Anda di halaman 1dari 14

Nama : Grasela V. V.

Koten

NIM : PO530333318757

Tingkat : II A

Ringkasan identifikasi bakteri E. coli dan klebsiella Sp

Esherichia coli

A. Pengertian Eschericia Coli

Enterobacteriaceae (Escherichia Coli)adalah suatu family bakteri yang terdiri dari


sejumlah besar spesies bakteri yang sangat erat hubungannya satu dengan lainnya. Hidup
di usus besar manusia dan hewan, tanah, air dan dapat pula ditemukan pada dekomposisi
material. Karena hidupnya yang pada keadaan normal di dalam usus besar manusia, bakteri
ini sering disebut bakteri enteric atau basil enteric.

Ada dua macam enterotoksin yang diisolasi dari Eschrichia coli yaitu:

 Termolabil Toksin (LT)

Seperti toksin kolera, toksin LT bekerja merangsang enzim adenil siklase


yang terdapat didalam sel epitel mukosa usus halus menyebabkan
peningkatan aktivitas enzim tersebut dan terjadinya peningkatan
permeabilitas sel epitel usus, sehingga terjadi akumulasi cairan dalam usus
dan berakhir dengan diare.

 Termostabil Toksin (ST)

Toksin ST adalah asam amino dengan berat molekul 1970 dalton, mempunyai
satu atau lebih ikatan disulfda yang penting untuk mengatur stabilitas pH 7
dan suhu 37oC.
Klasifikasi ilmiah Escherichia Coli
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Ordo : Eubacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species : Escherichia coli
B. Morfologi dan Fisiologi Escherichia coli
Bakteri berbentuk batang pendek (coccobacil, negatif gram, ukuran 0,4-0,7 um x 1.4
um, sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul). Escherichia coli
merupakan flora normal saluran pencernaan dan merupakan salah satu bakteri yang
menghasilkan indol positif dan tergolong bakteri yang cepat meragi laktosa. Umumnya
tidak menyebabkan hemolisa pada lempeng agar darah.

 Aspek Klinis

Escherichia coli merupakan flora normal yang terdapat di dalam usus. Tetapi, apabila
bakteri ini berada di luar intestinal atau tempat flora normal yang kurang umum,
bakteri dapat menimbulkan infeksi klinis. Escherichia coli yang berada di saluran
kemih biasa menyebabkan infeksi saluran kemih dengan gejala dysuria (susah buang
air kecil), hematuria (ada darah dalam urin), dan pyuria (ada pus dalam urin). Tetapi
penyakit yang sering ditimbulkan oleh Escherichia coli adalah diare. Escherichia coli
penyebab diare diklasifikasikan menurut sifat dan karakteristik dari virulensinya dan
setiap kelompok menyebabkan penyakit dengan mekanisme yang berbeda.

Penyakit yang disebabkan Escherichia coli

Selain diare, penyakit – penyakit lain yang disebabkan oleh Escherichia coli
adalah :

 infeksi saluran kemih,

 pneumonia,

 meningitis pada bayi baru lahir, dan


 infeksi luka terutama luka didalam abdomen

 Sumber Penularan

Bakteri berkembang biak bila ada tempat yang memungkinkan untuk melakukan
perkembang biakan. Tempat kolonisasi bakteri di dalam hospes menentukan apakah
dapat menular atau tidak, jika dapat, secara langsung atau tidak langsung. Jadi
konsep dapat menularnya sebuah infeksi tergantung pada tempat hidup mikroba dari
sumber pembiakan sampai tiba dalam hospes barunya. Untuk berpindah tempat
mikroba membutuhkan reservoir. Reservoir terbagi atas 2 yaitu:

 Reservoir Hidup

 Reservoir Mati

Jalan masuk utama infeksi mikroorganisme ke tubuh manusia, melalui

a. Saluran napas

Selama microorganism berada disaluran napas, maka dapat ditularkan


melalui sputum,liur dan cairan hidung, terutama kalau bersin atau batu.

b. Saluran Cerna

Tempat ini merupakan pintu masuk maupun keluar bagi infeksi yang
terjadi melalui ; secara langsung dari manusia ke manusia, melalui 
tangan yang kotor: secara tidak langsung melalui kontak tangan dengan
benda terkontaminasi feaces secara melalui makanan dan minuman,
dapat juga melalui tanah yang terkontaminasi feaces dan dengan
perantara hewan atau tumbuh – tumbuhan.

