Anda di halaman 1dari 30

1

Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi


Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

1.1 Tujuan Percobaan


1. Dapat menentukan efesiensi kuat medan tembus udara dengan
bermacam-macam sela elektroda dengan jarak sela yang tetap.
2. Dapat menentukan tegangan tembus udara sebagai fungsi jarak
elektroda.

1.2 Teori Dasar


A. Arus Searah
Arus searah (DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang energi
potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah. Sumber
arus listrik searah biasanya adalah baterai. Arus searah biasanya mengalir pada
sebuah konduktor, walaupun mungkin saja arus searah mengalir pada
semikonduktor, isolator dan ruang hampa udara.
Arus searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung
positif sumber arus listrik ke ujung negatifnya. Pengamatan-pengamatan yang
lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus searah merupakan arus negatif
(elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Aliran elektron
ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang tampak
mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.
Alat pengukur tegangan dan arus searah yaitu jenis kumparan yang terdiri dari
sebuah kumparan yang berada dalam suatu medan dan magnet permanen.
Kumparan yang disanggah oleh sumbu yang dilengkapi dengan pegas, apabila
dialiri arus dan maka kumparan tersebut akan berputar. Pada saat momen
putar yang ini timbul akibat adanya interaksi adanya medan magnet dan listrik
kumparan maka akan berputar mencapai kedudukannya.

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


2
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

Gambar 1. Arus Searah

Terjadinya defleksi maksimum disebabkan oleh arus listrik maksimum


yang diperbolehkan mengalir pada kumparan. Untuk mendapatkan kumparan
yang ringan, maka harus dibuat ini dari kawat yang halus sehingga arus litrik
yang mengalir padanya sangat terbatas ini dan dapat disebut dengan resistansi
alat ukur.
Thomas alfa edison merupakan orang yang melakukan penyaluran
tegangan listrik arus searah secara komersial pada akhir abad ke-19. Tetapi
semakin berkembangnya sebuah teknologi, listrik arus bolak-balik lebih
mudah digunakan dibandingkan dengan listrik arus searah dalam merlakukan
penyaluran pembangkit tenaga listrik. Hal ini membuat arus searah tidak
memiliki penggunaan dalam skala besar pada hal sistem tenaga listrik. Sumber
arus searah ini merupalan sumber energi listrik yang dapar menimbulkan arus
listrik.

B. Tegangan
Tegangan merupakan sebuah perbedaan dari potensial listrik diantara dua
titik dalam rangkaian, tegangan listrik secara umum memilki satuan yaitu Volt
(V). Sumber tegangan listrik merupakan salah satu kebutuhan primer modern
di masa sekarang. Sumber tegangan listrik mutlak dibutuhkan untuk menjamin
tetap bekerjanya peralatan tersebut. Tegangan listrik terbagi menjadi dua jenis

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


3
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

terdapat tegangan AC bolak-balik dan tegangan SC searah tentunya dari


kedua tegangan tersebut berbeda sinyal dan simbol.

Gambar 2. Simbol dan Sinyal Tegangan AC dan DC

C. Tegangan Tinggi
Tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik (electric power
engineering) ialah semua tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh para
tenisi listrik sehingga diperlukan pengujian dan pengukuran dengan tegangan
tinggi yang semuannya bersifat khusus dan memerlukan teknik-teknik tertentu
(subyektif), atau dimana gejala-gejala tegangan tinggi mulai terjadi (obyektif).
Beberapa komponen peralatan tegangan tinggi, misalnnya isolator,
bahan-bahan dielectric, bushing, dan sebagainnya Instrumentasi tegangan
tinggi , misalnnya osilograf dan meter-meter khusus untuk pengukuran
tegangan tinggi Surya hubung, yang berhubungan dengan naiknnya tegangan
sejalan dengan kenaikan tenaga yang harus disalurkan, memegang peranan
yang menentukan dalam penetapan isolasi.
Project terpenting dalam teknik tegangan tinggi adalah INSULATION,
yang berarti to insulate dan to separate. insulator ini terpasang pada tiang tiang
transmisi atau distribusi dengan jalan agar arus tidak mengalir ke tanah
melalui tiang atau arus bocor, melainkan menuju ke konsumen. insulator ini
terbuat dari bahan isolator. Perbedaan antara isolator dan konduktor adalah,
bahwa konduktor adalah sangat mudah mengalirkan elektron sedangkan
isolator sangat susah mengalirkan elektron. Hal ini lah yang menjadikan bahan
dasar pembuatan isolator.

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


4
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

Suspension isolator : merupakan isolator yang digantung pada tiang


distribusi, berbentuk suatu lempengan keramik yang diapit oleh logam. satu
logam unutk tempat bergantung suspensi ini dan logam lain untuk menggatung
kabel transmisi atau distribusi. jadi keramik digunakan unutk mengisolasi
arus, agar tidak bocor ke tanah lewat tiang. penggunaan isolator ini menganut
type tegangannya, misalnya pada tegangan 20 Kv menggunakan 2 suspensi
isolator, sedangkan pada 150 Kv menggunakan 11 suspensi dan 500 Kv
menggunakan 33 suspensi.
Fungsi nya adalah :
a) Untuk mengetes material insulator yang baru
b) Untuk mengetahui tingkat tegangan yang dapat digunakan oleh
insulation material
c) Untuk mengetes exiciting komponen yang ada dalam komponen power
system pada trafo terdapat minyak yang berfungsi sebagai pendingin
kumparan dan mengisolasi tegangan agar tidak bocor ke luar.
Pengukuran tegangan tinggi berbeda dengan pengukuran tegangan
rendah, sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga
jenis tegangan tinggi yang akan diukur dalam pengujian tegangan tinggi, yaitu
tegangan tinggi bolak-balik, tegangan tinggi searah, dan tegangan tinggi
impuls. Pengujian tegangan tinggi pada umumnya diperlukan untuk
mengetahui apakah peralatan tegangan tinggi yang diuji masih memenuhi
standar kualitas dan kebutuhan yang dispesifikasikan pada peralatan tersebut.
Lingkup studi teknik tegangan tinggi mencakup semua masalah seperti
studi tentang korona, teknik isolasi, tegangan lebih pada sistem tenaga listrik,
proteksi tegangan lebih, dan lain-lain. Dengan begitu banyaknya masalah yang
mencakup tegangan tinggi, maka dibutuhkanlah pengujian tegangan tinggi
dengan maksud sebagai berikut:
a) Untuk meneliti sifat-sifat listrik dielektrik yang baru ditemukan, sebagai
usaha dalam menemukan bahan isolasi yang lebih murah.
b) Untuk verifikasi hasil rancangan isolasi baru, yaitu hasil rancangan yang
telah dikurangi volume isolasinya.

