan
selektivitas yang baik namun boros listrik karena menggunakan
tegangan tinggi dan alatnya juga mahal.

Elektroforesis kapiler (CE), juga dikenal sebagai zona elektroforesis


kapiler, dapat digunakan untuk memisahkan spesies ion oleh muatan
mereka dan gesekan kekuatan dan radius hidrodinamika. Elektroforesis
, bermuatan listrik bergerak analit dalam konduktif cairan menengah
bawah pengaruh suatu medan listrik . Diperkenalkan pada tahun 1960-
an, teknik elektroforesis kapiler (CE) dirancang untuk spesies terpisah
berdasarkan ukuran mereka untuk mengisi rasio dalam interior sebuah
kapiler kecil penuh dengan elektrolit.

C. Medium pendukung
Elektroforesis untuk makromolekul memerlukan medium
pendukung untuk mencegah terjadinya difusi karena timbulnya panas dari
arus listrik yang digunakan. Gel poliakrilamid dan agarosa merupakan

9
medium pendukung yang banyak dipakai untuk separasi protein dan asam
nukleat. Efek penguapan juga dapat diturunkan minimal jika elektroforesis
dilakukan di medium pendukung yang dicelupkan dengan larutan buffer.
Pemisahan sempurna suatu campuran dapat terjadi efektif dalam zona
tertentu.
Meskipun medium pendukung relatif stabil (inert), komposisinya mungkin
akan menyebabkan penyerapan, migrasi elektron (elektro osmosis) atau
penyaringan berdasarkan ukuran molekulnya, yang kesemuanya
mempengaruhi kecepatan gerak senyawa.
1. Cellulose asetat
2. Larutan Buffer
Larutan buffer (penyangga) ini menstabilkan pH medium pendukung.
Buffer juga dapat mempengaruhi kecepatan gerak senyawa karena
beberapa hal, yaitu :
a. Komposisi
Buffer harus tidak mengikat senyawa yang dipisahkan karena akan
mempengaruhi kecepatan gerak. Buffer borat dipakai untuk
memisahkan karbohidrat, karena dapat membentuk gabungan yang
bermuatan listrik dengan karbohidrat.
b. Konsentrasi
Dengan naiknya kekuatan ion buffer, jumlah arus listrik yang
terbawa meningkat dan bagian aliran yang dibawa sampel
menurun, sehingga memperlambat geraknya. Kekuatan ion tinggi
dalam buffer akan meningkatkan arus keseluruhan sehingga panas
juga meningkat, biasanya dipilih 0,05 -0,10M.
c. pH
Tingkat ionisasi asam-asam organik akan bertambah apabila pH
bertambah, sebaliknya untuk basa-basa organik,oleh sebab itu
tingkat kecepatan geraknya juga terpengaruh oleh pH. Kedua
pengaruh dapat terjadi pada senyawa seperti asam aminoyang
memiliki sifat asam dan basa.

10
3. Medan elektrik
Apabila voltase diberikan diantara dua elektroda, arus ditentukan oleh
tahanan dalam medium.
a. Voltase
Apabila jarak antara dua elektroda adalah 1 meter dan perbedaan
potensial antara keduanya adalah V volt sehingga gradient
potensialnya adalah V/1m. Kenaikan gradient potensial akan
menyebabkan kecepatan gerak ion.
b. Aliran listrik
Arus aliran listrik dalam larutan antara dua elektroda disebabkan
umumnya oleh ion buffer dan sedikit oleh ion dalam sampel.
Kenaikan voltase akan meningkatkan jumlah muatan yang
dipindahkan setiap detik kearah elektroda. Jarak yang ditempuh ion
akan sebanding dengan waktunya.
c. Tahanan
Medium elektroforesa menimbulkan pada aliran ion sebanding
dengan jenis medium, jenis buffer dan konsentrasinya. Tahanan
akan meningkat dengan bertambahnya jarak antara elektroda,
namun berkurang dengan bertambahnya luas permukaan elektroda
dan konsentrasi ion dalam buffer.

