Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEWARNAAN BAKTERI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas

OLEH :

PETRONELA DJAMI

PO 530333310 774

TINGKAT 1 A

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN

KUPANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunianya,sehingga makalah yang berjudul “ Pewarnaan Bakteri “ ini dapat terselesaikan
dengan baik. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Kupang, 17 april 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 3


1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………….... 3
1.3 Tujuan ………………………………………………………………….. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pewarnaan Bakteri ………………………………………… 5

2.2 Tujuan Pewarnaan Bakteri …………………………………………….. 5

2.3 Jenis – Jenis Pewarnaan bakteri ……….................................................. 5

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan...………………………………………………………………. 10

3.2 Saran ……………………………………………………………………. 10

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. xi

ii
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bakteri atau mikroba lainnya dapat dilihat dengan mikroskop bisasa tanpa harus
dilakukan pengecatan terlebih dahulu. Tetapi pengamatan yang dilaksanakan tanpa
pengecatan lebih sulit dan tidak dapat dipakai untuk melihat bagian bagian sel dengan jelas,
karena sel bakteri atau mikroba lainnya bersifat transparan atau semi transparan.
Dalam bidang Mikrobiologi dikenal beberapa teknik pewarnaan terhadap bakteri yang
pada dasarnya adalah merupakan reaksi ikatan antara zat warna dengan komponen-komponen
pada bakteri terutama yang terdapat pada dinding sel dan sitoplasma.
Dengan pengecatan maka struktur sel mikroba dapat dilihat lebih seksama. Fungsi
pengecatan terutama memberi warna pada sel- sel atau bagian-bagian lain, sehingga
menambah daya kontras dan membuat lebih jelas. Selain itu pengecatan dapat untuk
menunjukkan bagian-bagian struktur sel, menunjukkan distribusi dan susunan kimia bagian-
bagian sel, membedakan mikroba satu sama lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pewarnaan pada bakteri ?


2. Apa tujjuan dari pewarnaan pada bakteri ?
3. Apa saja jenis – jenis pewarnaan pada bakteri ?
1.3 Tujuan
1. Pengertian pewarnaan pada bakteri
2. Tujuan pewarnaan pada bakteri
3. Jenis – jenis pewarnaan pada bakteri

4
5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pewarnaan Bakteri

Pewarnaan bakteri menurut cat yang diikat oleh sel bakteri dibagi menjadi dua, yaitu cat
basa dan cat asam. Cat basa adalah garam-garam cat yang ionnya merupakan kation
(bermuatan positif) misalnya methylene blue, safranin. Cat basa digunakan untuk mewarnai
sel bakteri. Sedangkan cat asam adalah garam-garam cat yang ionnya anion. Cat ini
digunakan untuk mewarnai latar belakang, contohnya eosin. Pewarna-pewarna basa lebih
sering digunakan untuk pewarnaan bakteri. Adanya muatan negatif pada permukaan bakteri
menyebabkan tertolaknya sebagian besar pewarna-pewarna asam sehingga mencegah
pewarna-pewarna asam tesebut untuk berpenetrasi ke dalam sel.

2.2 Tujuan Pewarnaan Bakteri

Tujuan dari pewarnaan pada bakteri antara lain sebagai berikut.

 Memberi warna pada sel-sel atau bagian-bagian lain, sehingga menambah daya
kontras dan tampak lebih jelas;
 Membedakan sel bakteri satu dengan yang lain;
 Mengidentifikasi bagian-bagian/ struktur-struktur sel mikroorganisme; dan
 Mengamati dengan lebih baik suatu morfologi mikroorganisme.

2.3 Jenis – Jenis Pewarnaan Bakteri

a. Pewarnaan sederhana
Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang hanya menggunakan pewarna tunggal.
Tujuannya adalah untuk mengetahui bentuk morfologis sel bakteri (coccus,basilus, dan spiral
) dan susunannya (rantai, berkelompok, berpasangan, dan tetrad). Prinsip pewarnaan
sederhana adalah bakteri hanya akan mengikat satu macam cat tunggal sesuai dengan cat
yang diberikan. Cat yang dapat digunakan adalah cat safranin, methylene blue, gentian violet,
basic fuchin dan anilin basa.
b. Pewarnaan Diferensial

Pewarnaan diferensial adalah pewarnaan yang menggunakan dua pewarna yang


berlawanan yang digunakan untuk membedakan sifat-sifat sel bakteri. Pewarnaan diferensial
terdiri dari 2 macam, yaitu :