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


5
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

c) Untuk memeriksa kualitas peralatan sebelum terpasang, hal ini dilakukan


untuk menghindarkan kerugian bagi pemakai peralatan.

d) Untuk memeriksa kualitas peralatan setelah beroperasi dalam rangka


mengurangi kerugian semasa pemeliharaan.

Perlunya pengujian tegangan tinggi seperti diuraikan di atas menuntut adanya


cabang studi tegangan tinggi yang membahas khusus pengujian tegangan tinggi.
Studi ini akan mempelajari cara kerja dan karakteristik peralatan-peralatan uji
tegangan tinggi dan prosedur pengujian yang telah distandarisasi. Adapun
peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian tegangan tinggi adalah:
a) Pembangkit tegangan tinggi yang terdiri atas: pembangkit tegangan tinggi
AC, pembangkit tegangan tinggi DC, dan pembangkit tegangan tinggi
impuls.
b) Alat ukur tegangan tinggi yang terdiri atas alat ukur tegangan tinggi DC,
alat ukur tegangan tinggi AC, dan alat ukur tegangan tinggi impuls.

c) Alat pengukur sifat listrik dielektrik, antara lain alat ukur rugi-rugi
dielektrik, alat ukur tahanan isolasi, alat ukur konduktivitas, dan alat ukur
peluahan parsial.

D. Pemeliharaan Peralatan Listrik Tegangan Tinggi

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


6
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian


tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan
bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat
dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan.
Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk
menjamin kontinyunitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan,
antara lain :

a) Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency.


b) Untuk memperpanjang umur peralatan.

c) Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan.

d) Meningkatkan Safety peralatan.

e) Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan.

Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan


tinggi adalah pada sistem isolasi. Isolasi disini meliputi isolasi keras (padat)
dan isolasi minyak (cair). Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya
sangat bagus, dari demikian isolasi merupakan bagian yang terpenting dan
sangat menentukan umur dari peralatan.
Untuk itu kita harus memperhatikan / memelihara sistem isolasi sebaik
mungkin, baik terhadap isolasinya maupun penyebab kerusakan isolasi. Dalam
pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi kita membedakan antara
pemeriksaan / monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar) dalam
keadaan operasi dan memelihara (kalibrasi / pengujian, koreksi / resetting serta
memperbaiki / membersihkan ) dalam keadaan padam.
Persoalan-persoalan dalam teknik tegangan tinggi merupakan persoalan
yang menyangkut segala hal yang ditimbulkan oleh adanya tegangan tinggi
atau oleh adanya perubahan dari tegangan yang relatif rendah ke tegangan
tinggi dan persoalan-persoalan teknis yang timbul karena adanya tegangan
tinggi tersebut.Persoalannya cukup luas sehingga kadang-kadang sukar

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


7
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

diketahui batasnya dimana persoalan transmisi berhenti dan persoalan teknik


tegangan tinggi mulai atau sebaliknya. Karena luasnya persoalan tegangan
tinggi ini maka persoalan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
Medan Listrik dan kekuatan listrik, dengan semakin tingginya tegangan
yang dipakai, maka bahan isolasi semakin sulit untuk dibuat, isolasi dapat
tembus dan membuat peralatan rusak atau harus diperbaiki. Medan listrik E
perlu diperhatikan karena akibat medan listrik E ini partikel media isolasi
mendapat energi ekstra (kinetic energy) dan kalau energi ini cukup besar maka
bahan isolasi menjadi rusak dan menghantarkan arus listrik. Kekuatan listrik
suatu bahan bisa dianggap sebagai batas dimana bahan bila dikenai tegangan
yang lebih dari itu akan rusak. Kelihatannya ini tidak menimbulkan masalah
tetapi kekuatan listrik ini untuk tegangan tinggi dipengaruhi oleh tekanan,
suhu, kuat medan, bentuk tegangan, adanya ketidak murnian dalam isolasi
(impuirities), gelembung udara dan lain-lain faktor, untuk mengetahui
parameter atau faktor-faktor inilah kita perlu mempelajari bagaimana proses
breakdown atau tembus suatu media isolasi.
Untuk mentest peralatan tegangan tinggi diperlukan peralatan-peralatan dan
teknik yang khusus.Perlu dipelajari bagaimana mensimulasikan keadaan yang
sebenarnya, misalnya akibat petir atau tegangan surja hubung (switching
surge). Pengujian tegangan tinggi meliputi tegangan AC, DC dan impulse yaitu
untuk surja hubung dan petir.
Masalah yang lain adalah koordinasi isolasi. Tegangan lebih tidak dapat
dihindarkan untuk ini perlu ada pengaman-pengaman dan juga koordinasi
peralatan (isolasi) sehingga peralatan yang ada tidak rusak akibat pulsa-pulsa
tegangan lebih (impuls).
Timbul juga gangguan-gangguan pada keadaan di sekitar transmisi
tegangan tinggi misalnya gangguan radio (radio interference) dan suara yang
berisik.
Desain dari peralatan-peralatan tegangan tinggi harus diperhatikan agar
tidak terjadi medan listrik yang terlalu besar sehingga media isolasi tidak

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


8
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

sanggup untuk menahannya, Instrumentasi atau alat ukur. Ini juga dapat
membuat masalah tersendiri karena harus cukup aman dan cukup cermat.

E. Tegangan Tembus
Tegangan tembus merupakan suatu pada peristiwa yang terjadi apabila
medan dan yang magnet dinaikkan (tegangan terus menerus naik) atom-atom
akan terionisasi dan samapi batas kemampuan isolasi itu, akan berubah
menjadi konduktor. Saat kritis ini disebut breakdown. Pengujia terhadap
tegangan tembus diperlukan untuk mengetahui titik krits dari isolasi minyak
transformator. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui besarnya
tegangan tembus pada minyak transformator setelah diberikan tegangan tinggi
AC dan DC dengan suhu minysk 50°C, 70°C, dan 90°C. Pengujian juga untuk
mengetahui apakah minyak tranformator bekas masih layak dipakai atau tidak.
Pengujian tegangan tembus pada minyak tranformator baru dibandingkan
dengan tegangan tembus pada minyak transformator bekas dimana terdapat
perbedaan yaitu pada besarnya nilai tegangan tembus.

F. Faktor Yang Mempengaruhi Tegangan Tembus


Tegangan tembus adalah tegangan yang dapat diakibatkan dari
kebocoran isolator berubah ini menjadi konduktor, Tegangan tembus ini
dapat disebabkan oleh tiga faktor utama.
Fator-faktor yang mempengaruhi adanya tegangan tembus adalah sebagai
berikut:
a) Temperatur Udara
Temperatur udara adalah salah satu bagian atau faktor yang dapat
berpengaruh terhadap tegangan tembus karena tinggi temperatur
udara akan mengakibatkan meningkatnya proses ionisasi thermal
dan emisi thermis yang dapat menurunkan kekuatan dielektrik
udara sehingga dapat karena tingginya temperatur udara akan
menyebabakan meningkatnya proses ionisasi thermal dan emisi
thermis yang dapat menurunkan kekuatan dielektrik udara.

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


9
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

Selain itu, pengaruh temperatur tinggi adalah adanya pertambahan


energi sehingga mempercepat elektron diudara yang ini
menyebabkan tabrakan antar ion karena percepatan pergerakan
molekul dapat disebut dengan korona. Unruk dapat menagani hal
ini, maka jarak antara konduktor harus disesuaikan dengan
tegangan yang dihasilkan.
b) Tekanan Udara
Tekanan udara adalah beban dari udara oleh suatu wilayah.
Tekanan ini udara yang berpengaruh terhadap tegangan tembus
adalah tekanan udara tinggi ini, tekanan udara terlalu tinggi dan
pada tekanan udara terlalu rendah. Pada tekanan udara tinggi
menyebabkan jumlah molekul dalam udara semakin banyak. Hal
ini dapat menyebabkan proses ionisasi terlambat lebih banyak. Hal
ini dapat berbanding terbalik dengan tekanan udara terlalu tinggi
yang menyebabkan proses ionisasi terlambat, sedangkan tekanan
ini udara yang terlalu rendah menyebabkan molekul udara sedikit
maka ionisasi sangat sedikit.
c) Kelembababan Udara
Kelembaban udara diartikan sebagai hal yang sangat besar
kandungan uap air dalam udara. Kelembaban udara standar bernilai
11gr/m3 dengan suhu 20°C

G. Mekanisme Tegangan Tembus


Mekanisme terjadinya tegangan tembus listrik bermulai dari bahan
dielekrtik. Suatu dielektrik tidak mempunyai elektron-elektron bebas, melainkan
elektron-elektron yang terikat pada inti atom unsur yang membentuk dielektrik
tersebut. Setiap dielektrik mempunyai batas kekuatan untuk memikul terpaan
elektrik. Pada gambar 3 ditunjukkan suatu bahan dielektrik yang ditempatkan di
antara dua elektroda piring sejajar. Bila elektroda diberi tegangan searah V, maka
timbul medan listrik ( E ) di dalam dielektrik. Medan elektrik ini memberi gaya
kepada elektron-elektron agar terlepas dari ikatannya dan menjadi elektron bebas.

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


10
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

Dengan kata lain, medan listrik merupakan suatu beban yang menekan dielektrik
agar berubah sifat menjadi konduktor. Jika terpaan elektrik yang dipikulnya
melebihi batas tersebut dan terpaan berlangsung cukup lama, maka dielektrik akan
menghantar arus atau gagal melaksanakan fungsinya sebagai isolator. Dalam hal
ini dielektrik disebut tembus listrik atau breakdown. Terpaan elektrik tertinggi
yang dapat dipikul suatu dielektrik tanpa menimbulkan dielektrik tembus listrik
disebut kekuatan dielekrtik. Jika suatu dielektrik mempunyai kekuatan dielektrik
Ek, maka terpakaan elektrik yang dapat dipikulnya adalah ≤Ek.
Jika terpaan elektrik yang dipikul elektrik melebihi Ek, maka di dalam
dielektrik akan terjadi proses ionisasi berantai yang akhirnya dapat membuat
dielektrik mengalami tembus listrik. Proses ini membutuhkan waktu dan lamanya
tidak tentu bersifat statistik. Arus listrik pendek yang mengalir dalam saluran gas
terionisasi dapat menimbulkan percikan api. Saluran tersebut terbentuk dari reaksi
berantai elektron yang terakselerasi pada medan listrik di mana molekul gas dapat
terionisasi. Sebagai akibat ionisasi, 2 elektron tetap bebas yang pada gilirannya
terakselerasi oleh medan listrik dan atom baru kembali mengalami ionisasi
mengalami reaksi berantai. Waktu yang dibutuhkan sejak mulai terjadi ionisasi
sampai terjadi tembus listrik disebut waktu tunda tembus (time lag), Jadi tidak
selamanya terpaan elektrik dapat menimbulkan tembus listrik, tetapi ada dua
syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
a) Terpaan elektrik yang dipikul dielektrik harus lebih besar atau sama
dengan kekutan dielektriknya
b) Lama terpaan elektrik berlangsung lebih besar atau sama dengan waktu
tunda tembus.

