Anda di halaman 1dari 7

GEOFFREYNATANAELHUTAPEA

502221
1084
B5
ADAMSTRYASALFI
AN
PERCOBAAN III
PENGUJIAN BAHAN ISOLASI PADAT

1. TUJUAN
Mengamati karakteristik tegangan tembus (breakdown voltage) pada bahan
isolasi padat.

2. RANGKAIAN PERCOBAAN

Trafo Uji
Media
CST
Uji

Ground

Control Box
Keterangan:
TH : High Voltage Transformer, 100 kV rms, 10 kVA.
CST : Measuring Capacitor, 100 kV, 100 pF.
SB : OT 276 (control unit), DMI 551 (measurement unit)

3. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian perobaan seperti percobaan 1.
2. Gunakan isolasi keramik dengan ketebalan tertentu dan letakkan di antara
kedua elektroda bola. Naikkan tegangan AC hingga terjadi breakdown.
Catat besarnya tegangan tembus, lakukan hal yang sama untuk ketebalan
keramik yang lainnya dan catat hasilnya.
3. Lakukan Percobaan di atas dengan menggunakan elektroda runcing dan
datar.

4. HASIL PENGAMATAN
1. Elektroda datar
Jarak Elektroda Tegangan Tembus
No.
(cm) (kV)
2. Elektroda bola
Jarak Elektroda Tegangan Tembus
No.
(cm) (kV)

3. Elektroda Runcing
Jarak Elektroda Tegangan Tembus
No.
(cm) (kV)

5. TUGAS MODUL
1. Buatlah grafik tegangan tembus sebagai fungsi dari jarak setiap elektroda
(bola, datar, runcing). Buatlah linearisasi grafiknya dan bandingkan!
2. Sebutkan dan jelaskan bahan yang dapat menjadi isolasi padat serta
berikan kelebihan dan kekurangannya!
3. Jelaskan mengapa jarak antar elektroda akan mempengaruhi besar
tegangan tembus pada isolasi padat dalam praktikum yang telah
dilakukan?
4. Jelaskan proses kegagalan pada zat padat! Apa saja yang mempengaruhi
proses kegagalan isolasi padat?
DASAR TEORI