D. Komponen utama alat


1. Larutan elektrolit: larutan pembawa komponen umumnya buffer
dengan pH tertentu.
2. Zat pendukung: tempat pemisahan terjadi. Biasanya berupa
kertas(selulosa asetat, selulosa nitrat), gel kanji, gel polikrilamid, busa
poliuretan, agar-agar.
3. Elektroda: dengan anoda dan katoda yang dihubungkan arus listrik.

11
Berdasarkan bentuk alat, elektroforesis dibagi menjadi dua:
1. Elektroforesis Planar
2. Elektroforesis Kolom
Pemisahan pada elektroforesis, selain disebabkan oleh fenomena
elektrokinetik, juga dapat disebabkan karena adanya filtrasi, yakni
interaksi dengan fasa diam. Pemisahan yang disebabkan karena
interaksi tersebut tidak disebut elektroforesis, melainkan
"elektrokromatografi". Arus yang digunakan pada elektroforesis
adalah arus DC dengan nilai tegangan kurang dari 1000 volt. Apabila
digunakan lebih dari 1000 volt maka akan terjadi efek pemanasan pada
media gel. Efek pemanasan tersebut disebut "efek Joule" yang
disebabkan karena adanya tumbukan partikel elektron. Efek
pemanasan dapat dihilangkan dengan dua cara, yakni:
1. Pendinginan
2. Efek Konveksi. Efek konveksi adalah suatu cara untuk
membebaskan panas dengan mengganti bentuk planar menjadi
bentuk kolom atau kapiler. Kapiler yang digunakan dibuat dari
silika yang bermuatan netral atau negatif. Bagian luar kapiler
dilapisi dengan polimer agar bersifat lentur.

Electro Osmotic Flow (EOF)


Jika kapiler pada elektroforesis diberi tegangan, maka akan terjadi
perpindahan muatan ke arah kutub negatif (-). Perpindahan yang terjadi

12
disebut "electroosmotic flow (EOF)". Pergerakan elektrolit yang tidak
dipengaruhi oleh EOF disebut "elektroforetik". Prinsip kerja EOF dapat
dilihat pada gambar berikut.

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terjadi pemisahan anatara


muatan positif dengan muatan negatif akibat adanya lapis rangkap
listrik. Lapis rangkap listrik terjadi akibat pemberian tegangan yang
sangat tinggi pada dinding pipa kapiler. Sebelum diberi tegangan,
permukaan kapiler akan bermuatan netral, setelah diberi tegangan,
maka ion negatif akan menempel pada permukaan sebagai lapis
pertama. Ion positif akan mengikuti ion negatif membentuk lapisan
pada permukaan, dalam hal ini ion positif akan membentuk lapisan
kedua. Sistem ini disebut lapis rangkap listrik.
Kecepatan migrasi elektroforesis dipengaruhi oleh ukuran, bentuk,
serta muatan dari masing-masing komponen. Kecepatan migrasi yang
tinggi akan terjadi jika komponen memiliki muatan tinggi dan ukuran
rendah, dengan kata lain memiliki densitas muatan yang tinggi.
Densitas muatan sendiri adalah perbandingan anatara muatan dengan
ukuran yang dimiliki oleh suatu komponen.

E. Manfaat
Elektroforesis gel secara luas digunakan untuk memperkirakan ukuran
fragmen DNA , misalnya dalam pemetaan pembatasan DNA kloning.

13
Metode ini juga digunakan dalam diagnosis genetika molekuler atau sidik
jari genetik melalui analisis PCR. Elektroforesis gel agarosa juga
digunakan untuk menyelesaikan DNA melingkar dengan perbedaan
superkoil topologi, dan untuk menyelesaikan fragmen yang berbeda karena
sintesis DNA. Selain menyediakan media yang tepat untuk analisis ukuran
fragmen, gel memungkinkan pemurnian fragmen DNA.

F. Prosedur kerja elektroforesis DNA


Adapun prosedur kerja dalam melakukan elektroforesis DNA
menggunakan teknik elektroforesis gel agarosa sebagai berikut :
Bahan dan Alat

1. DNA marker, misalnya DNA λ yang dipotong dengan HindIII


2. Sampel DNA, misalnya :
3. DNA kromosom bakteri,
4. DNA plasmid hasil isolasi (uncut)
5. DNA plasmid hasil restriksi (cut)
6. Agarosa
7. Larutan buffer TAE 50x (242 g tris-base; 57,1 g asam asetat glacial;
100 ml EDTA 0,5 M pH 8; dilarutkan dalam akuades hingga 1000 ml)
8. Akuades
9. Gelas Ukur 1000 ml
10. Labu Erlenmeyer 50 ml
11. Tabung mikrosentrifuga
12. Sarung tangan
13. Seperangkat mikropipet beserta tipnya (Bio-Rad dan Axygen
Scientific)
14. Kertas parafilm
15. seperangkat alat elektroforesis
16. Loading dye 6x (0,25% bromophenol blue; 0,25% xylene cyalol; 15%
ficoll tipe 4000; EDTA 120 mM)

14
17. larutan Etidium Bromid (EtBr)
18. UV transluminator
19. Kaca mata UV
20. kamera digital

Cara Kerja

1. Buat 250 ml larutan buffer TAE 1x dengan cara mencampurkan 5 ml


TAE 50x ke dalam 245 ml akuades.
2. Buat gel agarosa 1% dengan cara menimbang agarosa 0,2 g untuk
dilarutkan ke dalam bufer TAE 1x hingga volume 20 ml. Larutan
agarosa dididihkan hingga larut sempurna.
3. Siapkan baki gel agarosa, lekatkan selotip di tiap ujung baki gel
agarosa (pastikan bahwa selotip melekat kuat dan tidak ada lubang
pada masing-masing ujung baki)
4. Pasang sisir elektroforesis di salah satu ujung baki gel agarosa dengan
posisi hampir menyentuh dasar baki
5. Periksalah suhu larutan agarosa dengan cara menempelkan erlenmeyer
ke tangan, jika suhunya sudah turun hingga sekitar 50-60 0C,
tambahkan 1 µl etidium bromid (PERINGATAN KERAS!!, gunakan
sarung tangan karena bersifat karsinogenik).
6. Larutan agarosa dihomogenkan sebentar, kemudian tuangkan larutan
ke dalam baki gel agarosa, biarkan hingga larutan berubah menjadi gel
yang padat.
7. ambil sisir dengan hati-hati, lepaskan selotip dari ujung-ujung baki.
8. masukkan baki yang telah berisi gel agarosa ke dalam tangki
elektroforesis yang telah diisi dengan larutan bufer TAE 1x (pastikan
bahwa gel terendam seluruhnya dalam TAE).
9. siapkan sekitar 5 cm kertas parafilm di dekat tangki elektroforesis.
10. masukkan 10 µl sampel DNA dan 2 µl loading dye 6x ke dalam
sumuran gel agarosa dengan cara mencampurkan kedua bahan tersebut

15
terlebih dahulu secara merata pada kertas parafilm menggunakan
mikropipet.
11. buatlah catatan mengenai nomor sumuran dan jenis sampel DNA yang
dimasukkan.
12. hubungkan kabel dari sumber arus ke tangki elektroforesis (pastikan
bahwa kabel yang tersambung ke kutub negatif berada di dekat
sumuran; jika tidak demikian, ubahlah posisi baki/gel ke arah
sebaliknya).
13. nyalakan sumber arus, aturlah volatase dan waktu running hingga
diperoleh angka 70 V dan 45 menit dengan cara menekan tombol yang
sesuai pada sumber arus.
14. jalankan elektroforesis (lakukan running) dengan cara menekan tombol
run pada sumber arus.
15. elektroforesis akan berhenti apabila waktu yang ditetapkan sudah
habis, yang ditandai oleh adanya bunyi alarm. Matikan sumber arus
dan angkatlah baki dari tangki elektroforesis.
16. keluarkan gel dan letakkan di atas UV transluminator (letakkan
selubung kaca hitam di atas UV transluminator).
17. nyalakan UV transluminator, amati pita-pita DNA yang tervisualisasi.

