Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH : ALAT KONTROL ANALOG

SISTEM KONTROL 2

Dosen Pembimbing :

Ir.Tasrif. AS

Disusun Oleh : Muh. Fajar Rafsanjani (44219016)

PROGRAM DIPLOMA IV TEKNIK PEMBANGKIT ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul” Alat
Kontrol Analog”.
Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata
kuliah yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan
tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan. Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang
khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Makasar 30 April 2021

Penyusun: Muh. Fajar Rafsanjani

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3

BAB I..........................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG........................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.............................................................................................................................5

A. Operasi Kontrol Akhir...............................................................................................................5

BAB III.........................................................................................................................................10

PENUTUP....................................................................................................................................10

A. Kesimpulan........................................................................................................................10

B. Saran..................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendahuluan Pada suatu aplikasi proses kontrol tertentu, pengukuran dan
evaluasi dari beberapa berenergi rendah variabel terkontrol dibawa oleh
representasi analog atau representyasi digital dari variabel. Sinyal kontrol
yang membawa informasi umpan balik kembali ke proses untuk
melakukan aksi/tindakan korektif yang perlu juga tingkat representasi
yang sama dinyatakan oleh rendahnya. Secara umum, proses yang
dikontrol itu sendiri dapat nelibatkan kondisi energi tinggi seperti aliran
dari ribuan meter kubik cairan atau ratusan ribu newton gaya. hidrólik,
seperti halnya yang terjadi di sebuah pabrik baja. Fungsi adalah dari
elemen kontrol akhir menterjemahkan sinyal-sinyal kontrol energi rendah
ketingkat tindakan yang sesuai dengan proses Hal walaupun dapat
dipandang sebagai penguatan kasus, dari juga ini yang dikontrol. sinyal
dikonversikan menjadi suatu bentuk yang sama sekali lain. kontrol, dalam
banyak sinyal ini Dalam bab ini, diberikan teknik-teknik unum yang
dipergunákan untuk mengimplementasikan toh-contoh fungsi elemen
kontrol akhir bersama-sama dengan Sebuah variabel spesifik dibeberapa
daerah kontrol. proses transduser ideal dipergunakan untuk mengukur
sejumlah kur dinamis di sebuah aplikasi proses kontrol, mempunyai efek
yang dapat abaikan terhadap kontrolnya itu sendiri. berupa Biasanya,
transduser ini sejumlah tranduksi fasip berenergi rendah dari variabel
dinamis, yang bisa berupa sebuah parameter energi tinggi. Dengan pada
dan didasarkan proteksi-proteksi yang perlu yang tranduser pada
demikian, spesifikasi pengukuran tertentu (dari lingkungan proses. seleksi
dasarnya berasal. dari dari Pada seleksi transduser) effek-efek tertentu
transduser, pada akhli teknologi proses kontrol tidak perlu pengatahuan

4
tentang mekanisme proses itu sendiri tetapi lebih memerlukan efek-
efeknya terhadap lingkungan.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud kontrol akhir?
b. Apa saja bagian bagian kontrol akhir?
c. Apa yang dimaksud aktuator?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Operasi Kontrol Akhir

Komponen sistem kontrol pada kontrol bagian akhir adalah tranduser.


Ada beberapa jenis trnduser yang dapat digunakan pada proses kontrol.
Dalam pemilihan tranduser harus dipertimbangkan di lingkungan yang
bagaimana tranduser tersebut akan diguanakan.

Elemen kontrol akhir melibatkan langkah-langkah yang diperlukan


untuk mengkonversi sinyal kontrol (yang dihasilkan oleh suatu kontroler
proses) ke dalam tindakan proporsional pada proses itu sendiri. Jadi, untuk
menggunakan suatu sinyal kontrol tertentu 4-20 mA untuk mengubah

5
suatu laju alir besar 10.0 m3/min sampai 50.0 m3/min, tentu memerlukan
beberapa operasi perantara (intermediate). Operasi Intermediate yang
spesifik sangat tergantung pada disain kontrol proses, tetapi
penyamarataan tertentu dapat dibuat mengenai langkah-langkah yang
membawa sinyal kontrol kepada elemen kontrol akhir.Sinyal Masukan
boleh dapat berupa macam-macam bentuk, mencakup suatu arus listrik,
sinyal digital, atau tekanan pnematik

