Transformator Distribusi
& Pemasangannya
Oleh :
I Gede Made Indra Adi Suputra (1815333002)
Wayan Dhani Saputra (1815333004)
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pada zaman modern ini kebutuhan listrik adalah kebutuhan utama bagi semua lapisan
masyarakat, bisnis, industri, maupun sosial. Hampir disemua sektor masyarakat memerlukan
energi listrik untuk menjalankan kegiatan untuk masing-masing kepentingan. Agar kebutuhan
listrik di semua sektor ini dapat dipenuhi maka diperlukan suatu sistem tenaga listrik yang
andal agar pasokan listrik dapat terjaga dan merata distribusinya untuk semua wilayah yang
membutuhkan. PLN adalah perusahaan di Indonesia yang bertanggung jawab mengemban tugas
mulia ini, baik dari segi pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Jaringan distribusi adalah
ujung tombak dari PLN, karena jaringan distribusi ini adalah sisi yang paling dekat dengan
pelanggan atau beban.
Jaringan ini dibedakan menjadi jaringan distribusi primer dan sekunder, jaringan distribusi
primer adalah jaringan dari trafo gardu induk (GI) sampai ke gardu distribusi, sedangkan
jaringan distribusi sekunder adalah jaringan dari gardu distribusi sampai ke pelanggan atau
beban. Jaringan distribusi primer lebih dikenal dengan jaringan tegangan menengah (JTM 20kV)
sedangkan distribusi sekunder adalah jaringan tegangan rendah (JTR 220V/380V).
Salah satu peralatan utama jaringan distribusi yaitu trafo distribusi, trafo distribusi adalah
peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi ke tegangan rendah,
agar tegangan yang dipakai sesuai dengan rating peralatan listrik pelanggan atau beban pada
umumnya. Bukan hanya itu transformator sendiri merupakan suatu alat listrik yang termasuk
ke dalam klasifikasi mesin listrik static yang berfungsi menyalurkan tenaga/daya listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah dan sebaliknya. Atau dapat juga diartikan mengubah
tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan
magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromagnet. Transformator terdiri atas
sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer
dan kumparan sekunder.
Terdapat berbagai jenis dan konstruksi trafo yang digunakan sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya pada masing-masing beban yang berbeda. Pemasangan trafo distribusi harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan lokasi beban agar tercapai optimasi yang tinggi. Untuk
mencapai performa yang maksimal, keandalan trafo distribusi harus tetap dijaga dengan
perawatan berkala dan memiliki sistem proteksi yang baik.
TUJUAN
Apabila trafo diasumsi sebagai trafo ideal dimana tidak terjadi rugi-rugi daya pada trafo,
maka daya pada kumparan primer (P1) sama dengan daya pada kumparan sekunder (P2). Besar
tegangan dan arus pada kumparan sekunder diatur menggunakan perbandingan banyaknya lilitan
antara kumparan primer dan kumparan sekunder.
Prinsip Kerja Transformator
Transformator miliki dua kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder, dan
kedua kumparan ini bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun
berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi ( reluctance ) rendah.
Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-
balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk
jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer
maka di kumparan primer terjadi induksi ( self induction ) dan terjadi pula induksi di
kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai
induksi bersama ( mutual induction ) yang menyebabkan timbulnya fluksmagnet di kumparan
sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder dibebani, sehingga energi
listrik dapat ditransfer keseluruhan.
JENIS – JENIS
TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
1. Transformator konvensional (Conventional transformers).
Completely self-protecting for secondary banking ( CSPB ) transformers ini mirip dengan
CSP transformers, tetapi pada trafo jenis ini terdapat sebuah circuit breaker pada sisi sekunder,
circuit breaker ini akan membuka sebelum weak link melebur.
Kapasitas trafo tiga fasa secara umum mulai dari : 25, 50, 100, 160, 200, 250 kVA. Ciri –
ciri sebagai berikut :
1) Konstruksinya sudah di rancang permanen dari pabrik pembuatnya.
2) Dapat digunakan untuk mensuplai beban satu fasa, maka tiap fasa maksimal beban yang
dapat ditanggungnya hanya sepertiga dari daya tiga fasa.
3) Transformator ini lebih ringan, sehingga lebih murah karena bahan.materialnya lebih kecil.
4) Keseimbangan tegangan antara ketiga fasanya, primer dan sekunder tidak terlalu simetris.
6. Trafo step up
Trafo step up merupakan trafo yang memiliki lilitan ataupun kumparan primer yang lebih
sedikit dibandingkan dengan kumparan sekunder. Atau yang lilitan sekundernya berjumlah lebih
banyak. Sementara fungsi dari trafo step up ialah untuk menaikkan tegangan misalnya pada
inverter ataupun pada pembangkit listrik atau PLN ketika menaikkan tegangan dari sebuah
generator sebelum ditransmisikan pada jarak yang jauh.
Ciri lainnya ialah:
1) Kapasitas lilitan kumparan primernya selalu lebih kecil dibandingkand dengan jumlah lilitan
pada kumparan sekundernya (Np < Ns).
2) Sedangkan tegangan primernya juga selalu lebih kecil dibandingkan dengan tegangan
sekundernya (Vp < Vs).
3) Untuk Kuat arus primernya ternyata selalu lebih besar dibandingkan dengan kuat arus
sekundernya (Ip> Is).
7. Trafo step down
Trafo step down jenis ini memiliki kumparan primer dengan jumlah yang lebih banyak
dibandingkan dengan kumparan sekundernya. Trafo ini juga menghasilkan tegangan lebih kecil
dibagian kumparan sekundernya. Jenis trafo step down juga sering digunakan pada jaringan JTM
ke JTR dalam menurunkan tegangan. Seperti tegangan 20 kV yang dirubah menjadi tegangan
400 V. Sedangkan cirri cirri lain dari Trafo step-down ialah:
1) Kadar lilitan kumparan primernya selalu lebih besar dibandingkan dengan jumlah lilitan
kumparan sekundernya (Ip> Ns).
2) Sementara tegangan primernya berjumlah selalu lebih besar dibandingkan dengan tegangan
sekundernya (Vp > Vs).
3) Besarnya kuat arus primernya selalu lebih kecil dibandingkan dengan kuat arus sekundernya
(Ip< Is).
8. Transformator sebagai alat ukur
Current Transformer / CT adalah alat listrik perubah arus, yang dapat mengubah besaran
arus dari besar menjadi kecil dan sebaliknya sesuai dengan kebutuhan. Dengan menggunakan
current transformer, suatu peralatan ataupun jaringan dapat mengukur arus yang besarnya
hingga ratusan ampere dan arus yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi dan dapat
melakukan monitoring kondisinya melalui hasil pengukuran (metering) serta dapat dilindungi
melalui proteksi apabila adanya gangguan yang menimbulkan arus yang sangat besar sebagai
akibat short circuit (hubungan singkat) ataupun overload (kelebihan beban) dan lain
sebagainya.
PT atau potensial transformer merupakan alat yang memiliki kegunaan untuk memperkecil
nilai tegangan pada sistem tenaga listrik menjadi nilai tegangan untuk sistem pengukuran, lalu
dapat mengisolasi rangkaian sekunder terhadap primer dan juga berguna sebagai standarisasi
rating tegangan untuk peralatan sisi sekunder. Terdapat pula prinsip kerja dari Potensial
Transormer (PT) sebagai berikut :
Keterangan :
a = Perbandingan transformasi N1 › N2
N1 = Jumlah belitan primer
N2 = Jumlah belitan sekunder
E1 = Tegangan Primer
E2 = Tegangan Sekunder
Klasifikasi PT dibedakan menurut kontruksi dan pemasangannya, antara lain: pasangan
dalam dan pasangan luar. Klasifikasi menurut kontruksinya:
Trafo distribusi dipasang diluar ruangan (terbuka) dan bersentuhan langsung dengan
lingkungan, menggunakan tiang beton, besi atau kayu. Adapun bagian-bagiannya
adalah :
• Pemasangan pada tiang tunggal atau langsung.
• Pemasangan pada tiang H.
• Pemasangan pada tiang
tunggal/langsung
Cara ini dilakukan dengan trafo langsung diklem pada tiang. Cara ini cukup baik
untuk transformator dengan ukuran daya kecil sampai 100 kVA. Transformator
terpasang adalah jenis CSP (Completely Self Protected Transformer) dimana peralatan
switching dan proteksinya sudah terpasang lengkap dalam tangki transformator.
Contohnya pada gardu cantol.
Transformator dipasang dengan dudukan lengan silang yang dipasang diantara dua
tiang dan diikat erat contohnya pada gardu portal. Transformator 50 kVA – 100 kVA
digunakan untuk 2 jurusan TR, transformator 160 – 400 kVA digunakan untuk 4 Jurusan
TR.
• Kesimpulan