Anda di halaman 1dari 8

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS ARUS BOLAK-BALIK PADA

MATERIAL ISOLATOR PADAT

Mundzir Ali Romdhoni 201911119


Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Institut Teknologi PLN – Jakarta
mundzir1911119@itpln.ac.id

ABSTRAK
Arus bolak-balik (Alternating Current) merupakan arus dan tegangan listrik yang
besar dan arah arusnya selalu berubah-ubah terhadap waktu. Isolator merupakan sifat
atau bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua atau lebih penghantar yang
bertegangan agar tidak terjadi kebocoran arus (leakage current) maupun lompatan
listrik (flashover). Tegangan tembus (breakdown) merupakan keadaan krisis ketika
tegangan dinaikkan secara terus menerus sampai melebihi kekuatan dielektrik dari
isolator yang menyebabkan sifat dari isolator tersebut berubah menjadi konduktor.
Kekuatan dielektrik merupakan ukuran kemampuan suatu bahan (isolasi) untuk
menahan tegangan tinggi tanpa terjadinya kegagalan dielektrik.
Kata kunci : AC, Isolator, Tegangan tembus, Kekuatan dielektrik

ABSTRAK
Alternating current is a large electric current and voltage and the direction of the
current always changes with time. An insulator is a property or material that can
electrically separate two or more conductors with a voltage so that there is no leakage
current or flashover. Breakdown voltage is a crisis condition when the voltage is
continuously increased until it exceeds the dielectric strength of the insulator which
causes the properties of the insulator to change into a conductor. Dielectric strength is
a measure of the ability of a material (insulation) to withstand high voltages without
dielectric failure.
Keyword : AC, Insulator, Breakdown voltage, Dielectric strength
1. PENDAHULUAN
Lingkup studi teknik tegangan tinggi mencakup semua masalah seperti studi
tentang fenomena tegangan tinggi, teknik isolasi, tegangan lebih pada sistem tenaga
listrik, surja hubung, proteksi tegangan lebih, dan lain-lain. Dengan begitu
banyaknya masalah yang mencakup tegangan tinggi, maka dibutuhkan pengujian
tegangan tinggi, dengan tujuan antara lain sebagai berikut:
1. Untuk menemukan bahan (di dalam atau yang menjadi komponen suatu alat
tegangan tinggi) yang kualitasnya tidak baik, atau yang cara pembuatannya
salah.
2. Untuk memberikan jaminan bahwa alat-alat listrik dapat dipakai pada tegangan
normalnya untuk waktu yang tak terbatas.
3. Untuk memberikan jaminan bahwa isolasi alat-alat dapat tahan terhadap
tegangan lebih untuk waktu terbatas.

Berdasarkan sifatnya, pengujian tegangan tinggi dibedakan menjadi pengujian


merusak dan tidak merusak. Dimana jenis dari pengujian merusak diantaranya :
- Withstand test → Pengujian ketahanan → Sebuah tegangan tertentu diterapkan
untuk waktu tertentu, bila tidak terjadi lompatan api (flashover, disruptive
discharge), maka pengujiannya dianggap memuaskan.
- Discharge test → Pengujian pelepasan → Tegangan yang dinaikan sehingga
terjadi pelepasan pada benda yang diuji, tegangan pelepasan lebih tinggi dari
tegangan ketahanan. Pengujian dapat dilakukan dengan suasana kering (udara
biasa) dan udara basah (menirukan keadaan hujan)
- Breakdown → Pengujian kegagalan → Tegangan dinaikan sampai terjadi
kegagalan (breakdown) di dalam benda (specimen) yang diuji.

