Anda di halaman 1dari 3

TRANSFORMATOR INSTRUMEN

Transfornator-transformator instrumen digunakan untuk mengukur tegangan bolak-balik


pada stasiun pembangkit, stasiun transformator dan pada saluran transmisi, dalam kaitannya
dengan instrumen-instrumen pengukur arus bolak-balik (voltmeter, amperemeter, Wattmeter,
VARmeter, dan lain-lain). Transformator-transformator instrumen dikelompokkan sesuai
dengan pemakaiannya dan disebut transformator arus (current transformer, TA) dan
transformator potensial (potential transformer, TP).

Transformator-transformator ini melakukan dua fungsi penting: memperbesar rangkuman


alat ukur arus bolak-balik seperti halnya shunt atau tahanan pengali pada alat ukur arus searah;
dan mengisolir alat ukur dari jala-jala listrik tegangan tinggi.

Rangkuman sebuah amperemeter arus searah dapat diperbesar dengan mnggunakan


sebuah shunt yang membagi arus yang diukur ke alat ukur dan shunt. Metoda ini memuaskan
bagi rangkaian-rangkaian arus searah, tetapi di dalam rangkaian-rangkaian arus bolak-balik
pembagian arus tidak hanya bergantung pada tahanan alat ukur dan shunt, tetapi juga pada
reaktansinya. Karena pengukuran arus bolak-balik dilakukan pada rangkuman frekuensi yang
lebar, menjadi sulit untuk mendapatkan ketelitian yang tinggi. Sebuah transformator arus
menghasilkan perluasan rangkuman yang diinginkan melalui perbandingan transformasinya dan
disamping itu menghasilkan pembacaan yang hampir sama tanpa memperhatikan konstanta alat
ukur (reaktansi dan tahanan); atau kenyataannya jumlah instrumen (dalam batas-batas yang
sesuai) yang dihubungkan di dalam rangkaian.

Isolasi alat ukur dari jala-jala listrik tegangan tinggi adalah penting bila kita ingat bahwa
sistem daya bolak-balik sering bekerja pada tegangan-tegangan orde beberapa ratus kilovolt.
Adalah tidak praktis menghubungkan jala-jala listrik tegangan tinggi langsung ke panel
instrumen untuk maksud pengukuran tegangan dan arus, bukan hanya karena risiko keselamatan
yang terlibat tetapi juga karena masalah isolasi yang berkaitan dengan jala-jala tegangan tinggi
yang bekerja secara bersamaan di dalam suatu ruang terbatas. Bila sebuah transformator
digunakan, hanya kawat-kawat tegangan rendah saja dari kumparan transformator sekunder yang
dihubungkan ke panel instrumen dan hanya tegangan rendah yang boleh ada antara kawat-kawat
tersebut dan bumi; dengan demikian memperkecil risiko keselamatan dan masalah isolasi.

Banyak literatur yang secara terperinci membahas teori mengenai operasi transformator.
Di sini yang dijelaskan hanya transformator instrumen beserta penggunaannya dalam situasi
pengukuran.
Gambar 5-29 Transformator potensual tegangan-tinggi

Gambar 5-29 menunjukkan sebuah transformator potensial; Gambar 5-30 menunjukkan


sebuah transformator arus. Transformator potensial (TP) digunakan untuk mengalihkan
tegangan tinggi dari sebuah jala-jala ke yang lebih rendah yang sesuai bagi hubungan langsung
ke sebuah voltmeter arus bolak-balik atau kumparan potensial wattmeter arus bolak-balik.
Tegangan sekunder transformator yang biasa adalah 120 V. Tegangan-tegangan primer dibuat
standar untuk menyesuaikan terhadap tegangan saluran transmisi yang umum, yakni: 2400 V;
4160 V; 7200 V; 13,8 kV; 44 kV; 66 kV, dan 220 kV. Transformator potensial ditetapkan agar
menghasilkan sejumlah daya tertentu ke beban sekunder. Berbagai kapasitas beban yang berbeda
tersedia agar sesuai bagi pemakaian individu; kapasitas yang umum adalah 200 VA pada
frekuensi 60 Hz.

Transformator potensial harus memenuhi persyaratan desain tertentu yang mencakup:


ketelitian perbandingan lilitan, reaktansi kebocoran yang kecil, arus maknetisasi yang kecil, dan
penurunan tegangan yang paling kecil. Selanjutnya karena kita mungkin bekerja pada tegangan
primer yang sangat tinggi, isolasi antara gulungan-gulungan primer dan sekunder harus mampu
menahan beda potensial yang tinggi, dan persyaratan lain adalah dielektrik yang sangat tinggi.
Dalam hal yang lazim, kumparan tegangan tinggi dibuat dari konstruksi kue panggang bundar,
dan dilindungi guna pencegahan regangan-regangan dielektrik setempat. Kumparan tegangan
rendah atau kumparan-kumparan dililitkan pada sebuah gulungan kertas dan dirakit di bagian
dalam kumparan tegangan tinggi. Semua rakitan ini dipadatkan kering (impregnated) atau
direndam di dalam minyak. Rakitan inti dan kumparan kemudian ditempatkan di bagian dalam
sebuah kotak/selubung baja yang menyangga terminal-terminal tegangan tinggi atau bushing-
bushing porselen. Kemudian kotak diisi dengan minyak isolasi.
Perkembangan baru dalam industri karet sistetik telah memperkenalkan transformator
potensial jenis karet tuang/cetak (molded rubber), menggantikan minyak isolasi dan bushing
porselen dalam beberapa pemakaian. Gambar 5-29 menunjukkan sebuah transformator potensial
25 kV tipe karet tuang/cetak yang sesuai untuk pemakaian di luar. Unit ini lebih murah dari
transformator potensial konvensional yang berisi minyak dan karena “bushing” terbuat dari karet
tuang, sifat rapuh porselen dihilangkan. Sebuah titik polaritas berwarna putih ditempatkan pada
“bushing” yang tepat dibagian depan transformator. Dua terminal kumparan sekunder tipe baut
tap (stud) dimasukkan di dalam sebuah kotak saluran yang dapat dipindahkan. Daya yang
diijinkan (rating) bagi sebuah transformator potensial didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan selain kapasitas beban, karena alasan yang telah diberikan sebelumnya. Beban
khas yang diijinkan adalah 200 VA pada 60 Hz untuk transformator yang mempunyai
perbandingan 2400/120 V. tetapi pada kebanyakan pengukuran, beban yang berarti akan lebih
kecil dari 200 VA.

Anda mungkin juga menyukai