Anda di halaman 1dari 20

GEJALAH MEDAN TINGGI

STELK - 45235 (3 SKS)

Defenisi/Konsep-konsep Dasar Tentang


Medan Tinggi/Teknik Tegangan Tinggi

DR.IR.HJ SRI KURNIATI A., ST MT


TEKNIK ELEKTRO UNDANA
Gejala Medan Tinggi/Teknik Tegangan Tinggi
Defenisi/Konsep-konsep Dasar Tentang Medan
Tinggi/Teknik Tegangan Tinggi
Medan Tinggi
 Medan adalah gaya yang diakibatkan oleh muatan (Q). Gaya (F) berarti
kekuatan atau dorongan yang menyebabkan perpindahan/pergeseran
suatu benda atau muatan.
 Dalam teori medan, dikenal adanya medan elektrostatik dan medan
elektromagnetik (Intensitas medan Listrik E dlm V/m, kV/m dan
intensitas medan magnet H Amper/m, kA/m).
 Medan sangat erat kaitannya dengan Gaya (F), arus, tegangan, dan
muatan.
 Tekanan elektrik/listrik yang timbul di dalam suatu bahan, misalnya
material isolasi dapat dinyatakan dengan : E = -Vϕ, dimana E =
intensitas medan listrik, ϕ=tegangan yg diterapkan dan V = del sebagai
suatu operator.
Di dalam medan elektrostatik, gaya dapat dinyatakan dalam
hubungan : F=q.E, dengan q = muatan pada suatu titik dan E
adalah intensitas medan listrik.
Semakin kuat medan (medan listrik E) yang mengenai/dipikul
oleh suatu benda misalnya konduktor, isolator, dll, maka
tegangan yang timbul juga semakin besar. Oleh karena itu
kekuatan dielektrik dari bahan/material yang dikenai
medan/tegangan tinggi juga harus mampu menahan tekanan
elektrik/listrik yang besar tersebut.
Namun demikian, setiap bahan/material mempunyai kekuatan
dielektrik yang terbatas. Oleh karena itu, tegangan
tinggi/ekstra tinggi/ultra tinggi yang disalurkan lewat saluran
transmisi ada batasnya.
Dalam Sistem Kelistrikan, secara umum dikenal klasifikasi
tegangan, seperti : tegangan rendah, tegangan menengah,
tegangan tinggi, Tegangan ekstra tinggi, dan tegangan ultra
tinggi (Lihat PUIL 2011, dan standar-standar tegangan lainnya
yg digunakan, misalnya : IEC, SPLN, SNI, ANSI/Amerika,
VDE/Jerman, dll).
Defenisi Tegangan Tinggi
 Tegangan tinggi adalah semua tegangan yang dianggap cukup
tinggi oleh para teknisi/ahli teknik tenaga listrik sehingga
diperlukan pengujian dan pengukuran dengan tegangan tinggi yang
semuanya bersifat khusus dengan memerlukan
teknik-teknik/metode pengujian tertentu ( Arismunandar).
 Tegangan tinggi dapat juga diartikan sebagai gejala-gejala dimana
tegangan tinggi mulai terjadi (menurut PUIL 2011, tegangan tinggi
adalah tegangan yang ≥ 1000 Volt = 1 kV).
 Berdasarkan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011), yang
disebut tegangan tinggi, yaitu tegangan yg ≥ 1000 Volt (≥ 1 kV).
 Dalam Sistem Kelistrikan, secara umum dikenal klasifikasi
tegangan, seperti : tegangan rendah, tegangan menengah,
tegangan tinggi, Tegangan ekstra tinggi, dan tegangan ultra tinggi
(Lihat PUIL 2011, dan standar-standar tegangan lainnya yg
digunakan, misalnya : SPLN, SNI, PUIL, IEC, VDE/Jerman, ANSI,
dll).
Standar-Standar Tegangan Sistem
 Tegangan sistem yang digunakan setiap negara tidak sama.
 Ada berbagai standar tegangan sistem yg digunakan, antara
lain : SNI, PUIL, SPLN (Indonesia); ANSI = USA; VDE = Jerman;
Internasional = IEC; Inggris …….. ; Perancis……….; Jepang,
dll.
 Akibat dari kenaikan tegangan sistem/saluran transmisi,
maka juga akan berpengaruh terhadap kekuatan isolasi dari
peralatan yg digunakan. Semakin tinggi tegangan sistem,
maka kekuatan dielektrik dari isolasi juga harus tinggi,
sehingga pada akhirnya akan linier juga dengan kenaikan
biaya pembuatan peralatan tersebut.
 Demikian juga dengan bentuk fisik dari peralatan, akan
mengikuti besarnya tegangan sistem ( contoh : semakin
besar tegangan sistem, maka bentuk fisik dari peralatan
akan semakin besar termasuk kekuatan dielektriknya seperti
ISOLATOR yang ada di GI, support terminal, dll).
 Di Indonensia, tegangan sistem transmisi tertinggi saat
ini adalah 500 kV (tegangan antar phasa/saluran, L-L),
sedangkan di negara-negara lain, tegangan sistem sudah
di atas 1000 kV.
 Tegangan sistem yang tinggi, akan mereduksi rugi-rugi
(losses) untuk pengiriman daya yang sama (Losses =
I²R).
 Tegangan transmisi listrik di Indonesia : 70 kV (sub
transmisi), 150 kV, 245 kV, 500 kV (SUTET = Saluran
udara tegangan extra tinggi, tegangan ini digunakan di
sistem Jawa-Bali dan beberapa daerah di Indonesia).
 Di NTT, tegangan sistem tertinggi saat ini adalah 70 kV
untuk sistem Timor, yang diperoleh dari GI Bolok/Gardu
induk pembangkit).
Sistem Pembangkitan dan Penyaluran
Daya Listrik
Diagram Satu Garis (SLD) Suatu Sistem Tenaga Listrik

