BUSHING 20180611024072
FUNGSI ISOLATOR DAN PENGERTIAN
BUSHING
Isolator berfungsi sebagai pendukung konduktor dan sekaligus
memisahkan konduktor bertegangan dengan bagian yang
Persyaratan umum yang harus dipenuhi dalam merancang isolator, antara lain adalah:
1. Setiap lubang pada bahan isolasi, harus memiliki sumbu yang sejajar dengan sumbu memanjang atau
sumbu tegak isolator. Lubang dibuat pada temperature penempaan isolator.
2. Tidak memiliki lekukan yang runcing agar pada isolator tidak terjadi medan elektrik yang tinggi.
3. Permukaan isolator harus licin dan bebas dari partikel-partikel runcing.
4. Untuk menghindari terjadinya peluahan sebagian, maka isolator tidak boleh mengandung rongga udara.
5. Tidak ada resiko meledak dan pecah.
6. Dimensi sirip dan jarak rambat diatur sedemikian sehingga isolator mudah dibersihkan. Baik Pembersihan
secara alami oleh hujan atau pembersihan rutin. Kedua pembersihan tersebut adalah dalam rangka
membuang bahan polutan yang menempel pada permukaan isolator.
7. Jarak rambat isolator harus diperbesar, jika isolator dipasang pada kawasan yang dihuni banyak burung.
8. Bahan perekat harus memiliki kekuatan adhesi yang tinggi.
PARAMETER ISOLATOR
Jarak minimum antar sirip c perlu dipertimbangkan agar dua sirip berdekatan tidak dapat
dijembatani air hujan. Berdasarkan pengalaman, nilai c minimal adalah 30 mm. Untuk
isolator yang panjang totalnya lebih kecil atau sama dengan 550 mm atau isolator yang
mempunyai rentangan sirip (shed overharg) p lebih kecil atau sama dengan 40 mm,
maka nilai c hingga 20 mm masih dapat diterima.
5. Kemiringan sirip
Kemiringan perlu dipertimbangkan karena hal ini menyangkut sifat pencucian sendiri
isolator. Sudut permukaan atas isolator harus membentuk sudut lebih daripada 5 kecuali
untuk sirip tanpa rusuk. Untuk isolator sirip tanpa rusuk, besar sudut itu dapat dikurangi
menjadi 2.
6. Faktor jarak rambat (creepage factor)
Parameter ini diperlukan jika isolator terdiri dari gabungan beberapa unit isolator,
untuk menunjukkan karakteristik isolator secara keseluruhan. Parameter ini merupakan
perbandingan antara total jarak rambat () dengan jarak terpendek antara bagian-bagian
logam yang dikenakan tegangan normal pada isolator ().
Dilihat dari lokasi pemasangan, isolator terdiri dari isolator pasangan dalam (indoor) dan
isolator pasangan luar (outdoor). Isolator pasangan luar dibuat bersirip untuk memper
panjang lintasan arus bocor dan mencegah terjadinya jembatan air yang terbentuk jika
isolator dibasahi air hujan.
Dilihat dari fungsinya isolator terdiri dari isolator pendukung dan isolator gantung
(suspensior). Isolator pendukung terbagi atas tiga jenis, yaitu: isolator pin, isolator post
dan isolator pin-post yang diperlihatkan pada Gambar disamping.
a. Isolator jenis pin digunakan untuk jaringan distribusi hantaran udara tegangan
menengah.
c. Isolator jenis post digunakan untuk pasangan dalam, antara lain sebagai penyangga
rel daya pada panel tegangan menengah.
Dilihat dari bentuknya, isolator gantung terdiri dari dua jenis, yaitu isolator piring dan isolator batang
tonggak.
Untuk transmisi tegangan tinggi, isolator piring dirangkai berbentuk rantai, seperti diperlihatkan
pada gambar di bawah. Tegangan lebih pada jaringan dapat menimbulkan peristiwa lewat denyar,
yaitu terjadinya busur api yang merambat melalui permukaan isolator.
Isolator piring digunakan juga untuk jaringan hantaran udara tegangan menengah. Yaitu pada tiang
akhir dan tiang sambungan.
GambarIsolator Piring
Ditinjau dari segi kelistrikan, isolator dan udara membentuk suatu sistem isolasi yang berfungsi
untuk mengisolir suatu konduktor bertegangan dengan kerangka penyangga yang dibumikan
sehingga tidak ada arus listrik yang mengalir dari konduktor tersebut ke tanah. Ada dua hal yang
dapat menyebabkan sistem isolasi ini gagal melaksanakan fungsinya. yaitu terjadinya tembus listrik
pada udara di sekitar permukaan isolator yang disebut peristiwa lewat-denyar (fiashover) dan
tembus listrik pada isolator yang menyebabkan isolator pecah. Kegagalan suatu isolator dapat
terjadi karena bahan dielektrik isolator tembus listrlk (breakdown) atas karena terjadinya lewat
denyar udara pada permukaan isolator.
Dasar pemilihan kekuatan dielektrik suatu isolator
adalah tegangan lewat denyarnya. Kekuatan dielektrik
suatu isolator dan nilai tegangan tertinggi isolator yang
tidak menimbulkan lewat denyar dapat diperkirakan dari
tiga karakteristik dasar isolator, yaitu: tegangan lewat
denyar bolak-balik pada keadaan kering, tegangan lewat
denyar bolak-balik pada keadaan basah dan karakteristik
tegangan-waktu impuls standar. Tegangan lewat denyar
dinyatakan pada keadaan udara standar, yaitu ketika
temperatur udara 20C
Polutan yang terkandung di udara dapat menempel pada Gambar rangkaian ekuivalennya
permukaan isolator berangsur-angsur membentuk suatu lapisan tipis
pada permukaan isolator. Unsur polutan yang paling berpengaruh
terhadap unjuk kerja isolator adalah garam yang terbawa angin laut.
Lapisan garam ini bersifat konduktif terutama pada keadaan cuaca
lembab,berkabut atau ketika hujan gerimis. Jika cuaca seperti ini
terjadi, maka akan mengalirkan arus bocor dari kawat fasa jaringan ke
tiang penyangga melalui lapisan konduktif yang menempel di
permukaan isolator.
Pada Gambar diperlihatkan suatu isolator pendukung yang
permukaan dilapisi polutan konduktif dan rangkaian ekuivalennya.
Lapisan polutan konduktif tersebut dapat dianggap sebagai suatu
resistansi yang menghubungkan kedua jepitan Iogam isolator.
Resistansi lapisan polutan jauh lebih rendah daripada resistansi Gambar lsolator terpolusi
dielektrik padat isolator.
Penentuan Jarak Rambat Isolator
Jarak rambat nominal adalah jarak rambat total isolator atau lintasan terpendek menelusuri semua permukaan
isolator yang menghubungkan bagian konduktif atas isolator dengan bagian konduktif bawah isolator. Menurut
standar IEC 815, jarak rambat nominal minimum suatu isolator, adalah sebagai berikut:
Jarak rambat spesifik suatu isolator bergantung pada tingkat bobot polusi
di kawasan pemasangan isolator. Menurut standar IEC 815, tingkat bobot
polusi isolator dibagi atas empat tingkatan. Besar jarak rambat spesifik
isolator pada masing-masing tingkat bobot polusi diperlihatkan pada Tabel
Penetapan Tingkat Bobot Polusi lsolator
Menurut standar IEC 815, ayat 2, ada tiga metode untuk menentukan tingkat bobot
polusi isolator di suatu kawasan, yaitu:
a. Berdasarkan analisa kualitatif kondisi lingkungan.
b. Berdasarkan evaluasi terhadap pengalaman lapangan tentang perilaku isolator
yang sudah terpasang di kawasan tersebut.
c. Berdasarkan pengukuran polutan isolator yang sudah terpasang/sudah
beroperasi.
DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI
Kapasitansi lsolator
Pada Gambar a diperlihatkan suatu isolator piring. Isolator tersebut membentuk suatu
susunan "konduktor-dielektrik-konduktor". Oleh karena itu, suatu isolator dapat dianggap
merupakan suatu kapasitor (Gambar b). Jika pada permukaan isolator ditemukan polutan
yang membentuk suatu resistansi pada permukaan isolator, maka isolator dianggap
merupakan kapasitor yang paralel dengan suatu resistor (Gambar c).
Jika beberapa isolator piring dirangkai menjadi isolator
rantai seperti diperlihatkan
pada Gambar disamping , maka akan dijumpai tiga
kelompok susunan "konduktor-dielektrik-
konduktor", masing-masing dibentuk oleh:
1. Kap isolator-dielektrik isolator-fitting. Susunan ini
membentuk kapasitansi sendiri isolator ().
2. Kap isolator-udara-menara. Susunan ini membentuk
kapasitansi kap isolator dengan menara yang
dibumikan () yang disebut kapasitansi tegangan
rendah.
3. Kap isolator-udara-konduktor transmisi. Susunan ini
membentuk kapasitansi isolator dengan konduktor
tegangan tinggi. Kapasitansi ini disebut kapasitansi
tegangan tinggi ().
Gambar Susunan "konduktor-dielektrik-konduktor" pada isolator rantai
Pendekatan Perhitungan Distribusi Tegangan
Berikut ini diberikan dua metode untuk menghitung distribusi
tegangan pada isolator rantai, yaitu dengan metode Hukum
Kirchhoff dan metode persamaan diferensial.
Metode Hukum Kirchhoff
Rangkaian ekuivalen isolator rantai untuk menghitung distribusi
tegangan dengan metode Hukum Kirchhoff adalah seperti
diperlihatkan pada Gambar
Hukum Kirchhoff pada titik (1) adalah :
Ada empat cara untuk meratakan distribusi tegangan pada isolator rantai, yaitu:
Kurva
distribusi tegangan yang ideal adalah linier (kurva
1) yaitu jika kapasitansi ke menara dan kapasitansi
tegangan tinggi , tidak ada. Jika hanya ada kapasitansi ke
menara, maka kurvanya menurun (kurva 2); dan jika
hanya ada kapasitansi tegangan tinggi, maka kurvanya
naik (kurva 3). Jika kedua kapasitansi ini ( dan )
diperhitungkan, maka kurva distribusi tegangan
merupakan resultan kurva 2 dan kurva 3 yang diperoleh
dengan superposisi kedua kurva tersebut (kurva 4). Untuk
mendapatkannya, kurva 3 dikurangi sebesar V, yaitu
besar penyimpangan kurva 2 dari kurva distribusi linier
(kurva 1). Gambar Distribusi tegangan pada isolator rantai
BUSH I NG
Urutan perhitungan dimensi bushing menurut prinsip perata aksial adalah sebagai berikut :
1. Tentukan terlebih dahulu tumlah lapisan N dengan
berpedoman kepada pen-salantan.bahwa tegangan
pengujian tegangan AC () di antara dua lapisan adalah
sekitar 12 kV. Sebagai contoh, untuk bushing 110 kV
dengan Vp sebesar 260 kV. maka jumlah lapisannya
adalah sekitar N = 260/12 = 22. 2. Pilih panjang lewat denyar L dengan pertimbangan
bahwa pada tegangan V. kuat medan rata-rata pada
permukaan bidang batas harus lebih rendah daripada
batas yang ditentukan. Untuk udara batas kuat medan
dapat dimisalkan sekitar 3 - 4/cm, dan di dalam minyak
bergantung kepada konstruksi dan komponen minyak
yang digunakan. Tetapi secara umum dapat diambil
nilainya sekitar 2 sampai 4 kali lebih tinggi daripada
yang diizinkan untuk udara. Dengan diketahuinya L.
3. Biasanya, radius inti dan panjang total sudah
diketahui sebelumnya. Kemudian ditetapkan nilai
awal . Dengan demikian nilai r yang lain dapat dihitung
dengan Persamaan: