Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLISTRIK & ELEKTROMAGNETIK TG 3221

MODUL KE – 4

RESISTIVITY FLATBASE ELECTRODE METHOD


Oleh:
Nahdah Novia 12117095

Asisten :

Wahyu Eko Junian 12116018


Teresia Okta Alvionita 12116084
Gita Rusmala 12116090
Helen Zetri 12116014
Adelia Gita Parera 12116123
Boi Sondang Meka 12116075
Amal Nur Ikhsan 12116159
Wantika Tri Wahyudi 12116048
Meyka Fitria Nigrum 12116055

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020/2021
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Teori Dasar


Geolistrik merupakan salah satu metode Geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis
lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC yang
mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah elektroda
arus A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu. Penggunaan geolistrik
dalam tahapan eksplorasi sangat dibutuhkan, selain digunakan untuk pemetaan tahanan jenis
(mapping) dapat juga digunakan untuk pendugaan tahanan jenis (sounding) bawah permukaan
suatu wilayah berdasarkan sifat resistivitas batuan. Dalam pengukuran biasanya Elektroda yang
digunakan adalah elektroda konvensional yang dalam penggunaanya harus ditancamkan ke
dalam tanah sehingga aliran arus dapat terdistribusikan ke dalam bumi. Sebagai akibat dari
penancapan elektroda maka akan menimbulkan lubang ataupun kerusakan pada lokasi
pengambilan data sehingga sulit di terapkan di wilayah perkotaan dan jalan yang di dominasi
beton dan aspal. Agar survei geolistrik dapat digunakan di dalam ruangan maka solusi yang dapat
digunakan adalah menggunakan elektroda yang sifatnya tidak merusak tipe Elektroda yang
dimaksud adalah Flatbase Electrode s (FBE). Elektroda ini berbeda dengan tipe elektroda lain
karena tidak perlu menancapkan ke dalam tanah sehingga kerusakan pada permukaan seperti
beton dan aspal dapat di minimalkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh anthanasiu
tahun 2007 metode flatbase Electrode dapat digunakan untuk mengukur lapisan dan kondisi
bawah permukaan dengan akurasi baik dan kemiripan hasil yang didapakan cukup mirip dengan
pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan metode konvensional (anthanasiu,2007). Hal
ini membuktikan bahwa metode Flatbase Electrode dapat digunakan untuk mengukur kondisi
dan lapisan bawah tanah pada medium yang sulit dilakukan pengukuran dengan metode
konvensional. Electrode dapat digunakan untuk mengukur lapisan dan kondisi bawah permukaan
dengan akurasi baik dan kemiripan hasil yang didapakan cukup mirip dengan pengukuran yang
dilakukan dengan menggunakan metode konvensional (Anthanasiu,2007). Hal ini membuktikan
bahwa metode Flatbase Electrode dapat digunakan untuk mengukur kondisi dan lapisan bawah
tanah pada medium yang sulit dilakukan pengukuran dengan metode konvensional. Praktikum
ini dilakukan akusisi data terlebih dahulu untuk mendapatkan nilai arus(mA), beda
potensial(mV), SP(mV) dan resistivitas semu. Konfigurasi yang digunakan adalah konfigurasi
elektroda Wenner dilakukan dengan memindahkan masing-masing elektroda sesuai dengan
aturan konfigurasi yang digunakan. Dalam konfigurasi Wenner yaitu konfigurasi empat elektroda
dimana jarak antar C1P1=P1P2=P2C2=a, dimana kedua pasang elektroda ini dipasang secara
simetris terhadap titik sounding. Untuk resistivity mapping maka spasi a tidak diubah-ubah.
Konfigurasi ini memiliki kemampuan sangat baik dalam resolusi vertikal, untuk CST, dan
kesensitivan secara lateral. Semakin besar bentangan antar elektroda maka semakin besar
kesensitifannya.
Prinsip dasar dari metode ini pada dasarnya sama dengan metode geolistrik dengan menggunakan
elektroda tiang (konvensional) hanya perbedaanya terdapat pada elektroda yang digunakan.
Untuk skema transmisi arus listrik pada metode ini juga sama dimana arus yang di transmisikan
dari elektroda arus akan di tangkap oleh elektroda potensial sehingga diperoleh gambaran sebaran
tahanan jenis di bawah permukaan. Karena pada metode flatbase Electrode tidak dilakukan
penancapan elektroda, kopling antara tanah dan elektroda menjadi tidak baik oleh karena itu
diperlukan bantuan larutan elektrolit yang mampu menjadi penghantar bagi arus yang akan di
injeksikan agar mampu di transmisikan secara sempurna. Larutan yang biasa digunakan berupa
larutan gel dengan konduktivitas tinggi lapisan yang sulit untuk dilakukan pemasangan elektroda
konvensional seperti dibeton, jalan semen dan jalan beraspal.

Metode flatbase Electrode dan metode konvensional memiliki hasil yang tidak jauh berbeda
dimana hasil yang didapatkan memiliki kesamaan bentuk dan pola persebaran nilai resistivitas
yang relatif sama. Metode flatbase anomaly yang muncul lebih lebar dibanding dengan metode
konvensional. Dari hasil gambar di bawah dapat membuktikan bahwa metode flatbase Electrode
memiliki hasil yang relatif sama dengan metode konvensional.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Memperkenalkan metode flatbase Electrode sebagai metode yang murah dan non-
destructive untuk menentukan sturuktur bawah permukan.
2. Dapat melakukan akuisisi dengan menggunakan metode flatbase Electrode dan
mengolah data hasil akuisisi dengan flatbase Electrode menggunakan software
RES2DINV
3. Mengamati anomaly lapisan bawah permukaan yang didapatkan dengan manggunakan
metode flatbase Electrode dan melakukan interpretasi dari anomaly yang muncul.
BAB II METODOLOGI

2.1 Desain Akuisisi


Pengukuran pada praktikum ini dilakukan dengan menggunakan konfigurasi wenner dengan
panjang lintasan pengukuran 20 m.

Gambar 2.1 Desain Akuisisi lintasan depan Gedung E ITERA

2.2 Langkah Kerja


Adapun langkah – langkah pada praktikum ini adalah :
▪ Langkah Akusisi
1. Siapkan alat yang akan digunakan dan tentukan titik pengukuran pada lintasan 20m untuk
mengetahui target anomaly dan memudahkan dalam membuat desain akuisisi.
2. Lakukan pemasangan elektroda sesuai konfigurasi yang diinginkan dengan menyiapkan
alat yang diperlukan sperti main unit, kabel, palu, powersupply, dan elektroda (flat base).
3. Bentangkan meteran sejauh 20 m kemudian pasang elektroda ke tanah dan sambungkan
dengan kabel penghubung elektroda pada main unit.
4. Hubungkan elektroda arus menggunakan kabel gulung dan konektor.
5. Hubungkan baterai menggunakan kabel konektor.
6. Putar tombol Power ke kanan dari OFF menjadi ON, maka resistivitimeter sudah
dinyalakan. Lihat jarum indikator Current Loop hingga menunjuk ke bagian merah di
kanan. Hal ini menunjukkan kontak elektroda arus dengan tanah (bumi) dan
resistivitimeter sudah cukup memadai. Jika tidak, perbaiki koneksinya, tancap elektroda
arus lebih dalam atau siram tanah di sekitar elektroda arus dengan air atau larutan
elektrolit untuk memperbaiki kontak
7. Putar tombol OUTPUT dari angka 0 ke angka yang dikehendaki. Makin besar angka yang
dipilih (1 - 6), makin besar injeksi arus yang dihasilkan
8. Putar Compensator Coarse, kemudian Fine hingga display tegangan V (Autorange)
menunjuk angka nol atau mendekati nol
9. Injeksikan arus dengan menekan tombol START hingga display arus I (mA)
menunjukkan angka yang stabil
10. Tekan tombol HOLD dan baca harga arus pada display arus I (mA) serta harga
tegangan/potensial pada display tegangan V (Autorange) sebagai data pengukuran
11. Lakukan pengukuran beberapa kali (misal, 3 kali) untuk lebih meyakinkan data hasil
pengukuran. Catat semua hasil pengukuran, termasuk jarak spasi elektroda (a, n) dalam
tabel hasil pengukuran
12. Pindahkan posisi elektroda ke posisi pengukuran berikutnya. Lakukan prosedur
pengukuran yang sama seperti di atas (1-10) untuk mendapatkan data dengan posisi
elektroda yang berbeda
13. Lakukan hal yang sama hingga seluruh data diperoleh sesuai rencana pengukuran. Ulangi
hingga lintasan pengukuran mendapat hasil yang optimum.