c. Kulit dan mukosa

Gesekan yang sering baik disengaja maupun tidak disengaja, dapat


menjadikan tempat masuknya bakteri, meskipun tampak utuh, sering
terdapat retak maupun luka kecil yang dapat dijadikan tempat
menetapnya mikroorganisme pathogen yang berkembang dan
menimbulkan reaksi jaringan atau cedera. Ada mikroba yang menetap
di kulit atau mukosa, namun dapat menyebar ke tempat lain.

d. Melalui Parental

Rule masuknya mikroorganisme biasanya ditular melalui perantara


hidup dalam hal ini arthropoda ( Tambayong J, 2000)
C. Patogenesis

Escherichia coli adalah spesies yang paling penting dari genus Escherichia dan
merupakan flora normal yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran kencing, luka,
bakterimia, septisemia dan meningitis serta infeksi gastrointestinal (Gaani A, 2003).

Sehubungan dengan infeksi pada usus dikenal lima jenis  Escherichia coli, yaitu:

 Enteropathogenik Escherichia coli (EPEC)

EPEC mematuhi enterosit usus kecil, tapi menghancurkan arsitektur


microvillar normal, menginduksi melampirkan karakteristik dan menonjolkan
lesi. Derangements cytoskeletal yang disertai dengan respon inflamasi dan
diare.EPEC menyebabkan diare pada bayi atau anak – anak kurang dari 1 tahun
dan jarang pada orang dewasa dengan gejala berupa demam tidak tinggi,
muntah, malaise dan diare.

 Enterotoxigenik Escherichia coli (ETEC)

ETEC mematuhi enterosit usus kecil dan menyebabkan diare berair oleh
sekresi labil panas (LT) dan / atau panas-stabil (ST) enterotoksin ETEC
menyebabkan  diare pada anak – anak dan dewasa di daerah tropis dan
subtropics pada Negara yang sedang berkembang. Infeksi ETEC ditandai
dengan gejala demam rendah dan tinja encer.

 Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC)

Menyerang sel epitel kolon, melisiskan yang phagosome dan bergerak melalui
sel dengan nukleasi mikro aktin. Bakteri mungkin bergerak lateral melalui
epitel dengan langsung menyebar dari sel ke sel atau mungkin keluar dan
masuk kembali membrane plasma baso-lateral. EIEC menyebabkan diare mirip
dengan yang disebabkan oleh shigella, baik pada anak – anak maupun orang
dewasa. Tinja agak encer bahkan seperti air, mengandung nanah, lender dan
darah dengan gejala panas dan malaise

 Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC)

EHEC juga menginduksi melampirkan dan menonjolkan dirilesi, tetapi


dalam usus besar. Fitur yang membedakan EHEC adalah penjabaran dari Shiga
toksin (Stx), penyerapan sistemik yang mengarah ke berpotensi mengancam
nyawa komplikasi. EHEC dikenal sebagai penyebab diare hemorhagik dan
colitis serta hemolytic uremic syndrome (HUS) yang ditandai dengan jumlah
trombosit berkurang, anemia hemolitik dan kegagalan ginjal . Tinja encer
berair, mengandung darah dan abdomen terasa sakit, kram serta demam rendah
atau tanpa demam.

 Enterohaemorragic Escherichia coli (EHEC).

Escherichia coli O157:H7 merupakan tipe EHEC yang terpenting dan


berbahaya terkait dengan kesehatan masyarakat. Enterodherant Escherichia coli
(EAEC) Menganut kecil dan besar epitel usus dalam biofilm tebal dan
menguraikan enterotoksin sekresi dan sitotoksin. EAEC menyebabkan diare
dengfan cara menempel kuat pada permukaan mukosa usus dengan gejala tinja
encer berair, muntah, dehidrasi, dan biasanya sakit pada abdomen.

Faktor Menguntungkan & Merugikan Escherichia coli

 Faktor menguntungkan

o Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia coli).


Membantu memproduksi vitamin K melalui proses pembusukan sisa makan.
Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah misalkan saat terjadi perdarahan
seperti pada luka/mimisan vitamin K bisa membantu menghentikannya.

o Banyak industri kimia mengaplikasikan teknologi fermentasi yang memanfaatkan


E. coli. Misalnya dalam produksi obat-obatan (insulin, antiobiotik), high value
chemicals (1-3 propanediol, lactate). E. coli bisa menghasilkan bahan antibiotik,
seperti KOLISIN  yang bisa membunuh bakteri patogen yang lain Di dalam usus
E.coli, selalu melakukan intervensi sedikit-sedikit ke lapisan dinding usus,
sehingga bagi manusia ‘normal’ artinya keadaan tubuhnya dalam keadaan sehat,
bisa menghasilkan kekebalan atau imunitas di lapisan usus, yang pada akhirnya
juga bisa disumbangkan ke tubuh manusia secara keseluruhan, dan kembali lagi
ke usus (‘Homing Mechanism’). Jadi E. coli berfungsi melatih sel-sel di dinding
usus untuk memiliki pertahanan menghadapi serangan bakteri patogen yang lain.

