Anda di halaman 1dari 44

 

Pengertian Konduktor dan Isolator Beserta


Contohnya Lengkap
FisikaJanuary 17, 2018 16:37
Materi FisikaJ

Isolator – 
Pengertian Konduktor dan Isolator  –   Hallo apa kabar para pembaca Online di Situs Mistamaja
HP, langsung saja setelah dipertemuan sebelumnya Penulis telah menjelaskan secara lebih detail
mengenai Apa Itu Fisika Dasar. Oleh karena itu dikesempatan ini Penulis secara bergantian akan
membahas secara lebih detail pula mengenai Perbedaan Konduktor dan Isolator karena Materi ini
(Konduktor dan Isolator) cukup penting sekali didalam Mata Pelajaran Fisika tingkat Sekolah
Menengah Pertama (SMP).

1. Pengertian Konduktor dan Contoh Konduktor


Langsung saja didalam Pengertian Konduktor ini adalah suatu zat atau bahan yang dpt
menghantarkan arus listrik, baik itu zat padat, cair, ataupun gas karena sifat dari zat atau benda
tersebut yang konduktif, maka disebut dengan Konduktor dan Ciri  –  Ciri
  Ciri Konduktor yang baik
itu sendiri memiliki tahanan jenis yang kecil dan salah satu Penghantar atau Contoh Konduktor
yg sangat baik adalah emas, akan tetapi karena harganya yang begitu mahal, maka penghantar yg
umumnya digunakan adalah tambaga dan aluminium untuk menghemat biaya.

Lalu Ketahanan Konduktor yang diberikan tergantung dari bahan atau matrial yang digunakan
terbuat dari apa serta berapa ukurannya karena untuk bahan tertentu, resistansi akan berbanding
terbalik dgn luas penampangnya. Contohnya bisa kalian lihat didalam kawat tembaga yg tebal
memiliki resistansi lebih rendah dari pada kawat tembaga yang tipis, dan juga untuk resisten
sebanding dgn panjang. Contohnya kawat tembaga yg lebih panjang ketahanannya lebih tinggi
dari pada kawat tembaha yang pendek.

Contoh Konduktor Bersifat Logam antara lain : Emas, Tembaga, Perak, Aluminium, Zink, Besi,
dll.
 

2. Pengertian Isolator dan Contoh Isolator


Kemudian untuk Pengertian Isolator adalah bahan yang tidak dapat atau sulit untuk melakukan
 perpindahan muatan listrik, atau secara umum isolator adalah penghambat aliran listrik. Fungsi
Isolator yg lainnya ialah sebagai penopang beban ataupun pemisah antara konduktor tanpa
membuat adanya aliran arus yang mengalir keluar atau antara konduktor. Alat ini juga sering
digunakan sebagai alat yg digunakan utk menyangga kabel transmisi listrik yang terdapat pada
tiang listrik.

Lalu Bahan isolator sendiri tidak ada yang sempurna, karena isolator masih membawa sejumlah
muatan kecil mobile atau pembawa muatan yang dapat dibawa saat arus listrik mengalir. Hal
tersebut menjadikan semua isolator menjadi konduktif secara elektrik pada saat voltase cukup
 besar digunakan, sehingga medan listrik akan mengalirkan
men galirkan air dari
da ri atom dan hal ini dikenal juga
dengan sebutan Breakdown Isolator.

Beberapa Contoh Isolator yg baik itu sendiri diantaranya ialah Kertas, Kaca, ataupun Teflon.
Sedangkan beberapa Contoh Bahan Isolator lainnya yang masih cukup bagus digunakan sebagai
isolator diantaranya adalah Karet dan Plastik. Bahan  –   Bahan Isolator tersebut dipilih menjadi
Isolator Kabel karena lebih mudah untuk diproses serta dibentuk, akan tetapi masih dapat
digunakan sebagai penyumbat aliran listrik untuk voltase menengah (kurang lebih mampu
menahan ratusan atau ribuan volt).

Fungsi Isolator sendiri yg paling utama ialah untuk menghindari sengatan listrik, hubungan arus
 pendek, dan juga menghindari bahaya
baha ya kebakaran yang
yan g dikarenakan kabel saling bersentuhan dan
menghasilkan sambungan silang. Oleh karena itu harus dipasang isolator pada bagian tengah
 berongga pada kabel untuk mencegah terjadinya pantulan gelombang EM yang nantinya dapat
menyebabkan kejutan manusia ataupun bahaya sengatan listrik pada tegangan yang lebih tinggi
dari 60 volt.
 

Demikianlah pembahasan mengenai Pengertian Konduktor dan Isolator, semoga saja dengan
adanya ulasan mengenai 
mengenai  Materi Fisika Dasar  ini, kalian sebagai Para Pembaca Online di Situs
Mistamaja HP bisa dengan mudah memahami dan mengerti akan Perbedaan Konduktor dengan
Isolator. Sekian saja dari Penulis, dan sekali lagi semoga ulasan ini bisa bermanfaat dan berguna
 bagi kalian. Salam Cinta Membaca Online.

Materi Pembelajaran Terbaru

  isolator
  konduktor
  isolator adalah
  konduktor dan isolator
   pengertian konduktor
   pengertian konduktor dan isolator
  contoh konduktor
   pengertian
  contoh konduktor dan isolator
  isolator dan konduktor

jenis-jenis isolator dan penjelasanya


- November 30, 2017

 jenis-jenis isolator dan penjelasanya

isolator untuk saluran transmisi diklarifikasikan menurut penggunaan dan konstruksinya menjadi :

1. ISOLATOR GANTUNG (SUSPENSION)


 

gandengan isolator gantung pada umumnya dipakai pada saluran transmisi tegagan tinggi. ada dua jenis
isolator gantung, yaitu jenis clevis dan jenis ball-and-socket.

2. ISOLATOR PASAK ( PIN )


 

isolator pasak adalah isolator yang memiliki pasak baja yang disekrup pada bagian bawahnya. digunakan
untuk keperluan sendiri-sendiri, karena kekuatan mekanisnya rendah sehingga tidak dibuat dalam
ukuran-ukuran yang besar.

3. ISOLATOR BATANG PANJANG ( LONG-ROAD )


 

isolator batang panjang mempunyai sedikit bagian logam sehingga tidak mudah menjadi rusak. bentuk
rusuknya yang sederhana menyebabkan isolator batang panjang mudah tercuci oleh hujan, sehingga
tepat untuk penggunaan pada tempat-tempat yang banyak dikotori oleh garam atau debu.

4. ISOLATOR POS SALURAN


 

Isolator pos saluran terbuat dari porselin dengan pasak baja yang dipasang pada bagian bawah isolator,
isolator jenis ini terletak pada bagian ujung saluran.

Kunjungi juga artikel lainya tentang penyebab konsleting listrik

http://sugiartaa.blogspot.co.id/2018/02/penyebab-listrik-konsletshort-di-rumah.html 

Jenis Isolator
April 9, 2008 oleh 
oleh Danny 
Danny 

Bahan Isolator

Bahan untuk membuat isolator yang paling banyak digunakan pada sistem distribusi antara
lain :
 

1.  Isolator Gelas


2.  Isolator Keramik

Berdasarkan fungsinya isolator tediri dari 2 (dua) jenis yaitu


yaitu :

1.  Isolator tumpu : Type RM dan Type N


2.  Isolator penegang : Type Chanpignon dan Type Afspan

Ukuran isolator dan pemakaiannya

Ukuran, mm Berat Untuk


 No Isolator Type Kawat
H D DI d h f ri Kg mm2 

1  Type RM I  140  86  59  21  49,5  4  12  0,91  50,70 


2  Type RM II  100  70  51  17  32  3,5  8,5  0,45  16,25,35 
3  Type RM III  80  ign=”center”>60  40  11,5  30  3  7  0,26  6,10 
4  Type N 95  95  95  66  22  38  9  9  0,55  95 s/d
5  Type N 80  85  80  54  19  31  6  6  0,36  150 
6  Type N 60  60  60  40  17  25  5  0,13  16 s/d
7  Type 145  120  82  23  4  0,45  70 
8  champignon   81  102  91  23  7,5  0,55  6 s/d 10 
Type penegang
yg
Dinormalisasir
(afspan
isolator) DIN

8002 

Hal-hal yang pelu diperhatikan pada waktu pemeriksaan / pemeliharaan isolator antara
lain :

•  Kondisi fisik isolator


•  Tempat kedudukan isolator
•  Pengikatan kawat pada isolator
 

 
Cross Arm / Treverse
Cros arm berfungsi sebagi tempat dudukan isolator, menerima beban tarikan atau tumpuan
dari penghantar sehingga sering kedudukannya menjadi berubah, memutar kesamping atau
miring ke bawah sehingga jarak antara penghantar dengan penghantar atau penghantar
dengan tiang menjadi berubah. Salah satu akibat dari hal-hal ini adalah terjadi hubungan
singakt antar penghantar dengan penghantar atau penghantar dengan tiang.

Untuk mencegah hal tersebut, pemeliharaan terhdap traverse sangat diperlukan


 pemeliharaan tersebut antara lain :

•  Memeriksa kekurangan mur baut pengikat traverse ketiang


•  Memeriksa keadaan pelat kelainan traverse atau palang penyangga serta kekurangan
mur bautnya
•  Memeriksa adanya karat.

Isolator listrik   adalah
adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan perpindahan muatan listrik.
Dalam bahan isolator  valensi elektronnya
elektronnya  terikat kuat pada atom-atomnya. Bahan-bahan ini
dipergunakan dalam alat-alat elektronika sebagai isolator, atau penghambat mengalirnya arus
antara konduktor  tanpa
listrik. Isolator berguna pula sebagai penopang beban atau pemisah antara 
membuat adanya arus mengalir ke luar atau atara konduktor. Istilah ini juga dipergunakan untuk
menamai alat yang digunakan untuk menyangga 
menyangga  kabel 
kabel transmisi listrik pada
pada  tiang listrik . 

atau Teflon 
Beberapa bahan, seperti kaca, kertas, atau  Teflon merupakan bahan isolator yang sangat bagus.
Beberapa bahan sintetis masih “cukup bagus” dipergunakan sebagai isolator kabel. Contohnya
 plastik atau karet. Bahan-bahan ini dipilih sebagai isolator kabel karena lebih mudah dibentuk /
diproses sementara masih bisa menyumbat aliran listrik pada voltase menengah (ratusan,
mungkin ribuan volt).
 