1. Konversi Sinyal

Langkah ini mengacu pada modifikasi yang harus dibuat pada sinyal
kontrol untuk terhubung dengan baik dengan langkah kontrol
berikutnya, yaitu aktuator. Sehngga, jika suatu elemen kontrol valve
dioperasikan oleh suatu aktuator motor listrik, maka sinyal kontrol 4-
20 mA dc harus dimadifikasi untuk mengoperasikan motor itu. Jika
suatu motor dc digunakan, modifikasi boleh jadi adalah konversi arus
ke tegangan dan penguatan.
Sinyal analog / Isyarat Analog adalah sinyal data dalam bentuk
gelombang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan
mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter/ karakteristik
terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan
frekuensi.

6
Sinyal digital adalah sinyal yang variasi nilainya terbatas pada
sumbu waktunya. Data atau Informasi pada sinyal digital
direpresentasikan dalam bilangan biner yaitu bilangan 0 dan 1.
Sinyal Peumatik adalah Prinsip kerja dari proses kontrol pneumatik
yaitu mengalirkan udara bertekanan tinggi menuju tekanan udara yang
lebih rendah, dan dapat pula ditingkatkan tekanannya dimana hal itu
dapat terindikasi dari posisi toraknya, dimana kalau torak naik ke atas
maka tekanannya tinggi dan begitu pula sebaliknya sebaliknya.

Bentuk standar modifikasi contohnya pada alat yang melaksanakan


konversi sinyal seperti itu sering disebut transduser sebab ia
mengkonversi sinyal kontrol dari satu bentuk ke bentuk lain, seperti
arus ke tekanan, arus ke tegangan, dan semacamny
2. Aktuator

Aktuator pada dasarnya merupakan suatu penggerak yang bersentuhan


langsung dengan proses. Hasil konversi sinyal menyediakan suatu
sinyal yang dikonversi dan diperkuat yang dirancang untuk
beroperasi/menggerakkan suatu mekanisme untuk merubah suatu
variabel kontrol di dalam proses itu. Efek langsung pada umumnya
diterapkan oleh sesuatu dalam proses, seperti suatu valve atau heater
yang harus dioperasikan oleh beberapa alat. Aktuator adalah suatu
terjemahan sinyal kontrol (yang dikonversi) ke dalam tindakan pada
elemen kontrol. Jadi, jika suatu valve dioperasikan, maka aktuator
adalah suatu alat yang mengkonversi sinyal kontrol ke dalam tindakan
fisik membuka atau menutup valve.

Aktuator adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakkan atau


mengontrol sebuah mekanisme atau sistem. Aktuator atau kontrol
akhir ini punya alat bantu yang bersentuhan langsung dengan proses.
Aktuator punya beberapa jensis antara lain:

7
a. Solenoid, Solenoid adalah alat yang digunakan untuk mengubah
sinyal listrik menjadi gerakan mekanis linear
b. Motor DC, Motor DC atau motor arus searah adalah suatu mesin
listrik yang dapat mengubah energi listrik yang berupa listrik arus
searah menjadi energi mekanik (gerak).
c. Motor AC, Ada banyak jenis motor ac. Kita akan memberikan
prinsip-prinsip dasar dari beberapa tipe. Suatu kecepatan putaran
motor ac synchronous ditentukan oleh frekuensi tegangan arus ac yang
men-drive-nya. Aplikasi utamanya adalah di dalam pemilihan waktu,
oleh karena stabilitas yang tinggi dari frekuensi saluran listrik.
d. Motor Tangga, Motor stepper adalah motor DC yang bergerak
dalam langkah diskrit. Mereka memiliki banyak kumparan yang diatur
dalam kelompok yang disebut “fase”. Dengan memberi energi pada
setiap fase secara berurutan, motor akan berputar, selangkah demi
selangkah.
3. Elemen Kontrol

Pada Gambar 1, suatu sistem kontrol ditunjukkan untuk


mengendalikan derajat tingkat baking (tingkat kematangan/bakaran)
dari, katakanlah, biskuit, yang ditentukan oleh warna biskuit. Sistem
Pengukuran optis menghasilkan suatu sinyal pengkondisii 4-20 mA
yang merupakan suatu representasi analog warna biskuit (dan, oleh
karena itu, menunjukkan baking yang sesuai). Kontroler
membandingkan pengukuran itu dengan setpoint dan suatu sinyal
keluaran 4-20 mA yang mengatur konveyer menumpan m kecepatan
motor untuk melakukan penyesuaian waktu membakar biskuit. Operasi
Kontrol akhir kemudian direpresentasikan dengan suatu konversi
sinyal yang mengubah bentuk sinyal 4-20 mA ke dalam suatu sinyal
50-100 volt seperti yang diperlukan untuk kontrol kecepatan motor.
Motor sendiri adalah aktuator, sedangkan perakitan ban berjalan
konveyer adalah elemen kontrol.

