Anda di halaman 1dari 4

PENGUJIAN TRANSFORMATOR

M. Riko Maulana Hidayat, 202071055


Distribusi Tenaga Listrik dan Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kelas A
hidayatriko109@gmail.com

ABSTRACT
Distribution Transformer is a vital equipment in the electric power distribution system, the
distribution transformer functions as a voltage reducer (step down) from medium voltage 20KV to
voltage. Distribution Transformers installed on medium voltage lines often experience interference
which can result in damage to the transformer and interruption of electric power distribution to
electricity users. Disturbances often occur are disturbances due to excess load, due to lightning
strikes and disturbances whose cause is unknown.

Keywords: Transformer, step down, Distribution System

ABSTRAK
Transformator Distribusi merupakan peralatan vital dalam system distribusi tenaga listrik,
Transformator distribusi berfungsi sebagai penurun tegangan (step down) dari tegangan menengah
20KV menjadi tegangan. Transformator Distribusi yang terpasang pada saluran tegangan menengah
sering mengalami gangguan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada transformator dan
terputusnya penyaluran tenaga listrik ke pemakai listrik. Gangguan sering terjadi adalah gangguan
akibat beban lebih, akibat sambaran petir dan ganguan yang penyebabnya belum diketahui.

Kata kunci: Transformator, Penurun Tegangan, System Distribusi

1. PENDAHULUAN
Saat ini kebutuhan listrik menjadi salah satu bagian kebutuhan pokok bagi kehidupan
manusia. Hampir semua manusia setiap harinya membutuhkan energi listrik. Semakin lama
kebutuhan listrik di indonesia semakin meningkat dan tidak hanya untuk kebutuhan pribadi
tetapi juga untuk kebutuhan umum seperti lampu penerangan jalan dan lampu lalu lintas yang
semakin bertambah dengan kemajuan infrastruktur di berbagai daerah. Untuk memenuhi
banyaknya kebutuhan energi listrik maka dibutuhkan sistem ketenagalistrikkan yang handal,
seperti transformator daya yang ada di gardu induk. Transformator daya merupakan peralatan
utama dalam sistem tenaga listrik, karena berhubungan langsung dengan sistem transmisi dan
distribusi listrik. Transformator daya berfungsi untuk mengubah daya listrik dari tegangan
tinggi ke tegangan rendah atau dari tegangan rendah ke tegangan yang lebih tinggi. Salah satu
bagian yang paling penting dari transformator daya adalah sistem isolasinya. Isolasi trafo
berfungsi untuk memisahkan dua bagian yang bertegangan. Seiring dengan usia
pengoperasiannya kondisi isolasi transformator dapat mengalami pemburukan. Pemburukan
isolasi dapat menyebabkan kegagalan operasi dan kerusakan pada transformator. Hal ini dapat
di sebabkan oleh beberapa faktor seperti tegangan lebih, kelembaban, suhu operasi yang
tinggi maupun kerusakan mekanis. Untuk mencegah kegagalan transformator. Tujuan dari
pengujian transformator yaitu dapat melaksanakan pengujian Trafo Daya/Tenaga untuk
mengetahui kondisi isolasi pada tegangan kerja dan jika terjadi gangguan tegangan lebih.
2. LANDASAN TEORI
Transformator merupakan seperangkat peralatan statis yang bekerja berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik. Transformator mentransformasikan tegangan dan arus bolak-balik
diantara dua belitan atau lebih pada frekuensi yang sama besar namun dengan nilai arus dan
tegangan yang berbeda. Pengertian transformator menurut IEEE Std C57.1II.80, 2010 yaitu
transformator merupakan perangkat listrik statis yang terdiri dari dua kumparan atau lebih.
Transformator banyak digunakan dalam sistem tenaga listrik untuk mentransfer daya melalui
induksi elektromagnetik pada frekuensi yang sama, namun dengan nilai voltase dan arus yang
berbeda. Transformator menggunakan prinsip hukum induksi faraday dan hukum lorentz
dalam menyalurkan daya. Hukum Lorentz menyatakan bahwa ketika arus bolak-balik
mengalir mengelilingi suatu kawat atau inti besi maka di sekitar inti besi itu akan timbul suatu
medan magnet. Medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu akibat dari arus bolak-
balik yang berbentuk sinusoid menyebabkan dibangkitkan atau diinduksikannya medan listrik
pada belitan di sisi sekunder.
1. Jenis-jenis transformator
a. Jenis transformator berdasarkan penggunaannya pada sistem penyaluran tenaga listrik
dapat di bagi:
- Trafo penaik tegangan (Step up), untuk menaikkan tegangan pembangkit menjadi
tegangan transmisi.
- Trafo penurun tegangan (Step down), untuk menurunkan tegangan transmisi
menjadi tegangan distribusi.
- Trafo instrumen, untuk pengukuran yang terdiri dari trafo tegangan dan trafo
arus, dipakai menurunkan tegangan dan arus agar dapat masuk ke meter-meter
pengukuran.
b. Jenis transformator berdasarkan kapasitasnya
Transformator juga terbagi menjadi beberapa macam, bergantung dari kapasitasnya.
Pada umumnya, transformator dengan kapasitas besar memiliki bentuk dan ukuran
yang lebih besar serta dilengkapi dengan peralatan bantu untuk menunjang kinerja
trafo, pada umumnya berupa sistem proteksi trafo, sistem pendingin trafo dan
lainnya. Kapasitas trafo yang besar menandakan kemampuan daya yang dapat
disalurkannya pun besar. Sementara untuk transformator dengan kapasitas menengah
atau kecil memiliki bentuk dan ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki peralatan
bantu yang banyak, hanya berupa sistem proteksi yang sederhana dan sistem
pendingin yang pada umumnya hanya menggunakan kipas (fan).
c. Transformator berdasarkan jenis sistem pendinginannya
- Dry Type Transformers
- Gas Immersed Transformers
- Oil Immersed Transformers
2. Konstruksi Transformator
Konstruksi transformator dapat terdiri dari bagian-bagian utama berikut:
 Inti Transformator, inti besi transformator memiliki fungsi sebagai tempat
mengalirnya fluks dari suatu kumparan primer ke kumparan sekunder.
 Kumparan transformator, kumparan transformator terdiri dari lilitan kawat
berisolasi dan membentuk kumparan. Kawat yang dipakai adalah kawat tembaga
berisolasi yang berbentuk bulat atau pelat.
 Minyak transformator, minyak pada trafo digunakan untuk mendinginkan
transformator saat beroperasi. Kumparan dan inti pada transformator direndam di
dalam minyak transformator hal ini diakukan karena minyak berfungsi sebagai
pendingin panas pada kumparan dan inti.
3. Kondisi trafo dinyatakan baik ukurannya adalah:
- Kondisi isolasi kumparan masih berada di atas nilai minimal yang diijinkan,
sehingga kemampuan trafo bekerja pada tegangan kerja maupun tegangan lebih
yang ditetapkan.
- Kondisi minyak trafo yang diukur besarnya tegangan tembus tidak kurang dari
nilai minimal yang ditetapkan.
- Perbandingan transformasi antara kumparan primer dan skunder pada setiap
sadapan Ketidak sesuaian salah satu dari tiga hal di atas berarti trafo dinyatakan
rusak.