Hasil

Pita-pita DNA hasil elektroforesis dengan nomor sumuran dan


jenis sampelnya. Perkirakan ukuran masing-masing fragmen/pita dengan
membandingkannya dengan posisi migrasi pada DNA marker. Metode ini
didasarkan pada pergerakan molekul bermuatan dalam media penyangga
matriks stabil, di bawah pengaruh medan listrik. Media yang umum
digunakan adalah sel agarosa atau poliakrilamid. Elektroforesis gel
agarosa digunakan untuk memisahkan fragmen DNA yang berukuran lebih
besar dari 100 pb dan dijalankan secara horizontal, sedangkan

16
elektroforesis poliakrilamid dapat memisahkan 1 pb dan dijalankan secara
vertical. Elektroforesis poliakrilamid biasanya digunakan untuk
menentukan DNA (sekuensing).

Larutan yang bermuatan negatif dimasukkan ke dalam sumur-


sumur yang terdapat pada gel agarosa dan diletakkan di kutub negatif,
apabila dialiri arus listrik dengan menggunakan larutan buffer yang sesuai
maka DNA akan bergerak ke kutub positif. Laju migrasi DNA dalam
medan listrik berbanding terbalik dengan massa DNA. Migrasi DNA
terutama ditentukan oleh ukuran panjang dan bentuk DNA. Fragmen DNA
yang berukuran kecil akan bermigrasi lebih cepat dibandingkan yang
berukuran besar, sehingga elektroforesis mampu memisahkan fragmen
DNA berdasarkan ukuran panjangnya. Untuk visualisasi maka
ditambahkan larutan etidium bromida yang akan masuk diantara ikatan
hydrogen pada DNA, sehingga pita fragmen DNA akan kelihatan dibawah
lammpu UV. Panjang amplikon bisa diperkirakan dengan
membandingkannya dengan pita DNA standar.

Karena pita-pita atau puncak-puncak protein terlalu rapat


cenderung saling tumpah-tindih, metode pemisahan satu dimensi, seperti
elektroforesis gel poliakrilamida SDS atau kromatografi, hanya mampu
menguraikan protein dalam jumlah yang relatif kecil (umumnya kurang
dari 50). Sehingga digunakan elektroforesis gel dua dimensi yang
menggabungkan dua prosedur pemisahan yang berbeda. metode ini dapat
menguraikan lebih dari 1000 macam protein melalui pemetaan dua
dimensi.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau


molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya
dalam sebuah medan listrik . Medan listrik dialirkan pada suatu
medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan. Secara
umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan,
mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA.
Adapun jenis elektroforesis adalah elektroforesis kertas,
elektroforesis gel, dan elektroforesis kapiler.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulan-makalah-baru.blogspot.com/2012/06/elektroforesis.html

http://majalahkimia.blogspot.com/2011/12/elektroforesis.html

https://www.scribd.com/doc/183737663/Elektroforesis-adalah-teknik-pemisahan-
komponen-atau-molekul-bermuatan-berdasarkan-perbedaan-tingkat-migrasinya-
docx

http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/08/elektroforesis/

http://id.wikipedia.org/wiki/Elektroforesis

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=r
ja&uac=8&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fdownload.fa.itb.ac.id%2Ff
ilenya%2FHandout%2520Kuliah%2FAnalisis%2520Senyawa%2520Aktif%2FEl
e

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=r
ja&uact=8&ved=0CEIQFjAG&url=http%3A%2F%2Fkrishnapcandra.files.wordp
ress.com%2F2011%2F06%2Fpertemuan-ke-14-dan-
15_color.pdf&ei=hYwsVLq3OsWpuwTN4oLYDA&usg=AFQjCNFnRvYLpwM
P-
30osiIuKXS6oZ5HIg&sig2=0j2IrFakZu8xGqt2itoh6Q&bvm=bv.76477589,d.c2E

http://helensonitahabibie.blogspot.com/2012/05/teori-elektrophoresis-kapiler.html

http://blog.ub.ac.id/fathulmubin/

19

Anda mungkin juga menyukai