Anda di halaman 1dari 8

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI DAN PENGUJIAN HUBUNG

SINGKAT PADA TRANSFORMATOR DAYA 3 FASA

Novriani Tria Pratiwi.1, Ir.Tejo Sukmadi, MT.2


1 2
Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email : tria.novri@yahoo.com

Abstrak

Transformator merupakan peralatan listrik yang dapat mengubah daya listrik AC dari satu level
tegangan listrik ke level tegangan listrik lain berdasarkan prinsip pada induksi elektromagnetik tanpa
merubah frekuensinya.
Untuk menjaga keandalan dan pengoptimalan sebuah transformator diperlukan suatu pemeliharaan
atau bahkan perbaikan. Pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan tentunya mengacu pada kondisi sebuah
transformator. Untuk mengetahui kondisi transformator diperlukan adanya pengujian elektris dengan
mengacu pada standar EASA dan IEC. Dengan adanya pengujian ini diharapkan mampu mendeteksi secara
dini kerusakaan atau penyimpangan yang terjada pada transformator serta sebagai referensi dalam
pengambilan tindakan selanjutnya.
Pada makalah kerja praktek ini akan dibahas bagaimana pengujian elektris yang dilakukan pada
transformator daya 3 fasa milik PT. Petrochina.

Kata Kunci : Transformator, pengujian elektris, EASA, IEC.


I. PENDAHULUAN suatu sistem operasi listrik. Untuk itu perlu
1.1 Latar Belakang dilakukan pengujian dan pemeliharaan rutin
Pemeliharaan merupakan salah satu hal untuk menghindari kerusakaan yang
terpenting yang harus diperhatikan dalam mengakibatkan menurunnya peforma dari
pengoperasian sistem tenaga listrik, karena transformator tersebut.
dengan sistem pemeliharaan yang baik, Pada langkah awal dan akhir
peralatan-peralatan pada sistem tenaga dapat pemeliharaan transformator dilakukan
beroperasi dengan baik, sehingga tercipta pengujian elektris. Dengan begitu, akan
diketahui secara dini bagaimana kondisi dan
keandalan yang tinggi, selain itu harga
tindakan apa saja yang perlu untuk
peralatan sistem tenaga listrik yang mahal pengoptimalan kinerja transformator. Pengujian
mendorong perlunya pemeliharaan peralatan elektris ini meliputi pengujian tahanan isolasi,
sistem tenaga listrik. Pemeliharaan peralatan indeks polaritas, short circuit test, dan vector
listrik tentu saja erat kaitannya dengan group.
pengujian elektris. Melalui pengujian Dengan demikian, diharapkan dengan
elektris,dapat diketahui bagaimana kondisi adanya pengujian elektris, transformator dapat
suatu peralatan listrik, kelayakan dalam diketahui kelayakan dan kualitas dalam
beroperasi, serta keandalan dalam beroperasi. beroperasi.
Salah satu peralatan listrik yang vital dan perlu 1.2 Tujuan
untuk dilakukan pemeliharaan adalah Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini
transformator. adalah:
Transformator memiliki peran untuk
mengubah daya listrik AC pada level tegangan a. Mengetahui prinsip kerja transformator daya
yang satu ke level tegangan yang lain dengan 3 fasa.
prinsip induksi elektromagnetik.. Kerusakan b. Mempelajari secara langsung mengenai
pada transformator tentunya sangat merugikan pengujian elektris transformator daya 3 fasa