Isolator Saluran Udara 

1. Bahan-bahan Isolasi 
Bahan isolasi yang biasa dipergunakan pada isolator saluran udara yang dioperasikan pada
tegangan tinggi (di atas 1 kV) adalah bahan porselin, bahan gelas serta bahan polymer
(composite).

1.1 Bahan Porselin (keramik) 


Porselin terbuat dari tanah liat china (china clay) yang terdapat di alam dalam bentuk alumunium
silikat. Bahan tersebut dicampur kaolin, felspar dan quarts. Kemudian campuran ini dipanaskan
dalam tungku yang suhunya dapat diatur. Bahan porselin dibakar sampai keras, halus mengkilat
dan bebas dari lubang-lubang.
Untuk mendapatkan sifat-sifat listrik dan sifat mekanis yang baik, harus dipilih
di pilih suhu pemrosesan
 bahan isolasi yang sesuai, karena jika bahan isolasi diproses pada suhu yang agak rendah, sifat
mekanisnya baik, tetapi bahan tetap berlubang-lubang. Sedangkan jika diproses pada suhu yang
tinggi, lubang-lubangnya berkurang tetapi bahan menjadi rapuh.
Isolator porselin yang baik secara mekanis mempunyai kuatku at dielektrik kira-kira 60 kV/cm, kuat
tekan dan kuat tariknya masing-masing 70.000 kg/cm2 dan 500 kg/cm2.

Beberapa kelebihan isolator porselin/keramik antara lain:


1. Stabil, adanya ikatan ionik yang kuat
ku at antaratom yang menyusun keramik, seperti silikon dan
oksigen dalam silica dan silicates, membuatnya strukturnya sangat stabil dan biasanya tidak
mengalami degradasi karena pengaruh lingkungan. Ini berarti bahwa isolator keramik tidak akan
rusak oleh pengaruh UV, kelembaban, aktivitas elektrik, dsb.
 

2. Mempunyai kekuatan mekanik yang baik , merupakan ciri alami bahwa bahan keramik
mempunyai sifat mekanik yang kuat, sehingga pada pemakaian isolator porselin sebagai terminal
kabel, bushing, dan arrester surja tidak memerlukan material lain untuk meyokongnya.
3. Harganya relatif murah, penyusun porselin seperti clay, feldspar dan quartz harganya relatif
murah dan persediaannya berlimpah.
4. Tahan lama, proses pembuatan porselin yang terdiri dari beberapa
beb erapa proses seperti pencetakan
dan pembakaran dalam mengurangi kadar air menyebabkan porselin mempunyai sifat awet.

Di samping kelebihan-kelebihan di atas, isolator porselin mempunyai


mempun yai beberapa kekurangan,
yaitu:
1. Mudah pecah, isolator porselin rentan pecah pada saat dibawa
diba wa maupun saat instalasi.
Vandalisme merupakan faktor utama yang yang menyebabkan isolator pecah.
2. Berat, salah satu sifat dari keramik adalah mempunyai
mem punyai massa yang berat. Oleh karenan
karenanya,
ya,
 pada isolator porselin berukuran besar dan berat biasanya mahal karena biaya yang dikeluarkan
untuk pengiriman dan instalasi.
3. Berlubang akibat pembuatan kurang sempurna , berdasarkan pengalaman isolator porselin
yang berlubang dapat meyebabkan terjadinya tembus internal (internal dielectric breakdown).
4. Bentuk geometri kompleks, porselin mempunyai relatif mempunyai karakteristik jarak rayap
yang kecil, oleh karenanya untuk memperpanjang jarak rayap tidak dilakukan dengan
memperbesar diameter atau memperpanjang isolator melainkan mendesain isolator dengan
membuat shed-shed. Hal ini membuat bentuknya menjadi kompleks.
5. Mudah terpolusi, permukaan porselin bersifat hidrophilik, yang berarti bahwa permukaan
pe rmukaan
 porselin mudah untuk menangkap air, sehingga pada kondisi lingkungan yang berpolusi mudah
untuk terbentuk lapisan konduktif di permukaannya. Hal ini yang dapat menyebabkan kegagalan
isolasi yaitu flashover.

1.2 Bahan Gelas 


Selain bahan porselin, bahan gelas juga banyak digunakan sebagai isolator pasangan luar
(outdoor insulator) atau isolator saluran udara (overhead insulator), karena bahan gelas
mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:

1. Kuat dielektriknya tinggi, sekitar 140 kV/cm


2. Koefesien muainya rendah
3. Mudah didesain (karena kuat dielektrikanya tinggi)
4. Kuat tekannya lebih besar daripada porselin
5. Karena sifatnya yang tembus pandang, adanya keretakan, ketidakmurnian bahan, adanya
gelembung udara dan pecahnya isolator mudah diketahui
6. Bahan hampir merata (homogen)

Selain keuntungan-keuntungan yang dimilikinya, isolator gelas juga mempunyai kerugian


sebagai berikut:
1. Uap air mudah mengembun pada permukaannya.
Oleh karena itu debu dan kotoran akan mudah mengumpul pada permukaannya, kejadian ini
akan memudahkan mengalirnya arus bocor serta terjadinya flashover
2. Untuk dipergunakan pada sistem tegangan yang tinggi, gelas tidak dapat dicor dalam bentuk
yang tidak beraturan, karena pendinginan yang tidak teratur akan menimbulkan tekanan dari
 

dalam.
3. Mudah pecah, sama seperti bahan porselin, bahan gelas mempunyai sifat yang mudah pecah
 pula. Vandalisme merupakan penyebab utama pecahnya isolator gelas (misal ditembak).

1.3 Bahan Polimer (Composite) 

Bahan polimer telah dipakai selama kurang lebih 50 tahun dan mengalami perkembangan pesat
dibanding bahan lainnya. Menurut R. Hackam, pada tahun 1940 telah dipakai bisphenol epoxy
resin untuk isolator dalam, cycloaliphatic epoxy untuk
un tuk isolator luar (1950). Selanjutnya terjadi
 perkembangan pesat dalam pemakaian polimer untuk bahan isolator dan dibuat untuk skala
komersial. Ethylene Propylene Rubber (EPR) dibuat oleho leh Ceraver, Francis (1975), Ohio Brass,
USA (1976), Sedivar, USA (1977), dan Lapp, USA (1980). Silicone Rubber (SIR) dibuat oleh
Rosenthal, Jerman (1976) dan Reliable, USA (1983), serta penggunaan cycloaliphatic epoxy
 pada jaringan transmisi di United Kingdom (1977).
Isolator komposit (composite insulator) telah digunakan di beberapa negara lebih dari tiga
dekade sebagai alternatif pengganti isolator porselin dan gelas. Isolator komposit menunjukkan
 performansi yang bagus pada beberapa kondisi, terutama untuk daerah berpolusi.
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh isolator polimer:
1. Ringan, kepadatan material polimer lebih rendah dibandingkan keramik maupun gelas, hal ini
menyebabkan isolator polimer ringan, sehingga mudah dalam penanganan maupun instalasi.
2. Bentuk geometri sederhana, karena mempunyai karakteristik jarak rayap yang relatif besar
menyebabkan desain isolator polimer sederhana.
3. Tahan terhadap polusi, karena bahan polimer mempunyai
mempun yai sifat hidrophobik (menolak air)
yang baik. Sehingga air atau kotoran lainnya akan sukar menempel pada permukaannya
meskipun dioperasikan pada kondisi lingkungan yang berpolusi maka isolator polimer
mempunyai ketahanan tegangan lewat-denyar yang baik.
4. Waktu pembuatan lebih singkat dibandingkan dengan isolator porselin, namun tidak
mengurangi performansinya.
5. Tidak terdapat lubang karena pembuatan , karena sifat polimer yang berbeda dengan
 porselin dalam hal pembuatannya. Sehingga memungkinkan tidak terjadinya tembus internal.

Sedangkan kekurangan yang dimilki oleh isolator polimer adalah:


1. Penuaan/degradasi  pada permukaannya (surface ageing), stress yang disebabkan antara lain
karena korona, radiasi UV atau zat kimia dapat menyebabkan reaksi kimia pada permukaan
 polimer. Sehingga dapat merusak permukaan polimer (penuaan) yang dapat menghilangkan sifat
hidrofobiknya,
2. Mahal, bahan penyusun polimer lebih mahal dibandingkan dengan porselin maupun gelas.
3. Kekuatan mekaniknya kecil, isolasi polimer biasanya tidak mampu untuk menyokong
dirinya sendiri. Oleh karenanya dalam instalasi dibutuhkan peralatan lain seperti jacket
(oversheath) sebagai penyokongnya.
4. Kompabilitas material, produk polimer menpunyai interface lebih darida ri satu sumbu
 bergantung pada fungsi dan desainnya. Apabila terdapat banyak interface menyebabkan
 pengaruh penting pada perekatnya. Oleh karenya harus diketahui dengan jelas sebelum
menggunakan isolator polimer, sebab dapat menimbulkan korosi atau retakan apabila
formulasinya tidak sesuai.
 

2 Klasifikasi Isolator Saluran Udara  


Menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator pasangan luar (outdoor insulator) atau isolator
saluran udara (overhead insulator) diklasifikasikan menjadi: isolator pasak (pin type insulator),
isolator piring (suspension insulator), isolator batang panjang (long rod insulator), isolator pos
saluran (line post insulator) dan isolator pos pin (pin post insulator).

2.1 Isolator Pasak (Pin Type Insulator) 


Isolator jenis ini adalah yang pertama kali dirancang untuk menopang penghantar saluran.
Desain dari isolator ini ditunjukkan pada gambar 2.1. Garis patah-patah AB menunjukkan jarak
rayap isolator.

Jarak rayap isolator dapat diperpanjang dengan membuat sebuah atau lebih pelindung hujan (rain
shed), pelindung hujan ini disebut juag petticoats atau skirt. Pelindung hujan dibuat sedemikian
rupa agar pada waktu isolator basah masih terdapat jarak rayap yang kering.

Untuk pemakaian tegangan yang makin tinggi, dibutuhkan bahan isolasi yang makin tebal, akan
tetapi dalam praktek tidak dapat dibuat
dibu at isolator tunggal yang sangat tebal. Oleh k
karena
arena itu dibuat
isolator pasak yang terdiri dari beberapa 7bagian disambungkan satu sama lain dengan
mempergunakan perekat semen. ‘  ‘ 

Gambar 2.1 Isolator Pasak Tunggal

Isolator jenis pasak dapat dipergunakan sampai 80 kV. Desain isolator pasak yang terdiri dari
 beberapa bagian dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut:

Gambar 2.2

Isolator pasak terdiri dari dua bagian

2.2 Isolator Piring (Suspension Insulator)

Untuk tegangan saluran yang tinggi, isolator pasak yang dibutuhkan menjadi lebih berat,
desainnya rumit dan harganya mahal. Penggantian isolator yang rusak mahal, oleh karenanya
isolator pasak menjadi tidak ekonomis bila digunakan pada sistem tegangan yang tinggi.

Pada sistem saluran udara tegangan tinggi, jenis isolator yang banyak dipergunakan adalah
isolator piring. Sejumlah isolator piring dihubung-hubungkan secara seri dengan
mempergunakan sambungan logam, membentuk satu rentengan. Sedangkan penghantar saluran
dipegang oleh isolator yang terbawah.

Keuntungan-keuntungan mempergunakan isolator piring adalah:


 

1. Tiap isolator piring dirancang untuk tegangan yang tidak terlalu tinggi, jadi dengan
menghubungkan sejumlah isolator, dapat dirancang suatu rentengan isolator sesuai dengan
kebutuhan

2. Jika salah satu atau beberapa isolator dalam rentengan rusak, dapat dilakukan penggantian
dengan mudah dan biaya murah

3. Rentengan isolator bersifat lentur, hal ini dapat mengurangi pengaruh tarikan mekanis.

4. Jika rentengan isolator dipasang pada menara baja, pengarub petir pada penghantar akan
 berkurang karena letak kawat penghantar lebih rendah daripada palang (cross arm) yang
diketanahkan

5. Jika beban mekanisnya naik,


n aik, misalnya karena tegangan saluran transmisi ditinggikan, dapat
dipergunakan saluran ganda atau menambah jumlah isolator dalam rentengan

Sebuah isolator piring terdiri dari sebuah pirigan porselin atau gelas yang bagian bawahnya
 berlekuk-lekuk untuk memperbesar jarak rayap. Pada bagian atas piringan disemenkan sebuah
tutup (cap) yang terbuat dari besi cor yang telah digalvanisasikan, sedangkan pada rongga bagian

 bawah disemenkan sebuah pasak baja yang telah digalvanisasikan.


Isolator piring dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan cara menghubung-hubungkan
tiap isolator. Saat ini jenis isolator piring yang banyak dipergunakan adalah jenis Clevis dan jenis
Ball and Socket, seperti terlihat pada gambar 2.3.

(i) (ii)

Gambar 2.3

(i) Isolator piring jenis Clevis

(ii) Isolator piring jenis Ball and Socket

2.3 Isolator Batang Panjang (Long-rod Insulator)

Isolator batang panjang berbentuk seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.4.

Gambar 2.4

Isolator batang panjang

Isolator jenis ini terdiri atas silinder porselin dengan kerutan-kerutan dan ujung-ujungnya
diperkuat dengan dua tutup logam yang disemenkan. Diameter silinder porselin dipilih menurut
kekuatan mekanis yang dibutuhkan, kuat tariknya sekitar 130-140 kg/cm2.
 

Pemakaian isolator batang panjang menghemat logam jika dibandingkan dengan isolator
rentengan isolator piring, juga lebih ringan. Oleh karena isolator batang panjang mempunyai
mempun yai
rusuk yang sederhana, maka kotoran yang melekat pada permukaan isolator mudah dicuci oleh
hujan, sehingga isolator jenis ini sesuai untuk daerah-daerah yang berpolusi.

Kekurangan utama dari isolator panjang adalah adanya kemungkinan timbulnya kerusakan yang
menyeluruh oleh busur api atau oleh adanya pukulan mekanis dari luar. Dalam kasus seperti ini,
isolator piring tidak akan rusak seluruhnya, bahkan adanya keretakan-keretakan pada isolator
tidak akan membuat isolator jatuh berkeping-keping, rentengan isolator masih dapat menahan
 beban mekanis untuk jangka waktu yang agak lama (meskipun isolator sudah rusak secara
listrik).

2.4 Isolator Pos Saluran (Line Post Insulator)

Isolator jenis ini terbuat dari porselin yang bagian bawahnya diberi tutup (cap) besi cor yang
disemenkan pada porselin serta pasak baja yang disekrupkan padanya. Karena jenis ini dipakai
sendiri (tidak dalam gandengan) serta kekuatan mekanisnya rendah, maka isolator pos
saluarantidak dibuat dalam ukuran yang besar. Konstruksi isolator pos saluran terlihat pada
gambar 2.5 berikut:

Gambar 2.5 Isolator pos saluran

2.5 Isolator Pos Pin (Pin Post Iinsulator)

Isolator pos pin digunakan pada daerah yang membutuhkan keandalan yang tinggi. Bentuk dari
isolator jenis pos pin ditunjukkan pada gambar 2.6

Gambar 2.6

Isolator pos pin

Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh isolator pos pin, antara lain:

1. Bebas dari cacat, karena semen dan tangkai besi (metal flange) dipasan
dipasangg di sisi luar porselin,
sehingga tidak menyebabkan pemuaian.

2. Bebas dari kerusakan akibat lewat-denyar (puncture), kuat medan listrik pada isolator pos pin
seragam dan lebih rendah dibandingkan dengan isolator pasak (pin type insulator). Oleh karena
 badan isolatornya tidak bocor, maka lewat-denyar yang terjadi di luar porselin meskipun terjadi
tegangan impuls secara tiba-tiba. Demikian pula pada inti isolator, terbebas dari puncture..

3. Mempunyai sifat antikontaminasi yang baik, isolator pos pin mempunyai sifat antikontaminasi
yang baik dibandingkan isolator jenis lain, karena:

· mempunyai jarak rayap (creepage distance) yang terlindungi besar hingga 50% dari total jarak
rayap.
 

· mempunyai bentuk profil yang baik, karena mampu meneteskan kontaminan dari tubuhnya

· memepunyai jarak celah udara (air gap) yang besar antara bagian dalam sirip dengan
 permukaan isolator, sehingga dapat menghindari terjadinya jembatan air yang terkontaminasi.

4. Tahan terhahap busur api, arus berupa busur api yang mengalir akibat
lewat denyar akibat polusi dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan
isolator. Isolator pos pin bersifat mampu menahan busur api hingga circuit
 breaker memutus aliran daya

3 Karakteristik Isolator

3.1 Karakteristik Elektrik

Isolator terdiri dari bahan isolasi yang diapit oleh elektroda-elektroda. Dengan
Den gan demikian, maka
isolator terdiri dari sejumlah kapasitansi. Karena kapasitansi ini, maka distribusi tegangan pada
sebuah rentengan isolator menjadi tidak seragam. Potensial pada ujung yang terkena tegangan
(ujung yang memegang kawat penghantar) adalah paling besar.

Karakteristik elektrik suatu


tegangan lewat-denyar isolator
frekuensi dinilaiimpuls
rendah, dari tegangan lewat-denyar
dan tembus yang terdiri dari tegangan-
merusak (puncture). tegangan -

· Tegangan lewat-denyar frekuensi rendah kering (dry power frequency flashover voltage)
adalah tegangan lewat-denyar yang terjadi bila tegangan diterapkan di antara kedua elektroda
isolator yang bersih dan kering permukaannya,
permukaann ya, nilainya konstan serta merupakan nilai dasar dari
karakteristik isolator.

· Tegangan lewat-denyar frekuensi rendah basah (wet power frequency flashover voltage) adalah
tegangan lewat-denyar yang terjadi bila tegangan diterapkan di antara dua elektroda isolator yang
 basah karena hujan atau sengaja dibasahi.

· Tegangan lewat-denyar impuls (impuls flashover voltage) adalah tegangan lewat-denyar yang
terjadi bila tegangan impuls dengan gelombang standar diterapkan. Menurut standar IEC
 besarnya gelombang impuls standar adalah 1,2 x 50ms. Karakteristik impuls terbagi atas
 polaritas positif dan negatif. Biasanya, tegangan dengan polaritas positif yang dipakai
(memberikan nilai lewat-denyar lebih rendah). Untuk polaritas
p olaritas positif, tegangan lewat-denyar
 badah dan kering sama.

· Tegangan tembus (puncture) merupakan tembus yang menyebabkan perusakan bahan


isolasinya. Sedangkan perusakan bagian isolator yang disebabkan oleh pemanasan lebih tidak
dikategorikan sebagai puncture.

3.2 Karakteristik Mekanis

Isolator harus memiliki kekuatan mekanis guna memikul beban mekanis penghantar yang
diisolasikannya. Bahan isolasi, sebagai bagian utama sebuah isolator, mempunyai sifat sebagai
 

 besi cor, dengan kuat tekan (compressive strength) yang besar dan kuat tarik (tensile strength)
yang lebih kecil, Untuk porselin, kuat 400-900 kg/cm2, sedangkan kuat tekannya 10 kali lebih
 besar.

Gaya tarik terhadap isolator yang telah dipasang relatif besar, sehingga kekuatan bahan isolasi
dan gaian-bagian yang disemenkan padanya harus dibuat lebih besar dari kekuatan bagian-
 bagian logamnya.

