Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol.

05, Edisi Spesial 2016 40

ANALISIS PENGARUH MASA OPERASIONAL TERHADAP PENURUNAN


KAPASITAS TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI PT. PLN (PERSERO)
Sulistiyono, Haris Nur Azis
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana
Email : aa.harys@gmail.com

Abstract -- One cause the interruption of transformer is loading that exceeds the capabilities of the
transformer. The state of continuous overload will affect the age of the transformer and result in a
reduced capacity of the transformer. The declining capacity, loading on the transformer will not be
maximized and increase the risk of damage. Actions taken to attempt the decrease disturbances
resulting from the transformer loadings are by the transformer test and known how many percent
decrease in capacity of the transformer. The data from the test is used to calculate the reduction in the
capacity of the transformer. Result of the research on the transformer which is not operated yet relating
to the ideal state of a transformer. As for the research on the second transformer indicates how
transformer which been operating for several years has decreased the capacity of the transformer. So
that the second transformer can not be loaded to the maximum.

Kata kunci: Supply Electricity, loading, distribution transformers, age, capacity transformers,
interruption, reliable operation.

1. PENDAHULUAN dan masa pemakaian maksimumnya pada


berbagai kondisi di lapangan.
Fungsi utama sistem tenaga listrik adalah untuk Salah satu pengujian yang akan dibahas
memenuhi kebutuhan energi listrik setiap dalam Tugas Akhir ini adalah pengujian
konsumen secara terus menerus. Sebelum transformator distribusi dengan teknik rangkaian
tenaga listrik disalurkan ke konsumen dari pusat alat instrumen sederhana yang dibuat dengan
pembangkit tenaga listrik, terlebih dahulu regulator tegangan sebagai instrumen utama.
transformator yang terdapat di gardu induk Maksud dari pengujian ini adalah untuk
maupun di gardu distribusi. Transformator adalah mengetahui penurunan kapasitas sebuah
salah satu bagian dari sistem tenaga listrik yang transformator distribusi, sehingga suatu
dapat menjaga agar kebutuhan listrik masyarakat transformator dapat beroperasi dengan normal
dapat terpenuhi secara terus menerus. tanpa menimbulkan gangguan dan kerusakan.
Transformator merupakan suatu peralatan
tenaga listrik yang berfungsi untuk 2. LANDASAN TEORI
mentransformasikan atau mengubah energi listrik
dari suatu nilai tegangan ke nilai tegangan 2.1 Transformator
lainnya. Transformator merupakan peralatan Transformator merupakan peralatan mesin listrik
listrik yang penting karena berhubungan langsung statis yang bekerja berdasarkan prinsip induksi
dengan saluran transmisi dan distribusi listrik ke elektromagnetik, yang dapat mentransformasikan
konsumen. Oleh karena itu, transformator harus energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
dipelihara dan diuji kelayakan operasinya agar rendah ataupun sebaliknya, dimana
dapat beroperasi secara maksimal dan jauh dari perbandingan tegangan antara sisi primer dan sisi
gangguan-gangguan yang dapat mengakibatkan sekunder berbanding lurus dengan perbandingan
kegagalan operasi pada transformator. jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan
Karena transformator merupakan asset yang perbandingan arusnya dengan nilai frekuensi
mahal, penggantian transformator untuk yang sama besar. Pada sistem distribusi,
meningkatkan keandalan sistem secara ekonomis transformator digunakan untuk menurunkan
bukan pilihan yang tepat. Kerusakan pada tegangan penyaluran 20 kV ke tegangan
transformator menyebabkan kontinuitas pelayanan 400 / 231 Volt.
pendistribusian tenaga listrik ke konsumen akan
terganggu atau terjadi pemadaman. Pemadaman 2.2 Jenis Transformator
merupakan suatu kerugian yang menyebabkan Secara umum, terdapat dua jenis transformator
penurunan kWh terjual. Mengingat lamanya waktu distribusi yang banyak digunakan pada jaringan
pemulihan gangguan pada transformator maka distribusi, yaitu:
diperlukan upaya preventif untuk mencegah 1. Transformator Konvensional
terjadinya kerugian yang besar akibat daya yang Transformator konvensional dilengkapi dengan
tidak tersalurkan akibat gangguan transformator. konservator, yaitu sebuah tabung atau tangki
Oleh karena itu, perlu dilakukan rangkaian yang letaknya diatas body transformator, yang
pengujian yang dimaksudkan agar transformator berfungsi untuk menampung pemuaian minyak
tersebut bisa bekerja sesuai dengan spesifikasi saat transformator berbeban.