1
yang berupa pengujian tahanan isolasi, masing-masing lilitan tersebut akan
indeks polaritas, short circuit test, serta vektor membangkitkan ggl induksi E1 dan E2.
group. Besarnya ggl induksi E1 dan E2 adalah :
1.3 Pembatasan Masalah E1 = 4.44 f N1 φm
Dalam Laporan Kerja Praktek ini, penulis E2 = 4.44 f N2 φm
membatasi masalah pada pengujian elektris Perbandingan antara E1 dan E2 disebut
yaitu pengujian tahanan isolasi, indeks perbandingan transformator yang besarnya
polaritas, short circuit impedansi, serta vektor adalah sebagai berikut :
group pada perbaikan transformator daya 3 a = E1/E2 = N1/N2
fasa secara umum. Hanya tegangan listrik arus bolak-balik
yang dapat ditransformasikan oleh
transformator, sedangkan dalam bidang
II. DASAR TEORI elektronika, transformator digunakan sebagai
2.1 Transformator gandengan impedansi antara sumber dan beban
untuk menghambat arus searah sambil tetap
mengalirkan arus bolak-balik antara rangkaian.
Tujuan utama menggunakan inti pada
transformator adalah untuk mengurangi
reluktansi (tahanan magnetis) dari rangkaian
magnetis ( common magnetic circuit ).

2.2 Standar Pengukuran Pada


Gambar 2.1 Prinsip kerja transformator Transformator
Sebelum trafo dikeluarkan dari pabriknya
Transformator terdiri atas dua buah atau digunakan sesuai fungsinya, maka perlu
kumparan ( primer dan sekunder ) yang bersifat dilakukan uji kelayakan (Quality Assurance :
induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara QA) dari trafo tersebut. Berikut ini merupakan
elektrik namun berhubungan secara magnetis klasifikasi standar pengujian yang diperlukan
melalui jalur yang memiliki reluktansi ( sebagai dasar acuan yang meliputi :
reluctance ) rendah. Apabila kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak- 1. Insulation Resistance / Meg-Ohm Test
balik maka fluks bolak-balik akan muncul di Pengukuran tahanan isolasi belitan trafo
dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan ialah proses pengukuran dengan suatu alat ukur
tersebut membentuk jaringan tertutup maka Insulation Tester (megger) untuk memperoleh
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi belitan /
kumparan primer maka di kumparan primer kumparan trafo tenaga antara bagian yang
terjadi induksi sendiri ( self induction ) dan diberi tegangan (fasa) terhadap badan (Case)
terjadi pula induksi di kumparan sekunder maupun antar belitan primer, sekunder dan
karena pengaruh induksi dari kumparan primer tertier (bila ada). Pada dasarnya pengukuran
atau disebut sebagai induksi bersama (mutual tahanan isolasi belitan trafo adalah untuk
induction) yang menyebabkan timbulnya fluks mengetahui besar (nilai) kebocoran arus
magnet di kumparan sekunder, maka (leakage current) yang terjadi pada isolasi belitan
mengalirlah arus sekunder jika pada rangkaian atau kumparan primer, sekunder atau tertier.
sekunder diberikan beban, sehingga energi Kebocoran arus yang menembus isolasi peralatan
listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara listrik memang tidak dapat dihindari. Oleh karena
magnetisasi ). itu, salah satu cara meyakinkan bahwa trafo
e= - N …………………..(1) cukup aman untuk diberi tegangan adalah dengan
mengukur tahanan isolasinya. Kebocoran arus
Dimana :
yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan akan
e = gaya gerak listrik ( ggl ) [ volt ]
N = jumlah lilitan memberikan jaminan bagi trafo itu sendiri
sehingga terhindar dari kegagalan isolasi
= perubahan fluks magnet Pengukuran Insulation Resistance
Lilitan Primer (N1) dan Lilitan Sekunder berdasarkan standar IEEE mengenai Index
(N2), maka berdasarkan hukum Faraday pada

2
Polarisasi dan resistansi isolasi berdasarkan akan meningkat seiring waktu layaknya antara
table berikut ini : kecepatan pada isolasi buruk dengan cepatnya
isolasi yang bagus. Hal ini berdampak pada
Tabel 2.1 Tegangan Test Untuk Tiap – Tiap Tegangan rendahnya index polarisasi. Keuntungan dari
kerja index ratio adalah dengan banyaknya hal yang
Winding Insulation Test dapat mempengaruhi pembacaan megger
Voltage Class Voltage seperti suhu dan kelembaban, baik pada 1 menit
(kV) (V) maupun 10 menit. Berikut merupakan rumus
1.2 1000 dari indeks polaritas dan standar indeks
2.5 – 5.0 2500 polaritas dar sebuah trasnformator :
8.7 – 15.0 5000 ....………..(3)
Ref: EASA AR2000
Dimana IR = insulation Resistance
Tabel 2.2 Standar Indeks Polarisasi
Nilai minimum Insulation Resistance (IR)
Kondisi Index Polarisasi
dalam satu menit untuk transformator
Berbahaya < 1,0
didapatkan dari hubungan berikut:
Jelek 1,0 - 1,1
IRmin = C x E/(kVA)1/2…………..(2) Dipertanyaka
1,1 - 1,25
n
Dimana :
IR = nilai minimum Insulation Resistance Baik 1,25 - 2,0
(dalam MegaOhm) Sangat Baik Di atas 2.0
C = 1.5 untuk trafo saat 20o C Ref :IEC Standar 60076
E = rating tegangan dalam volts (phase to 3. Vector Group
phase) untuk trafo yang terhubung Pemeriksaan vector group bertujuan untuk
delta dan phase to neutral untuk trafo mengetahui apakah polaritas terminal-terminal
yang terhubung bintang trafo positif atau negatif. Standar dari notasi
kVA = rated capacity yang dipakai adalah ADDITIVE dan
(Ref: A Guide to Transformer Maintenance by. SUBTRACTIVE. Gulungan dapat dihubungkan
JJ. Kelly. S.D Myer) sebagai delta, bintang, atau saling berhubungan-
Bintang (zigzag). Winding polaritas juga penting,
2. Polarization Index Test karena membalikkan koneksi di satu set
Tujuan dari pengujian indeks polarisasi gulungan mempengaruhi fase-pergeseran antara
adalah untuk memastikan peralatan tersebut primer dan sekunder. Untuk menentukan
layak dioperasikan atau bahkan untuk dilakukan polaritas transformator, dapat dilihat dari hasil
overvoltage test. Index polarisasi merupakan pengujian dimana hasil yang diperoleh hanya
rasio tahanan isolasi saat menit ke 10 dengan ada kemungkinan, sesuai dengan jenis polaritas
menit ke 1 dengan tegangan yang konstan. transformator. Dalam hal ini untuk menentukan
Arus total yang muncul saat memberikan polaritas transformator tersebut adalah :
tegangan dc steady state terdiri dari: 1. Apabila Voltmeter V’ > V ( ggl induksi
- Changing current karena sifat kapasitansi saling menjumlahkan ), maka disebut polaritas
dari isolasi yang diukur. Arus ini turun dari penjumlahan (additive).
nilai maksimum ke nol sangat cepat. 2. Apabila Voltmeter V’ < V ( ggl induksi
- Absorption current karena molecular saling mengurangi ), maka disebut polaritas
charge shifting pada isolasi. Arus transien pengurangan (subtractive).
ini menghilang sampai nol lebih lambat
- Leakage current merupakan arus konduksi
nyata pada isolasi. Leakage current
bervariasi tergantung tegangan uji. Juga
termasuk arus bocor dikarenakan
kebocoran pada permukaan akibat
kontaminasi.
Leakage current meningkat lebih cepat
dengan kehadiran moisture dibandingkan Gambar 2.2 Arah Polaritas pada Kumparan
absorption current, pembacaan megger tidak Transformator

3
Vektor tegangan primer dan sekunder Tabel 3.1. Nameplate Transformator
suatu transformator dapat dibuat searah atau
berlawanan dengan mengubah cara melilit
kumparan. Untuk transformator tiga phasa, arah
tegangan akan menimbulkan perbedaan phasa,
arah dan besar perbedaan phasa tersebut akan
mengakibatkan adanya berbagai macam
kelompok hubungan pada transformator itu.
Dalam menentukan kelompok hubungan
diambil beberapa patokan, yaitu : Dari data nameplate di atas dapat diketahui
1. Notasi untuk hubungan delta, bintang dan bahwa transformator tersebut memiliki daya
hubungan zigzag masing-masing adalah D, 14,7 MVA serta tegangan sebesar 34.500 V
Y, Z untuk sisi tegangan tinggi dan d, y, z pada sisi primer (High Voltage) dan tegangan
untuk sisi tegangan rendah. sebesar 13.800 di sisi sekunder (Low Voltage)
2. Untuk urutan phasa U, V, W untuk tegangan sehingga transfornator tersebut termasuk jenis
tinggi dan u, v, w untuk tegangan rendah. transformator step down.
3. Tegangan sisi primer dianggap sebagai
tegangan tinggi dan tegangan sisi sekunder Pada bab ini dibahas mengenai pengujian
tegangan rendah. elektris setelah diadakan perbaikan pada
4. Angka jam menyatakan bagaimana letak sisi transformator daya milik PT. Petrochina.
kumparan tegangan tinggi terhadap tegangan Transformator daya 3 fasa 13800 V /34500 V
rendah. ini sebelumnya mengalami kerusakaan akibat
5. Jarum jam panjang dibuat selalu menunjuk adanya kebakaran pada inti belitan
angka 12 dan dibuat berimpit (dicocokkan) transformator. Untuk itu diadakan perbaikan
dengan vector phasa VL tegangan tinggi line yang berupa rewinding dari sisi belitan primer
to line. maupun sisi belitan sekunder untuk
6. Bergantung pada perbedaan phasanya, vector mengoptimalkan kinerja transformator ini.
phasa tegangan rendah (u, v, w) dapat
Setelah diperbaiki, transformator perlu di tes
dilukiskan, letak vector phasa vl tegangan
ulang untuk mengetahui sejauh mana kualitas
rendah line to line menunjukkan arah jarum
pendek. serta layak atau tidaknya transformator ini
7. Sudut antara jarum jam panjang dan pendek beroperasi kembali. Pengujian yang diadakan
adalah pergeseran vector phasa Vdan v. terdiri dari beberapa tes yaitu tes tahanan
isolasi, tes rasio lilitan, tes impedansi, tes
III.PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI DAN indeks polaritas, tes vektor group, serta SFRA
PENGUJIAN HUBUNG SINGKAT (Sweep Frequency Response Analyzer). Pada
PADA TRANSFORMATOR DAYA 3 sub bab berikutnya akan dibahas secara detail
FASA mengenai pengujian tahanan isolasi, tes indeks
polaritas, pegujian short circuit (tes impedansi),
3.1 Data Transformator serta vector group yang mana penulis lakukan
selama kerja praktek di PT. Mesindo
Tekninesia.
3.2 Pengujian Elektris
1. Insulation Resistance (IR) Test
Insulation Resistance atau pengujian
tahanan isolasi merupakan salah satu pengujian
elektris yang dilakukan sebagai upaya dini
mengetahui kondisi isolasi transformator dan
mengetahui apakah ada bagian-bagian yang
terhubung singkat. Hal ini untuk menghindari
kegagalan yang fatal dalam pengujian
Gambar 3.1 Transformator Daya 3 Fasa milik PT.
selanjutnya. Pengujian ini dilakukan
Petrochina menggunakan megger (megaOhmmeter) dengan
sumber daya dari baterai karena dapat
membangkitkan tegangan tinggi yang lebih