3. METODE PRAKTEK
3.1 Alat dan Perlengkapan Praktek
Peralatan yang dipakai
- Transformator
Alat Kerja
- Tool Kit
- Meger 5.000 s/d 10.000
- Multi Tester
- Grounding Set
- Tester 20 kV
Alat Keselamatan Kerja Dan Pelindung Diri
- Topi pengaman / Helm
- Sepatu Isolasi 20 kV
- Sarung tangan Isolasi 20 kV
- Pakaian kerja
3.2 Langkah Praktek
1. Pengujian Tahanan Isolasi
Tujuannya adalah untuk mengetahui ketahanan isolasi terhadap tegangan kerja.
Alat penguji yang digunakan adalah Meger dengan tegangan 1.000 s/d 5000 V
DC. Cara pengukurannya adalah menghubungkan kebel ukur dari Meger ke
terminal trafo antara primer dengan skunder, primer dengan body/kerangka trafo
dan sekunder dengan body/kerangka trafo masing-masing selama 1 (satu) menit.
Untuk mengetahui kondisi isolasi adalah dengan membandingkan hasil
pengukuran dengan hasil perhitungan.
Perhitungan nilai minimal tahanan isolasi trafo:
CxE
Ris pada suhu t ° c ≥ ……… MΩ
KVA x Ks
C = faktor belitan yang terendam isolasi minyak = 0,8
E = tegangan tertinggi............... Volt
KVA = daya trafo............................. kVA
Ks = faktor koreksi suhu belitan
Tabel 1.1 Faktor Koreksi Suhu Belitan
Faktor koreksi suhu belitan (ks)
Suhu belitan (°C) Faktor koreksi
0 0,25
5 0,36
10 0,50
15 0,72
20 1,0
30 1,98
40 3,95
50 7,85

Tabel 2.2. Pengujian Tahanan Isolasi


TR – Body TR – TM TM – Body
Menit (M Ω) (M Ω) (M Ω)

Megger 2.500 v Megger 5.000 atau 10.000 v


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai