Anda di halaman 1dari 16

ISOLATOR Part 2

Widi Aribowo

Unesa
Ciri – ciri isolator
1. Sifat kelistrikan isolator
2. Sifat mekanis isolator
3. Sifat termis isolator
Sifat isolator 4. Sifat kimia isolator

1. Bahan porselin
Bahan – bahan isolator 2. Bahan gelas
ISOLATOR 3. Bahan polimer

LISTRIK 1. Isolator jenis pasak


Jenis isolator
2. Isolator jenis piring
3. Isolator jenis batang
Bentuk isolator panjang
4. Isolator jenis pos saluran

Kelas isolator

Kegagalan isolator
JENIS
ISOLATOR

Isolator jenis pasak Isolator jenis piring

Isolator jenis Isolator jenis pos


batang panjang saluran
Isolator jenis pasak.

Isolator jenis ini adalah yang pertama kali dirancang


untuk menopang penghantar saluran. Jarak rayap
isolator dapat diperpanjang dengan membuat
sebuah atau lebih pelindung hujan .
Untuk pemakaian tegangan yang makin tinggi,
dibutuhkan bahan isolasi yang makin tebal, akan
tetapi dalam praktek tidak dapat dibuat isolator
tunggal yang sangat tebal. Oleh karena itu dibuat
isolator pasak yang terdiri dari beberapa 7 bagian
disambungkan satu sama lain dengan
mempergunakan perekat semen.
Isolator jenis Piring
Pada sistem saluran udara tegangan tinggi, jenis
isolator yang banyak dipergunakan adalah
isolator piring. Sejumlah isolator piring
dihubung-hubungkan secara seri dengan
mempergunakan sambungan logam,
membentuk satu rentengan. Sedangkan
penghantar saluran dipegang oleh isolator yang
terbawah
Isolator batang panjang
Isolator jenis ini terdiri atas silinder porselin
dengan kerutan-kerutan dan ujung-ujungnya
diperkuat dengan dua tutup logam yang
disemenkan. Diameter silinder porselin dipilih
menurut kekuatan mekanis yang dibutuhkan,.
Oleh karena isolator batang panjang mempunyai
rusuk yang sederhana, maka kotoran yang
melekat pada permukaan isolator mudah dicuci
oleh hujan, sehingga isolator jenis ini sesuai
untuk daerah-daerah yang berpolusi.
Isolator jenis Pos Saluran
Isolator jenis ini terbuat dari porselin yang
bagian bawahnya diberi tutup (cap) besi cor
yang disemenkan pada porselin serta pasak baja
yang disekrupkan padanya. Karena jenis ini
dipakai sendiri (tidak dalam gandengan) serta
kekuatan mekanisnya rendah, maka isolator pos
saluarantidak dibuat dalam ukuran yang besar
BENTUK ISOLATOR

ISOLATOR CAIR ISOLATOR PADAT ISOLATOR GAS


Isolator bentuk cair
Bahan isolasi cair biasanya digunakan
sebagai bahan pengisi pada beberapa peralatan
listrik, misalnya: transformator, rheostat dsb.
Dalam hal ini, bahan isolasi cair berfungsi sebagai
isolator arus listrik dan sekaligus sebagai
pendingin. Oleh karena itu bahan isolator cair
harus mempunyai tegangan tembus yang besar
dan daya hantar panas yang tinggi.
Isolator bentuk padat
• Zat padat mempunyai ketahanan isolasi yang lebih besar daripada
gas,namun jika terjadi kegagalan pada zat padat tersebut, maka
sulit untuk kembali pada keadaan awal.
Bahan isolasi padat banyak digunakan untuk isolasi pada kabel
tegangan tinggi.
Isolator bentuk gas
Isolator dalam bentuk gas ini dapat
dikelompokkan ke dalam : udara dan gas-gas lain,
seperti : Nitrogen, Hidrogen dan Carbondioksida
(CO2), dan lain-lain.
Kelas isolator
Kelas Maksimum Temperatur ( 0C )

Y 90
A 150
E 120
B 130
F 155
H 180
C 180 ke atas
1) Kelas Y
Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis (seperti
kertas, karton,katun, sutera, dan sebagainya) yang tidak dicelup dalam
bahan pernis atau bahanpencelup laiinya. Termasuk juga bahan
termoplastik yang dapat lunak pada suhu rendah.

2) Kelas A
Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis atau
kompon atauyang terendam dalam cairan dielektrikum (seperti
isolatorfiber pada transformator yang terendam minyak). Bahan -
bahan ini adalah katun, sutera, dan kertas yang telah dicelum,
termasuk kawat email (enamel) yang terlapis damar-oleo dan
daman polyamide.
3) Kelas E
Yaitu bahan isolator kawat enamel yang memakai bahan pengikat
polyvinylformal,polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat
lain sejenis dengan bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit, film
triacetate, film dan serat polyethylene terephthalate.

4) Kelas B
Yaitu bahan bukan organik (seperti : mika, gelas, fiber, asbes) yang
dicelup ataudirekat menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan
biasanya tahan panas (dengan dasar minyak pengering, bitumin
sirlak, bakelit, dan sebagainya).
5) Kelas F
Yaitu bahan bukan organik yang dicelup atau direkat menjadi satu
dengan eposide,polyurethane atau pernis lain yang tahan panas tinggi.
6) Kelas H
Yaitu semua bahan komposisi bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber
dicelup dalam silikon dan tidak mengandung sesuatu bahan organis
seperti kertas, katun dll.

7) Kelas C
Yaitu bahan bukan organik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan
zat-zatorganik, seperti : mika, mikanit, yang tahan panas (menggunakan
bahan pengikat bukan organik), mikalek, gelas dan bahan keramik. Hanya
satu bahan organis saja yang termasuk kelas C yaitu
polytetrafluoroethylene (teflon).
Kegagalan Isolator
1. Isolator pecah, disebabkan pemuaian yang tidak
merata dan konstraksi yang terjadi di dalam
semen, baja, dan bahan porselin. Kegagalan ini
juga bisa disebabkan pergantian musim yang
mencolok dan pemanasan lebih.
2. Bahan isolasi berlubang-lubang. Lubang terjadi
karena bahan porselin diproses pada suhu rendah
hingga mudah menyerap air. Kejadian ini
menurunkan kekuatan isolasi dan arus merembes
melalui isolator.
3. Ketidakmurnian bahan isolasi. Di tempat yang
mengalami ketidakmurnian bahan isolasi pun
akan terjadi kebocoran.

Anda mungkin juga menyukai