4
stabil. MegaOhmmeter yang digunakan Suhu ambient : 30,5o C
memiliki level class tertentu , yang mana Test Voltage : 5000 V dc
disesuaikan dengan tegangan pada belitan Standard nilai minimum untuk pengukuran
transformator. Tabel berikut akan ditunjukkan insulation resistance adalah:
mengenai level class untuk MegaOhmmeter IR1min = kV + 1 (megOhm)
yang digunakan. a. Insulation Resistance test HV to Ground
Tabel 3.2 Tegangan Tes Tahanan Isolasi IR1min = 34,5 + 1 (megOhm)
Level Class (kV) Tegangan = 35,5 (MΩ)
Tegangan Tes Isolasi IR pengukuran = 123 (MΩ)
Belitan b. Insulation Resistance test LV to Ground
1.2 1000 IR1min = 13,8 + 1 (megOhm)
2.5-5.0 2500 = 14,8 (MΩ)
8.7-15.0 5000 IR pengukuran = 192 (MΩ)
Ref. EASA AR2000 c. Insulation Resistance test HV to LV
Mengacu pada standart level class pada tabel IR1min = 34,5 + 1 (megOhm)
4.2, maka pengujian tahanan isolasi = 35,5 (MΩ)
IR pengukuran = 207 (MΩ)
transformator 13800V/34500V ini
Dari hasil perhitungan nilai minimum
menggunakan MegaOhmmeter dengan
Insulation Resistance ( IR ) masing-masing phase
tegangan tes sebesar 5000V.
dapat diketahui bahwa hasil pengukuran nilai
tahanan isolasi transformator setelah dilakukan
perbaikan sudah berada di atas nilai Insulation
Resistance ( IR ) minimum yang distandarkan
oleh IEEE yaitu sebesar IR1min = kV + 1 MΩ.
Ini artinya kondisi isolasi lilitan transformator
dapat dikatakan baik (good). Jika nilai tahanan
isolasi transformator masih dibawah nilai IR
minimum dapat menyebabkan timbulnya arus
bocor dari transformator terhadap ground,
Gambar 3.2 MegaOhm meter 5000V sehingga dapat membahayakan keselamatan
Pengujian tahanan isolasi ini dilakukan mahkluk hidup yang ada disekitarnya dan dapat
antara menyebabkan timbulnya arus hubung singkat
- sisi HV – LV pada belitan transformator.
- sisi HV – Ground
- sisi LV- Ground 2. Polarity Index Test
Berikut merupakan hasil pengukuran Pengujian polarity index atau indeks
Insulation Resistance ditunjukkan pada Tabel polaritas adalah kelanjutan dari pengujian
3.3. insulation resistane. Tujuan dari pengujian
Tabel 3.3 Hasil pengukuran insulation resistance
Insulation Resistance (IR) Test
indeks polarisasi adalah untuk memastikan
Test Test Results Standard transformator layak dioperasikan atau bahkan
Remark dilakukan overvoltage test. Indeks polaritas
Voltage Point (MΩ) IR (MΩ)
HV – merupakan rasio tahanan isolasi yang dilakukan
IR1min = pada saat menit ke 10 dengan menit ke 1
Grou 123 Good
kV + 1
nd dengan tegangan yang konstan. Hasil dari
LV – indeks polaritas fasa ke ground dan fasa ke fasa
5000 V IR1min =
Grou 192 Good ditunjukan pada Tabel 3.4.
kV + 1
nd
HV – IR1min =
Pengambilan 207 : 27kV Good
LV data Januari
+1 2014,
10:00 WIB
Measuring Instruments: KYORITSU
HV Insulation
Tester 3125

