Proposal
Oleh
DITHIAR PRASTYA
NPM 1715031052
DAFTAR PUSTAKA
BAB I . PENDAHULUAN
Kuat arus bocor yang mengalir sangat kecil sehingga metode pengukuran
menggunakan induksi dari arus yang mengalir pada kawat. Oleh karena itu
penelitian ini menggunakan alat ukur yaitu Rogowski coil dan CT.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Analisis efek polusi pada isolator dilakukan dengan mensimulasikan
polusi berupa garam dan debu”.
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengukur arus bocor isolator pada kondisi terpolusi sebagai indikasi kinerja
dan kelayakan isolator.
Kekuatan tarik isolator jenis pasak ini lebih rendah bila dibandingkan
dengan isolator jenis gantung, karena kekuatan isolator jenis pasak ini
ditentukan oleh kekuatan pasaknya terhadap gaya tarikan kawat
penghantar.
Dimana :
C = kapasitansi suatu bahan (Farad) ε = konstanta dilektrikum
A = luas permukaan bahan ( m2) d = diameter atau tebal bahan (m)
Dimana :
I = arus kebocoran dalam Ampere
V = tegangan yang melaluinya dalam Volt
Ri = tahanan isolasi dalam Ω
2. Karakteristik Mekanis
Kekuatan mekanis dari isolator gantung dan isolator batang panjang
harus diuji untuk mengetahui kemampuan mekanis dan
keseragamannya. Kekuatan jenis ini dan line post ditentukan oleh
kekuatan pasaknya (pin) terhadap moment tekukan (bending momen)
oleh penghantar. Pengkajian kekuatannya karena itu dilakukan dengan
memberikan beban kawat secara lateral terhadap pasak.
2.3 Brekdown pada isolator
Breakdown pada isolator terjadi ketika isolator tersebut gagal dalam
mempertahankan tegangan listrik yang diharapkan, sehingga arus listrik
melintasi isolator tersebut dan terjadi hubungan konduktif yang tidak
diinginkan antara dua titik yang seharusnya terisolasi.
b. Kelembaban
Kelembaban atau tinggi tinggi dapat menyebabkan breakdown pada
isolator. Air atau kelembaban dapat mengurangi kemampuan isolator
untuk mempertahankan tegangan isolasi yang diperlukan, sehingga
menyebabkan breakdown.
c. Polutan
Kotoran, debu, minyak atau zat lain yang menempel pada permukaan
isolator dapat mengganggu kinerja isolator. Lapisan kotoran ini dapat
menyebabkan titik-titik lemah dalam isolator, dimana breakdown dapat
terjadi.
d. Kerusakan fisik
Kerusakan fisik pada isolator, seperti retak atau pecah dapat
menyebabkan breakdown. Kerusakan tersebut dapat terjadi akibat
tekanan mekanis, getaran atau kejadian lain yang merusak integritas
fisik isolator.
e. Umur Pemakaian
Isolator yang telah digunakan dalam jangka waktu yang lama
dapat mengalami penurunan kinerja seiring berjalannya waktu. Isolator
yang sudah tua atau aus lebih rentan terhadap breakdown.
Polusi garam pada isolator terutama terjadi di daerah pantai atau lingkungan
yang terpapar udara yang mengandung konsentrasi garam yang tinggi.
Garam dapat menunpuk pada permukaan isolator dan menyebabkan
pembentukan lapisan korosif. Lapisan ini dapat mengurangi kemampuan
isolator untuk mencegah kebocoran aruslistrik, yang pada gilirannya dapat
menyebabkan lonjakan atau gangguan listrik.
Polusi debu pada isolator juga dapat menyebabkan masalah serupa. Debu
dapat menumpuk pada permukaan isolator dan membentuk lapisan yang
mengurangi kemampuan isolator untuk mengisolasi tegangan listrik. Debu
juga dapat menyerap kelembaban dan juga membentuk lapisan konduktif
yang memungkinkan arus bocor melalui isolator. [3]
Polusi garam dan debu pada isolator dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Berikut adalah beberapa penyebab umum polusi garam dan debu pada
isolator.
1. Lingkungan Pesisir
Daerah yang berdekatan dari pantai atau daerah yang terpapar oleh angin
laut cenderung memiliki konsentrasi garam yang tinggi. Angin
membawapartikel garam dari laut dan menempatkannya pada permukaan
isolator didaerah tersebut.
2. Industri
Lingkungan industri, terutama yang terkait dengan industri kimia atau
pabrik yang menghasilkan debu, dapat menghasilkan polusi debu yang
dapat menempel pada isolator.
3. Lingkungan Perkotaan
Di daerah perkotaan, aktivitas lalu lintas kendaraan dan aktivitas
manuisa dapat menghasilkan polusi debu. Partikel ini dapat terbawa oleh
angin danmenempel pada isolator.
4. Lingkungan berangin
Daerah yang sering terkena angin kencang dapat mengalami penigkatan
polusi debu. Angin dapat mengangkat dan menghembuskan partikel
debudari tanah atau permukaan lainnya ke area isolator.
5. Kegiatan alami
Polusi garam dan debu juga dapat berasal dari kegiatan alami seperti
erosi tanah, angin, pasir serta letusan gunung berapi. Partikel-partikel ini
dapat tersebar ke area isolator dan menempel pada permukaannya.