ISSN 2089 - 7235


41 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, Edisi Spesial 2016

2. Transformator Hermetical Dari kurva diatas, terlihat bahwa transformator


Pada sistem ini konservator dan sistem pipa untuk akan mempunyai efisiensi tertinggi pada saat
hubungan dengan atmosfer luar tidak digunakan terjadi pembebanan sebesar 80 % dari
lagi. Untuk mengamankan pemuaian maupun pembebanan nominalnya. Efisiensi transformator
penyusutan minyak, tangki dibuat fleksibel dinyatakan dalam angka presentase. Pada faktor
(hermetic), dimana kenaikan volume minyak akan cos φ = 0,2 efisiensi trafo mencapai sekitar 65%.
ditampung oleh sirip-sirip yang dapat Pada beban dengan faktor kerja cos φ = 1,0,
mengembang dan mampu menampung semua efisiensi trafo bisa mencapai 90%.
pemuaian minyak. Lubang pernapasan sengaja
ditiadakan agar minyak tidak bersentuhan dengan
udara.

2.3 Konstruksi Transformator


Konstruksi transformator distribusi dikelompokkan
menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Bagian utama/aktif
Terdiri dari inti besi, kumparan transformator,
minyak transformator, bushing dan tangki
konservator.
b. Bagian pasif Gambar 2.2 Hubungan Antara Efisiensi Dengan
Terdiri dari sistem pendingin, tap changer, alat Beban Pada Cos φ Berbeda
pernapasan (dehydrating breather), dan alat
indicator. 2.5 Tegangan Pengenal Transformator dan
c. Sistem Insulasi Penyadapannya
d. Terminal a. Tegangan Primer
e. Proteksi gangguan internal Tegangan primer ditetapkan sesuai dengan
Proteksi dari gangguan internal pada tegangan nominal sistem pada jaringan tegangan
transformator, seperti hubung singkat di dalam menengah (JTM) yang berlaku dilingkungan PLN,
kumparan dan hubung singkat antara fase 6 kV dan 20 kV. Pada sistem distribusi tiga fasa
kumparan. empat kawat, maka transformator fasa tunggal
f. Peralatan proteksi yang dipasang tentunya mempunyai tegangan
Terdiri dari Rele Bucholz, pengaman tekanan pengenal 20 kV/V3 = 12 kV. Karena SPLN 1: 1978
lebih (explosive membrame/bursting plate), rele menetapkan tegangan nominal sistem 20 kV,
tekanan lebih (sudden pressure relay), rele maka masih perlu dipasang transformator fasa
pengaman tangki. tungga dengan tegangan pengenal 12 kV.
g. Peralatan tambahan untuk pengaman
Terdiri dari rele differensial, rele arus lebih, rele b. Tegangan Sekunder
hubung tanah, rele thermis, dan Lightning Tegangan sekunder ditetapkan tampa
Arrester. deisesuaikan dengan tegangan nominal sistem
pada jaringan tegangan rendah (JTR) yang
2.4 Pengaruh Pembebanan Terhadap berlaku dilingkungan PLN adalah 127 dan 220 V
Efisiensi Transformator untuk sistem fasa tunggal dan 127 / 220 V dan 220
Jika transformator kemudian dibebani terus / 380 V untuk sistem fasa tiga, yaitu : 133 / 231 V
menerus, maka rugi (losses) akan mempunyai dan 231 / 400 V pada kedaaan tampa beban.
karakteristik efisiensi penyaluran daya terhadap Bilamana dipakai tidak serentak, maka dengan
pembebanan trafo sebagai berikut : bertegangan sekunder 231/ 400 Volt daya
transformator tetap 100 % daya pengenal.
Sedang dengan tegangan sekunder 133 / 231 Volt
dayanya hanya 75 % daya pengenal.

c. Impedansi Transformator
Impedansi transformator merupakan total jumlah
keseluruhan perlawanan terhadap arus bolak-
balik (AC) di dalam sebuah peralatan listrik. Nilai
impedansi sebuah transformator umumnya
dicantumkan pada name plat transformator itu
Gambar 2.1 Kurva Karakteristik Efisiensi – sendiri dalam satuan persen (%), misalnya 3%,
Pembebanan Transformator 4%, 5%, dan seterusnya. Pengertian nilai tersebut
adalah bahwa drop tegangan yang timbul karena
impedansi adalah sekian persen dari tegangan
yang ditetapkan. Maka drop tegangan pada