 Faktor merugikan

o Dapat mengakibatkan diare

o Penyebab infeksi saluran kemih pada kira-kira 90 % wanita muda. Gejala dan
tanda-tandanya antara lain sering kencing, disuria, hematuria, dan piuria, nyeri
pinggang.
KLEBSIELLA Sp

A.  Klasifikasi Klebsiella sp secara ilmiah:

o Kingdom        : Bacteria

o   Phylum           : Proteobacteria

o Class              : Gamma proteobacteria

o Order             : Enterobacteriales

o Family            : Enterobacteriaceae

o Genus             : Klebsiella

o Spesies           : - Klebsiella pneumonia

                             -Klebsiella oxytoca
                             -Klebsiella ozaena
                               -Klebsiella rhinoscleromatis

B.   Morfologi dan sifat bakteri Klebsiella sp


     Merupakan bakteri gram (-) , berbentuk batang pendek, memiliki ukuran 0,5-1,5 x
1,2µ. Bakteri ini memiliki kapsul, tetapi tidak membentuk spora. Klebsiella tidak
mampu bergerak karena tidak memiliki flagel tetapi mampu memfermentasikan
karbohidrat membentuk asam dan gas
Berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atasSpesies klebsiella
menunjukan pertumbuhan mucoid, kapsul polisakarida yang besar dan tidak motil.
Mereka biasanya memberikan hasil  tes yang positif untuk lisin dekarboksilase dan
sitrat. Klebsiella memberikan reaksi Voges-Proskauer yang positif.

Sifat Biakan atau Kultur dari Klebsiella sp tersebut pada media EMB dan Mac
Conkey koloni menjadi merah. Kemudian pada media padat tumbuh koloni mucoid (24
jam). Mudah dibiakan di media sederhana (bouillon agar) dengan koloni putih keabuan
dan permukaan mengkilap

C. Tipe Antigen

Klebsiella  memiliki struktur antigen. Anggota dari genus Klebsiella biasanya


mengungkapkan 2 jenis antigen pada permukaan sel mereka, yaitu:
 Antigen O merupakan bagian terluar dinding sel lipopolisakarida dan terdiri
dari unit berulang polisakarida. Beberapa polisakarida spesifik O
mengandung gula unik. Antigen O tahan terhadap panas dan alcohol dan
biasanya dideteksi dengan cara aglutinasi bakteri. Antibody terhadap antigen
O adalah IgM. 
 Antigen K merupakan bagian terluar dari antigen O pada beberapa, tetapi
tidak pada enterobacteriaceae. Beberapa antigen K adalah polisakarida dan
yang lainnya protein.
D.   Identifikasi akhir
Koloni dari media padat diidentifikasi oleh bentuk reaksi biokimia dan tes aglutinasi
mikroskop dengans serum spesifik. (jawetz, et al, 2001). Media yang digunakan untuk
reaksi biokimia adalah (Gani A, 2003) :
 Triple Sugar Iron agar (TSIA)
Media ini terdiri dari 0,1 % glukosa, 1 % sukrosa, 1 % laktosa, fernik sulfat untuk
pendeteksian produksi H2S, protein, dan indicator Phenol red.Klebsiella bersifat
alkali acid, alkali terbentuk karena adanya proses oksidasi dekarboksilasi protein
membentuk amina yang bersifat alkali denga adanya phenol red maka terbentuk
warna merah, Klebsiella memfermentasi glukosa yang bersifat asam sehingga
terbentuk warna kuning (Jawtz, et al, 2001).
 Sulfur Indol Motility (SIM)
Media SIM adalah perbenihan semi solid yang dapat digunakan untuk mengetahui
pembentukan H2S, indol dan motility dari bakteri. Hampir semua bakteri Klebsiella
membentuk indol kecuali tipe pneumonia dan ozaenae. Motility negatif sesuai
dengan morfologi Klebsiella yang tidak memiliki flagella. sedangkan pembentukan
H2S  juga tak terlihat pada semua jenisKlebsiella
  Citrate
Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon akan menghasilkan
natrium karbonat yang bersifat alkali, dengan adanya indicator brom tymol blue
menyebabkan terjadinya warna biru. Pada bakteri Klebsiella, hanya jenis rhinos yang
tidak memanfaatkan sitrat, sehingga pada penanaman media sitrat hasilnya negative.
Sedangkan spesies Klebsiella lainnya seperti pneumonia, oxytoca, dan
ozaenae   menunjukkan hasil positif pada media ini.
 Urea
Bakteri tertentu dapat menghidolisis urea dan membentuk ammonia dengan
terbentunya wana merah karena adanya indicator phenol red,Klebsiella pada media
urea memiliki pertumbuhan yang lambat memberikan hasil positif pada pneumonia,
oxytoca atau bisa  juga ozaenae karenaKlebsiella juga ada beberapa
yang mampu  menghidrolisis urea dan membentuk ammonia.

 Methyl red
Media ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari beberapa bakteri yang
memproduksi asam kuat sebagai hasil fermentasi dari glukosa dalam media ini, yang
dapat ditunjukkan dengan penambahan larutan methyl red. Hampir semua Klebsiella
sp memproduksi asam yang kuat sehingga pada penambahan larutan methyl red
terbentuk warna merah, kecuali padapneumonia dan oxytoca yang juga dapat
memberikan hasil negative

 Voges Proskauer
Bakteri tertentu dapat memproduksi acetyl metyl carbinol dari ferentasi glukosa yang
dapat diketahui dengan penambahan larutan voges proskauer, Klebsiella
ozaenae  dan  rhinos tidak memproduksi acetyl methyl carbinol sehingga penanaman
pada media ini meberikan hasil negative, berbeda dengan
jenis  pneumonia dan  oxytoca yang mampu memberikan hasil positif pada media ini.
 Fermentasi Karbohidrat
Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasikan jenis
karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka media terlihat berwarna kuning karena
perubahan pH menjadi asam. 

Klebsiella sp memfermentasi glukosa, maltose sedangkan sukrosa tidak


difermentasikan pada jenis rhinos atau bisa juga ozaenae

a. Klebsiella pneumonia
Klebsiella pneumoniae adalah bakteri Gram negatif yang berbentuk batang
(basil). Klebsiella pneumonia tergolong bakteri yang tidak dapat melakukan
pergerakan (non motil). Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen,Klebsiella
pneumoniae merupakan bakteri fakultatifan aerob. Klebsiella pneumoniae dapat
memfermentasikan laktosa. Pada test dengan indol,  Klebsiella pneumoniae akan
menunjukkan hasil negatif. Klebsiella pneumoniae dapat mereduksi nitrat. Klebsiella
pneumoniae banyak ditemukan di mulut, kulit, dan sal usus, namun habitat alami
dari Klebsiella pneumoniae adalah di tanah.
Klebsiella pneumoniae dapat menyebabkan pneumonia. Pneumonia adalah
proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Pneumonia yang
disebabkan oleh Klebsiella pneumoniae dapat berupa pneumonia komuniti atau
community acquired pnuemonia. Pneumonia komuniti atau community acquired
pnuemonia adalah pneumonia yang di dapatkan dari masyarakat. Strain baru
dari Klebsiella pneumoniae dapat menyebabkan pneumonia nosomikal atau
hospitality acquired pneumonia, yang berarti penyakit peumonia tersebut di dapatkan
saat pasien berada di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan. Klebsiella
pneumonia umumnya menyerang orang dengan kekebalan tubuh lemah, seperti
alkoholis, orang dengan penyakit diabetes dan orang dengan penyakit kronik paru-
paru.
lobar pneumonia berbeda dari pneumonia lain dalam hal itu dikaitkan dengan
perubahan destruktif di paru-paru. Ini adalah penyakit yang sangat berat dengan
onset yang cepat dan hasil yang sering fatal meskipun pengobatan antimikroba dini
dan tepat.
Pasien biasanya hadir dengan onset akut demam tinggi dan menggigil, gejala
seperti flu, dan batuk produktif dengan sputum banyak, tebal, ulet, dan darah-biruan
kadang-kadang disebut dahak jeli kismis. Sebuah kecenderungan meningkat ada ke
arah pembentukan abses, kavitasi, empiema, dan adhesi pleura. Kebanyakan penyakit
paru disebabkan oleh K.pneumoniae  dalam bentuk bronkopneumonia atau
bronkitis. Infeksi ini biasanya didapat di rumah sakit dan memiliki presentasi yang
lebih halus.  
Patogenesis pneumonia nosokomial pada prinsipnya sama dengan pneumonia
komuniti. Pneumonia terjadi apabila mikroba masuk ke saluran napas bagian bawah.
Ada empat rute masuknya mikroba tersebut ke dalam saluran napas bagian bawah
yaitu :
 Aspirasi, merupakan rute terbanyak pada kasus-kasus tertentu seperti kasus
neurologis dan usia lanjut
 Inhalasi, misalnya kontaminasi pada alat-alat bantu napas yang digunakan pasien
 Hematogenik
 Penyebaran langsung

 Patogenitas bakteri Klebsiella pneumonia

Melalui saluran pernafasan bagian atas bakteri masuk ke jaringan paru, terjadi
penghancuran jaringan, terbentuk daerah purulen dan nekrosis parenkim paru, terjadi abses
paru, bronkiektasis, bakteri masuk aliran darah, septicemia, abses liver.
 Kapsul memiliki kemampuan untuk mempertahankan organisme terhadap fagositosis
dan pembunuhan oleh serum normal
 Galur yang berkapsul lebih virulen daripada galur yang berkapsul ( pada hewan
percobaan)
 Tidak ada toksin selain endotoksin yang berperan pada infeksi oportunistik
Galur Klebsiella pneumoniae ada yang memproduksi enterotoksin (pernah diisolasi
dari penderita tropical sprue) toksin ini mirip dengan ST (tahan panas) dan LT (heat-labile
enterotoksin) dari E.coli, kemampuan memproduksi toksin ini diperantarai oleh
plasmid Klebsiella pneumoniae. Menyebabkan pneumonia dapat menginfeksi tempat lain
disamping saluran pernafasan.
Bakteri ini sering menimbulkan pada traktus urinarius karena nosocomial infection,
meningitis, dan pneumonia pada penderita diabetes mellitus atau pecandu alcohol. Gejala
pneumonia yang disebabkan oleh bakteri ini berupa gejala demam akut, malaise (lesu), dan
batuk kering, kemudian batuknya menjadi produktif dan menghasilkan sputum berdarah
dan purulent (nanah). Bila penyakitnya berlanjut akan terjadi abses nekrosis jaringan paru,
bronchiectasi dan vibrosis paru-paru

 Cara penularan bakteri Klebsiella pnemoniae


Klebsiella pneumoniae yang menyebabkan penyakit paru-paru memberikan
penampakan berupa pembengkakan paru-paru sehingga lobus kiri dan kanan paru-paru
menjadi tidak sama; demam (panas-dingin); batuk-batuk (bronkhitis); penebalan dinding
mukosa; dan dahak berdarah.
Cara penularan ( infeksi ) dari Klebsiella pneumoniae pada pasien rawat inap dapat
melalui 3 cara, yaitu :
a) Aspirasi cairan gaster atau orofaring yang mengandung koloni kuman patogen.
b) Penyebaran kuman secara hematogen ke paru
c) Penyebaran melalui udara oleh aerosol atau droplet yang mengandung mikroba.

 Gejala klinis
Gejala-gejala seseorang yang terinfeksi Klebsiella pneumoniae adalah napas cepat dan
napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi
pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang
dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5
tahun. Pneumonia Berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran
bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest
indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini
dikenal juga Pneumonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai
gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum. Sementara untuk anak dibawah 2 bulan,
pnemonia berat ditandai dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih
atau (juga disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam, batuk-
batuk, perubahan karakteristik dahak, suhu tubuh lebih dari 38º C. Gejala yang lain, yaitu
apabila pada pemeriksaan fisik ditemukan suara napas bronkhial, bronkhi dan leukosit
lebih dari 10.000 atau kurang dari 4500/uL.
Pada pasien usia lanjut atau pasien dengan respon imun rendah, gejala pneumonia
tidak khas, yaitu berupa gejala non pernafasan seperti pusing, perburukan dari penyakit
yang sudah ada sebelumnya dan pingsan. Biasanya frekuensi napas bertambah cepat dan
jarang ditemukan demam.