5
Tabel 3.4 Hasil pengukuran Polarization Index aman untuk diberi tegangan dan terhindar dari
kegagalan isolasi. Hal ini disebabkan karena nilai
Polarization Index Test
Polarization Index (PI) dari tahanan isolasi
Ambient belitan trafo masih dalam batas kondisi cukup
Test Voltage : 5000 Temperature: 30,5o baik yaitu di atas 1,25. Untuk mendapatkan
V C nilai tahanan isolasi yang lebih baik maka
winding transformator perlu dilakukan
Test Point
Menit pemeliharaan dengan cara membersihkan
ke HV to LV to winding dari debu atau kotoran lainnya dan
Ground Ground HV to LV
dilakukan pemanasan atau pengovenan agar
1 123 MΩ 192 MΩ 207 MΩ didapatkan kondisi yang kering. Berikut
2 134 MΩ 210 MΩ 228 MΩ merupakan krtiteria dimana PI masih dalam batas
3 147 MΩ 228 MΩ 245 MΩ aman.
4 152 MΩ 238 MΩ 278 MΩ Tabel 3.5 Standart Indeks Polaritas berdasarkan IEC
5 158 MΩ 250 MΩ 298 MΩ Kondisi
PI (Polarization
6 160 MΩ 262 MΩ 330 MΩ Index)
7 162 MΩ 279 MΩ 349 MΩ Berbahaya < 1.0
8 164 MΩ 288 MΩ 368 MΩ Buruk 1.0 to 1.1
9 167 MΩ 291 MΩ 387 MΩ Diragukan 1.1 to 1.25
10 171 MΩ 300 MΩ 400 MΩ
Cukup baik 1.25 to 2.0
PI 1,39 1,56 1,93 Baik > 2.0

Pengambilan data : 27 Januari 2014, 3. Short Circuit Test (Impedance Test)


10:00 WIB Pengujian Trafo hubung singkat dilakukan
Measuring Instruments : KYORITSU HV untuk mengukur besarnya impedance pada trafo
Insulation yang kemudian dibandingkan dengan nilai yang
Tester 3125 tertera pada nameplate. Pengujian ini juga dapat
Suhu ambient : 30,5o C menghitung rugi-rugi tembaga (Cu) , dan
Test Voltage : 5000 V dc mengetahui total drop tegangan pada
Berdasarkan data hasil pengukuran transformator.
Insulation Resistance ( IR ) lilitan transformator Skema pengujian short circuit pada
di atas dapat dihitung nilai PI-nya yaitu; transformator daya ditunjukan pada gambar
pengukuran IR pada menit ke 10 dibagi dengan berikut.
nilai IR pengukuran pada menit pertama, secara
matematis dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.3 Skema Pengujian short circuit


Keterangan:
Nilai PI untuk phase HV to Ground: R,S,T = Belitan Primer Transformator dengan
PI = fasa R, fasa S, dan fasa T
= 1,39 MΩ V = Voltmeter
A = Amperemeter
Nilai PI untuk phase LV to Ground:
HV = High Voltage
PI = LV = Low Voltage
= 1,56 MΩ
Nilai PI untuk phase HV to LV: Pada gambar diatas ditunjukan bahwa pada
PI = bagian sekunder atau Low Voltage yang
disingkat menjadi LV, dihubungsingkatkan.
= 1,93 MΩ
Dengan metode inilah maka pengukuran dapat
Dari data hasil pengujian/pengukuran di
atas dapat disimpulkan bahwa tahanan isolasi dilakukan. Dengan mencatat setiap arus dan
belitan trafo cukup aman dan kebocoran arus tegangan pada sisi R, S,dan T maka akan
masih memenuhi ketentuan sehingga trafo