Arus bocor pada isolator tegangan menengah mengacu pada situs dimana
ada aliran listrik yang tidak diinginkan melalui isolator, yang seharusnya
tidak mengalirkan listrik. Arus bocor dapat terjadi karena beberapa alasan,
termasuk kerusakan isolator, pencemaran isolator, kelembaban berlebih
atau kondisi lingkungan yang tidak sesuai.
Polusi garam adalah salah satu penyebab umum arus bocor pada
isolator tegangan menengah. Terutama di daerah yang terpapar lingkungan
yang mengandung garam seperti pantai atau daerah industri, partikel garam
dapat menempel pada permukaan isolator. Garam yang terdapat
dilingkungan sekitar isolator dapat menyebabkan peningkatan konduktivitas
dan memungkinkan arus listrik mengalir melalui permukaan isolator. [8]
Hal ini dapat menyebabkan arus bocor yang tidak diingkan
Salah satu penyebab lain arus bocor pada isolator tegangan menengah
adalah polusi debu. Debu yang menumpuk pada permukaan isolator dapat
mengakibatkan arus bocor karena debu memiliki sifat konduktif yang
memungkinkan aliran listrik melalui permukaan isolator. Kombinasi polusi
garam dan debu dapat menjadi penyebab yang cukup umum untuk arus
bocor pada isolator tegangan menengah. Kedua elemen tersebut dapat saling
memperburuk efeknya dan meningkatkan kemungkinan terjadinya arus
bocor.
2.6.1 CT
Transformator arus (current transformer, disingkat CT) adalah
perangkat yang digunakan untuk mengukur arus listrik yang mengalir
pada konduktor tanpa tershubung secara langsung dengan rangkaian.
Prinsip kerja current transformer didasarkan pada induksi
elektromagnetik.
Prinsip kerja current transformer dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Prinsip Kerja CT
2.6.2 Rogowski-coil
Rogowski coil adalah toroid (cincin) berongga yang terbuat dari
kawat konduktif. Berbeda dengan transformator arus konvensional
yang memiliki inti besi, Rogowski coil tidak memiliki inti
feromagnetik, sehingga ia tidak menyimpan fluks magnetik.
Konstruksi toroid ini memungkinkan kawat yang membentuk coil
dapat dililitkan sekeliling konduktor atau kabel yang membawa arus
yang ingin diukur.
Dapat dilihat prinsip kerja rogowski koil pada gambar 2.6 berikut :
Mulai
Studi literatur
Perancangan metode
Membuat rangkaian
pengujian
Pengujian
Analisa data
Kesimpulan
Selesai
𝑆𝑎 . 𝑉
𝐸𝑆𝐷𝐷 = (3.1)
𝐴
Keterangan
Sa : Salinitas larutan garam (mg/cm3)
ESDD : konsentrasi polutan (mg/cm2)
V : Volume larutan garam (cm3)
A : Luas permukaan (cm2)
𝐷
𝐴 = 2 𝜋 ℎ (𝑟 + 2 ) (3.2)
Isolator yang digunakan pada penelitian ini memiliki Spesifikasi fisik sebagai
berikut
Tinggi (h) = 21 cm
Jari – Jari lingkaran dalam (r) = 5,5 cm
Diameter keseluruhan (D) = 11 cm
Sehingga luas permukaan isolator dapat dihitung :
𝐷
𝐴 = 2 𝜋 ℎ (𝑟 + )
2
11
𝐴 = 2 𝜋 21 (5,5 + )
2
𝐴 = 2 𝜋 21 (11)
𝐸𝑆𝐷𝐷 . 𝐴
𝑆𝑎 = (3.3)
𝑉
V = 100 ml
A = 1451,4 cm3
0,06 × 1451,4
𝑆𝑎 = = 0,87 𝑚𝑔⁄𝑐𝑚3
100
0,1 × 1451,4
𝑆𝑎 = = 1,45 𝑚𝑔⁄𝑐𝑚3
100
0,6 × 1451,4
𝑆𝑎 = = 8,7 𝑚𝑔⁄𝑐𝑚3
100
[1] Muhammad, A., Salman, dan Ali. 2009. “Monitoring of Leakage Current for
Composite”.
[2] Dianisios, P., Kiriakos, S., Eleftheria, P. 2011. “Measuring and Analyzing
Leakage Current for Outdoor Insulators and Specimens”, Advanced
Study Center Co. L.
[3] Obet. P., dan Syahrawardi. 2016. “Pengaruh Kelembaban Terhadap Arus
Bocor Isolator Piring Jenis Porselen Terpolusi Abu Vulkanik”. Jurnal
Singuda Ensikom 14, No. 38.
[6] Sirait, KT, Zoro, R, Darwanto. 1986. “Teknik Tegangan Tinggi”. Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
[7] IEC 815 Selection and Dimensioning of High Voltage Insulators for Polluted
Conditions, Std. 1986.
[8] Latief, Melda dan Suwarno, Unjuk Kerja Permukaan Isolator Pasangan Luar
Polimer Epoxy Resin 20 kV pada Berbagai Kondisi Lingkungan, Seminar
Nasional Teknik Ketenagalistrikan, 2005.