4 Kegagalan Isolator

Secara garis besar isolator tegangan tinggi mempunyai


mempun yai dua fungsi, yaitu fungsi mekanik dan
elektrik. Secara mekanik, isolator berfungsi untuk mendukung atau menahan konduktor pada
tegangan tinggi, sedangkan secara elektrik isolator berfungsi sebagai pemisah, yaitu untuk
mencegah mengalirnya arus dari penghantar ke tanah atau ke menara penopang saluran udara.
Pada saluran transimisi atau distribusi kegagalan isolasi dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai
 berikut:

· Isolator pecah, disebabkan pemuaian yang tidak merata dan konstraksi yang terjadi di dalam
semen, baja, dan bahan porselin. Kegagalan ini juga bisa disebabkan pergantian musim yang

mencolok dan pemanasan lebih.


· Bahan isolasi berlubang-lubang. Lubang terjadi karena bahan porselin diproses pada suhu
rendah hingga mudah menyerap air. Kejadian ini menurunkan kekuatan isolasi dan arus
merembes melalui isolator.

· Ketidakmurnian bahan isolasi. Di tempat yang mengalami ketidakmurnian bahan isolasi pun
akan terjadi kebocoran.

· Bahan tidak dapat mengkilap, sehingga air akan tetap tinggal padanya, lalu menyebabkan
 penimbunan debu dan kotoran membentuk lapisan yang bersifat menghantar dan memperpendek
 jarak rayap (creepage-distance).

· Tekanan secara mekanis, misalnya karena penumpukkan isolator. Jika bahannya kurang kuat
dapat menyebabkan isolator pecah.

· Tembus dan lewat-denyar (flashover). Lewat-denyar, yaitu pelepasan muatan destruktif


(bersifat merusak) yang melintasi pada seluruh bagian permukaan isolator. Pelepasan
P elepasan muatan ini
disebabkan pembebanan medan listrik pada permukaan isolator melebihi harga ketahanan
elektriknya. Lewat-denyar menimbulkan pemanasan dan ini dapat merusak isolator.
Penyebabnya: pengotoran permukaan isolator, surja hubung dan surja petir. Sedangkan tembus
(puncture) adalah pelepasan muatan disruptif pada bagian isolasi isolator, khusus terjadi pada
isolasi padat saja.

5 Parameter Isolator
 

Parameter isolator merupakan parameter-parameter yang terdapat pada isolator itu sendiri yang
mempengaruhi sifat kerjanya, apabila dipasang pada daerah yang berpolusi.

Dalam kondisi berpolusi, nilai tahanan permukaan sangat dipengaruhi oleh resistivitas timbunan
kotoran yang menempel pada permukaan isolator, sehingga untuk menjaga agar nilai tahanan
 permukaan tetap tinggi dengan memperpanjang jarak rayap tidak cukup. Bangunan isolator akan
mempengaruhi laju penimbunan kotoran, kapasitas penyimpanan air pada permukaan dan
mempengaruhi laju pencucian sendiri oleh hujan.

IEC Publikasi 36 memberikan saran untuk mempertimbangkan parameter-

 parameter dalam pemakaian isolator di daerah polusi, sebagai berikut:

· Faktor bentuk (Form Factor – 


Factor  –  FF)
 FF)

· Faktor profil

· Perbandingan jarak dua shed berurutan dengan panjang shed bergantung (the ratio of shed
interval to shed overhang), dan

· Sudut kemiringan shed.

Beberapa peneliti menambahkan sifat kerja isolator yang akan dipasang pada daerah berpolusi,
yaitu panjang jarak rayap isolator (creepage distance), diameter isolator dan konfigurasi
rentengan isolator.

Pengertian parameter-parameter isolator tersebut dapat diterangkan dengan menggunakan


gambar 2.7.

 p1+p2+s

= jarak bocor terpendek

ld1 + ld2

= l (panjang jarak rayap)

Gambar 2.7 Parameter pada isolator gantung jenis cap and pim

5.1 Faktor bentuk

Faktor bentuk isolator dapat ditentukan dengan rumus berikut:

……………………………………………….(2.1)
………………………………………………. (2.1)

di mana:
 

FF

: faktor bentuk

: panjang jarak rayap diukur dari salah satu elektroda

D(l)

: diameter isolator pada jarak rayap sama dengan l

Pada prakteknya, besarnya faktor bentuk isolator ditentukan dengan cara grafis.

5.2 Faktor profil

Faktor profil merupakan perbandingan antara jarak bocor terpendek dengan panjang jarak rayap
yang diukur di antara dua titik yang dipisahkan oleh jarak. Dari gambar 2.7 besar faktor profil
dapat dinyatakan oleh persamaan berikut:

………………………………………………………(2.2)  
………………………………………………………(2.2)

5.3 Perbandingan jarak dua shed berurutan dengan panjang shed bergantung
(The ratio of shed interval to shed overhang)

Pada gambar 2.7 perbandingan jarak dua shed berurutan dengan panjang shed bergantung adalah

s/p1…………………………………………………………………….(2.3)  
s/p1…………………………………………………………………….(2.3)

5.4 Sudut kemiringan shed

Pada gambar 2.7 sudut kemiringan shed ditunjukkan oleh sudut yang diberi tanda a.

5.5 Panjang jarak rayap isolator

Panjang jarak rayap isolator adalah panjang jarak yang diukur dari salah satu elektroda
menyusuri bentuk permukaan isolator hingga elektroda yang lain. Dengan demikian jarak rayap
yang besar mempunyai tahanan permukaan yang tinggi. Dari gambar 2.7 panjang jarak rayapnya
adalah:

l = ld1 + ld2……………………………………………………
ld2……………………………………………………………..(2.4)
………..(2.4)  

5.6 Diameter isolator

Untuk menyelidiki pengaruh diamater isolator terhadap sifat kerja isolator yang terkena polusi, I.
Kimoto melakukan percobaan pada sejumlah isolator dari berbagai tipe. Kimoto juga melakukan
 

 percobaan untuk mengetahui hubungan antara jumlah isolator dalam suatu rentengan isolator
dengan besarnya tegangan ketahanan. I. Kimoto menyimpulkan bahwa untuk rentegan vertikal,
efek pencucian oleh hujan lebih efektif pada isolator dengan diameter lebih kecil. Sedangkan
untuk konfigurasi rentengan horisontal, efek pencucian oleh hujan hampir tidak terpengaruh oleh
ukuran diameter dan kedalaman ketiak isolator.

5.5 Konfigurasi rentengan isolator

Rentengan isolator dapat disusun dalam konfigurasi yang umum, yaitu konfigurasi rentengan
vertikal (suspension string), konfigurasi rentengan horisontal (tension string) dan konfigurasi
rentengan miring/Vee (Vee string).

Konfigurasi rentengan isolator ternyata mempengaruhi sifat kerja isolator yang dipasang didi
daerah berpolusi. Hal ini didasarkan pada pengalaman pada suatu sistem hantaran udara 500 kV,
 polusi telah menyebabkan terjadinya lewat-denyar lebih dari 75 kali untuk konfigurasi rentengan
vertikal, sedangkan untuk konfigurasi rentengan Vee dan horisontal tidak terjadi lewat-denyar.
Kejadian ini juga terjadi pada sistem hantaran udara 135 dan 220 kV di lembah Latrobe,
Australia, pada saluran-saluran tersebut telah terjadi 25 kali lewat-denyar dalam selang waktu
tiga bulan. Semuanya terjadi pada konfigurasi rentengan vertikal.

I. Kimoto melakukan pengukuran dalam waktu yang lama, yaitu dengan jalan memasang isolator
di udara terbuka dalam waktu yang lama, dengan hasil sebagai berikut:

· Rentengan horisontal menghasilkan kepadatan timbunan garam yang lebih kecil daripada
rentengan vertikal. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kepadatan timbunan garam pada
rentengan horisontal 6 50% dari kepadatan timbunan garam pada rentengan vertikal.

· Kepadatan rentengan Vee 6 80% dari kepadatan timbunan garam rentengan vertikal.

Jenis-jenis Bahan Isolator Kabel Listrik


Oktober 20, 2017
 

Seperti bagian konduktor, bagian isolator kabel listrik adalah elemen paling penting dalam
menyalurkan listrik. Dan tahukah Anda ada beberapa bahan yang kerap digunakan?  

Mengutip dari Wikipedia, Isolator adalah bahan yang tidak dapat atau sulit menyalurkan muatan
listrik. Dalam penggunaannya, isolator kabel listrik berfungsi menjaga arus listrik yang dialirkan
bahan konduktor agar tidak keluar (jalur). 

Banyak bahan Isolator yang bisa kita jumpai di sekitar. Seperti kaca, kertas, plastik, teflon dan
kayu. Namun untuk produk kabel listrik bahan thermoplastik dan thermosetting kerap
digunakan. Penggunaan bahan sering berhubungan dengan kebutuhan saluran arus listrik.  

Biasanya untuk arus listrik bertegangan tinggi atau memiliki suhu tinggi dibutuhkan selongsong
atau bahan isolator tertentu. Nah untuk mengenalinya, berikut beberapa bahan isolator yang
sering digunakan untuk kebutuhan pembungkus bagian konduktor kabel :  

: Kabel Listrik Adalah 


Baca : 

Selongsong Kabel dari Karet 


 

Bahan ini biasa digunakan untuk produk rubber-cable. Bahan karet yang digunakan untuk
kebutuhan ini biasanya berasal dari material karet organik. Untuk produk kabel, bahan ini sudah
lama digunakan sebagai bahan isolator. 

Hanya saja bahan karet yang digunakan untuk isolator kabel kerap mengalami masalah,
terutama saat digunakan dalam jangka waktu tertentu. Bahan organik ini mudah menjadi kaku
dan rapuh, sebelum pada akhirnya rusak dengan sendirinya.  

Untuk lebih optimal, penggunaan jenis kabel ini sebaiknya didukung dengan bahan isolasi
tambahan. Agar tidak mengurangi elastisitas kabel, gunakan jenis kabel sintetis yang memiliki
ketahanan lebih baik. Bahan ini bahkan tahan hingga suku tinggi 60°C sampai 180°C.  

Bahan Kertas 

Tak hanya bahan thermoplastik dan thermosetting, rupanya bahan kertas juga kerap digunakan
sebagai bahan isolator kabel listrik. Bahan kertas pada dasarnya merupakan bahan isolator
yang baik, hanya saja sifat bahan ini dapat berbanding terbalik pada saat kertas dalam kondisi
basah. 
 