Isolator jaringan tenaga listrik merupakan alat tempat menopang kawat


penghantar jaringan pada tiang-tiang listrik yang digunakan untuk memisahkan
secara elektris dua buah kawat atau lebih agar tidak terjadi kebocoran arus (leakage
current) atau lewat-denyar (flashover) sehingga mengakibatkan terjadinya
kerusakan pada sistem jaringan tenaga listrik. Adapun fungsi utama isolator adalah:
1. Untuk penyekat/mengisolasi penghantar dengan tanah dan antara penghantar
dengan penghantar.
2. Untuk memikul beban mekanis yang disebabkan oleh berat penghantar dan/ atau
gaya tarik penghantar.
3. Untuk menjaga agar jarak antar penghantar tetap (tidak berubah).

 Bahan yang digunakan pada isolator padat :


a. Porselen/ keramik
Porselen merupakan bahan dielektrik yang paling sering digunakan pada
isolator. Hal ini terjadi karena porselen memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi
dan tidak dipengaruhi oleh perubahan kondisi udara disekitarnya. Kekuatan
mekanik porselen bergantung pada cara pembuatannya.
Kemampuan mekanis suatu porselen standar dengan diameter 2-3 cm
adalah 45.000 kg/cm2 untuk beban tekan; 700 kg/cm2 untuk beban tekuk dan
300 kg/cm2 untuk beban tarik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa porselen
adalah bahan yang memiliki kemampuan mekanik yang sangat baik pada beban
tekan. Kekuatan mekanik dari porselen akan berkurang jika dilakukan penambahan
luas penampang porselen.

b. Gelas/ kaca
Isolator gelas lebih murah daripada porselen, sedangkan karakteristik
mekaniknya tidak jauh berbeda dari isolator porselen. Karakteristik elektrik dan
mekanik dari isolator gelas bergantung pada kandungan alkali pada isolator
tersebut. Semakin tinggi kandungan alkalinya maka kemampuan dielektrik
isolator akan semakin menurun hal ini dikarenakan isolator memiliki
konduktivitas lebih tinggi. Massa jenis kaca berkisar antara 2 dan 8,1 g/cm3,
kekuatan tekanannya 6000 hingga 21000 kg/cm2, kekuatan tariknya 100 hingga 300
kg/cm2. Karena kekuatan tariknya relatif kecil, maka kaca adalah termasuk bahan yang
regas. Kekuatan dielektrik gelas alkali tinggi adalah 17,9 kVrms/mm sedangkan
kemampuan dielektrik gelas alkali rendah adalah 48 kVrms/mm. Jika isolator gelas
dipasangkan pada suatu sistem tegangan arus searah. Maka dapat menimbulkan
penguaian kimiawi gelas sehingga akan meningkatkan kandungan alkalinya. Dimana
hal ini akan menyebabkan penurunan kemampuan isolasi gelas. Berdasarkan proses
pembuatannya isolator gelas dibagi menjadi dua yaitu gelas yang dikuatkan (annealed
glass) dan gelas yang dikeraskan (hardened glass).
c. Polimer
Isolator polimer adalah isolator yang terbuat dari susunan beberapa monomer
membentuk suatu isolator sesuai dengan peruntukannya. Isolator polimer yang
kami gunakan dalam penelitian ini adalah isolator polimer dari bahan dasar
rubber dengan bahan pengisi (filler) silicon dan Alumina trihidrat yang disebut
Silicon Insulation Rubber disingkat dengan SIR. Arus bocor yang mengalir pada
permukaan isolator polimer dapat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu pertama arus
bocor yang timbul karena peningkatan konduktivitas permukaan isolator akibat
kelembaban/hujan, polusi dan beberapa faktor iklim lainnya, kedua arus bocor
yang timbul karena efek kapasitansi dari piringan isolator.
4. METODE/PERANCANGAN PENELITIAN
4.1 ALAT DAN PERLENGKAPAN
 1 unit Power Supply Cable (PSC)
 1 unit Control Unit (CU)
 1 unit HV Test Transformer (TT)
 1 unit Current Limiting Resistance (CLR)
 1 unit RC Divider (RCD)
 1 unit High Voltage Divider (HVD)
 1 unit Floor Pedestal (FP)
 2 unit Connecting Line (CL)
 1 set Earth Cable (EC)
 1 unit Space Ball Current-Limiting Resistor (SB-CLR)
 1 unit Manual Discharge Space Ball (SB)
 2 unit Support Insulator (SI)
 1 unit High Voltage Filter Capasitor (FC)
 Isolator Keramik
 Isolator Kaca