ISSN 2089 - 7235


Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, Edisi Spesial 2016 42

transformator tersebut didapat dengan lengkap dan standar agar memudahkan pada
persamaan: waktu pelaksanaan perakitan. Alat-alat dan bahan
akan diuraikan sebagai berikut :
Vdrop = V x Z (%)
a. Regulator Tegangan
Atau untuk menentukan impedansi pada sebuah Regulator tegangan adalah bagian utama alat uji
transformator dengan berdasarkan kepada ini. Regulator tegangan tiga fasa dengan
tegangan drop dan tegangan dari transformator itu menghasilkan tegangan 380 Volt ditujukan untuk
sendiri, persamaannya: injeksi ke transformator yang dijadikan objek
pengujian.
Z (%) = ( ) x 100 %
b. Transformator Step-Up
Transformator step up digunakan untuk menaikan
2.6 Pengujian Pada Transformator
tegangan injeksi ke transformator yang diuji.
Pengujian yang harus dilakukan pada sebuah
Penggunaan transformator step up dimaksudkan
transformator biasanya disesuaikan dengan
untuk mendapatkan nilai tegangan sampai
kebutuhannya. Beberapa jenis pengujian pada
dengan 800 Volt. Transformator step up 800 volt
transformator adalah sebagai berikut:
digunakan karena menyesuaikan dengan angka
persen impedansi pada transformator. Dimana
a. Pengujian Tahanan Isolasi
angka tersebut berarti besar tegangan drop yang
Pengujian Tahanan Isolasi biasanya dilaksanakan
timbul karena impedansi tersebut seperti yang
pada awal pengujian dengan tujuan untuk
telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
mengetahui secara dini kondisi isolasi
Pada transformator yang diuji, angka persen
transformator dan untuk menghindari kegagalan
impedansi terdapat pada name plat. Pada
yang bisa berakibat fatal, sebelum pengujian
pengujian kali ini akan menggunakan
selanjutnya dilakukan. Pengujian dilakukan
transformator dengan impedansi sebesar 4
dengan menggunakan alat uji tahanan isolasi
(empat) persen. Jadi, pemilihan transformator
Megger.
step up 800 volt berdasarkan persamaan yang
telah ditulis pada Bab sebelumnya, yaitu pada
b. Pengujian Tahanan Kumparan
(persamaan 2.1).
Pengujian dilakukan dengan cara melakukan
V drop = V x Z
pengukuran tahanan kumparan transformator.
V drop = 20000 Volt x 4 %
Data hasil pengujian digunakan untuk menghitung
= 800 Volt
besarnya rugi tembaga pada transformator
tersebut.
c. Volt Ampere Meter
Volt Ampere meter adalah alat yang digunakan
c. Pengujian Karakteristik Beban Nol
untuk mengukur kuat arus dan tegangan listrik
Pengujian Karakteristik Beban Nol atau Tanpa
pada satu device sekaligus. Volt Ampere meter
Beban dilakukan untuk mengetahui besarnya
adalah alat ukur yang mengkombinasikan volt
kerugian daya yang disebabkan oleh rugi
meter dan ampere meter. Volt Ampere meter yang
hysterisis dan eddy current pada inti transformator
digunakan pada alat ini adalah jenis digital untuk
dan besarnya arus yang pada daya tersebut.
pengukuran satu fasa.
Pengukuran dilakukan dengan memberikan
tegangan nominal pada salah satu sisi
d. Kabel Penghubung
transformator dan sisi lainnya dibiarkan dalam
Pada pengujian ini akan dipakai kabel NYAF yang
keaadaan tanpa beban.
berfungsi sebagai penghubung antara
transformator (objek pengujian) dan regulator
d. Pengujian Karakteristik Hubung Singkat
tegangan serta komponen lainnya sehingga dapat
Pengujian dilakukan dengan cara memberikan
dilewati sumber tegangan.
arus nominal pada salah satu sisi transformator
dan sisi yang lain dihubung singkat, dengan
e. MCB
demikian akan dibangkitkan juga arus nominal
Pada pengujian ini MCB digunakan sebagai
pada sisi yang di hubung singkat. Adapun tujuan
pengaman hubung singkat atau pengaman alat
dari pengujian ini adalah untuk mengetahui
utama. MCB dipasang sebagai pengaman sumber
besarnya rugi daya yang hilang akibat dari
utama dari PLN dan sebagai pengaman untuk
tembaga dari transformator saat beroperasi.
regulator tegangan.
3. PERANCANGAN
f. Selector Switch
Selector Switch digunakan pada saat pengujian
3.1 Alat dan Bahan
untuk mendapatkan nilai volt dan ampere pada
Pada proses persiapan perancangan harus
tiap fasa yang tertera pada volt ampere meter
didukung dengan peralatan dan bahan yang