Selain itu, bahan kertas juga tak dapat berinteraksi langsung dengan udara. Sifat higroskopis
membuat bahan ini dapat menyerak kelembaban. Sehingga untuk isolator kabel listrik, bahan ini
tak dapat digunakan sebagai bahan tunggal. 

 Artinya, bahan kertas


kertas sebagai isolator
isolator perlu didukung
didukung bahan lain sebaga
sebagaii isolator terluar produk
produk
kabel listrik. Bahan untuk kebutuhan ini biasa dipilih material timah untuk jenis kabel PILC
(paper insulated lead covered). 

Karena bahan yang digunakan terlalu banyak, kabel jenis ini relatif sangat berat. Terutama
dibanding produk kabel dengan bahan isolator PVC atau XLPE. Sementara itu, jenis PILC juga
dapat digunakan untuk kabel bertegangan tinggi.  

Bahan PVC 

Tak hanya dikenal untuk produk pipa air, bahan Polyvinyl chloride atau PVC juga kerap
digunakan sebagai bahan isolator kabel listrik. Jenis kabel dengan bahan isolator ini biasanya
memiliki tegangan rendah.

Bahan ini akan berasap tebal pada saat terbakar karena arus pendek. Sementara itu, pada
suhu rendah atau ukuran dari 5 derajat celcius, bahan akan kaku dan susah dikupas. Dan
meski tahan hingga suhu -20 derajat celcius, bahan PVC untuk kabel sebaiknya tak digunakan
di suhu dibawah 5 derajat celcius.  

Sementara pada suhu tinggi, produk dengan isolator kabel listrik dari PVC sebaiknya tidak
digunakan melebisi suhu 70 derajat celcius. Suhu tinggi dan pancaran sinar UV kerap membuat
bahan PVC mudah kaku dan rapuh. 
 

Kelebihan bahan ini adalah bahan yang murah (Berpengaruh pada harga kabel) tahan terhadap
minyak dan bahan kimia lain.

Bahan LSF 

 Atau bahan Low smoke and fume, merupakan bahan isolator kabel listrik dengan sifat
berbanding terbalik dari bahan kabel PVC. Bahan ini saat terbakar akan menghasilkan sedikit

asap dan gas korosif. Bahan ini biasanya dikombinasi dengan bahan XLPE untuk mendapat
manfaat isolator kabel yang berkualitas. 

Bahan XLPE 

Bahan isolator kabel listrik yang satu ini terbuat dari bahan Gross-linked polyethylene (XLPE).
XLPE merupakan campuran bahan thermoset yang sifatnya lebih baik dari PVC. Bahan ini
memimiliki karakter sangat baik dan biasa digunakan untuk produk kabel bertegangan
menengah hingga tinggi. 

Ini dikarenakan bahan XLPE lebih tahan terhadap suhu tinggi secara berkala. Atau mampu
bertahan hingga suhu 90 derajat Celcius. Bahan ini juga dapat digunakan menggantikan bahan
PILC, dengan beban lebih ringan.
 

Mineral 

Bahan mineral untuk isolator kabel listrik biasanya menggunakan bahan magnesium oksida.
Bahan ini memiliki sifat isolasi sangat baik terhadap energi listrik. Hanya saja, sifatnya yang
dapat menyerap kelembaban air, membuat bahan ini tidak dapat berdiri sendiri. 

Untuk mengentisipasi kelemahan tersebut, bahan ini biasanya dilapisi dengan bahan selubung
tembaga. Kombinasi keduanya membuat kabel mampu bertahan disuhu tinggi, bahkan
mencapai 250 derajat celcius. 

Bahan ionorganik membuat kombinasi bahan ini juga tahan perubahan usia alias awet
digunakan dalam jangka waktu cukup.  

Produk kabel listrik ini biasanya memiliki ukuran kecil dengan daya tahan cukup baik terhadap
air, radiasi dan gelombang elektromagnetik. Selain itu, bahan dengan isolator ini biasanya
memiliki sifat lentur dan tahan terhadap masalah korosi.  

Meski demikian, bagian tembaga pada produk ini mudah mengalami korosi. Untuk menghindari
dampak buruknya, Anda bisa menggunakan bahan LSF untun mengurangi suhu kerja.
Sementara untuk mengatasi masalah kelembaban dan korosi, Anda bisa menggunakan seal
khusus pada bagian potongan kabel. 

Baca : 
: Jenis Kabeli Listrik dilihat dari Bahan Isolatornya  
 

BAHAN ISOLASI PENGHANTAR LISTRIK

MATERIAL ISOLASI PENGHANTAR 

JENIS JENIS BAHAN ISOLASI PENGHANTAR

1.  BAHAN POLYVINYL CHLORIDE (PVC)  

Polyvinyl chloride (polivinil klorida) merupakan hasil polimerisasi monomer vinil klorida dengan

bantuan katalis. Pemilihan katalis tergantung pada jenis proses polimerisasiyang digunakan.Untuk

mendapatkan produk-produk dari PVC digunakan beberapa proses

pengolahan yaitu :

  Calendering

Produk akhir : sheet, film, leather cloth dan floor covering.

  Ekstrusi

Merupakan carapengolahan PVC yang banyak digunakan karena dengan proses ini

dapat dihasilkan bermacam-macam produk. ‘Extruder head’ dapat diganti dengan  

bermacam bentuk untuk menghasilkan :

a)  pipa, tube, building profile, sheet, floor covering dan monofilament.

b)  Isolasi kabel listrik dan telepon.

c)  Barang berongga dan blown film.


 

  Cetak injeksi

Produk yang diperoleh adalah :

a)  sol sepatu, sepatu, sepatu boot

b)  container, sleeve (penguat leher baju), valve.

c)  Fitting, electrical and engineering parts. 

2.  BAHAN ISOLASI PLASTIK 

Plastik adalah bahan sintetis yang dapat dibentuk dengan pemanasan dan dapat diperkeras

bergantung pada strukturnya. Bahan isolasi plastic terdiri dari :

  Karet

1.  Karet butadin

2.  Karet butil

3.  Karet polichloropen

4.  Karet silicon

3.  BAHAN POLYETHYLENE ( PE ) 

Polietilena (disingkat PE) (IUPAC: Polietena)


(IUPAC: Polietena) adalah termoplastik
adalah termoplastik yang digunakan secara luas oleh

konsumen produk sebagai kantong


sebagai kantong plastik.
plastik. Sekitar
 Sekitar 80 juta metrik
met rik ton plastik ini diproduksi setiap

tahunnya. Polietilena adalah polimer


adalah polimer yang terdiri dari rantai panjang monomer
panjang monomer etilena
 etilena (IUPAC: etena)
(IUPAC: etena).. Di

industri polimer, polietilena ditulis dengan singkatan PE, perlakuan yang sama yang dilakukan oleh
 

Polistirena (PS) dan Polipropilena


dan Polipropilena (PP). Molekul etena C2H4 adalah CH2=CH2. Dua grup
Dua grup CH2 bersatu

dengan ikatan ganda. Polietilena dibentuk melalui proses polimerisasi


proses polimerisasi dari etena. Polietilena bisa

diproduksi melalu proses polimerisasi


proses polimerisasi radikal, polimerisasi
radikal, polimerisasi adisi anionik,
anionik, polimerisasi
 polimerisasi ion koordinasi, atau
koordinasi, atau

polimerisasi adisi kationik. Setiap


kationik. Setiap metode menghasilkan tipe polietilena yang berbeda.

4. CROSS LINKED POLYETHYLENE (XLPE) 


Cross-linked polyethylene, biasa disingkat PEX atau XLPE, adalah bentuk polyethylene dengan

cross-link. Hal ini dibentuk menjadi tabung, dan digunakan terutama dalam membangun layanan sistem

pipa, hydronic sistem pemanas berseri-seri, pipa air rumah tangga, dan isolasi untuk tegangan tinggi

kabel listrik (tegangan tinggi). Hal ini juga digunakan untuk gas alam dan aplikasi minyak lepas pantai,

transportasi kimia, dan transportasi limbah dan lumpur. Pada abad ke-21, PEX telah menjadi alternatif

untuk polyvinyl chloride (PVC), diklorinasi polyvinyl chloride (CPVC) atau pipa tembaga untuk digunakan

sebagai pipa air perumahan. PEX tubing berkisar dalam ukuran dari ukuran kekaisaran 1/4-inch sampai 4

inci, tapi 1/2-inch, 3/4-inch, dan 1 inci adalah yang paling banyak digunakan [1] Metric PEX. Adalah

biasanya tersedia dalam 16 mm, 20 mm, 25 mm, 32 mm, 4


400 mm, 50 mm dan 63 mm ukuran.

5.  BAHAN ISOLASI MINYAK 

Bahan isolasi cair digunakan sebagai bahan pengisi pada beberapa peralatan listrik, misalnya :

transformator, pemutus beban, rheostat. Dalam hal ini bahan isolasi cair berfungsi sebagai pengisolasi

dan sekaligus sebagai pendingin. Karena itu persyaratan untuk bahan cair yang dapat digunakan untuk

isolasi antara lain : mempunyai tegangan tembus dan daya hantar panas yang tinggi.

1. Minyak Transformator  

Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan pemurnian minyak

mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh panas dari rugi-rugi di dalam transformator

akan timbul hidrokarbon. Selain berasal dari minyak mineral, minyak transformator dapat pula yang
 

dapat dibuat dari bahan organik, misalnya : minyak trafo Piranol, Silikon. Sebagai bahan isolasi, minyak

transformator harus mempunyai tegangan tembus yang tinggi.

Jarak elektroda dibuat 2,5 cm, sedangkan tegangannya dapat diatur dengan menggunakan auto-

transformator sehingga dapat diketahui tegangan sebelum saat terjadinya kegagalan isolasi yaitu

terjadinya locatan bunga api. Locatan bunga api dapat dilihat lewat lubang yang diberi kaca. Selain
S elain itu
dapat dilihat dari Voltmeter tegangan tertinggi sebelum terjadinya
terj adinya kegagalan isolasi (karena setelah

terjadinya kegagalan isolasi voltmeter akan menunjukkan harga nol.