 Pewarnaan Diferensial Gram


Pewarnaan Gram digunakan untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua
kelompok ( Gram positif dan Gram negatif ), berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding
sel. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan denmark hans Christian gram
1884. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Karena
bakteri Gram positif bakteri yang dapat menahan kompleks pewarnaan primer ungu Kristal
iodium sampai akhir prosedur dan sel bakteri berwarna biru gelap atau ungu. Sedangkan
bakteri gram negatif merupakan bakteri yang kehilangan kompleks ungu Kristal pada waktu
pembilasan dengan alkohol namun kemudian terwarnai dengan pewarnaan tandingan, yaitu
safranin sehingga sel-sel tampak berwarna merah muda pada akhir pewarnaan dan
mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel kegunaannya yaitu,
untuk melihat atau mengamati bentuk-bentuk sel bakteri dan memberikan sifat reaksi
pewarnaan bakteri yang dapat diketahui dengan melihat apakah termasuk gram negatif
(berwarna merah) atau gram positif (berwarna biru).
Dalam melakukan pewarnaan Gram terdapat empat macam tahap yang dilakukan
antara lain adalah pemberian warna utama Gram A berupa larutan Kristal violet berwarna
ungu. Selanjutnya adalah pengintensifan warna utama gram B berupa larutan kalium iodida
kemudian pencucia dekolorisasi Gram C berupa alcohol. Dan yang terakhir adalah pemberian
warna penutup/pewarna tandingan/counterstain Gram D larutan safranin berwarna merah
muda. Ada dua teknik untuk membekukan prosedur warna Gram yang hasilnya setara ialah
teknik Hucker dan teknik Burke. Teknik Burke dalam prosedur ini dikenakan pada sel bakteri
yang telah difiksasi, hasil pewarnaan pada bakteri Gram positif berwarna ungu, sedangkan
pada bakteri Gram negatif berwarna merah muda.

Perbedaan antara Bakteri Gram (+) dengan Bakteri Gram (-) adalah sebagai berikut.

Gram (+) Gram (-)


 Dinding gram (+)  Dinding Gram (-)
- Ketebalan lapisan peptidoglikan 50-
- Ketebalan dinding peptidoglikan
90% dari dinding sel 10% dari dinding sel
- Asam telkoat - Lemak
( Lipopolisakarida)

6
 Contoh bakteri Gram (+) :
- Bacillus sp
- Staphylococcus sp
- Sterptococcus sp

 Contoh bakteri Gram (-)


- Neisseria sp
- Shigella sp
- Klebsiella sp

 Pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA)

Pewarnaan Basil Tahan Asam yang biasa digunakan adalah metode Ziehl Nelsen
(ZN). Pewarnaan BTA digunakan untuk membedakan bakteri kedalam kelompok tahan asam
dan tidak tahan asam. Bila zat warna yang telah terpenetrasi tidak dapat dilarutkan dengan
alkohol asam, maka bakteri tersebut disebut tahan asam sedangkan sebaliknya disebut tidak
tahan asam. Meskipun sebagian besar organisme bakteri dapat diwarnai dengan baik dengan
prosedur pewarnaan sederhana maupun gram, beberapa genus terutama genus
Mycobacterium, jauh lebih baik bila dilakukan pengecatan metode tahan asam,
karena Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium leprae mewakili bakteri patogen
terhadap manusia, pewarnaan ini memiliki nilai diagnostik dalam identifikasi organisme-
organisme tersebut. Bakteri genus Mycobacterium pada dinding selnya mengandung banyak
zat lipid (lemak) sehingga bersifat permeable dengan pewarnaan biasa.
Prinsip pewarnaan Basil tahan asam (BTA) adalah tahan terhadap pencucian dengan
alkohol asam, walau telah dicuci dengan alkohol asam bakteri tahan asam tidak melepaskan
zat warna yang telah diikatnya. Bakteri tahan asam akan berwarna merah dan bakteri tidak
tahan asam berwarna biru.

c. Pewarnaan Negatif

Pewarnanaan negative adalah pewarnaan yang digunakan untuk mewarnai latar


belakangnya sedangkan sel bakteri tidak terwarnai. Cat yang digunakan adalah tinta china.
Karena yang terwarnai adalah latarbelakangnya maka sel bakteri akan berwarna transparan
dengan latar belakang hitam. Pewarnaan ini digunakan untuk bakteri yang sulit mengikat cat
karena daya afinitas pengikatan cat oleh sel bakteri rendah. Contoh bakteri yang
menggunakan pengecatan ini adalahLeptospira sp. , Treponema sp. , dan Borrelia sp.

7
d. Pewarnaan khusus

Pewarnaan khusus adalah pewarnaan yang digunakan untuk mewarnai bagian-bagian


sel bakteri, misalnya flagel, spora, dan kapsul.

 Pewarnaan kapsul
Kapsul merupakan lapisan luar bergelatin yang disekresikan oleh sel dan yang
mengelilingi serta menempel pada dinding sel. Pewarnaan kapsul lebih sulit dibandingkan
dengan jenis prosedur pewarnaan diferensial lainnya karena bahan kapsul bersifat larut air
dan dapat dilepaskan dengan pembilasan berlebih.
Pewarnaan kapsul yang sering digunakan adalah metode Burry. Metode Burry adalah
kombinasi dari pewarnaan negatif dan sederhana. Prinsip pewarnaan kapsul metode burry
adalah kapsul akan berwarna transparan, sel bakteri akan berwarna merah atau biru sesuai
dengan cat yang diberikan dengan latar belakang hitam.