6
didapatkan hasil pengujian pada Tabel 3.6 4. Vector Group Test
berikut.
Tabel 3.6 Hasil pengujian short circuit
TEST INPUT INPUT
POINT CURRENT VOLTAGE
R 39.07 A 347,5 V
S 39.07 A 347,5 V
T 39.07 A 347,5 V
Rata- Rata 39.07 A 347,5 V Gambar 3.4 Pengujian Vector Group pada
Transformator
Pengambilan data : 28 Januari 2014,
10:00 WIB
Measuring Instruments :Tang Ampere,
Multimeter
Suhu ambient : 31,5o C
Dari data hasil pengujian tersebut dapat
dihitung besar impedansi transformator seperti
dalam perhitungan berikut ini:
Z base = V2
P Gambar 3.5 Modul Vector Group
= ( 34.500 )2 Pengujian vektor group dilakukan untuk
14.700.000 mengetahui kebenaran vektor group yang
= 80.97 Ω tercantum pada nameplate transformator
ZTR = V rata dengan tujuan agar transformator tersebut dapat
I rata.√3 diparalel dengan trafo lain yang memiliki
= 347,5 vector group sama. Pengujian dilakukan dengan
39,07 . 1,732 cara menghubungkan salah satu terminal
= 5,135 Ω tegangan tinggi dengan terminal tegangan
Z Impedance = ZTR x 100 rendah, kemudian pada sisi tegangan tinggi
Z base disupply dengan tegangan (pada pengujian ini
= 5,135 x 100% supply tegangan sebesar 380 V). Berikut ini
80,97 adalah hasil pengukuran tegangan pada pengujian
= 6,34 % vector group:
Dari perhitungan didapatkan nilai Tabel 3.7 Hasil Vector Group
impedance trafo sebesar 6,34%, jika
dibandingkan dengan nilai impedance trafo
yang tertera pada nameplate terjadi deviasi
sebesar:
Deviation=
( ) ( )
( )
( ) ( )
Deviation = ( )
= 2,25%
Dari hasil perhitungan di atas didapatkan
penyimpangan nilai impedance sebesar 2,25%.
Maka dapat disimpulkan bahwa nilai Pengambilan data : 28 Januari 2014,
impedance trafo termasuk baik karena deviasinya 13:00 WIB
masih di bawah standard yang digunakan sebagai Measuring Instruments :Tang Ampere,
acuan yaitu sebesar +10%. Multimeter
Suhu ambient : 31,5o C
Current Injection : 5 Ampere
Hasil pengukuran tegangan pada setiap test
point di atas kemudian dijadikan acuan untuk

7
menggambar vector group transformator. Pada BIODATA PENULIS
pengujian ini didapat skema vector group Ynd-
1 sesuai dengan yang tertera pada nameplate
transformator.
Novriani Tria P.
V. PENUTUP (21060111130077)
5.1 Kesimpulan Dilahir pada tanggal 18
November 1992 . Telah
1. Berdasarkan analisis hasil Insulation
menempuh pendidikan
Resistance setelah perbaikan yaitu di atas di TK Pertiwi 32
nilai standard dan Polarization Index (PI) Semarang, kemudian
yaitu di atas 1,25 sesuai standard IEEE SD Negeri Sendang
dalam kondisi cukup baik. Mulyo 04 Semarang,
2. Hasil vector group hubungan transformator SMP PL Domenico
telah sesuai dengan yang tertera pada Savio Semarang, SMA Negeri 3 Semarang dan
nameplate yaitu terhubung Ynd-1. saat ini menjadi mahasiswi di Jurusan Teknik
3. Dari hasil pengujian short circuit Elektro Universitas Diponegoro.
didapatkan penyimpangan nilai impedance
sebesar 2,25%, oleh sebab itu nilai
impedance trafo termasuk baik karena
deviasinya masih di bawah nilai standard Semarang, April 2014
yang digunakan sebagai acuan yaitu 10%. Mengetahui, Dosen
Pembimbing
5.2 Saran
1. Dalam impedance test sebaiknya dilakukan
juga pengujian open circuit pada
transformator.
Ir. Tejo Sukmadi, MT
DAFTAR PUSTAKA NIP. 196111171988031001
[1] EASA, AR200, For The Repair of Power
and Distribution Transformers, 2002,
St.Louis.
[2] IEC, 60076-1, International Standard
Power Transforners, 2000, Switzerland.
[3] Arismunandar.A dan Kuwahara.S.1991.
Teknik Tenaga listrik. Jakarta: PT
Pradnya Paramita.
[4] Arismunandar, Artono. 1984. Teknik
Tegangan Tinggi. Jakarta: Pradnya
Paramita.

Anda mungkin juga menyukai