8
Sinyal analog / Isyarat Analog adalah sinyal data dalam
bentuk gelombang yang kontinyu, yang membawa informasi
dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter/
karakteristik terpenting yang dimiliki oleh
isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi.
Sinyal digital adalah sinyal yang variasi nilainya terbatas
pada sumbu waktunya. Data atau Informasi pada sinyal digital
direpresentasikan dalam bilangan biner yaitu bilangan 0 dan 1.
Sinyal Peumatik adalah Prinsip kerja dari proses kontrol
pneumatik yaitu mengalirkan udara bertekanan tinggi menuju
tekanan udara yang lebih rendah, dan dapat pula ditingkatkan
tekanannya dimana hal itu dapat terindikasi dari posisi
toraknya, dimana kalau torak naik ke atas maka tekanannya
tinggi dan begitu pula sebaliknya sebaliknya.
Mekanisme nosel dan flapper adalah detektor tipe
perpindahan yang mengubah pergerakan mekanis menjadi
sinyal tekanan, dengan menutup lubang nosel dengan pelat
datar yang disebut flapper.

Final control element adalah elemen akhir dari suatu sistem


pengendalian yang fungsinya mengoreksi perbedaan antara process
variable (PV) terhadap set variable (SV) berupa gerakan naik-turun
(buka-tutup) valve sesuai sinyal yang diterimanya dari kontroler. Dalam
suatu sistem, final control element merupakan salah satu kunci kestabilan
sistem. Tidak ada gunanya kita mengoptimalkan controller,
memodernkan feedback system, atau meghilangkan noise dalam signal
transmitting tanpa disertai dengan pengoptimalan fungsi final control
element dan actuatornya. Final control element dalam suatu kontrol

9
sistem merupakan hasil akhir dari output controller yang nantinya akan
memengaruhi langsung nlai proses variabel. Final control element bisa
berupa actuator dan valvenya., atau motor dengan variahle speed, atau
bisa juga heater dan cooler dan sebagainya

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat kontrol analog adalah peralatan yang mengimplementasikan mode-mode
kerja alat kontrol yang mempergunakan Sinyal analog guna mempresentasikan
parameter-parameter lup.sinyal analog ini bisa berbentuk arus listrik atau tekanan
udara pneumatik. Alat kontrol menerima suatu Sinyal pengukuran yang
dinyatakan dalam bentuk salah satu sinyal ini,menghitung keluaran untuk mode
yang sedang di pergunakan, dan mengeluarkan suatu sinyal analog dengan tipe
yang sama.

Alat kontrol analog terdiri atas 2 yaitu

1. Alat kontrol elektronik


2. Alat kontrol pneumatik

Salah satu komponen elektronika yang bisa dijadikan sebagai kontroler adalah
potensiometer. Dengan komponen ini, sudah bisa mengolah sinyal tegangan, yaitu
sebagai pelemah, tidak bisa digunakan untuk menguatkan suatu sinyal, tentu saja
harus digunakan komponen aktif, misalnya adalah op-amp. Apabila kita dapatkan
selisih dari nilai referensi dan dari output plant (sinyal kesalahan/error) dan
ternyata jenis kontroler yang diperlukan adalah pelemahan sinyal, maka dengan
potensiometer tadi sudah bisa kita terapkan untuk membuat kontroler ini.
Kontroler ini disebut kontroler proposional

10
B.   Saran
Dengan di buatnya makalah ini, Semoga pemahaman tentang alat kontrol analog
lebih di tingkatkan lagi. Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah in
banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan.
Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber
yang dapat di pertanggung jawabkan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah ini.

11
Daftar pustaka
:
AS,Tasrif 2010.sistem kontrol 2. Makasar : Jurusan Teknik mesin, Politeknik
Negeri Ujung Pandanng.

12

Anda mungkin juga menyukai