 Contoh kuman berkapsul yaitu :


-Klebsiella pneumoniae
-Bacillus subtilis
-Serratia marcencent

 Pewarnaan Spora

Anggota-anggota genus anaerob Clostridium dan Desulfotomaculum dan genus


aerob Basilus adalah contoh organisme-organisme yang mempunyai kapasitas sebagai sel-sel
vegetatif yang aktif secara metabolik maupun sebagai tipe sel yang tidak aktif secara
metabolik dan sangat resisten, yaitu disebut spora.
Letak spora ada 3 macam: sentral, yaitu letak spora berada di tengah-tengah
sel, terminal, yaitu letak spora ada diujung sel, sub terminal, yaitu letak spora diantara ujung
dan di tengah-tengah sel.Spora bersifat resisten terhadap panas, kekeringan , dan zat kimiawi.
Bila kondisi lingkungan telah baik kembali spora dapat kembali melakukan gemisasi dan
memproduksi sel vegetative. Pewarnaan spora menggunakan cat malachit green dan safranin.
Prinsipnya adalah spora akan berwarna hijau, sel bakteri akan berwarna merah dengan latar
belakang merah muda apabila dilakukan pengecatan spora dengan metode schaeffer fulton.
Pemanasan pada pewarnaan ini bertujuan untuk melunakkan spora agar cat malachit green
dapat menembus spora.

8
 Pewarnaan Flagel

Flagel merupakan komponen tambahan dari sel yang menyerupai benang, terdiri dari
protein Flagelin. Berdasarkan letak flagel pada bakteri ada 4 jenis flagel :

- Atrik,tidak mempunyai flagel


- Monotrik, flagel tunggal pada salah satu ujung
- Lofotrik, terdapat 1/lebih flagel disalah satu ujung
- Amfitrik, terdapat 1/lebih flagel di kedua ujung
- Peritrik, flagel terbesar diseluruh badan kuman

Flagel merupakan organel sel yang tidak dapat dilihat dengan pewarnaan biasa. Salah
satu pewarnaan yang digunakan untuk melihat flagel adalah pewarnaan Gray. Pada metode
ini sel bakteri akan berwarna ungu muda sedangkan flagel akan berwarna ungu lebih muda
dengan latar belakang merah muda.

9
10

BAB III

PENUTUP

2.4 Simpulan

Pewarnaan bakteri menurut cat yang diikat oleh sel bakteri dibagi menjadi dua, yaitu cat
basa dan cat asam. Cat basa adalah garam-garam cat yang ionnya merupakan kation
(bermuatan positif) misalnya methylene blue, safranin. Cat basa digunakan untuk mewarnai
sel bakteri. Sedangkan cat asam adalah garam-garam cat yang ionnya anion. Cat ini
digunakan untuk mewarnai latar belakang, contohnya eosin. Pewarna-pewarna basa lebih
sering digunakan untuk pewarnaan bakteri. Adanya muatan negatif pada permukaan bakteri
menyebabkan tertolaknya sebagian besar pewarna-pewarna asam sehingga mencegah
pewarna-pewarna asam tesebut untuk berpenetrasi ke dalam sel.

Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memberi warna pada sel-sel atau bagian-bagian
lain, sehingga menambah daya kontras dan tampak lebih jelas, membedakan sel bakteri satu
dengan dengan yang lain, mengidentifikasi bagian-bagian atau struktur-struktur
sel mikroorganisme, mengamati dengan lebih baik suatu morfologi mikroorganisme.

Jenis – jenis pewarnaan yang digunakan dalam pewarnaan sel bakteri adalah
pewarnaan sederhana, pewarnaan khusus, pewarnaan differential dan pewarnaan negatif.
 Pewarnaan sederhana digunakan untuk mengetahui bentuk morfologis bakteri
( coccus, basilus, dan spiral ) dan susunannya ( rantai, berkelompok,
berpasangan, dan tetrad )
 Pewarnaan differential adalah untuk membedakan sifat bakteri. Ada 2 macam
yaitu pewarnaan Gram dan Pewarnaan ZN (Ziehl Neelsen)
 Pewarnaan khusus terdiri dari pewarnaan spora, granula volutin, flagel dan
kapsul.
 Pewarnaan negatif adalah pewarnaan yang digunakan untuk mewarnai latar
belakangnya sedangkan sel bakteri tidak terwarnai.

2.5 Saran

Penulis berharap setelah pembaca membaca makalah ini, pembaca mengetahui dan
memhami definisi, tujuan, dan jenis-jenis pewarnaan pada bakteri.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Pewarnaan negatif pewarnaan burry.

Gandasoebrata,R. 2009. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.

http://chachameycha.blogspot.com/2014/10/pewarnaan-bakteri.html

https://slideplayer.info/slide/13156167/

Dwidjoseputro, D.2005. Dasar- dasar Mikrobiologi. Jakarta: PT Penerbit Djambatan.

G.Cappucino James dan Sherman Natalie.2013.Manual Laboratorium


Mikrobiologi.Jakarta:Penerbit buku

xi

Anda mungkin juga menyukai