 Pengobatan
Beberapa jenis Klebsiella pneumonia dapat diobati dengan antibiotik, khususnya
antibiotik yang mengandung cincin beta-laktam.
Contoh antibiotik tersebut adalah ampicillin, carbenicillin, amoxiciline, dll. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa Klebsiella pneumonia memiliki sensitivitas 98,4% terhadap
meropenem, 98,2% terhadap imipenem, 92,5% terhadap kloramfenikol, 80 % terhadap
siprofloksasin, dan 2% terhadap ampisilin. Strain baru dan Klebsiella pneumonia kebal
terhadap berbagai jenis antibiotik dan sampai sekarang masih dilakukan penelitian untuk
menemukan obat yang tepat untuk menghambat aktivitas atau bahkan membunuh bakteri
tersebut.

 Diagnosa Laboratorium
Pada pemerikasaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya lebih
dari 10.000/µl kadang-kadang mencapai 30.000/µl, dan pada hitungan jenis leukosit
terdapat pergeseran kekiri serta terjadi peningkatan LED. Untuk menentukan diagnosis
etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi.

 Daerah penyebaran
Jika bakteri Klebsiella pneumoniae  dan Klebsiella oxytoca beserta penyakitnya
tersebar luas di seluruh penjuru dunia, lain halnya dengan Klebsiella
rhinoscleromatis.Bakteri penyebab penyakit rhinoschleroma ini tidak ada di Amerika
Serikat. Ia hanya ada di Eropa timur, Asia selatan, Afrika tengah, dan Amerika latin. Hal
ini terjadi karena bakteriKlebsiella pneumoniae dan Klebsiella oxytoca banyak terdapat di
negara-negara miskin yang mempunyai lingkungan jelek.
Di beberapa bagian dunia, K pneumoniae merupakan penyebab penting pneumonia
komunitas-diakuisisi pada orang tua. Studi yang dilakukan di Malaysia dan Jepang
memperkirakan laju insiden pada orang tua untuk menjadi 15-40%, yang sama dengan, jika
tidak lebih besar dari, yaitu Haemophilus influenzae. Namun, di Amerika Serikat, angka-
angka yang berbeda. Orang dengan alkoholisme merupakan populasi utama di risiko, dan
mereka merupakan 66% dari orang yang terkena penyakit ini. Tingkat mortalitas adalah
setinggi 50% dan pendekatan 100% pada orang dengan alkoholisme dan
bakteremia. Klebsiellae juga penting dalam infeksi nosokomial antara populasi orang
dewasa dan anak.Klebsiellae account untuk sekitar 8% dari semua infeksi yang didapat di
rumah sakit. Di Amerika Serikat, tergantung pada studi ditinjau, mereka terdiri 3-7% dari
semua infeksi bakteri nosokomial, menempatkan mereka di antara 8 patogen atas di rumah
sakit.Klebsiellae menyebabkan sebanyak 14% kasus bakteremia primer, kedua hanya
sebagai Escherichia coli penyebab sepsis gram negatif. Mereka mungkin mempengaruhi
situs tubuh, tetapi infeksi pernapasan.

 Pengobatan
Pengobatan tergantung pada sistem organ yang terlibatl. Secara umum, terapi awal
pasien dengan bakteremia mungkin adalah empiris.. Pemilihan agen antimikroba spesifik
tergantung pada pola-pola kerentanan setempat.. Setelah bakteremia dikonfirmasi
pengobatan dapat dimodifikasi.
Pengobatan dengan aktivitas intrinsik yang tinggi terhadap K pneumoniae harus
dipilih untuk pasien sakit parah. Contoh obat tersebut termasuk sefalosporin generasi
ketiga (misalnya, cefotaxime, ceftriaxone), carbapenem,ddengan nama
genaeriknya( imipenem / cilastatin), aminoglikosida (misalnya, gentamisin, amikasin), dan
kuinolon.Obat-obat ini dapat digunakan sebagai monoterapi atau terapi kombinasi.
Beberapa ahli menyarankan menggunakan kombinasi dari aminoglikosida dan sefalosporin
generasi ketiga sebagai pengobatan. Lainnya tidak setuju dan merekomendasikan
monoterapi. Aztreonam dapat digunakan pada pasien yang alergi terhadap antibiotik beta-
laktam. Kuinolon juga pilihan pengobatan yang efektif untuk rentan isolat pada pasien,
baik alergi carbapenem atau alergi beta-laktam. Antibiotik lain yang digunakan untuk
mengobati rentan isolat termasuk ampisilin / sulbaktam, piperasilin / tazobactam,
tetrakarsilin / klavulanat, seftazidim, sefepim, levofloxacin, norfloksasin, gaitfloxacin,
moksifloksasin, meropenem, dan ertapenem.