Gambar 3. Medan Elektrik dalam Dielektrik

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


11
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

Dalam tekanan listrik yang cukup kuat, tegangan tembus bisa berlangsung di
dalam zat padat, cair, atau gas. Namun, mekanisme kegagalan yang spesifik
sangat berbeda di setiap fase dielektrik. Kesemua ini menyebabkan kerusakan
instrumen yang membahayakan. Beberapa referensi yang ada, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa tegangan tembus adalah kegagalan bahan dielektrik
(isolator) dari sebuah kabel listrik atau komponen listrik lainnya dalam
mempertahankan sifat isolatornya yang berubah menjadi konduktor. Tegangan
tembus dapat terjadi karena besar tegangan yang menimbulkan terpaan elektrik
pada dielektrik sama dengan atau lebih besar daripada kekuaran dielektriknya.

H. Faktor Penyebab Tegangan Tembus


Penyebab terjadinya tegangan tembus terdiri dari beberapa jenis menurut
waktu penerapan tegangannya terdapat pada gambar berikut:

Gambar 4. Grafik Penyebab Tegangan Tembus


Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin tinggi tegangan kegagalannya
maka makin singkat waktu terjadinya kegagalan tersebut. Hal ini sesuai dengan
asas pokok yang berlaku dalam bidang tegangan tinggi. Seperti diketahui setiap
zat padat terdiri dari molekul-molekul. Setiap molekul terdiri dari atom-atom,
yang juga terdiri elektron-elektron. Jika pada zat padat tersebut diterapkan suatu
medan listrik E, maka zat padat tersebut akan mengalami tekanan listrik (electric
stress).
a) Kegagalan Intrinsik (Asasi)
Kegagalan intrinsik atau kegagalan asasi adalah kegagalan yang
berasal dari atau disebabkan oleh jenis dan suhu bahan, dengan

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


12
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

menghilangkan pengaruh faktor-faktor luar, seperti tekanan, bahan


elektroda, ketidakmurnian, kantong-kantong udara. Kegagalan
instrinsik terjadi jika tegangan yang diterapkan pada bahan
dinaikkan sehingga tekanan listriknya mencapai nilai tertentu,
yaitu 106 volt/cm dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 10 -8
detik. Karena waktu gagal yang sangat singkat, maka jenis
kegagalan ini disebut kegagalan elektronik. Kegagalan intrinsik
merupakan bentuk kegagalan yang paling sederhana. Beberapa
pendekatan telah dilakukan untuk meramalkan nilai kritis medan
yang menyebabkan terjadinya kegagalan asasi, tetapi hingga kini
belum diperoleh penyelesaian yang memuaskan.
b) Kegagalan Elektromekanik
Terjadinya kegagalan elektromekanik disebabkan oleh adanya
perbedaan polaritas antara elektroda yang mengapit zat isolasi
padat. Jika pada zat padat yang terletak di antara dua elektroda
pelat diberikan tegangan dengan polaritas yang berbeda, maka akan
timbul tekanan listrik pada bahan tersebut. Tekanan listrik yang
terjadi akan menyebabkan timbulnya tekanan mekanis. Tekanan
mekanis terjadi akibat gaya tarik-menarik F antar kedua elektroda
tersebut. Untuk tekanan listrik sebesar 10 6 volt/cm akan dihasilkan
tekanan mekanis sebesar 2-6 kg/cm2.
c) Kegagalan Streamer
Dalam keadaan tertentu yang terkendali, dan dalam medan yang
benar-benar seragam dengan elektroda-elektroda yang terbenam
dalam zat padat (yang diuji), kegagalan dapat terjadi sesudah satu
banjiran (avalanche). Sebuah elektron yang memasuki ban
hantaran (band conduction) di katoda akan bergerak menuju anoda
dibawah pengaruh medan memperoleh energi antara benturan dan
kehilangan energi pada waktu membentur. Jika lintasan bebas
cukup panjang maka tambahan energi yang diperoleh melebihi
pengionisasi latis (latice). Akibatnya dihasilkan tambahan elektron

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


13
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

pada saat terjadi benturan. Jika suatu tegangan V dikenakan


terhadap elektroda bola, maka pada media yang berdekatan (gas
atau udara) timbul tegangan. Karena gas mempunyai permitivitas
lebih rendah dari zat padat sehingga gas akan mengalami tekanan
listrik yang besar. Akibatnya gas tersebut akan mengalami
kegagalan sebelum zat padat mencapai kekuatan asasinya. Karean
kegagalan tersebut maka akan jatuh sebuah muatan pada
permukaan zat padat sehingga medan yang tadinya seragam akan
terganggu. Bentuk muatan pada ujung pelepasan ini dalam keadaan
tertentu dapat menimbulkan medan lokal yang cukup tinggi
(sekitar 10 MV/cm). Karena medan ini melebihi kekuatan intrinsik
maka akan terjadi kegagalan pada zat padat. Proses kegagalan ini
terjadi sedikit demi sedikit yang dapat menyebabkan kegagalan
total.
d) Kegagalan Termal

Bila suatu medan diterapkan dalam suatu zat padat pada suhu
normal, maka arus konduksi yang terjadi dalam bahan pada
umumnya kecil. Dalam hal ini tidak akan terjadi apa-apa dalam zat
padatnya, walaupun E sudah cukup besar. Panas yang dbangkitkan
oleh arus sebagian akan Panas yang dibangkitkan oleh arus
sebagian akan disalurkan keluar, dan sebagian akan digunakan
untuk menaikan suhub bahan. Tetapi, jika kecepatan pembangkitan
panas di suatu titik dalam bahan melebihi laju pembuangan panas
keluar, maka akan terjadi keadaan tidak stabil dan pada suatu saat
bahan akan mengalami kegagalan. Kegagalan ini disebut kegagalan
termal.
e) Kegagalan Erosi

Terjadi kegagalan erosi disebabkan oleh keadaan zat isolasi padat


yang tidak sempurna. Ketidaksempurnaan tersebut misalnya,
berupa lubang-lubang atau rongga-rongga dalam bahan isolasi

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


14
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

tersebut, sehingga akan terisi oleh gas atau cairan yang kekuatan
gagalnya lebih rendah daripada di dalam zat padat. Di samping itu,
konstanta dieletrik di dalam rongga sering lebih rendah daripada
dalam zat padat, sehingga intensitas medan dalam rongga lebih
besar daripada intensitas dalam zat padat. Oleh karena itu,
mungkin saja akan terjadi tegangan kegagalan di dalam rongga
tersebut, meskipun pada waktu itu diterapkan tegangan kerja
normal pada zat padat.

I. Tahanan Isolasi
Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran
yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran dengan
tanah (ground). Tahanan isolasi merupakan hal yang harus diperhatikan saat
memasang instalasi listrik dengan menggunakan kawat tertutup. Tahanan
isolasi suatu material adalah besarnya tahanan dalam instalasi listrik yang
diberikan oleh isolasi pada tegangan tertentu hingga cenderung untuk
menghasilkan arus bocor. Besarnya tahanan isolasi minimal suatu instalasi
tegangan rendah adalah 1000 kali tegangan kerja instalasi tersebut dalam satuan
Ohm. Kelayakan bahan isolasi dapat diuji melalui besarnya tahanan isolasi dari
bahan isolasi. Bahan isolasi dari suatu peralatan dapat dikatakan layak
apabila besarnya tahanan isolasi dari hasil pengukuran adalah lebih besar atau
sama dengan standar yang berlaku pada isolator kabel tersebut. Untuk
mendapatkan hasil pengujian harus dilakukan dengan tegangan antara 500 V
sampai dengan 10.000 V.
Nilai resistan isolasi pada suatu penghantar listrik merupakan parameter dasar
yang penting dan menunjukkan tingkat performa penghantar tersebut. Untuk
menghantarkan suatu tegangan listrik dari sumber listrik (pembangkit listrik)
menuju jaringan listrik berikutnya atau menuju ke beban atau pemakaian
peralatan listrik, dibutuhkan suatu penghantar. Mengingat listrik juga memiliki
potensi resiko terjadinya hubungan singkat (short circuit) jika suatu penghantar
yang berbeda potensial bersentuhan dengan penghantar lainnya. Dan juga untuk

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


15
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

menghindari resiko aliran listrik mengaliri benda-benda lainnya, maka


dibutuhkan bahan isolator yang layak untuk melindungi suatu penghantar dari
berbagai gangguan yang mungkin terjadi.

Kegagalan nilai resistan isolasi diindikasikan oleh kebocoran arus listrik yang
terjadi. Setiap isolasi memiliki tingkat kebocoran arus listrik, tergantung dari
nilai resistansi isolasinya, semakin besar nilai resistan atau tahanan isolasi,
akan semakin kecil nilai kebocoran arus yang terjadi. Tegangan listrik yang
tinggi menghasilkan arus yang melalui isolasi tersebut.
Kegagalan isolasi disebabkan karena beberapa hal antara lain isolasi tersebut
sudah dipakai untuk waktu yang lama, kerusakan mekanis, berkurangnya
kekuatan dielektriknya dan karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih.
Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian secara berkala.
Ketentuan-ketentuan tentang tahanan isolasi ini sudah diatur dalam PUIL yaitu
sebaggai berikut:
a) Tahanan isolasi dari bagian instalasi listrik dalam ruangan yang
kering harus mempunyai nilai sekurang-kurangnya 1000 Ohm tiap 1
Volt tegangan nominalnya, dengan pengertian bahwa arus bocor dari
tiap bagian instalasi listrik pada tegangan nominalnya tidak boleh
melebihi 1 mA tiap 100 m panjang instalasi listrik.
b) Tahanan isolasi dari bagian instalasi listrik dalam ruang yang lembab
atau basah harus mempunyai nilai sekurang-kurangnya 100 Ohm
tiap 1 Volt tegangan nominalnya.

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


16
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

J. Pengujian Tegangan Tinggi


Pengujian tegangan tinggi pada umumnya diperlukan untuk
mengetahui apakah peralatan tegangan tinggi yang diuji mas masih
memenuhi standar kualitas dan kebutuhan yang dispesifikasikan pada
peralatan tersebut.
Lingkup studi teknik tegangan tinggi mencakup semua masalah seperti
studi tentang korona, teknik isolasi, tegangan lebih pada sistem tenaga
listrik, proteksi tegangan lebih, dan lain-lain. Dengan begitu banyaknya
masalah yang

mencakup tegangan tinggi, maka dibutuhkanlah pengujian tegangan tinggi


dengan maksud sebagai berikut :
a) Menemukan bahan (di dalam atau yang menjadi komponen
suatu alat tegangan tinggi) yang kualitasnya tidak baik atau
kesalahan pada pembuatan.

Gambar 4 Grafik Tegangan Terhadap Waktu Pengujian

b) Berdasarkan gambar 4, memberikan jaminan bahwa alat-alat


listrik dapat dipakai pada tegangan normalnya untuk waktu
yang terbatas
c) Berdasarkan gambar 4, memberikan jaminan bahwa isolasi alat-

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


17
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

alat listrik dapat tahan terhadap tegangan lebih untuk waktu


terbatas.
Perlunya pengujian tegangan tinggi seperti diuraikan di atas
menuntut pentingnya mempelajari cara kerja dan karateristik peralatan-
peralatan uji tegangan tinggi dan prosedur pengujian yang telah
distandarisasi. Adapun peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk
pengujian tegangan tinggi adalah:
a) Pembangkit tegangan tinggi, antara lain pembangkit tegangan
tinggi AC, pembangkit tegangan tinggi DC, dan pembangkit
tegangan tinggi impuls.
b) Alat ukur tegangan tinggi, antara lain alat ukur tegangan tinggi
DC, alat ukur tegangan tinggi AC, dan alat ukur tegangan tinggi
impuls.
c) Alat pengukur sifat listrik dielektrik, antara lain alat ukur rugi-
rugi dielektrik, alat ukur tahanan isolasi, alat ukur konduktivitas,
dan alat ukur peluahan parsial.
Pengujian tegangan tinggi dapat dikelompokkan berdasarkan dampak
pengujian terhadap benda uji yaitu:
a) Pengujian tidak merusak
1. Pengukuran tahanan isolasi
2. Pengukuran faktor daya dielektrik
3. Pengukuran korona
4. Pengukuran konduktivitas
5. Pemetaan medan elektrik
6. dsb
b) Pengujian bersifat merusak

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


18
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

Gambar 5 Grafik Pengujian Merusak

a) Pengujian ketahanan (withstand test)


Berdasarkan gambar 5 pengujian ketahanan pada tegangan Vw
selama t menit. Sebuah tegangan tertentu diterapkan untuk waktu
yang ditentukan. Bila tidak terjadi lompatan api (flashover,
disruptive, discharge). Maka pengujiannya dianggap memuaskan

b) Pengujian pelepasan muatan (discharge test)


Berdasarkan gambar 5 pengujian lompatan dengan tegangan
lompatan Vf. Tegangannya dinaikkan sehingga terjadi pelepasan
pada benda yang diuji. Sudah barang tentu tegangan pelepasan ini
lebih tinggi dari tegangan ketahanan. Pengujiannya dapat
dilakukan dalam suasana kering (udara biasa) dan suasanan basah
(menerima keadaan hujan).
c) Pengujian kegagalan (breakdown test)
Berdasarkan gambar 5 oengujian kegagalan dengan tegangan gagal
Vb. Tegangan dinaikkan sampai terjadi kegagalan di dalam benda
yang diuji.
Terdapat tiga jenis tegangan tinggi yang akan diukur dalam
pengujian tegangan tinggi, yaitu tegangan tinggi bolak-balik,
tegangan tinggi searah, dan tegangan tinggi impuls.

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


19
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

K. Pengujian Tegangan
Pengujian tegangan bertujuan untuk mengukur tegangan tembus listrik
objek uji. Tegangan yang diberikan pada pengujian ini lebih tinggi
daripada tegangan pengujian dan peluahan dinaikkan secara bertahap
sampai ini objek uji mengalami tembus listrik. Jika hasil pengukuran lebih
tinggi dari spesifikasi atau hasil yang diharapkan, objek uji dinyatakan
lolos uji.

Gambar 6 Tegangan Pengujian

Sebaiknya jika hasil pengukuran lebih rendah dari spesifikasi atau hasil
yang dan diharapkan daoat disimpulkan bahwa sebuah objek dapat
dinyatakan lolos uji dan dinyatakan gagal uji.

L. Tegangan Tinggi AC
Dalam laboratorium diperlukan tegangan tinggi bolak-balik untuk
percobaan dan pengujian dengan arus bolak-balik serta untuk
membangkitkan tegangan tinggi searah dan pulsa. Trafo uji yang biasa
digunakam untuk keperluan tersebut memilliki daya yang lebih renda serta
perbandingan belitan yang jauh lebih besar daripada trafo daya. Arus
primer biasanya disulang dengan ototrafo sedangkan untuk kasus khusus
disulang dengan pembangkit sinkron.

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


20
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

Hampir semua pengujian dan percobaan dengan tinggi bolak-balik


mensyaratkan nilai tegangan yang teliti. Hal tersebut umumnya hanya
akan terpenuhi jika pengukuran dilakukan pada sisi tegangan tinggi, untuk
itu telah disusun berbagai cara dalam tegangan tinggi bolak-balik.

M. Tegangan Tinggi DC
Perjanjian dengan menggunakan tegangan tinggi arus searah adalah
untuk mengetahui perbandingan antara penggunaan tegangan tinggi AC
dan DC akibat adanya efek mengulit pada tegangan arus bolak-balik dan
juga untuk mengetahui kekuatan dielektrik bahan. Karena itu, pengujian
dengan menggunakan tegangan tinggi DC harus menghasilkan tegangan
ketahanan, tegangan pelepasan dan tegangan kegagalan yang lebih tinggi
dibanding tegangan tinggi AC.
Prosedur pengujian atau pengukuran tegangan tinggi DC sama dengan
tegangan tinggi AC. Mula-mula diterapkan tegangan yang rendah
kemudian tegangan dinaikkan perlahan-lahan sehingga terjadi percikan
pada sela udara antara dua elektroda berbentuk bola. Dengan kata lain
tegangan nilainya ditentukan oleh jarak kedua buah elektroda bola
tersebut. Bilamana pada permukaan bola terdapat debu atau serat (fiber),
maka spark over akan terjadi pada nilai tegangan yang lebih renda,
terutama bila jenis tegangan adalah tegangannya searah (fiber bridge).
Oleh karena itu pengujian harus dilakukan beberapa untuk mendapatkan
nilai rata-rata yang baik. Nilai sebenarnya dapat diambil dari nilai rata-rata
untul tiga pengukuran yang hanya berbeda 3%.

N. Pengujian Tegangan Tembus Pada Elektroda Bola Bidang Dengan


Tegangan Tembus Elektroda Jarum Bidang
Perbandingan nilai tegangan tembus pada elektroda bola bidang dan
elektroda jarum disebabkan karena ini bentuk elektrodanya. Pada elektroda
jarum, bidang yang berbentuk pada geometri elektroda jarum dapat
mempunyai ujung geometri yang runcing sehingga ini muatan lebih besar

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


21
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

maka elektroda jarum akan dapar lebih lambat dalam membuat tegangan
menjadi tembus listrik elektroda jarum akan muda melepaskan dan
elektron molekul energi yang lebih kecil untuk proses ionisasi sehingga
terjadinya tembus lebih rendah.
Sedangkan pada elektroda bola yang dapat mempunyai permukaan halus
dan penampang yang lebih besar untuk mengawasi proses ionisasi.
Dengan demikian semakin kecil tegangan yang dapat diterapkan juga akan
semakin kecil dan sebaliknya semakin besar dan halus untuk elektroda
maka energi yang diperlukan semakin besar sehingga tegangan diterapkan
juga akan semakin besar pula. Pengukuran elektroda bola pada
kenyataannnya dipengaruhi dalam beberapa hal, salah satunya adalah
keadaan dan udara. Keadaan udara saat pengujian tidak selalu sama pada
keadaan standar.

O. Transformator
Tranformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetik statis
yang berfungsi untuk memindahkan / mengubah energi listrik dari satu
rangkaian litrik ke rangkaian listrik lainnya, dengan frekuensi yang sama
dan perbandingan transformasi tertentu. Transformator menggunakan
prinsip hukum induksi Faraday dan hukum Lorentz dalam menyalurkan
daya, dimana apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber
tegangan bolakbalik, maka akan mengalir arus dalam kumparan primer
menimbulkan perubahan fluks magnetik dalam inti besi.

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


22
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

Gambar 7 Transformator

Bagian Utama Transformator dan Fungsinya :


a) Inti Besi (Core)
Inti besi (core) berfungsi untuk mempermudah jalan fluks,
yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari
lempengan-lempengan besi tipis yang diisolasi oleh silicon, untuk
mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus
pusar atau eddy current.

b) Belitan
Belitan atau winding terdiri dari tembaga ataupun allumunium
berisolasi yang mengelilingi inti besi, dimana saat arus bolak-balik
mengalir pada belitan tersebut, inti besi akan terinduksi dan
menimbulkan fluks magnetik.
c) Bushing
Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar
melalui terminal yaitu bushing, yaitu sebuah konduktor yang
diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat
antara konduktor tersebut dengan tangki transformator.

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


23
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

d) Tangki dan Radiator


Tangki transformator berfungsi sebagai tempat diletakkannya
belitan dan tempat minyak transformator, tangki transformator
terhubung dengan radiator. Radiator merupakan sirip-sirip yang berada
mengelilingi transformator, dan berfungsi untuk media pendingin pada
trafo, dengan konstruksi yang berupa sirip–sirip dapat meradiasikan
panas yang terdapat pada minyak trafo dan untuk menyalurkan panas
dari minyak trafo ke udara.
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan
lilitan sekunder, transformator dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Transformator step-up (penaik tegangan), adalah transformator
dengan lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer,
sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
2. Transformator step-down (penurun tegangan), adalah transformator
dengan lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer,
sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan.

Transformator uji adalah transformator penaik tegangan yang


digunakan untuk menghasilkan tegangan tinggi. Bentuk tegangan yang
dapat dihasilkan oleh transformator uji adalah tegangan arus bolak-balik,
tegangan arus searah dan tegangan tinggi impuls. Transformator uji
memiliki faktor transformasi listrik yang sangat besar. Nilai faktornya
melebihi faktor transformasi pada transformator daya. Konstruksi
transformator uji sama dengan transformator pada umumnya.
Transformator uji memiliki belitan primer dan belitan sekunder. Belitan
primer dihubungkan dengan sumber tegangan dengan nilai yang rendah.
Pada pengujian tegangan tinggi skala kecil, nilai tegangan pada belitan
primer umumnya hanya 220 Volt atau 400 Volt. Sedangkan pada
pengujian skala besar digunakan belitan primer dengan nilai tegangan
sebesar 3,3 kV, 6,6 kV, atau 11 kV. Pada belitan sekunder, nilai tegangan
yang dibangkitkkan mencapai ratusan kiloVolt. Transformator uji

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


24
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

menggunakan beban listrik berupa bahan isolasi pada peralatan tegangan


tinggi.

P. Jenis-jenis Tranformator
Trafo yang diklasifikasikan berdasarkan level tegangan ini merupakan
trafo yang paling umum dan sering kita gunakan. Pengklasfikasian ini pada
dasarnya tergantung pada rasio jumlah gulungan di kumparan Primer dengan
jumlah kumparan Sekundernya. Jenis Trafo berdasarkan Level tegangan ini
diantaranya adalah Trafo Step Up dan Trafo Step Down.

1. Trafo step up
Trafo step up adalah trafo yang berfungsi untuk menaikan taraf atau
lvel teganan AC dari rendah ke taraf yang lebih tinggi. Tegangan sekunder
sebagai tegangan output yang lebih tinggi bisa ditingkatkan dengan
memperbanyak jumlah lilitan di kumpaaran sekundernya daripada jumlah
lilitan pada kumparan primernya. Pada pembangkit listrik, trafo jenis ini
digunakan sebagai penghubung trafo generator ke grid.