Dengan demikian dapat diketahui apakah minyak transformator ketahanan listriknya memenuhi

persyaratan yang berlaku. Ketahanan listrik minyak transformator dapat menurun karena pengaruh

asam dan dapat pula karena kandungan air.

2. bahan isolasi cair lain 

Minyak untuk kabel yang berisolasi kertas


ker tas dibuat lebih kental daripada minyak trafo, disamping

itu terdapat pula bahan isolasi kabel yang di impregnasi d


dengan
engan minyak yang kekentalan rendah dengan

pemurnian yang tinggi, yaitu kabel untuk tegangan ekstra tinggi yang diisi minyak.

Disamping bahan-bahan diatas, terdapat pula isolasi cair sintetis yang berisi chloor (hidrokarbon

seperti difenil C10H12). Bahan-bahan ini diantaranya: sovol, askarel, araclor, pyralen, shibanol. Dan

bahan isolasi cair lain yang lebih mahal dari minyak trafo adalah minyak silicon.

6.  BAHAN ISOLASI PADAT 

Kaca dan porselin adalah tergolong bahan mineral, tetapi penggunaannya tidak pada bentuk atau

keadaan alaminya melainkan harus diproses terlebih dahulu dengan pemanasan (pembakaran),

pengerasan dan pelumeran. Itulah sebabnya


se babnya maka pembahasannya dipisahkan dengan pembahasan

bahan mineral pada bab sebelumnya.

1. Kaca 
 

Kaca adalah substansi yang dibuat dengan pendinginan bahan-bahan yang dilelehkan, tidak

berbentuk kristal tetapi tetap pada kondisi berongga. Kaca pada umumnya terdiri dari campuran silikat

dan beberapa senyawa antara lain : borat, pospat. Kaca dibuat dengan cara melelehkan beberapa

senyawa silikat (pasir), alkali (Na dan K) dengan bahan lain (kapur, oksida timah hitam). Karena itu sifat

dari kaca tergantung dari komposisi bahan-bahan pembentuknya tersebut. Massa jenis kaca berkisar

antara 2 hingga 8,1 g/cm2, kekuatan tekannya 6000 hingga 21000 kg/cm2 , kekuatan tariknya 100

hingga 300 kg/cm2. Karena kekuatan tariknya


tar iknya relatif kecil, maka kaca adalah bahan yang regas.

Walaupun kaca merupakan substansi berongga, tetapi tidak mempunyai titik leleh yang tegas, karena

pelelehannya adalah perlahan –lahan ketika suhu pemanasan di naikkan. Titik pelelehan kaca berkisar

antara 500 hingga 17000 C.


C . Makin sedikit kandungan S1O2 nya makin rendah titik pelembekan suatu

kaca. Demikian pula halnya dengan muai panjang ( ) nya, makin banyak kadar S1O2 yang dikandungnya

akan makin kecil  nya. Muai panjang untuk kaca berkisar antara 5,5-10-7 hingga 150. 10-7 per derajat

celcius.

2. Sitol  

Sitol mempunyai bahan dasar kaca yang merupakan pengembangan baru. Pemakaian sitol

adalah sangat luas, struktur dan sifat-sifatnya adalah diantara kaca dan keramik. Sitol juga disebut

keramik-kaca atau kaca kristal. Yang banyak dijumpai dipasaran antara lain : pyroceram, vitoceram. Sitol
S itol

mempunyai struktur kristal yang halus (hal ini yang membedakannya dengan kaca biasa) tetapi

berongga. Tidak seperti halnya keramik biasa, sitol tidak dibuat dengan pembakaran tetapi cenderung

dengan fusi dari bahan-bahan mentahnya dengan menjadikannya


m enjadikannya meleleh dan kemudian kristalisasi.

3. Porselin 

Porselin adalah bahan isolasi kelompok keramik yang sangat penting dan luas penggunaannya.

Istilah bahan -bahan keramik adalah digunakan untuk semua bahan anorganik yang dibakar dengan

pembakaran pada suhu tinggi dan bahan asal berubah substansinya. Bahan dasar dari porselin adalah

tanah liat. Ini berarti bahan dasar tersebut mudah dibentuk pada waktu basah, tetapi menjadi tahan

terhadap air dan kekuatan mekaniknya naik setelah dibakar. Penggunaan isolator dari porselin antara

lain : isolator tarik, isolator penyangga.


 

7.  BAHAN ISOLASI BERSERAT 

Kelebihan dari bahan berserat adalah mempunyai fleksibilitas yang baik, kekuatan mekanis yang

tinggi, mudah diproses dan murah harganya. Adapun kekurangannya adalah higroskopis dan tegangan

tembusnya rendah.

Jenis-jenis bahan isolasi berserat:

    Kayu
    Kertas
    Tekstil

Akhir-akhir ini banyak tekstil sintetis yang digunakan sebagai bahan isolasi karena mempunyai

beberapa keuntungan antara laian: kekuatan mekanis, elastisitas, dan tahan panas yang tinggi,

higroskopisitas rendah dan lebih stabil terhadap pengaruh kimia. Serat sintetis diantanya adalah

poliamid (nilon, kapron, silon, dedron), serat polyester (lavsan, terilin, tetron, dakron), seratpolistirin
(PVC).

    Bahan berserat anorganik : Asbes dan Fiberglass

8.  BAHAN ISOLASI MINERAL 

Bahan isolasi mineral diperoleh dari tambang dan digunakan sebagai isolasi pada ikatan kimia

atau keadaan alaminya tanpa proses kimia atau termal sebelumnya.

Jenis-jenis bahan isolasi minerlal:

    Mika
    Mikanit

  Mikanit komutator

  Mikanit lempengan
 

  Mikanit cetakan

  Kertas mika

  Mikanit fleksibel

  Pita mika

    Marmer
    Batu tulis
    Klorida

9.  BAHAN ISOLASI PLASTIK 

Plastik adalah bahan sintetis yang dapat dibentuk dengan pemanasan dan dapat diperkeras

bergantung pada strukturnya. Bahan isolasi plastic terdiri dari :

  Karet

3  Karet butadin

4  Karet butil

5  Karet polichloropen

6  Karet silicon

10.  BAHAN ISOLASI SERAT OPTIK 

Sebagaimana namanya maka serat optik (fiber optic) dibuat dari gelas silika dengan penampang

berbentuk lingkaran atau bentuk-bentuk lainnya. Pembuatan serat optik (fiber optic) dilakukan dengan

cara menarik bahan gelas kental-cair sehingga dapat diperoleh serabut atau serat gelas dengan

penampang tertentu. Proses ini dikerjakan dalam keadaan bahan gelas yang panas. Yang terpenting
te rpenting

dalam pembuatan serat optik (fiber optic) adalah menjaga agar perbandingan
per bandingan relatif antara bermacam
 

lapisan tidak berubah sebagai akibat tarikan. Proses pembungkusan seperti pemberian bahan pelindung

atau proses pembuatan satu ikat kabel yang terdiri atas beberapa buah hingga ratusan kabel

pengerjaannya tidak berbeda dengan pembuatan kabel biasa.

Perkembangan terakhir, pemakaian serat optic sebagai saluran tranmisi komunikasi jarak jauh

lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan transmisi konvensional, antara lain: saluran 2 kawat
sejajar kabel koaksial.

Serat optik (fiber optic) adalah suatu pemandu gelombang cahaya (light wave guide) yang

berupa suatu kabel tembus pandang (transparant), yang mana pemampang dari kabel tersebut terdiri

dari dua bagian, yaitu : bagian tengah yang disebut “ Core”


Core” dan bagian luar yang disebut “ C 
l adding” .
Cladding” 

Cladding pada serat optik membungkus atau mengelilingi Core. Adapun bentuk pemampang dari core

dapat bermacam-macang, antara lain : pipih, segi tiga, segi empat, segi banyak atau berbentuk

lingkaran. Adapun gambar skema pemampang dari serat optik (fiber optic) dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MODUL KONSTRUKSI ISOLATOR DALAM SISTEM DISTRIBUSI 

1.  Tujuan Pembelajaran Umum 


a.  Menjelaskan pengertian dari isolator.
 b.  Menyebutkan fungsi dari isolator.
c.  Menyebutkan persyaratan bahan isolator.
d.  Menyebutkan bahan apa yang digunakan untuk membuat isolator.

e.  Menyebutkan contoh konstruksi isolator dalam sistem distribusi.

2.  Rincian Kegiatan Belajar 


a. Membaca dan memahami isi modul
 b.Mengerjakan soal latihan secara mandiri
c. Mengerjakan soal tes akhir dalam modul secara mandiri
3.  Petunjuk Belajar 

a.  Bacalah dan pahami dengan seksama uraian materi yang disajikan dalam modul ini, kemudian

 pahami pula penerapan materi tersebut dalam contoh-contoh soal beserta cara penyelesaiannya.
 

Bila terpaksa masih ada materi yang kurang jelas dan belum bisa dipahami dapat ditanyakan
kepada guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.

 b.  Coba kerjakan setiap soal latihan secara mandiri, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
sebarapa besar pemahaman yang telah dimiliki setiap siswa terhadap materi-materi yang telah

dibahas.
c.  Apabila dalam kenyataannya dalam belajar siswa belum menguasai materi pada level yang
diharapkan, coba ulangi membaca dan mengrjakan lagi latihan-latihan dan jika bertanya kepada
guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.

BAB I 
ISOLATOR  

A. Pengertian Isolator 
Isolator adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor atau
 penghantar dengan tiang listrik. Menurut fungsinya, isolator dapat ditinjau dari dua segi yaitu:
a. Fungsi dari segi
segi elektris : Untuk menyekat / mengisolasi
mengisolasi antara kawat fasa dengan tanah dan

kawat fasa lainnya.


 b. Fungsi dari segi mekanis : Menahan berat dari
d ari konduktor / kawat penghantar, mengatur jarak
dan sudut antar konduktor / kawat penghantar serta menahan adanya perubahan pada kawat
 penghantar akibat temperatur dan angin.
B. Fungsi utama isolator adalah :  
1. Untuk penyekat / mengisolasi penghantar dengan tanah dan antara penghantar dengan penghantar.  
2. Untuk memikul beban mekanis yang disebabkan oleh berat penghantar dan / atau gaya tarik
 penghantar. 
3. Untuk menjaga agar jarak antar penghantar tetap (tidak berubah). 
 