b. KLEBSIELLA OXYTOCA
 PENGERTIAN

Klebsiella oxytoca (KO) adalah salah satu dari beberapa bakteri Klebsiella. Bakteri ini
secara alami ditemukan di saluran usus, mulut, dan hidung. Mereka dianggap bakteri usus
sehat di dalam usus Anda. Namun, di luar usus, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi
serius. KO umumnya tersebar di lingkungan perawatan kesehatan. Lingkungan ini
termasuk panti jompo dan unit perawatan intensif. KO dapat menyebabkan infeksi serius.
Salah satu jenis infeksi menyebabkan gejala seperti pneumonia. KO juga dapat
menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK), infeksi luka, dan banyak lagi. Jenis bakteri dan
di mana ia menginfeksi tubuh Anda menentukan gejala yang Anda alami.
 GEJALA
Bakteri harus masuk ke tubuh Anda sebelum infeksi dapat mulai. Luka, kateter, dan
situs jalur intravena (IV) adalah tempat yang umum bagi bakteri KO untuk memasuki
tubuh Anda. Setelah bakteri berada di dalam, mereka dapat berkembang menjadi infeksi.
Gejala-gejala infeksi KO akan tergantung pada bakteri dan situs di mana ia memasuki
tubuh Anda. Misalnya, bakteri yang memasuki saluran udara Anda dapat menyebabkan
infeksi paru-paru. Infeksinya mungkin seperti pneumonia.
Gejalanya meliputi:
1. gejala seperti flu
2. panas dingin
3. demam tinggi
4. napas pendek atau napas pendek
5. batuk dengan lendir

Gejala lain dari infeksi KO mungkin termasuk:


1. keluar dari luka
2. peningkatan peradangan yang tiba-tiba di sekitar luka
3. rasa sakit saat buang air kecil
4. sakit perut bagian bawah
5. panas dingin
6. demam
7. muntah

 PENYEBAB
Setiap jenis infeksi adalah hasil dari bakteri Klebsiella yang masuk ke tubuh
Anda. Dalam kebanyakan kasus, bakteri ini diambil di lingkungan yang berhubungan
dengan perawatan kesehatan. Pengaturan ini dapat mencakup:
rumah jompo
rumah sakit
unit perawatan intensif
Untuk menjadi sakit karena bakteri ini, Anda harus terpapar langsung ke kuman. Anda
dapat berbagi bakteri melalui kontak orang ke orang. Anda bahkan dapat mengambilnya
dari lingkungan yang terkontaminasi. KO tidak menyebar di udara.

 FAKTOR RESIKO
Bakteri KO dianggap organisme oportunistik. Pada orang yang sehat, risiko
infeksi cukup rendah. Pada seseorang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah, bakteri
dapat bertahan. Seiring waktu, itu dapat berkembang menjadi infeksi.
Salah satu faktor risiko utama untuk mengembangkan infeksi adalah dirawat di rumah
sakit. Menerima perawatan di rumah sakit atau fasilitas perawatan medis dapat
meningkatkan risiko Anda terkena infeksi.
Faktor risiko lain untuk infeksi KO meliputi:
1. menggunakan antibiotik jangka panjang
2. menggunakan perangkat medis, seperti ventilator
3. memiliki kateter IV
4. memiliki tabung kateter yang berdiam di dalam (mengumpulkan urin)
5. menderita diabetes
6. memiliki masalah dengan alcohol

 DIAGNOSA
Infeksi KO didiagnosis dengan sampel darah, lendir, atau urin. Dokter Anda akan
mengambil satu atau lebih sampel dan mengirimkannya ke laboratorium untuk pengujian.
Sampel akan diperiksa di bawah mikroskop untuk mengetahui keberadaan bakteri dan
dikultur untuk melihat apakah ada bakteri yang tumbuh. Beberapa orang dengan infeksi
KO memerlukan tes tambahan. Tes-tes ini dapat membantu dokter menentukan seberapa
lanjut infeksi tersebut. Jika Anda mengalami infeksi paru-paru atau radang paru-paru,
dokter Anda dapat meminta rontgen dada atau CT scan. Kedua tes pencitraan dapat
mengevaluasi tingkat keparahan infeksi paru-paru. Ini akan membantu dokter Anda
mengetahui perawatan mana yang paling efektif. Dokter Anda juga kemungkinan akan
menguji lokasi yang memungkinkan di mana bakteri bisa memasuki tubuh Anda. Ini
termasuk luka, kateter, atau tabung atau mesin yang ada di dalam. Mengetahui situs infeksi
akan membantu dokter dan tim perawatan Anda mengawasi tanda-tanda tambahan dan
memberikan perawatan pencegahan yang lebih besar.