ISSN 2089 - 7235


43 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, Edisi Spesial 2016

yang dipasang, karena pada alat ini digunakan arus beban penuh (full load) pada transformator
volt ampere meter untuk pengukuran masing- tersebut.
masing fasa. Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan
primer (tegangan tinggi) dapat dirumuskan
g. CT sebagai berikut:
CT digunakan agar pada saat pengujian dapat
membaca arus yang diukur pada sisi sekunder S = √3 x V x I
transformator yang diuji. Pada pengujian ini
digunakan CT 1000/5 Ampere. Pemilihan CT dimana:
1000/5 berdasarkan pada kapasitas transformator S = Daya Transformator (kVA)
yang diuji. V = Tegangan sisi primer transformator (kV)
I = Arus jala-jala (A)
h. Box Panel dari plat besi
Box panel digunakan sebagai wadah untuk Sehingga untuk menghitung arus beban
memasang semua alat-alat dan komponen diatas penuh (full load) dapat menggunakan rumus:
agar terpasang rapi dan aman digunakan pada
saat proses pengujian. IFL =

3.2 Flow Chart Pengujian
dimana:
Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk IFL = Arus Beban Penuh (A)
pengujian transformator ini digambarkan dalam S = Daya transformator (kVA)
flowchart sebagai berikut : V = Tegangan transformator (V)

3.4 Cara Kerja Alat


Tegangan yang dihasilkan oleh regulator
tegangan dengan minimal 380 volt
tigafasakemudian dinaikkan kembali oleh
transformator step up menjadi 800 volt yang di
injeksi ke transformator pada kumparan primer.
Kemudian pada kumparan sekunder dibuat
rangkaian tertutup (loop) dengan memasang CT.
Hal ini dimaksudkan supaya pengukuran di sisi
sekunder dapat dilakukan dan menghasilkan hasil
ukur berupa arus nominal transformator di sisi
tegangan rendah.
Dengan terpasangnya alat ukur volt ampere
meter pada alat, akan menunjukkan angka hasil
ukur berupa tegangan dan arus pada sisi primer
dan sekunder transformator. Angka hasil ukur ini
kemudian dibuat perhitungan untuk mengetahui
berapa persen penurunan kapasitas dan
maksimal pembebanan yang dapat ditampung
oleh transformator tersebut.

3.5 Blok Diagram Pengujian


Blok diagram dari rangkaian pengujian
transformator ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Flow Chart Pengujian

3.3 Perancangan Teori Alat


Pengujian dengan alat ini akan menghasilkan data
berupa tegangan dan arus. Hasil yang terbaca
setelah proses pengujian adalah arus nominal Gambar 3.2 Blok Diagram Pengujian
transformator baik itu pada sisi primer maupun
pada sisi sekunder. Arus nominal yang ideal pada 3.6 Spesifikasi Transformator Yang Diuji
suatu transformator telah terdapat pada name Spesifikasi transformator pertama yang diuji yaitu
plat. Arus nominal dapat dikatakan juga sebagai transformator baru yang belum beroperasi
disebutkan dalam (Tabel 3.1) sebagai berikut:

ISSN 2089 - 7235


Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, Edisi Spesial 2016 44

Tabel 3.1 Data Transformator Baru di Gudang 2) Rangkaian dari regulator tegangan ke alat
Spesifikasi Transformator ukur berupa volt ampere meter untuk
menghidupkan display.
Merk B&D
3) Transformator step up terhubung ke objek
Tahun Pembuatan 2016
pengujian pada sisi primer transformator.
Nomor Seri 1602790
Daya Nominal 400 kVA e. Pada sisi sekunder transformator, dibuat
Tegangan Primer 20000 Volt rangkaian tertutup (loop) dengan men-jumper
Tegangan antar fasa termasuk netral.
400 Volt f. Memasang CT pada sisi sekunder
Sekunder
Frekuensi 50 Hz transformator dan hubungkan dengan volt
Pendingin ONAN ampere meter untuk menghasilkan angka
pengukuran.
Tegangan
4.0 % g. Memastikan semua komponen terangkai
Impedansi
dengan baik dan aman diberi tegangan.
h. Memulai injeksi tegangan dari regulator
Spesifikasi transformator kedua yang diuji
secara bertahap sambil memperhatikan volt
adalah transformator pada gardu BL 152 tersebut
ampere meter.
terdapat pada (Tabel 3.2) sebagai berikut:
i. Catat hasil pengukuran tegangan dan
arusnya.
Tabel 3.2 Data Transformator BL 152
j. Selesai.
Spesifikasi Transformator
Merk UNINDO 4.2 Rangkaian dan Wiring Alat Pengujian
Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat
Tahun Pembuatan 2001
uji sederhana hasil dari rangkaian beberapa
Tahun Operasi 2002
komponen dan instrumen pengukuran. Masing-
Nomor Seri 741000
masing alat dan instrumen yang dipakai telah
Daya Nominal 4000 kVA dijelaskan pada bab sebelunya. Setelah dilakukan
Tegangan Primer 20000 Volt uji fungsi masing-masing, alat dan instrumen
Tegangan tersebut dirangkai sedemikian rupa dan
400 Volt
Sekunder ditempatkan pada suatu tempat dari plat besi agar
Frekuensi 50 Hz rapi dan aman ketika digunakan.
Pendingin ONAN
GAMBAR PENGAWATAN PENGUJIAN
Tegangan
4.0 %
Impedansi R
IN
R R
OUT
REGULATOR TEGANGAN
SUMBER PLN 3 FASA

3 FASA 380 VOLT

S S S

4. PENGUJIAN DAN ANALISIS T T T

4.1 Langkah Kerja Pengujian N


N

Dalam proses pengujian transformator ini,


tahapan dan langkah-langkah kerja diuraikan
sebagai berikut: TRAFO STEP-UP

a. Sebelum memulai pengujian, terlebih dahulu


mengukur belitan transformator dengan AVO
meter untuk memastikan transformator dalam T S R

kondisi belitan yang masih baik atau tidak


TRANSFORMATOR 400 KVA
putus. AMPERE VOLT
(OBJEK UJI)
METER

b. Memeriksa posisi tap changer dengan skala


METER

20000 Volt / 400 Volt


N
T S R

c. Mendata transformator dengan melihat name CT TR 1000/5 A

plat transformator dan memperhatikan


kapasitas, beban, dan impedansi
transformator. Gambar 4.1 Pengawatan Alat Pengujian
d. Merangkai semua komponen, alat ukur, dan
objek pengujian dengan kabel penghubung. Regulator tegangan dan MCB ditempatkan di
Beberapa rangkaiannya adalah sebagai dalam serta pengawatannya. Sementara untuk
berikut: Volt Ampere Meter dihadapkan keluar untuk
1) Regulator tegangan terhubung ke sumber memudahkan pembacaan hasil ukur pada display.
tegangan dan transformator step up Begitu juga dengan selector switch agar lebih
dilengkapi dengan MCB sebagai mudah untuk dioperasikan. Sementara untuk
pengaman. transformator step-up dan CT di pisahkan dari

ISSN 2089 - 7235


45 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, Edisi Spesial 2016

box. CT terpasang pada jumper antar fasa di sisi IFL =


sekunder transformator yang diuji dan dikonek ke
Volt Ampere meter untuk mendapatkan hasil IFL = 11,56 Ampere
pengukuran arus di sisi tegangan rendah. Gambar
4.1 adalah rangkaian pengawatan alat pengujian Sedangkan perhitungan untuk keadaan ideal
untuk mengetahui penurunan kapasitas arus nominal pada sisi sekunder (tegangan
transformator distribusi. rendah) transformator adalah:
IFL =

