PENDAHULUAN
data jumlah jaringan dan kebutuhan isolator pada suatu jaringan tentunya kita
saluran udara. Terjadinya petir (surge) dan operasi hubung buka (switching) dapat
isolator saluran udara. Apabila terjadi kerusakan maka posisi isolator yang
dengan kawat fasa pada saluran udara. Akan tetapi, berdasarkan tinjauan
lapangan dilihat bahwa posisi unit isolator yang pecah adalah tidak
terpecahnya salah satu rentengan isolator pada setiap letak/posisi isolator piring
membahayakan sistem dalam operasi jangka panjang atau pada waktu yang cukup
lama. Salah satu model metode diffrensial adalah menggunakan program
Adapun yang menjadi objek rencana penelitian ini adalah isolator keramik
dan isolator kaca pada saluran udara 150 KV yang digunakan pada jaringan
255mm dan isolator kaca dengan diameter 255mm. Dengan demikian tujuan dari
penelitian ini adalah menghitung distribusi tegangan pada isolator string dan efek
ketidak seragaman isolator. PT. PLN (Persero) Area Pontianak agar dapat
diketahui stress pada isolator string tidak linier pada isolator saluran udara yang
digunakan tersebut.
rentengan menjadi penting, sebab itu perlu diketahui bagaimana cara menentukan
jumlah isolator pada jaringan transmisi tenaga listrik pada tegangan yang relatif
tinggi sehingga diperoleh rentengan isolator yang dianggap aman pada tegangan
tersebut.
dalam tugas akhir ini adalah untuk mengetahui distribusi tegangan pada isolator
rantai dan medan listrik pada isolator saluran udara 150 KV jenis isolator porselen
tegangan pada isolator string dan efek ketidak seragaman isolatot pada jaringan
data pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penentuan jumlah isolator per
rentengan. Dalam hal ini penyelesaian masalah perhitungan dalam penulisan ini
ISOLATOR GANTUNG
dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Oleh karena itu penulis mempelajari buku-
buku dan jurnal yang ada untuk digunakan sebagai rujukan/acuan dan sebagai
Pada penelitian ini distribusi tegangan pada isolator rantai yang di simulasikan
adalah sekanario simulasi dilakukan pada 15 buah isolator dalam keadaan normal,
salah satu isolator flashover, dan tahanan pembumian putus . yang bertujuan
untuk simulasi pada 15 isolator rantai pada jaringa 150 kv yang dilakukan
singkat teknik elektro disertai contoh soal dan penyelesaian membahas tentang
jenis-jenis isolator pada saluran udara,metode yang digunakan dalam contoh soal
dan penyelesaian dalam buku ini menggunakan persamaan diffrensial
memetakan medan listrik pada permukaan isolator jenis pin dan post 20 kv dan
membahas tentang studi distribusi tegangan dan arus bocor pada isolator rantai
dengan pembasahan. Tujuan analisa mengetahui arus bocor pada isolator rantai.
[Jones Milan, Universitas Sumatra Utara, 2016 ¿ ¿[6 ]. Pada penelitian ini
Distribusi Tegangan Isolator Rantai. Objek penelitian ini ialah isolator kaca dalam
pengujian isolator kondisi sebelum diberi polutan, kondisi saat diberi polutan
NaCL, CaCO3 dan C dengan klasifikasi tingkat pengotoran ringan, sedang dan
pasangan-pasangan logam.
II.2 Jenis-jenis Isolator Gantung
Dilihat dari fungsinya isolator terdiri dari isolator pendukung dan isolator
Jenis pasak (Pine) terbuat dari porselin, yang bagian bawahnya diberi
tutup
(thimble,cap) besi cor yang disemenkan pada porselin serta pasak baja yang
gandengan) serta kekuatan mekanisnya rendah, maka mereka tidak dibuat dalam
ukuran yang besar. Isolator jenis pin terdiri dari satu atau banyak shell. Shell multi
tegangan flashover antara penghantar dan pin isolator meningkat. Desain shell
adalah sedemikian sehingga apabila shell bagian atas basah akibat hujan, maka
shell yang lebih rendah tetap kering dan memberikan resistansi bocor yang besar.
Isolator jenis pin umumnya digunakan sampai 33 kv. Dalam setiap kasus tidak
mahal. Isolator dan pinnya harus mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi untuk
menahan gaya resultan akibat efek gabungan dari berat penghantar, tekanan angin
dan pembebanan es (jika ada) per panjang span (bentang). Isolator jenis pin tidak
terdiri dari lebih 1 unit yang dihubungkan bersama untuk membentuk string
bawah isolator.
Isolator jenis suspension (gantung), pada isolator gantung dikenal dua jenis
yakni clevis type dan ball-and-socket type (type bola dan lekuk), yang masing-
masing terbuat dari bahan dielektrik seperti porselin, gelas dan steatite dengan
tutup (cap) dari besi ternepaan (malleable iron) disatu pihak dan pasak baja dilain
pihak, yang keduanya diikatkan pada porselennya dengan semen berkwalitas baik
dan banyak terjadi. Kedua jenis yang lain dipakai pada saluran-saluran transmisi
Jenis ball and socket memiliki bentuk tutup (cap) berlubang (socket) untuk
dari beberapa isolator gantung tidak menggunakan baut (bolt) lagi. Kedua jenis ini
paling banyak dipakai adalah jenis clevis, karena dibandingkandengan jenis ball
and socket maka jenis clevis ini lebih kokoh dan kuat serta tidak ada kemungkinan
lepas. Isolator gantung mempunyai kualitas tegangan isolasi tidak begitu tinggi
dibandingkan isolator jenis pasak, karena isolator gantung hanya memiliki satu
piringan untuk setiap unit isolator. Oleh sebab itu agar memenuhi kebutuhannya
maka isolator gantung ini digandengkan satu unit dengan unit yang lainnya agar
gandengan mempunyai kualitas yang lebih tinggi dari isolator jenis pasak. Makin
mudah menjadi rusak. Oleh karena rusuknya yang sederhana maka ia mudah
tercuci oleh hujan, sehingga jenis ini sesuai sekali untuk penggunaan pada tempat-
tempat yang banyak dikotori garam dan debu. Isolator suspension dibuat bebas
untuk bergerak. Jarak aman yang diperlukan antara pengamanan dan menara atau
tiang lebih besar dari pada isolator pin. Ukuran panjang cross arm untuk isolator
menggantung lebih besar dari isolator pin. Gandengan isolator gantung pada
selain lebih ekonomis dari isolator pin untuk tegangan di atas 33 kv, juga
unit.
2. Apabila salah satu unit dalam string isolator mengalami kegagalan. Hanya
post, marrtel peralatan uji tegangan tinggi dan bushing. Isolator komposit ini
dibuat dari bahan kertas yang dikeringkan melalui pemanasan. Pada temperatur
tabung menjadi kokoh, permukaannl'a berkilat, dan tidak menjadi lembut jika
Isolator kertas yang diproses seperti ini menghasilkan isolator yang kekuatan
utama suatu isolator komposit adalah: inti berbentuk batang (rod) yang terbuat
dari bahan komposit, sarung yang terbuat dari bahan komposit, fiting yang terbuat
Inti berfungsi memikul beban mekanis isolator; dan terbuat dari fber-
reinfurced plastic (FRP), yaitu komposit gelas dengan resin epoksi. Sarung
beberapa bahan yang dapat digunakan untuk sarung isolator, antara lain: ethylene
polytetrofluoro ethylene (PTFE) dan karet silikon (silicone rubber, SR). Bahan
yang dapat digunakan untuk fltting, antara lain: baja tempaan, besi lunak
(malleable cast iron), aluminum, besi tuang grafit, dan lain-lain. Antar-muka
berfungsi sebagai medium antara sarung dengan inti; dan sebagai medium antara
sarung dengan fitting. Antar-muka terbuat dari bahan polymer, resin hidrolisis
Pada Jaringan Transmisi Fungsi Isolator Pada Saluran Udara Adalah Sebagai Berikut:
saluran udara.
Isolator terdiri dari bahan dari bahan dielektrik yang diapit oleh elektroda-
tegangan pada sebuah rentengan isolator tidak seragam. Potensial pada bagian
ujung yang terkena tegangan adalah paling besar seperti pada gambar 2.6. dengan
memasang tanduk busur api (arching horn), maka distribusi tegangan di perbaiki
frekuensi rendah kering adalah tegangan lompatan api yang terjadi bila tegangan
isolator. Tegangan lompatan api basah adalah tegangan lompatan api yang terjadi
bila tegangan diterapkan diantara kedua elektroda isolator yang basah karena
hujan, atau dibasahi untuk meniru dalam keadaan hujan. Tahanan jenis (spacifik
resistance, resistivity) air yang di pakai adalah 10.000 ohm-cm dan jumlah
penyiramannya 3mm/menit.
Tegangan lompatan api implus adalah tegangan lompatan api yang terjadi
x 50 us. Karakteristik implus terbagi atas polaritas positif dan polaritas negatif.
Biasanya tegangan dengan polaritas positif (yang memberikan nilai lompatan api
yang rendah) yang dipakai, dan tegangan lompatan api yang rendah menunjukan
kekuatan dielektrik dari isolator, dan terjadi bila tegangan frekuensi rendah
diterapkan antara kedua elektroda isolator yang dicelup dalam minyak sampai
isolator tembus. Untuk isolator dalam keadaan baik tegangan tembus ini lebih
tinggi dari tegangan lompatan api frekuensi rendah, dan nilainya kira-kira 140 kv
Gambar 2.6 distribusi pada gandengan isolator (tanpa tanduk busur api)
Gambar 2.7 distribusi tegangan pada gandengan isolator (dengan tanduk
busur api)
mempunyai sifat sebagai besi cor, dengan kuat tekanan (compressive strenght)
yang besar dan kuat tarik (tensile strenght) yang lebih kecil. Kuat tariknya 400-
kekuatan porselen dan bagian-bagian yang disemenkan padanya harus dibuat lebih
besar dari kekuatan bagian-bagian logamnya seperti terlihat pada gambar 2.8.
penentuan jumlah isolator dan jarak isolasi. Karateristik lompatan api untuk
Gambar 2.8 diagram distribusi kekuatan mekanis pada isolator gantung 250 mm.
Gambar 2.9 karateristik lompatan api isolator gantung 250 mm.
Pasangan isolator terbuat dari besi atau baja tempaan (malleable) yang
demikian maka dikenal baut-u, kleves (clevis), link, ball and socket (bola dan
lekuk) dsb, yang mudah dihubung-hubungkan, dan mudah dipertukar seperti pada
gambar 2.10 sedangkan gandengan isolator tarik tunggal seperti pada gambar 2.11
gantung dipasang tanduk-tanduk api (arching horns). Tanduk api dipasang pada
ujung kawat dan ujung tanah dari isolator, serta dibentuk sedemikian sehingga
busur api tidak akan mengenai isolator waktu lompatan api terjadi. Jarak antara
Tegangan lompatan api untuk gandengan isolator dengan tanduk api ditentukan
oleh jarak tanduk api biasanya dipakai untuk saluran transmisi dengan tegangan
110 kv, atau diatas 66 kv di daerah-daerah dengan tingkat isokeronik yang tinggi.
Cincin perisai (shied ring) dipasang pada ujung kawat dari isolator untuk
II.5.3 Jepitan
pengapit tarikan (tension clamps) sedang untuk kawat tanah dipakai pengapit
sederhana. Ada dua jenis pengapit gantung, yang satu dengan yang lain tanpa
macam dan ukuran kawat, kuat tarik maksimum, serta bentuk sedemikian rupa
yang paling sering terjadi arang, semen-semen abu halus dan sebagainnya.
Untuk permukaan isolator yang axisimetrik dengan ketebalan lapisan yang merata
d1 = unsur lintasan
Besarnya arus kebocoran yang lebih kecil pada sebuah isolator kering
ditentukan oleh medan elektrostatik saja. Apabila lapisan polusi yang ada itu
menjadi basah karena hujan, kabut atau embun maka sifatnya akan konduktif dan
harga kering. Medan listrik manjadi sangat kecil pada kerapatan arus yang
terbesar panas yang timbul meningkatkan suhu lapisan hingga mencapai titik
yang kering sekeliling isolasi mampunyai resistansi yang tinggi dan mendukung
hampir semua tegangan. Ini menyebabkan udara mengalami break down (tembus)
Tekanan pada bagian kering itu selanjutnya berada dibawah harga break
down udara, dan begitu terjadi kenaikan setempat dalam presipitasi akan
menimbulkan break down dan busur kembali muncul. Jika tingkat presipitasi
mengimbangi kerugian uap lembab akibat busur maka tercapai suatu kondisi
stabil dan pelepasan muatan dapat berlangsung untuk waktu yang lama, terlihat
lebih panjang dari 2,54 cm (1 inch) per kv. Salah satu cara yang sangat efektif
adalah dengan melumuri gemuk (gerease) pada seluruh permukaan isolator untuk
mencegah pembentukan suatu lapisan yang kontinyu. Pelumuran gemuk ini harus
dilakukan secara priodik, misalnya 1 -2 tahun. Cara lain yang juga efektif adalah
Tahanan isolasi dari permukaan isolator yang bersih besar sekali, nilainnya
menjadi sangat berkurang menjadi beberapa mega ohm saja, bila permukaannya
industri atau tepi laut. Bila tegangan tinggi diterapkan pada isolator ini, lapisan
permukannya yang lembab menguap dan menimbulkan busur api setempat, yang
gejala ini sekar di terangkan. Karateristik lompatan api yang digunakan sebagai
pada saluran transmisi, serta dari data-data pengujian lompatan api pada isolator
yang sengaja (artificially) dikotori atau yang dikotori secara alamiah. Pengotoran
isolator dapat bersifat industri (debu, kabut, asap, abu yang beterbangan, debu
tahanan tahanan lapisan kilap pada porselen sebagai pengganti pernis biasa
tingkat pelemakan yang lebih tinggi karena pengotoran bersifat industri (industri
pollution).
28 N
V= ................................................................................................(2.3)
¿¿
Pada umumnya dipakai harga K = 1,25 pada gambar 2.9 diberikan contoh
Klasifikasi A B C D E F
Kepadatan Dibawah Diatas
Adhesi Garam 0,01 0,01-0,03 0,03-0,06 0,06-0,12 0,12-0,25 0,25
(mg/Cm2)
Catatan : A,B……......Pengotoran Ringan C,D…..…....Pengotoran Sedang
E,F……..….Pengotoran Berat
dalam rentengan).
BAB III
maka hal ini akan sama keadaannya kalau isolator tersebut dikenakan tegangan
bocor dan tegangan pada satu elemen dari rentengan isolator adalah, arus bocor
pada isolator tersebut dikalikan dengan tahanan tiap isolator. Rangkaian pengganti
U1 = U2 = Un = UN
U
Un = ............................................................................................(3.1)
N
Gambar 3.1 Rangkaian Pengganti Rentengan Isolator Dengan
Menggabaikan Ce dan Ch
Dimana :
rentengan isolator (C), besarnya Ce ini jauh lebih kecil, tapi pada kenyataannya
tidak dapat diabaikan karena mempengaruhi distribusi tegangan pada rentengan
Untuk menentukan distribusi tegangan secara matematis pada gambar 3.2 b. arus
yang mengalir tiap isolator (arus Bocor) adalah I, dan arus bocor mengalir antara
elektroda dengan menara adalah i, dan tegangan U antara Jala-jala ke tanah pada
rentengan isolator.
memperhitungkan Ce saja
Dimana :
elemen isolator)
maka untuk isolator yang ke n persamaan arus kapasitif didapat, antara elektroda
dengan tanah :
d
in = Ce U .............................................................................................(3.2)
dt n
d
In = C ¿U – Un-1)
dt n
d
In+1 = C ¿U – Un ) ..............................................................................(3.3)
dt +n
Δ Un = ¿Un – Un-1)
In = In+1 - In ...............................................................................................(3.4)
Bila persamaan (3.2) dan persamaan (3.3) dimasukan kedalam persamaan (3.4),
secara matematis perubahan terhadap waktu (d/dt) dapat diabaikan dan didapat :
d d d
Ce Un = C ( U+n – Un ) – (- C ( Un + Un-1 ))
dt dt dt
d d d
Ce Un = C ( U+n – Un ) + ( C ( Un + Un-1 )
dt dt dt
d d d
Ce U n=C (U + n – U n ) +(C (U n+U n−1))
dt dt dt
d
Ce
dt
Ce
Un = (( Un+1 - Un ) + ( Un + Un-1))
C
Ce
Un = Δ2 Un .........................................................................................(3.5)
C
Dimana :
Un = Un+1 - Un
Un-1 = Un + Un-1
berurutan sangat kecil sama halnya seperti rentengan isolator yang tersusun
banyak maka persamaan (3.5) menjadi persamaan diffrensial orde dua dari suatu
satu ekspressi untuk tegangan Un sebagai suatu fungsi dari pada jumlah elemen.
yang memenuhi persamaan diffrensial (3.5). dengan mudah terlihat bahwa fungsi-
fungsi eksponensial membentuk penyelesaian seperti itu. Untuk penyelesaian
Un = A e α n ..............................................................................................(3.6)
Dimana :
A = konstansta
Un+1 = A e α ( n+1) = A e α e α n
persamaan :
Ce
U = Un+1 – 2 Un + Un-1
C n
Ce
U = A e α e α n – 2 Un + A e -α e α n
C n
Ce
U n= A e α eα n−2 U n+ A e−α eα n
C
Un
Ce A eα e α n A e−α e α n
= –2+
C Un Un
Dimana :
Un = A eα n , maka :
Ce A eα e α n A e−α e α n
= – 2 +
C A eα n A eαn
Ce
=¿e α – 2 + e – α
C
Ce
= ( e α/2 + e -α/2 )2
C
Ce α
= ( sinh )2 ......................................................................................(3.8)
C 2
Karena persamaan (3.6) adalah suatu solusi dari pada persamaan (3.5),
α 1 Ce
Sinh =
2 2 √ C
.....................................................................................(3.9)
dan C dari percobaan. Untuk perbandingan kapasitansi Ce/C sangat kecil. Secara
Ce
α=
√ C
..................................................................................................(3.10)
penyelesaian secara coba-coba yang lengkap dari (3.6) harus di buat sedemikian :
Un = A eα n + B e-α n ..................................................................................(3.11)
nol)
Ditanahkan pada menara.
Uo = A + B = 0 .......................................................................................(3.12)
A=-B
e α n −e−α n
Un = A ( ) ..............................................................................(3.13)
2
Un = 2 A sinh α n
Bilamana ada N isolator yang dipakai dalam satu rentengan tegangan pada mata
Un = 2 A sinh α N = U ...........................................................................(3.14)
U
A= ........................................................................................(3.15)
2sinh α N
sinh α n
Un = U .....................................................................................(3.16)
sinh α N
rentengan isolator yang terdiri dari suatu rentengan isolator yang terdiri dari 8
dan kemudian lebih cepat lagi ketika mendekati penghantar fungsi hyperbolic.
isolator sebesar mungkin. Dalam setiap keadaan harga dari Ce/c merupakan
karakteristik untuk distribusi tegangan sepanjang rentengan dan sifat kerja yang
Un = Un – Un-1 = Δ Un ..................................................................(3.17)
U
Δ Un = [ sinh α n – sinh α (n-1)] ...................................(3.18)
sinh αN
harga Ce/C yang berbeda. Untuk harga-harga Ce/C yang membesar terjadi ketidak
samaan yang besar. Yang menarik adalah perbedaan tegangan yang sangat tinggi
terjadi pada elemen terakhir pada jala-jala, untuk n = N persamaan (3.17) dalam
sinh α (N −1)
Δ Un = U [ 1 ] ..................................................................(3.19)
sinh α N
pecahan dari U, dan jumlah total tegangan. N adalah jumlah elemen yang berbeda
suatu distribusi tegangan yang merata, sebagai suatu contoh untuk Ce/C = 0,05
tegangan sepanjang isolator yang terakhir dan yang terbanyak mendapat stress.
penghubung isolator lain, antara elektroda dengan tanah (menara) dan antara
tersebut.
elektroda dengan menara (Ce) dan kapasitansi antara elektroda dengan penghantar
Gambar 3.6 Rangkaian pengganti dari rentengan isolator dengan pengaruh Ce dan
Ch
Dimana :
isolator)
Gambar 3.7 Aliran arus bocor pada rangkaian pengganti dari rentengan isolator
Dimana :
isolator)
dx
dC= C
L
dx
dCe= Ce
L
dx
dCh= Ch
L
Dimana :
L = Panjang isolator rantai. Tegangan pada satu element kapasitansi adalah sebgai
berikut:
ix +dix
dUx= - dx .....................................................................................(3.20)
j ω CL
dx
diL = ( U-Ux ) jωCh ..............................................................................(3.21)
L
d2U x Ux U C
2
= 2 ¿) = 2 h
dx L L C
Misalkan :
x
a=
L
Ux
Ua =
U
C e + Ch
K=
√ C
Maka :
sinh ( K −a )
Ua =
1
Ce +C h
Ce[sinh K . a
sinh K
+Ch 1− (
sinh K )]
sinh ( K −a )
Ux =
U
Ce +C h
Ce[sinh K . a
sinh K
+Ch 1− (
sinh K )] .....................................(3.23)
Syarat batas :
Pada :
a=0 Ua = 0 atau Ux = 0
a=1 Ua = 1 atau Ux = 0
ubah dapat dibuat secara pendekatan seperti pada gambar 3.8 terlihat bahwa untuk
harga-harga Ce dan Ch yang lebih kecil, maka distribusi tegangan pada rentengan
Gambar 3.8 Kurva perbandingan Ux/U dari suatu rentengan isolator untuk harga-
daerah tersebut menjadi kecil. Capasitor grading hanya baik untuk sistem
berharga besar untuk elemen terbawah sehingga tegangan pada elemen ini
tanduk api (arching horn) yang diletakan dimenara sehingga isolator dapat
150 KV dan 275 KV, akibat pengaruh efek kapasitansi antara penghubung
rentengan isolator atau kapasitansi yang terdiri dari elemen isolator (C),
shunt terhadap tanah (Ce), dan kapasitansi antara penghubung rentengan isolator
distribusi tegangan pada setiap elemen isolator dari rentengan isolator akibat
pengaruh kapasitansi C, Ce dan Ch. Jumlah elemen isolator yang diperlukan pada
tegangan tertentu dan besarnya arus bocor yang terjadi. Sebagai pembanding
IV.4
BAB V
V.1
V.2
V.3