Gambar 8 Trafo step up


2. Trafo Step Down
Trafo Step Down adalah Trafo yang digunakan untuk menurunkan
taraf level tegangan AC dari taraf yang tinggi ke taraf yang lebih rendah.
Pada Trafo Step Down ini, Rasio jumlah lilitan pada kumparan primer lebih
banyak jika dibandingkan dengan jumlah lilitan pada kumparan sekundernya.
Di jaringan Distribusi, transformator atau trafo step down ini biasanya
digunakan untuk mengubah tegangan grid yang tinggi menjadi tegangan
rendah yang bisa digunakan untuk peralatan rumah tangga. Sedangkan di
rumah tangga, kita sering menggunakannya untuk menurunkan taraf

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


25
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

tegangan listrik yang berasal dari PLN (220V) menjadi taraf tegangan yang
sesuai dengan peralatan elektronik kita.

Gambar 9 Trafo step down

Q. Kegagalan Isolasi
Kegagalan isolasi adalah masalah yang sering terjadi dalam
penyaluran energi listrik. Isolasi diperlukan untuk memisahkan dua
atau lebih penghantar listrik yang bertegangan agar tidak terjadi
lompatan listrik. Apabila pada bahan dielektrik diberikan medan listrik
yang melebihi kemampuannya maka isolasi akan mengalami tegangan
tembus dan kerusakan peralan listrik sehingga kontinuitas kerja sistem
terganggu.
Berikut ini akan diuraikan beberapa faktor yang mempengaruhi
mekanisme kegagalan pada minyak transformator, yaitu :
a. Partikel padat
Partikel debu atau serat selulosa yang ada di sekeliling isolasi
padat (kertas) sering ikut tercampur dalam minyak. Selain itu
partikel padat ini pun bisa terbentuk ketika terjadi pemanasan
(thermal strees) dan tegangan lebih. Pada saat terjadi medan listrik,
partikel–partikel ini akan terpolarisasi dan membentuk jembatan.
Arus akan menga-lir melalui jembatan dan menghasilkan
pemanasan lokal serta menyebabkan terjadinya kegagalan pada
minyak transformator.

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


26
Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

b. Uap Air
Air dan uap air terdapat pada minyak, terutama pada minyak
yang telah lama digunakan. Jika terdapat medan listrik, maka
molekul uap air yang terlarut memisah dari minyak dan
terpolarisasi. Jika jumlah molekul–molekul uap air ini banyak,
maka akan tersusun semacam jembatan yang menghubungkan
kedua elektroda sehingga terbentuk suatu kanal. Kanal ini akan
merambat dan memanjang sehingga terjadi kegagalan minyak
transformator.
c. Kegagalan gelembung
Merupakan bentuk kegagalan isolasi cair yang disebabkan oleh
gelembung–gelembung gas di dalamnya. Pembentukan gas karena
terjadi dekomposisi pada minyak transformator dapat
mengakibatkan kegagalan. Adanya pengaruh medan yang kuat
antara elektroda, maka gelembung– gelembung gas dalam cairan
tersebut akan saling sambung menyambung dan membentuk
jembatan yang menga-wali terjadinya kegagalan pada minyak
transformator.

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

1.3 Peralatan yang Digunakan


1. Trafo penguji 220 V / 100 KV, 5 KVA, 50 Hz, Impedance Voltage 3,8 %
2. Control Desk
3. Charging Resistor (Rl) 10 MΩ
4. Measuring capasitor (Cp) 100 pF
5. Milliamperemeter (mA)
6. Measuring spark Gap (MF)
7. Vessel for Vacum And Pressure (DKU)
8. Vacum pamp
9. Connecting Cup (K)
10. Floor Pedestal (F(s))
11. Connecting rod (V)
12. Diode

1.4 Gambar Rangkaian Percobaan

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

1.5 Prosedur Percobaan


1. Buatlah rangkaian instalasi tegangan tinggi sesuai gambar percobaan,
baik nilai komponen dan posisi peletakan komponen harus sesuai pada
gambar, dengan panduan asisten yang bertugas.
2. Setelah instalasi tegangan tinggi sudah selesai, tutup pagar dan tongkat
grounding dikeluarkan dari pagar. (pastikan tidak ada lagi siapapun di
dalam pagar tegangan tinggi dan peralatan kerja ataupun benda-benda
yang berpotensi menimbulkan bahaya).Masukkan tegangan pada Control
desk 220 V ˜.
3. Aktifkan Control Desk dengan memutar ke-kanan kunci Control Switch
dan Main switch pada control desk.
4. Setting jarak sela elektroda dengan sakelar MF sebesar 0.5 cm
5. Tutup switch primer ON (S1). Periksa tegangan pada voltmeter, pastikan
bahwa tegangan dalam posisi nol. (jika belum, turunkan regulator
tegangan sampai posisi nol).
6. Tutup switch sekunder ON (S2).
7. Naikkan regulator tegangan secara bertahap dengan kecepatan 1 kV/detik
sampai udara pada sela bola tembus.
8. Saat udara pada sela bola tembus, buka switch secunder (OFF). Catat
penunjukan besar tegangan pada voltmeter serta penunjukan arus pada
amperemeter.
9. Turunkan regulator tegangan TP sampai nol.
10. Buka Switch primer (OFF).
11. Ulangi prosedur 6 s/d 9 untuk jarak elektroda 1 cm, 1.5 cm, 2 cm, 2.5 cm,
3 cm.
12. Setelah selesai matikan sumber tegangan control desk.

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

13. Ground/tanahkan semua terminal komponen di dalam ruang instalasi


tegangan tinggi terutama pada kapasitor (Cs) dengan menggunakan
tongkat grounding.
14. Lakukan prosedur 3 s/d 13 untuk semua susunan elektroda:
a. Bola-bola (ground)
b. Jarum-jarum (ground)
c. Plat-plat (ground)
d. Tabung-tabung (ground)
e. Jarum-plat (ground)
15. Letakkan tongkat grounding pada trafo pengujian setelah semua
percobaan telah selesai.

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara


Laboratorium Transmisi & Tegangan Tinggi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muslim Indonesia

Tegangan Tembus DC Isolasi Udara

Anda mungkin juga menyukai