 PENGOBATAN
Pengobatan untuk KO sama seperti infeksi lainnya dan melibatkan antibiotik.
Beberapa jenis KO bisa kebal antibiotik. Itu berarti antibiotik yang paling sering digunakan
tidak akan efektif melawan bakteri.
Dalam hal ini, dokter Anda akan memesan tes laboratorium khusus. Tes-tes ini
membantu dokter Anda mengidentifikasi antibiotik atau perawatan apa yang dapat
membantu menghancurkan bakteri dan menghilangkan infeksi.
Pastikan untuk mengambil antibiotik yang Anda resepkan persis seperti yang
diperintahkan dokter Anda. Jangan berhenti meminumnya sebelum seluruh dosis selesai.
Jika Anda tidak minum semua obat, Anda berisiko terinfeksi ulang atau tidak
menghilangkan infeksi sepenuhnya.
Sering mencuci tangan adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran kuman di
lingkungan Anda.
Jika Anda berada di rumah sakit, Anda harus:
1. tanyakan kepada setiap pengunjung yang datang untuk melihat Anda
mengenakan gaun dan sarung tangan jika Anda memiliki jenis KO yang kebal
antibiotik
2. cuci tangan Anda sendiri sesering mungkin
3. simpan gel antibakteri terdekat dan minta semua profesional medis yang datang
ke ruangan untuk menggunakannya

 KOMPLIKASI
Orang sehat sering sembuh dari infeksi KO dengan cepat. Orang yang kurang sehat
atau memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah mungkin menghadapi lebih banyak
kesulitan. Misalnya, orang yang minum alkohol banyak mungkin mengalami infeksi yang
berkepanjangan. Demikian juga, orang yang memiliki infeksi lain, seperti infeksi aliran
darah, dapat mengalami infeksi yang lama. Keduanya dapat diobati, tetapi dosis antibiotik
yang diperlukan untuk mengobati infeksi dapat memiliki efek samping yang serius bagi
sebagian orang. Komplikasi jangka panjang tidak umum. Beberapa orang mungkin
mengalami kerusakan paru-paru jika infeksi tidak diobati dengan cepat. Dalam kasus yang
jarang terjadi, infeksi KO bisa mematikan.
Klebsiella oxytoca dan ISK
Kateter biasanya digunakan di rumah sakit atau tempat perawatan jangka panjang.
Beberapa orang mungkin tidak dapat melakukan perjalanan rutin ke kamar mandi. Kateter
adalah cara yang nyaman untuk mengumpulkan urin agar mudah dibuang. Memiliki kateter
menciptakan situs di mana bakteri KO dapat memasuki tubuh. Orang yang memiliki
kateter untuk mengumpulkan urin memiliki risiko lebih tinggi terkena ISK. Gejala KO ISK
atau infeksi ginjal seperti jenis ISK lainnya. Ini termasuk: demam tinggi panas dingin sakit
punggung muntah sakit perut bagian bawah dan kram buang air kecil yang menyakitkan
urin berdarah
 PANDANGAN
Pandangan Anda sangat tergantung pada kesehatan Anda, di mana infeksi dimulai, dan
faktor risiko yang menyulitkan. Kasus KO yang tidak resistan terhadap obat dapat dengan
mudah diobati dengan antibiotik. Kebanyakan orang akan mengalami pemulihan penuh
dalam dua hingga empat minggu. Perawatan mungkin sulit jika infeksi yang Anda miliki
resisten terhadap antibiotik. Menemukan antibiotik atau obat yang akan membantu
menghilangkan infeksi mungkin memerlukan waktu. Demikian juga, jika Anda memiliki
sistem kekebalan tubuh yang terganggu, mengobati infeksi mungkin lebih sulit. Anda
mungkin mengalami komplikasi yang lebih besar, dan pemulihan mungkin lebih lambat.
Saat Anda pulih dan berusaha mengobati infeksi, pastikan untuk mempraktikkan
kebersihan infeksi yang baik. Cuci tangan Anda secara teratur dan minum obat persis
seperti yang diresepkan untuk memiliki kesempatan terbaik dalam mengobati infeksi
dengan benar.

Anda mungkin juga menyukai