C. Persyaratan bahan isolator adalah : 


1. bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
2. bahan isolasi yang ekonomis, tanpa mengurangi kemampuannya sebagai isolator. Sebab makin
 berat dan besar ukuran
uku ran isolator tersebut akan mempengaruhi
mem pengaruhi beban penyangga
pen yangga pada sebuah tiang
listrik.
3. bahan yang terbuat dari bahan padat, seperti : porselin, gelas, mika, ebonit, keramik, parafin,
kuarts, dan veld spaat.

D. Bahan-Bahan Isolator Jaringan 


Bahan-bahan yang baik untuk isolator adalah bahan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik. Walaupun ada yang sanggup menghantarkan arus listrik tetapi relatif sangat kecil,
sehingga bisa diabaikan terhadap maksud penggunaan atau pemakaiannya. Pemakaian bahan
isolasi ini diharapkan seekonomis mungkin tanpa mengurangi kemampuannya sebagai isolator.
Sebab makin berat dan besar ukuran isolator tersebut akan mempengaruhi beban penyangga pada
sebuah tiang listrik.
Bahan-bahan isolasi yang dipakai untuk isolator jaring an kebanyakan
terbuat dari bahan padat, seperti bahan porselin, gelas, mika, ebonit,
keramik, parafin, kuarts, dan veld spaat.

1. Kriteria Bahan Isolator 


Kriteria bahan yang baik digunakan sebagai isolator jaringan distribusi adalah :
a. Bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
 b. Bahan isolasi yang ekonomis, tanpa mengurangi kemampuannya sebagai isolator. Sebab makin
 berat dan besar ukuran
uku ran isolator tersebut akan mempengaruhi
mem pengaruhi beban penyangga
pen yangga pada sebuah tiang
listrik.
 

c. Bahan yang terbuat dari bahan padat, dan memiliki kekuatan mekanis tinggi seperti : porselin,
gelas, mika, ebonit, keramik, parafin, kuartz, dan veld spaat.
d. Mempunyai tahanan jenis yang tinggi
e. Memiliki kekuatan mekanis yang tinggi
f. Memiliki sifat-sifat (dua hal diatas) tidak berubah oleh perubahan suhu, siraman air, kelembaban,
sinar matahari, polaritas listrik.
g. Bila mengalami loncatan listrik (flash over) tidak akan meninggalkan jejak (cacat).
2.Bahan-bahan Isolasi 
Bahan isolasi yang biasa dipergunakan pada isolator saluran udara yang dioperasikan
 pada tegangan tinggi (di atas 1 kV) adalah bahan porselin, bahan gelas serta bahan polymer
(composite).
a.  Bahan Porselin (keramik) 
Porselin terbuat dari tanah liat china (china clay) yang terdapat di alam dalam bentuk
alumunium silikat. Bahan tersebut dicampur kaolin, felspar dan quarts. Kemudian campuran ini
dipanaskan dalam tungku yang suhunya dapat diatur. Bahan porselin dibakar sampai keras, halus
mengkilat dan bebas dari lubang-lubang.
Untuk mendapatkan sifat-sifat listrik dan sifat mekanis yang baik, harus dipilih suhu
 pemrosesan bahan isolasi yang sesuai, karena jika bahan isolasi diproses pada suhu yang agak
rendah, sifat mekanisnya baik, tetapi bahan tetap berlubang-lubang. Sedangkan jika diproses
 pada suhu yang tinggi, lubang-lubangnya berkurang tetapi bahan menjadi rapuh.
Isolator porselin yang baik secara mekanis mempunyai kuat dielektrik kira-kira 60 kV/cm, kuat
tekan dan kuat tariknya masing-masing 70.000 kg/cm2 dan 500 kg/cm2.
Beberapa kelebihan isolator porselin/keramik antara lain:
1.  Stabil, adanya ikatan ionik yang kuat antaratom yang menyusun keramik, seperti silikon dan
oksigen dalam silica dan silicates, membuatnya strukturnya sangat stabil dan biasanya tidak
mengalami degradasi karena pengaruh lingkungan. Ini berarti bahwa isolator keramik tidak akan
rusak oleh pengaruh UV, kelembaban, aktivitas elektrik, dsb.
2.  Mempunyai kekuatan mekanik yang baik , merupakan ciri alami bahwa bahan keramik
mempunyai sifat mekanik yang kuat, sehingga pada pemakaian isolator porselin sebagai terminal
kabel, bushing, dan arrester surja tidak memerlukan material lain untuk meyokongnya.
 

3.  Harganya relatif murah, penyusun porselin seperti clay, feldspar dan quartz harganya relatif
murah dan persediaannya berlimpah.
4.  Tahan lama, proses pembuatan porselin yang terdiri dari beberapa proses seperti pencetakan
dan pembakaran dalam mengurangi kadar air menyebabkan porselin mempunyai sifat awet.
Di samping kelebihan-kelebihan di atas, isolator porselin mempunyai beberapa kekurangan,
yaitu:
1.  Mudah pecah, isolator porselin rentan pecah pada saat dibawa maupun saat instalasi.
Vandalisme merupakan faktor utama yang yang menyebabkan isolator pecah.
2.  Berat, salah satu sifat dari keramik adalah mempunyai massa yang berat. Oleh karenanya, pada
isolator porselin berukuran besar dan berat biasanya mahal karena biaya yang dikeluarkan untuk
 pengiriman dan instalasi.
3.  Berlubang akibat pembuatan kurang sempurna, berdasarkan pengalaman isolator porselin
yang berlubang dapat meyebabkan terjadinya tembus internal (internal dielectric breakdown).
4.  Bentuk geometri kompleks, porselin mempunyai relatif mempunyai karakteristik jarak rayap
yang kecil, oleh karenanya untuk memperpanjang jarak rayap tidak dilakukan dengan
memperbesar diameter atau memperpanjang isolator melainkan mendesain isolator dengan
membuat shed-shed. Hal ini membuat bentuknya menjadi kompleks.
5. Mudah terpolusi, permukaan porselin bersifat hidrophilik, yang berarti bahwa permukaan
 porselin mudah untuk menangkap air, sehingga pada kondisi lingkungan yang berpolusi mudah
untuk terbentuk lapisan konduktif di permukaannya. Hal ini yang dapat menyebabkan kegagalan
isolasi yaitu flashover.
 
b. Bahan Gelas 
Selain bahan porselin, bahan gelas juga banyak digunakan sebagai isolator pasangan luar
(outdoor insulator) atau isolator saluran udara (overhead insulator), karena bahan gelas
mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
1.  Kuat dielektriknya tinggi, sekitar 140 kV/cm
2.  Koefesien muainya rendah
3.  Mudah didesain (karena kuat dielektrikanya tinggi)
4.  Kuat tekannya lebih besar daripada porselin
5.  Karena sifatnya yang tembus pandang, adanya keretakan, ketidakmurnian bahan, adanya
gelembung udara dan pecahnya isolator mudah diketahui
 

6.  Bahan hampir merata (homogen)


Selain keuntungan-keuntungan yang dimilikinya, isolator gelas juga mempunyai kerugian
sebagai berikut:
1.  Uap air mudah mengembun pada permukaannya. Oleh karena itu debu dan kotoran akan mudah
mengumpul pada permukaannya, kejadian ini akan memudahkan mengalirnya arus bocor serta
terjadinya flashover
2.  Untuk dipergunakan pada sistem tegangan yang tinggi, gelas tidak dapat dicor dalam bentuk
yang tidak beraturan, karena pendinginan yang tidak teratur akan menimbulkan tekanan dari
dalam.
3.  Mudah pecah, sama seperti bahan porselin, bahan gelas mempunyai sifat yang mudah pecah
 pula. Vandalisme merupakan penyebab utama pecahnya isolator gelas (misal ditembak).
c.  Bahan Polimer (Composite) 
Bahan polimer telah dipakai selama kurang lebih 50 tahun dan mengalami perkembangan
 pesat dibanding bahan lainnya. Menurut R. Hackam, pada tahun 1940 telah dipakai bisphenol
epoxy resin untuk isolator dalam, cycloaliphatic epoxy untuk isolator luar (1950). Selanjutnya
terjadi perkembangan pesat dalam pemakaian polimer untuk bahan isolator dan dibuat untuk
skala komersial. Ethylene Propylene Rubber (EPR) dibuat oleh Ceraver, Francis (1975), Ohio
Brass, USA (1976), Sedivar, USA (1977), dan Lapp, USA (1980). Silicone Rubber (SIR) dibuat
oleh Rosenthal, Jerman (1976) dan Reliable, USA (1983), serta penggunaan cycloaliphatic epoxy
 pada jaringan transmisi di United Kingdom (1977).
Isolator komposit (composite insulator) telah digunakan di beberapa negara lebih dari tiga

dekade sebagai alternatif pengganti isolator porselin dan gelas. Isolator komposit menunjukkan
 performansi yang bagus pada beberapa kondisi, terutama untuk daerah berpolusi.
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh isolator polimer:
1.  Ringan, kepadatan material polimer lebih rendah dibandingkan keramik maupun gelas, hal ini
menyebabkan isolator polimer ringan, sehingga mudah dalam penanganan maupun instalasi.
2.  Bentuk geometri sederhana, karena mempunyai karakteristik jarak rayap yang relatif besar
menyebabkan desain isolator polimer sederhana.
3.  Tahan terhadap polusi, karena bahan polimer mempunyai sifat hidrophobik (menolak air)
yang baik. Sehingga air atau kotoran lainnya akan sukar menempel pada permukaannya
 

meskipun dioperasikan pada kondisi lingkungan yang berpolusi maka isolator polimer
mempunyai ketahanan tegangan lewat-denyar yang baik.
4.  Waktu pembuatan lebih singkat  dibandingkan dengan isolator porselin, namun tidak
mengurangi performansinya.
5.  Tidak terdapat lubang karena pembuatan , karena sifat polimer yang berbeda dengan porselin
dalam hal pembuatannya. Sehingga memungkinkan tidak terjadinya tembus internal.
Sedangkan kekurangan yang dimilki oleh isolator polimer adalah:
1.  Penuaan/degradasi  pada permukaannya (surface ageing), stress yang disebabkan antara lain
karena korona, radiasi UV atau zat kimia dapat menyebabkan reaksi kimia pada permukaan
 polimer. Sehingga dapat
d apat merusak permukaan polimer (penuaan) yang dapat menghilangkan sifat
hidrofobiknya,
2.  Mahal, bahan penyusun polimer lebih mahal dibandingkan dengan porselin maupun gelas.
3.  Kekuatan mekaniknya kecil, isolasi polimer biasanya tidak mampu untuk menyokong dirinya
sendiri. Oleh karenanya dalam instalasi dibutuhkan peralatan lain seperti jacket (oversheath)
sebagai penyokongnya.
4.  Kompabilitas material, produk polimer menpunyai interface lebih dari satu sumbu bergantung
 pada fungsi dan desainnya. Apabila terdapat banyak interface menyebabkan pengaruh penting
 pada perekatnya. Oleh karenya harus diketahui dengan jelas sebelum menggunakan isolator
 polimer, sebab dapat menimbulkan korosi atau retakan apabila formulasinya tidak sesuai.