4.2 LANGKAH PERCOBAAN


1. Buat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini.

2. Ukur dan catat kelembaban dan temperatur ruang uji menggunakan


Thermohygrometer.
3. Nyalakan peralatan uji dan naikkan tegangan
4. Lakukan pengujian withstand test, discharge test, dan breakdown test terhadap
isolator padat yang diujikan.
Catat besarnya tegangan dari setiap pengujian yang terjadi.
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 DATA PENGAMATAN
1. Pengujian Withstand Test Isolator Padat Distribusi 22kV (60 s):

Jenis Isolator Tegangan Timbul Flashover


Padat Sekunder (kV) (O/X)

Kaca 22 X
Keramik 22 X
Polymer 22 X

2. Pengujian Discharge Test Isolator Padat :

Observed
Tegangan Primer
Jenis Isolator Discharge Voltage
Padat (V)
(kV)

Kaca 1431 75,10

Keramik 177 85,90

Polymer 191 96,83

3. Pengujian Breakdown Test Isolator Padat :

Observed
Tegangan Primer
Jenis Isolator Breakdown Voltage
Padat (V)
(kV)

Kaca 167 77,36

Keramik 167 89,70

Polymer - -
5.2 ANALISA
Dari pengujian yang sudah dilakukan menggunakan tiga teori pengujian
dapat diketahui fenomena kelistrikan yang terjadi pada pengujian diantaranya
flashover (lompatan api), sparkover (percikan api) dan corona effect (suara).
Diantara ketiga jenis bahan yang isolasi padat yang diujikan, yang memiliki
kekuatan dielektrik paling tinggi yaitu bahan porselen (keramik). Hal tersebut
dikarenakan bahan porselen ini memiliki kemampuan mekanis yang baik,
dimana pada porselen standar dengan diameter 2-3 cm adalah 45.000 kg/cm2
untuk beban tekan; 700 kg/cm2 untuk beban tekuk, 300 kg/cm2 untuk beban
tarik dan pada ketebaalan 1,5 mm memiliki kekuatan dielektrik sebesar 22-28
kV/mm. Sedangkan bahan yang memiliki nilai tegangan tembus paling besar
yaitu bahan polimer, hal tersebut disebabkan arus bocor yang dipengaruhi oleh
kelembaman, polusi, efek kapasitansi dari piringan isolator polimer maupun
karena composite yang ada pada polimer. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tegangan tembus pada isolasi padat ini yaitu usia, thermal, polutan, bahan yang
tidak licin (mengkilap), dan bahan yang berlubang.
6. KESIMPULAN
Dari pengujian yang sudah dilakukan, kita dapat mengetahui tegangan tembus
atau kegagalan isolasi yang terjadi pada isolasi padat. Kita dapat mengetahui tentang
factor pengaruh terhadap kegagalan isolasi pada isolasi padat. Kita dapat mengetahui
ketahanan isolasi dari ketiga jenis bahan isolasi padat dengan tegangan distribusi
20kV. Pembangkitan tegangan tinggi pada pengujian ini yaitu dengan menggunakan
transformator daya yang kemudian di step up. Semakin besar tegangan primer trafo
dinaikkan maka tegangan sekunder dan tegangan tembusnya juga akan semakin
besar.

7. UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih untuk Dosen dan seluruh asisten Laboratorium Teknologi dan Peralatan
Tegangan Tinggi Institut Teknologi PLN atas kesabaran, waktu serta tenaganya dalam
mengajar maupun memberi pemahaman dan motivasinya untuk kepada kami.

8. DAFTAR PUSTAKA
Petunjuk praktikum Teknik Tegangan Tinggi Institut Teknologi PLN

Anda mungkin juga menyukai