4.3 Hasil Pengujian Transformator
Tahap pertama pengujian adalah dengan IFL =

menghubungkan alat uji ke sumber tegangan 3 IFL =
fasa. Setelah terhubung, nyalakan regulator
tegangan dan atur tegangan di 100 volt. Sebelum IFL = 578,03 Ampere
dihubungkan ke transformator yang diuji, ukur
tegangan di output transformator step-up. Setelah 4.5 Perhitungan Hasil Uji Transformator-1
diukur dan didapat hasilnya, setting kembali (Keadaan Baru/Belum Beroperasi)
regulator tegangan secara bertahap sampai Transformator pertama yang diuji adalah
tegangan mencapai 400 volt. Berikut hasil ukur transformator dengan daya 400 kVA yang berada
pada output transformator step-up: di gudang PLN dan belum beroperasi. Pengujian
pada transformator baru dilakukan untuk
Tabel 4.1 Hasil ukur tegangan setelah dinaikkan mengetahui apakah hasil pengujian akan sama
transformator Step-up dengan spesifkasi transformator yang terdapat
pada name plat.
Hasil yang didapat dari pengujian pada
transformator 1 menunjukan angka arus nominal
pada sisi primer (tegangan tinggi) adalah 11,55
Ampere. Hasil ini menunjukkan angka yang
hampir sama dengan arus nominal sisi primer
yang terdapat pada name plat transformator.
Dengan diketahuinya arus nominal primer
transformator, maka untuk mengetahui apakah
Setelah didapat hasil ukur, kemudian kapasitas (kVA) transformator tersebut sama
hubungkan alat ke transformator yang diuji. dengan yang terdapat pada name plat, dapat
Sebelumnya matikan dulu alat sebagai tindakan dimasukkan ke dalam persamaan sebagai berikut:
keamanan dari tegangan sentuh. Setelah alat IFL =

terhubung dengan transformator yang diuji, alat
dinyalakan kembali. Kemudian atur tegangan 11,55 A =

kembali secara bertahap seperti tahap S = 11,55 x 34600
sebelumnya sampai dengan 400 Volt. Setelah S = 399630 VA ≈ 400 kVA
tegangan di injeksi ke transformator yang diuji,
cek pada display Volt Ampere Digital Meter yang Kemudian untuk hasil pengujian pada sisi
telah dihubungkan pada CT yang terpasang di sisi sekunder transformator, arus nominal yang
sekunder transformator. terukur adalah 577,8 Ampere. Maka dimasukkan
kedalam persamaan menjadi :
4.4 Perhitungan Arus Nominal Ideal Pada IFL =
Transformator Baru √
Arus nominal yang ideal pada suatu transformator 577,8 A =

dapat dilihat pada name plat yang terdapat
S = 577,8 x 692
sebagai identitas transformator. Pada setiap
S = 399873.6 VA ≈ 400 kVA
transformator dengan daya 400 kVA tertera pada
name plate nya arus nominal pada sisi primer
Dengan hasil perhitungan dari pengujian
adalah 11,5 Ampere (acuan SPLN D3.002-1
yang didapat dari transformator-1 yang masih
tahun 2007). Jika mengacu pada persamaan
dalam keadaan baru, dapat diketahui bahwa arus
(3.2), hasil perhitungan untuk arus nominal pada nominal baik sisi primer maupun sekunder
sisi primer yang ideal adalah: memiliki nilai yang hampir sama dengan kondisi
ideal transformator baru yang sesuai dengan
IFL = SPLN D3.002-1 tahun 2007. Sehingga apabila

dikaitkan dengan penurunan kapasitas, dapat
IFL = disimpulkan bahwa pada transformator-1 tidak

mengalami penurunan kapasitas.

ISSN 2089 - 7235


Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, Edisi Spesial 2016 46

4.6 Perhitungan Hasil Uji Transformator-2 Jadi, berdasarkan hasil perhitungan diatas,
(Keadaan Telah Beroperasi) transformator-2 mengalami penurunan kapasitas
Transformator kedua yang diuji adalah sebesar 34,025 %. Oleh karena itu, sangat
transformator dengan daya 400 kVA yang berada disarankan untuk pembebanan pada
di gardu BL 152 dan telah beroperasi sejak tahun transformator-2 tidak melebihi dari 263,9 kVA atau
2002. Pengujian pada transformator yang telah sebesar 63 persen.dari kapasitas 400 kVA.
beroperasi dilakukan untuk mengetahui
penurunan kapasitas pada transformator. Tabel 4.2 Hasil Uji Transformator 1 dan 2 Serta
Hasil yang didapat dari pengujian pada Perbandingannya Dengan Kondisi Ideal Sesuai
transformator-2 menunjukan angka arus nominal Standar
pada sisi primer (tegangan tinggi) adalah 7,62
Ampere. Hasil ini menunjukkan angka yang
berbeda dengan arus nominal sisi primer yang
terdapat pada name plat transformator.
Dengan diketahuinya arus nominal primer
transformator-2, maka untuk mengetahui berapa
sisa kVA transformator tersebut dapat
dimasukkan ke dalam persamaan sebagai berikut:
IFL =

7,62 A =

S = 7,62 x 34600 5. KESIMPULAN


Dari penulisan tugas akhir ini tentang rangkaian
S = 263652 VA ≈ 263,6 kVA pengujian untuk mengetahui penurunan kapasitas
transformator, dari hasil percobaan dan pengujian
Kemudian untuk hasil pengujian pada sisi yang telah dilakukan, maka penulis dapat
sekunder transformator, arus nominal yang mengambil kesimpulan sebagai berikut :
terukur adalah 381,5 Ampere. Maka dimasukkan 1. Berdasarkan pada hasil ukur pada
kedalam persamaan menjadi: transformator-1 dengan daya pengenal 400
IFL = kVA, setelah dilakukan pengujian dapat
√ diketahui bahwa arus nominal transformator
381,5 A = pada sisi tegangan tinggi adalah 11,5 Ampere

S = 381,5 x 692 dan pada sisi tegangan rendah adalah 577,8
S = 263998 VA ≈ 263,9 kVA Ampere. Hasil perhitungan menunjukkan
tidak terdapat penurunan kapasitas pada
Dengan hasil perhitungan dari pengujian transformator tersebut dan sesuai dengan
yang didapat dari transformator-2, dapat diketahui name plat pada transformator. Hal ini
bahwa arus nominal baik sisi primer maupun menunjukkan bahwa transformator-1 yang
sekunder memiliki nilai sudah jauh berbedaa atau merupakan transformator baru dan belum
sudah menurun kapasitasnya jika dibandingkan beoperasi berada dalam keadaan ideal dan
dengan kondisi ideal transformator baru. dapat beroperasi dengan maksimal sesuai
Sesuai dengan hasil perhitungan, telah spesifikasi standar.
terjadi penurunan kapasitas pada transformator-2. 2. Berdasarkan pada hasil ukur pada
Berikut perhitungan untuk mengetahui penurunan transformator-2 dengan daya pengenal 400
kapasitas transformator-2: kVA, setelah dilakukan pengujian dapat
diketahui bahwa arus nominal transformator
pada sisi tegangan menengah adalah 7,62
Ampere dan pada sisi tegangan rendah
adalah 381,5 Ampere. Hasil perhitungan
menunjukkan terdapat penurunan kapasitas
pada transformator tersebut sebesar 34,025
persen dan kapasitas asalnya 400 kVA. Hal
ini menunjukkan bahwa transformator 2
dalam keadaan tidak ideal dan dapat hanya
dapat beroperasi dengan maksimal
pembebanan sebesar 63 persen.
3. Hasil pengujian ini dapat dijadikan acuan
untuk menentukan batas persen pembebanan
yang dapat ditampung oleh transformator
tersebut. Hal ini dapat mengurangi

ISSN 2089 - 7235


47 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, Edisi Spesial 2016

transformator rusak akibat pembebanan yang [3]. Prayoga, Aditya. 2010. Teknik Tenaga Listrik
tidak terkontrol dan melebihi batas Transformer. Universitas Indonesia.
kemampuan transformator. [4]. Zuhal. 1995. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
4. Dengan dapat terkontrolnya pembebanan Elektronika Daya. Jakarta : Gramedia.
pada transformator beroperasi, keandalan [5]. Sulasno, Ir. 2010. Distribusi Tenaga Listrik.
jaringan dapat terjaga dan pasokan listrik Semarang : Badan Penerbit UNDIP.
kepada konsumen juga terjamin. [6]. Sumardjati, Prih. 2008. Teknik Pemanfaatan
Tenaga Listrik Jilid 3. Jakarta : Direktorat
DAFTAR PUSTAKA Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Departemen Pendidikan Nasional.
[1]. Kadir, Abdul. 1979. Transformator. Jakarta : [7]. Standar PLN No : 17 dan 17A. 1979 tentang
Pradnya Paramitha. Pedoman Pembebanan Transformator
[2]. Manajemen Aset Transformator Distribusi Terendam Minyak. Jakarta: PT PLN (Persero)
Jawa Bali. 2010. Jakarta : PT PLN (Persero) Kantor Pusat.
Kantor Pusat

ISSN 2089 - 7235

Anda mungkin juga menyukai