Tegangan tembus adalah tegangan minimum yang diperlukan untuk


menyebabkan kegagalan listrik pada bahan isolasi padat. Ketika tegangan yang
diterapkan melebihi tegangan tembus, material akan mulai menghantarkan arus
listrik, yang dapat menyebabkan kerusakan atau kegagalan pada peralatan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi tegangan tembus pertama adalah ketebalan
material. Semakin tebal material yang dibuat ,maka tegangan tembus yang
dihasilkan akan semakin tinggi. Kedua adalah Jenis Material. Bahan Isolasi yang
berbeda memiliki tegangan tembus yang berbeda. Selanjutnya ada Suhu.
Tegangan tembus biasanya menurun dengan bertambahnya suhu. Kemudian,
adanya kelembaban. Kelembaban yang tinggi dapat menurunkan tegangan
tembus. Selanjutnya adalah tekanan, Tekanan yang tinggi dapat meningkatkan
suatu tegangan tembus. Terakhir adalah jenis elektroda. Bentuk dan bahan suatu
elektroda pun dapat mempengaruhi suatu tegangan tembus. Kemudian, Bahan
isolasi padat juga memiliki berbagai sifat dan karakteristik. Sifat itu di antara lain
: kekuatan dielektrik, resistivitas, konstanta dielektrik, factor disipasi, ketahanan
panas, ketahanan terhadap bahan kimia, dan juga memiliki sifat mekanis. Pada
kekuatan dielektrik, bahan isolasi padat memiliki karakteristik material untuk
menahan tegangan Listrik tanpa mengalami kerusakan. Selanjutnya, pada isolasi
padat bisa menghambat aliran arus Listrik dengan kemampuan resistivitasnya.
Lalu, isolasi padat juga bisa untuk menyimpan energi Listrik dengan kemampuan
konstanta dielektriknya. Selanjutnya , adalah isolasi padat memiliki ukuran
kehilangan energi dalam material akibat dari dielektriknya. Lalu, dengan
kemampuan materialnya, isolasi padat bisa untuk menahan temperatur tinggi
tanpa mengalami degradasi. Lalu, isolasi padat memiliki Kemampuan material
untuk menahan paparan bahan kimia tanpa mengalami kerusakan. Terakhir
adalah isolasi padat memiliki Kekuatan tarik, kekuatan tekan, dan ketahanan
terhadap abrasi. Lalu Terdapat berbagai jenis pengujian yang dapat dilakukan
pada bahan isolasi padat, tergantung pada sifat dan karakteristik yang ingin
diukur. Isolator harus memiliki sifat kelistrikan, mekanik, termal, dan kimia yang
baik agar insulasi dapat berfungsi dengan baik. Sifat utama isolator adalah
kelistrikan. dan dapat dilihat dengan sifat isolasi, yaitu kemampuan untuk
memisahkan bagian pembawa arus atau tegangan. menggunakan metode
tegangan tinggi Salah satu fungsi utama bahan isolasi adalah untuk mengisolasi
secara seragam konduktor pembawa tegangan dari tanah. Jika kontak listrik
melebihi batas ini dan paparannya cukup lama, dielektrik dapat membawa arus
atau mungkin bukan isolator. Dalam situasi ini Dielektrik disebut kegagalan daya
atau "rusaknya" kontak listrik. Nilai maksimum yang dapat dicapai oleh dielektrik
Kekuatan dielektrik terjadi tanpa membuat dielektrik menjadi transparan. Jika
mampu menahan kelebihan beban dielektrik, berarti ia akan tetap berada di
dalam dielektrik. Pada akhirnya Dielektrik dapat diproduksi melalui proses
ionisasi berantai. Saat itu, listrik dianggap dibutuhkan dalam proses ionisasi.
Waktu disebut waktu yang diperlukan hingga terjadinya pemadaman listrik.
Namun ada dua kemungkinan. Namun hal ini dapat menyebabkan penetrasi
listrik. Kondisi berikut harus dipenuhi: Kontak listrik beroperasi dengan dielektrik.
Isilasi harus lebih besar, dan kontak listrik harus bertahan lebih lama atau sama
dengan waktu tunda penetrasi cahaya. Transparansi listrik adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan tegangan yang dihasilkan oleh dielektrik.
Tegangan yang merusak atau melebihi kekuatan dielektrik Insulator adalah
bahan dielektrik yang digunakan untuk mengisolasi konduktor aktif dari kerangka
penyangga yang dibumikan. Dalam teknik tegangan tinggi, bahan dielektrik
padat digunakan di hampir semua rangkaian dan perangkat listrik untuk
mengisolasi komponen pembawa arus dari komponen lainnya. Insulator yang
baik memiliki rugi-rugi diele. memiliki kekuatan mekanik yang tinggi dan aman
dari gas dan debu. Itu juga tahan terhadap perubahan suhu dan efek kimia.
Berbeda dengan isolasi cair dan gas, isolasi padat memiliki tegangan tembus
yang lebih tinggi. Isolasi pada arah tersebut akan rusak secara permanen jika
terjadi gangguan tekanan. Atom-atom benda padat terikat erat satu sama lain.
Jenis zat padat yang memiliki pola atom berulang yang sangat teratur dalam tiga
dimensi disebut kristal. Zat padat yang memiliki pola atom tidak beraturan disebut
nonkristalin. atau tidak terpengaruh karena bentuk padat sebagian besar sistem
insulasi komersial. Oleh karena itu, penyelidikan kegagalan dielektrik padat
sangat penting untuk studi isolasi. Medan listrik yang kuat pada bahan dielektrik
padat dapat menyebabkan pembawa muatan bebas bergerak. Distribusi energi,
injeksi muatan dari elektroda, penggandaan muatan, pembentukan area muatan,
dan distribusi muatan . Akibatnya, kondisi ini dikenal sebagai kegagalan daya.
Selanjutnya, konduktivitas termal dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
suatu material untuk mentransfer panas. Untuk melakukan ini, material harus
dipanaskan lebih tinggi untuk mengetahui kemampuan material untuk menahan
suhu tinggi. Kemampuan suatu bahan untuk menahan paparan bahan kimia
tertentu ditentukan oleh uji kimia ini. Selain itu, stabilitas dimensi digunakan untuk
mengetahui bagaimana dimensi suatu material berubah dalam kondisi
lingkungan tertentu. Jika dibandingkan dengan gas, zat padat lebih tahan
terhadap insulasi. Namun, bagaimana jika zat padat gagal? Kembali ke normal
akan sulit. Bahan insulasi polimer banyak digunakan untuk berbagai tujuan.
Memiliki banyak keuntungan dibandingkan jenis insulasi lainnya, salah satunya
adalah dapat dipasang tanpa bantuan. Tidak seperti isolasi gas dan cair, yang
membutuhkan pipa sebagai alat. Di sisi lain, kekuatan isolator polimer sangat
sensitif terhadap perubahan suhu. Untuk mempelajari perubahan suhu pada
isolator polimer, dilakukan pengujian terhadap kekuatan penetrasi isolator
polimer pada berbagai suhu.

Anda mungkin juga menyukai