 Dari sistem pembangkitan dan penyaluran daya listrik di


atas, dapat digambarkan diagram satu garis (SLD) yang
dapat mewakili sistem tsb sebagai berikut :
Lanjutan Bentuk Diagram satu Garis Sistem Tenaga Listrik……..
Perkembangan Tegangan Saluran Transmisi AC
Sistem Penyaluran Tegangan Tinggi DC
Daya Mampu Penyaluran Daya
Saluran
(Review) Perkembangan Transmisi Tegangan Tinggi
 Transmisi daya listrik dapat dilakukan dengan dua (2) cara, yaitu
dengan transmisi Tegangan Tinggi AC dan DC.
 Besarnya tegangan transmisi (di Indonesia saat ini TT/70,150, 235/245
kV, TET/500 kV, TUT/˃ 500 kV) yang digunakan tergantung dari
besarnya daya yang akan disalurkan ke pusat-pusat beban. Semakin
tinggi/besar daya yang dikirim, maka tegangan transmisi juga akan
semakin tinggi. Tetapi besarnya tegangan transmisi tersebut dibatasi
oleh kekuatan dielektrik/isolasi dari material/peralatan yang
digunakan.
 Jika suatu peralatan/piranti yang digunakan pada STL, misalnya
isolator dikenai/memikul tegangan tinggi/Ekstra Tinggi, kemudian
tegangan tsb dinaikkan melebihi kekuatan dielektrik dari isolator atau
peralatan (pada saat pengujian di Lab TT ataupun kondisi sebenarnya
di lapangan yang diakibatkan oleh tegangan lebih internal dan
eksternal), maka pada saat tertentu kekuatan dielektrik/isolasi
peralatan akan mengalami kegagalan (breakdown).
 Dalam hal demikian, peralatan tsb mengalami kegagalan isolasi karena
tekanan elektrik/listrik dalam hal ini tegangan yg mengenai peralatan
lebih besar dari kekuatan dielektrik peralatan tsb. Kegagalan ini
menyebabkan hilangnya tegangan dan mengalirnya arus, sehingga
peralatan tersebut tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya.
 Tegangan yang mengenai peralatan dan melampaui BIL peralatan (BIL
= Basic Impuls Insulation Level = tingkat isolasi dasar dari peralatan)
dan berlangsung agak lama akan menyebabkan kekuatan
dielektrik/isolasi peralatan tidak mampu menahan/memikul tegangan
yang mengenainya.
 Sebagian besar kegagalan peralatan pada penyaluran daya listrik yang
disebabkan oleh gangguan eksternal ataupun internal adalah
kegagalan isolasi (peralatan tidak mampu menahan tegangan lebih
yang mengenainya).
 Dalam Teknik Tegangan Tinggi dikenal istilah-istilah :
 Sparkover : percikan api/bunga api (tidak menyangkut permukaan
isolator/percikan bunga api tidak merambat disepanjang permukaan
isolator/peralatan. Contoh : pelepasan muatan antara dua (2)
elektroda dalam udara, selah batang dan elektroda berbentuk bola,
elektroda dengan tanah.
 Flashover (lewat denyar) : lompatan busur api ( menyangkut
permukaan bahan isolasi, dimana busur api merambat disepanjang
permukaan isolator). Contoh : pelepasan muatan pada pengujian
isolator gantung/piring atau peralatan lainnya.
 Functure (tembus/mirip dengan mekanisme breakdown) pada bahan
isolasi/peralatan yang memikul/dikenai tegangan tinggi/ekstra tinggi.
 Dalam penerapan tegangan tinggi pada peralatan, diperlukan
pembangkitan dan pengujian tegangan tinggi Impuls, tegangan tinggi
AC frekuensi rendah/jala-jala 50/60Hz dan tegangan tinggi DC.
 Pembangkit Tegangan Tinggi Impuls : diperlukan untuk
pengujian/simulasi surja petir (lightning surge) dan surja hubung
(switching surge), juga untuk pengujian ketahanan peralatan terhadap
tegangan surja.
 Pembangkit Tegangan Tinggi AC frekuensi rendah 50/60 Hz :
diperlukan untuk pengujian rugi-rugi dielektrik, pengujian korona,
kekeuatan dielektrik material, dan ketahanan peralatan terhadap
tegangan tinggi/ektra tinggi yang dipikulnya dalam kondisi basah dan
kering.
 Pembangkit Tegangan Tinggi DC : diperlukan untuk pengujian isolasi
peralatan yang kapasitansinya besar, seperti kapasitor dan kabel,
peluahan (discharge) muatan, dan penelitian sifat-sifat dielektrik
material/peralatan.
 Pengujian Tegangan Tinggi dengan menerapkan Tegangan Impuls dan
AC, juga biasa dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment)
terhadap sampel uji (isolator dan peralatan listrik seperti LA,
Recloser, LBS, kabel, dll) seperti diberikan berbagai macam/jenis
polutan alami maupun buatan untuk melihat arus bocor, ketahanan
tegangan, dll.
Transmisi Tegangan Tinggi
 Berdasarkan sumber arus dan tegangan, transmisi daya listrik dapat dilakukan
dengan dua (2) cara, yaitu : Transmisi Tegangan Tinggi (TT) Arus Bolak Balik/AC dan
Arus Searah/DC
 Pada awalnya penyaluran daya/energi listrik dilakukan dengan tegangan DC ( di
beberapa negara seperti USA dan beberapa negara Eropa) dan dewasa ini transmisi
DC banyak dikembangkan/digunakan transmisi TT DC ke pusat-pusat beban
(ekonomis jika tegangan sistem di atas 500 kV).
 Pada transmisi DC, awalnya yg dibangkitkan adalah tegangan AC dan setelah
melalui trafo penaik tegangan, selanjutnya disearahkan dengan menggunakan
peralatan konverter (mengubah arus bolak balik/AC menjadi arus searah/DC dan
komponen utamanya adalah Thyristor/SCR) dan selanjutnya ditransmisikan secara
DC . Setelah mencapai pusat-pusat beban/GI, tegangannya diturunkan melalui trafo
penurun tegangan dan selanjutnya di rubah ke arus/tegangan bolak balik/AC.
 Pada saluran transmisi DC, pada sisi pengirim digunakan konverter dan pada sisi
penerima di gunakan inverter (untuk mengubah arus searah/DC menjadi arus bolak
balik/AC)
 Saluran transmisi DC, bisa dilakukan melalui saluran udara, saluran bawah laut, dan
saluran bawah tanah.
 Masalah utama pada saluran transmisi DC terletak pada peralatan pengubah, yaitu
penyearah (rectifier konverter/ AC ke DC) dan pengubah arus/tegangan DC ke AC
(inverter) yang harganya mahal (kekurangan saluran transmisi DC).
Klasifikasi Saluran Transmisi DC, Konverter dan Inverter
 Saluran transmisi DC, diklasifikasikan atas : Saluran MONOPOLAR,
Saluran BIPOLAR, dan saluran HOMOPOLAR.
 Saluran MONOPOLAR memiliki hanya satu konduktor sedangkan
bumi dipergunakan sebagai hantaran kembali (titik nolnya adalah
tanah/bumi untuk arus balik).
 Saluran Monopolar dioperasikan dengan polaritas negatif karena
akan mengurangi rugi-rugi Korona dan interferensi radio.
 Saluran BIPOLAR memiliki dua (2) konduktor, satu dengan polaritas
positif dan yang lainnya dengan polaritas negatif.
 Terdapat dua (2) konverter per gardu dengan tegangan yang sama
dan dihubungkan secara seri.
 Tegangan Saluran Bipolar biasanya dinyatakan misalnya sebagai ±
500 kV.
 Titik tengah dpt dihubungkan dgn tanah pada satu atau pada
kedua ujung dan tiap saluran dapat dioperasikan secara tersendiri.
 Saluran HOMOPOLAR memiliki dua (2) konduktor atau lebih yang
keduanya memiliki polaritas sama dan hantaran kembali digunakan
bumi/tanah
Gambar Jenis Saluran Transmisi DC, Konverter, dan Inverter

Jenis Saluran
Konverter
Transmisi DC

Inverter
 Karena peralatan pengubahnya mahal (konverter dan inverter),
pada penyaluran daya dengan transmisi DC baru dianggap
ekonomis jika panjang saluran udara lebih dari 640 kms dan untuk
saluran bawah tanah lebih dari 50 kms.
 Transmisi tegangan tinggi AC lebih fleksibel (mudah diubah dari
arus/tegangan AC ke DC pada sisi penerima sesuai dengan
kebutuhan), karenanya saluran transmisi AC yg lebih banyak
dikembangkan dan digunakan saat ini (Indonesia saat ini belum
memanfaatkan saluran transmisi DC. Negara yg sdh memanfaatkan
saluran transmisi DC, a.l. : Swedia, USA, Kanada, Selandia Baru,
Mozambik dan Afrika Selatan di Afrika, dll).
 Beberapa Keuntungan Saluran Transmisi DC :
* Isolasinya lebih sederhana
* Efisiensi (ƞ) besar karena faktor daya = 1
* Pada transmisi/penyaluran jarak jauh dengan arus/tegangan DC
tidak ada perubahan frekuensi dan stabilitas.
* Untuk rugi-rugi KORONA yg sama dan tingkat gangguan frekuensi
radio/sarana telekomunikasi tertentu, tegangan DC dapat
dinaikkan lebih tinggi dari pada saluran transmisi AC.
 Masalah-masalah yang timbul pada pemanfaatan
saluran transmisi AC dapat diatasi dengan
memanfaatkan saluran transmisi DC. Masalah-masalah
tsb adalah :
 Transmisi tenaga listrik dengan kabel tanah ataupun
kabel laut dengan jarak yang agak jauh dengan
menggunakan saluran transmisi AC, memerlukan daya
reaktif yang sangat besar. Masalah daya reaktif ini tidak
ada pada saluran transmisi arus searah/DC
 Operasi paralel dari dua (2) sistem arus bolak balik/AC
dengan sistem interkoneksi dapat mengalami masalah-
masalah stabilitas, terutama dengan pengiriman daya-
daya yang besar. Jika sistem interkoneksi ini dilakukan
dengan Tegangan Tinggi /TT DC, maka stabilitas sistem
tidak menjadi masalah.

Anda mungkin juga menyukai