E.Konstruksi Isolator dalam sistem distribusi 

Ada beberapa jenis konstruksi isolator dalam sistem distribusi, antara lain :
a.  Isolator gantung (suspension type insulator)
 b.  Isolator jenis pasak (pin type insulator)
c.  Isolator batang panjang (long rod type insulator)
d.  Isolator jenis post saluran (line post type insulator)
 

Gambar Isolator Gantung Gambar Isolator Post Saluran

1.  Isolator Piring/gantung (Suspension Insulator) 


Untuk tegangan saluran yang tinggi, isolator pasak yang dibutuhkan menjadi lebih berat,
desainnya rumit dan harganya mahal. Penggantian isolator yang rusak mahal, oleh karenanya
isolator pasak menjadi tidak ekonomis bila digunakan pada sistem tegangan yang tinggi.
Pada sistem saluran udara tegangan tinggi, jenis isolator yang banyak dipergunakan adalah
isolator piring. Sejumlah isolator piring dihubung-hubungkan secara seri dengan
mempergunakan sambungan logam, membentuk satu rentengan. Sedangkan penghantar saluran
dipegang oleh isolator yang terbawah.
Keuntungan-keuntungan mempergunakan isolator piring adalah:
1.  Tiap isolator piring dirancang untuk tegangan yang tidak terlalu tinggi, jadi dengan
menghubungkan sejumlah isolator, dapat dirancang suatu rentengan isolator sesuai dengan

kebutuhan.
2.  Jika salah satu atau beberapa isolator dalam rentengan rusak, dapat dilakukan penggantian
dengan mudah dan biaya murah
3.  Rentengan isolator bersifat lentur, hal ini dapat mengurangi pengaruh tarikan mekanis.
4.  Jika rentengan isolator dipasang pada menara baja, pengarub petir pada penghantar akan
 berkurang karena letak kawat penghantar lebih rendah daripada palang (cross arm) yang
diketanahkan
5.  Jika beban mekanisnya naik, misalnya karena tegangan saluran transmisi ditinggikan, dapat
dipergunakan saluran ganda atau menambah jumlah isolator dalam rentengan
 

Sebuah isolator piring terdiri dari sebuah pirigan porselin atau gelas yang bagian bawahnya
 berlekuk-lekuk untuk memperbesar jarak rayap. Pada bagian atas piringan disemenkan sebuah
tutup (cap) yang terbuat dari besi cor yang telah digalvanisasikan, sedangkan pada rongga bagian
 bawah disemenkan sebuah pasak baja yang telah digalvanisasikan.

2. Isolator Pasak (Pin Type Insulator) 


Isolator jenis ini adalah yang pertama kali dirancang untuk menopang penghantar saluran.
Jarak rayap isolator dapat diperpanjang dengan membuat sebuah atau lebih pelindung hujan (rain
shed), pelindung hujan ini disebut juag petticoats atau skirt. Pelindung hujan dibuat sedemikian
rupa agar pada waktu isolator basah masih terdapat jarak rayap yang kering.
Untuk pemakaian tegangan yang makin tinggi, dibutuhkan bahan isolasi yang makin
tebal, akan tetapi dalam praktek tidak dapat dibuat isolator tunggal yang sangat tebal. Oleh
karena itu dibuat isolator pasak yang terdiri dari beberapa 7 bagian disambungkan satu sama lain
dengan mempergunakan perekat semen. Isolator jenis pasak dapat dipergunakan sampai 80 kV.
3. Isolator Batang Panjang (Long-rod Insulator)  
Isolator jenis ini terdiri atas silinder porselin dengan kerutan-kerutan dan ujung-ujungnya
diperkuat dengan dua tutup logam yang disemenkan. Diameter silinder porselin dipilih menurut
kekuatan mekanis yang dibutuhkan, kuat tariknya sekitar 130-140 kg/cm2.
Pemakaian isolator batang panjang menghemat logam jika dibandingkan dengan isolator

rentengan isolator piring, juga lebih ringan. Oleh karena isolator batang panjang mempunyai
rusuk yang sederhana, maka kotoran yang melekat pada permukaan isolator mudah dicuci oleh
hujan, sehingga isolator jenis ini sesuai untuk daerah-daerah yang berpolusi.
Kekurangan utama dari isolator panjang adalah adanya kemungkinan timbulnya
kerusakan yang menyeluruh oleh busur api atau oleh adanya pukulan mekanis dari luar. Dalam
kasus seperti ini, isolator piring tidak akan rusak seluruhnya, bahkan adanya keretakan-keretakan
 pada isolator tidak akan membuat isolator jatuh berkeping-keping, rentengan isolator masih
dapat menahan beban mekanis untuk jangka waktu yang agak lama (meskipun isolator sudah
rusak secara listrik).
 

 
4.Isolator Pos Saluran (Line Post Insulator)  
Isolator jenis ini terbuat dari porselin yang bagian bawahnya diberi tutup (cap) besi cor
yang disemenkan pada porselin serta pasak baja yang disekrupkan padanya. Karena jenis ini
dipakai sendiri (tidak dalam gandengan) serta kekuatan mekanisnya rendah, maka isolator pos
saluaran tidak dibuat dalam ukuran yang besar.
5. Isolator Pos Pin (Pin Post Iinsulator)  
Isolator pos pin digunakan pada daerah yang membutuhkan keandalan yang tinggi.
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh isolator pos pin, antara lain:
1.  Bebas dari cacat, karena semen dan tangkai besi (metal flange) dipasang di sisi luar porselin,
sehingga tidak menyebabkan pemuaian.
2.  Bebas dari kerusakan akibat lewat-denyar (puncture), kuat medan listrik pada isolator pos pin
seragam dan lebih rendah dibandingkan dengan isolator pasak (pin type insulator). Oleh karena
 badan isolatornya tidak bocor, maka
mak a lewat-denyar
lewat -denyar yang terjadi di luar
lu ar porselin
po rselin meskipun terjadi
tegangan impuls secara tiba-tiba. Demikian pula pada inti isolator, terbebas dari puncture.
3.  Mempunyai sifat antikontaminasi yang baik, isolator pos pin mempunyai sifat antikontaminasi
yang baik dibandingkan isolator jenis lain, karena:
  mempunyai jarak rayap (creepage distance) yang terlindungi besar hingga 50% dari total jarak

rayap.
  mempunyai bentuk profil yang baik, karena mampu meneteskan kontaminan dari tubuhnya.

  memepunyai jarak celah udara (air gap) yang besar antara bagian dalam sirip dengan permukaan

isolator, sehingga dapat menghindari terjadinya jembatan air yang terkontaminasi.


4. Tahan terhahap busur api, arus berupa busur api yang mengalir akibat
lewat denyar akibat polusi dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan
isolator. Isolator pos pin bersifat mampu menahan busur api hingga circuit
 breaker memutus aliran daya.
RANGKUMAN 
Isolator adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor atau
 penghantar dengan tiang listrik. Menurut fungsinya, isolator dapat ditinjau dari dua segi yaitu:
a. Fungsi dari segi
segi elektris : Untuk menyekat / mengisolasi
mengisolasi antara kawat fasa
fasa dengan tanah dan
kawat fasa lainnya.
 

 b. Fungsi dari segi mekanis : Menahan berat dari konduktor / kawat penghantar, mengatur jarak
dan sudut antar konduktor / kawat penghantar serta menahan adanya perubahan pada kawat
 penghantar akibat temperatur dan angin.
Pesyaratan bahan isolator yaitu : 
1. bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
2. bahan isolasi yang ekonomis, tanpa mengurangi kemampuannya sebagai isolator. Sebab makin
 berat dan besar ukuran
uku ran isolator tersebut akan mempengaruhi
mem pengaruhi beban penyangga
pen yangga pada sebuah tiang
listrik.
3. bahan yang terbuat dari bahan padat, seperti : porselin, gelas, mika, ebonit, keramik, parafin,
kuarts, dan veld spaat.
Bahan yang biasa digunakan untuk membuat isolator
isolator adalah dari bahan porselin
porselin / keramik
dan isolator dari bahan gelas.
Ada beberapa jenis konstruksi isolator dalam sistem distribusi, antara lain :
e.  Isolator gantung (suspension type insulator)
f.  Isolator jenis pasak (pin type insulator)
g.  Isolator batang panjang (long rod type insulator)
h.  Isolator jenis post saluran (line post type insulator)

LATIHAN : 
Petunjuk : kerjakan dengan baik dan benar berdasarkan pemahaman anda.
1.  Jelaskan pengertian dari isolator !
2.  Sebutkan fungsi dari isolator dalam sistem distribusi !
3.  Sebutkan apa – 
apa –  apa
 apa saja persyaratan bahan isolator !
4.  Sebutkan bahan apa yang biasa digunakan untuk membuat isolator !
5.  Sebutkan jenis konstruksi isolator dalam sistem distribusi!
 

Anda mungkin juga menyukai