▪ Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software RES2DINV dengan tahapan
sebagai berikut:
1. Buka Ms.Excel
2. Salin data dan Sorting serta koreksi data lapangan
3. Sorting dan koreksi dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data pada software
RES2DINV .
4. Data hasil sortingan disimpan dalam sebuah file dengan format data.
5. Buka software RES2DINV
6. Input Data, melakukan pembacaan terhadap data yang sudah di sorting. Pembacaan
dilakukan dengan menjalankan perintah read data pada panel file.
7. Pilih Change setting, Damping Factors
8. Pilih Change setting, damp factor with dept
9. Pilih Change setting, Vertical/horizontal
10. Pilih Change seting, Finite mess
11. Pilih Change setting, Mesh refine Use finite
12. Pilih Change setting, Number iteration > Inversion> Least square> klik Yes > isi angka
10> klik Yes> 10 > klik Yes> 0
13. Hasil yang didapatkan Gambar 1 yaitu data lapangan, Gambar 2 hasil kalkulasi dan
Gambar 3 Inverse
14. Edit> Reserve bad datum> klik Ok> Hapus> Exit> Quit> Save
15. Open read data> Inversion> Least squart
16. Display> Dispay section> Display data dan model> User defined counter> File> Save >
countour values> Display Section> Include topography klik Ok
17. Read contour value> Open data countor yang telah dibuat
18. Screenshoot hasil gambar
Flowchart Metode Flatbase
BAB III HASIL DAN ANALISA DATA

3.1 Hasil

Data Praktikum Flatbase


Lokasi : Jalur Dua Gd. E
Tanggal : 10/03/2020 & 12/03/2020
Lintasan : Tg-1
Utara-Selatan
Panjang Lintasan : 20 m
Operator :

V1
No. C1 P1 P2 C2 n*a K (mv) V2(mv) ΔV(mv) I(ma) Rho App
1 0 0.5 1 1.5 0.5 3.14 5 102.6 97.6 7 43.78057
2 0.5 1 1.5 2 0.5 3.14 10.7 110.5 99.8 8 39.1715
3 1 1.5 2 2.5 0.5 3.14 5.6 2390 2384.4 10 748.7016
4 1.5 2 2.5 3 0.5 3.14 1.5 83 81.5 15 17.06067
5 2 2.5 3 3.5 0.5 3.14 0.8 2795 2794.2 11 797.6171
6 2.5 3 3.5 4 0.5 3.14 -0.3 137.4 137.7 10 43.2378
7 3 3.5 4 4.5 0.5 3.14 0.3 165.5 165.2 11 47.15709
8 3.5 4 4.5 5 0.5 3.14 0.1 135.3 135.2 9 47.16978
9 4 4.5 5 5.5 0.5 3.14 0.2 146.8 146.6 9 51.14711
10 4.5 5 5.5 6 0.5 3.14 0.4 198.9 198.5 12 51.94083
11 5 5.5 6 6.5 0.5 3.14 0.3 196.2 195.9 14 43.93757
12 5.5 6 6.5 7 0.5 3.14 0.4 272.3 271.9 17 50.22153
13 6 6.5 7 7.5 0.5 3.14 0.3 163.1 162.8 13 39.32246
14 6.5 7 7.5 8 0.5 3.14 0.1 186.6 186.5 10 58.561
15 7 7.5 8 8.5 0.5 3.14 0 82.7 82.7 7 37.09686
16 7.5 8 8.5 9 0.5 3.14 0 148.3 148.3 9 51.74022
17 8 8.5 9 9.5 0.5 3.14 0.2 62.1 61.9 5 38.8732
18 8.5 9 9.5 10 0.5 3.14 0 166.7 166.7 6 87.23967
19 9 9.5 10 10.5 0.5 3.14 0 111.6 111.6 9 38.936
20 9.5 10 10.5 11 0.5 3.14 0 3079 3079 9 1074.229
21 10 10.5 11 11.5 0.5 3.14 0 729 729 10 228.906
22 10.5 11 11.5 12 0.5 3.14 0 114.9 114.9 10 36.0786
23 11 11.5 12 12.5 0.5 3.14 6 1223 1217 27 141.5326
24 11.5 12 12.5 13 0.5 3.14 63.3 405 341.7 27 39.73844
25 12 12.5 13 13.5 0.5 3.14 0 1123 1123 14 251.8729
26 12.5 13 13.5 14 0.5 3.14 0.1 180.5 180.4 18 31.46978
27 13 13.5 14 14.5 0.5 3.14 22.1 1500 1477.9 19 244.2424
28 13.5 14 14.5 15 0.5 3.14 2.3 500 497.7 35 44.6508
29 14 14.5 15 15.5 0.5 3.14 1.5 248.1 246.6 20 38.7162
30 14.5 15 15.5 16 0.5 3.14 30 320.6 290.6 24 38.02017
31 15 15.5 16 16.5 0.5 3.14 61 341.3 280.3 24 36.67258
32 15.5 16 16.5 17 0.5 3.14 40 302.6 262.6 20 41.2282
33 16 16.5 17 17.5 0.5 3.14 10.7 183 172.3 17 31.82482
34 16.5 17 17.5 18 0.5 3.14 11.3 273.5 262.2 20 41.1654
35 17 17.5 18 18.5 0.5 3.14 11.7 374.5 362.8 26 43.81508
36 17.5 18 18.5 19 0.5 3.14 46 217 171 16 33.55875
37 18 18.5 19 19.5 0.5 3.14 0.7 268.4 267.7 27 31.13252
38 18.5 19 19.5 20 0.5 3.14 0 744 744 33 70.79273
39 0 1 2 3 1 6.28 -0.3 446 446.3 50 56.05528
40 1 2 3 4 1 6.28 -0.2 377.2 377.4 49 48.36882
41 2 3 4 5 1 6.28 0.2 471 470.8 55 53.7568
42 3 4 5 6 1 6.28 0 610 610 66 58.04242
43 4 5 6 7 1 6.28 -0.1 478 478.1 56 53.6155
44 5 6 7 8 1 6.28 0 577 577 64 56.61813
45 6 7 8 9 1 6.28 -0.9 589 589.9 66 56.12988
46 7 8 9 10 1 6.28 -0.7 516 516.7 57 56.92765
47 8 9 10 11 1 6.28 -0.2 618 618.2 69 56.26516
48 9 10 11 12 1 6.28 0.5 542 541.5 60 56.677
49 10 11 12 13 1 6.28 0.2 436 435.8 51 53.66322
50 11 12 13 14 1 6.28 0 633 633 63 63.09905
51 12 13 14 15 1 6.28 0 510 510 63 50.8381
52 13 14 15 16 1 6.28 0.3 450 449.7 57 49.54589
53 14 15 16 17 1 6.28 -0.3 451 451.3 59 48.03668
54 15 16 17 18 1 6.28 0.4 451 450.6 61 46.38964
55 16 17 18 19 1 6.28 0.2 477 476.8 68 44.03388
56 17 18 19 20 1 6.28 0 443 443 64 43.46938
57 0 1.5 3 4.5 1.5 9.42 0 266.3 266.3 46 54.53361
58 1.5 3 4.5 6 1.5 9.42 0 419 419 75 52.6264
59 3 4.5 6 7.5 1.5 9.42 0 416 416 71 55.19324
60 4.5 6 7.5 9 1.5 9.42 0.3 418 417.7 67 58.72737
61 6 7.5 9 10.5 1.5 9.42 0 450 450 75 56.52
62 7.5 9 10.5 12 1.5 9.42 -0.3 400 400.3 66 57.13373
63 9 10.5 12 13.5 1.5 9.42 0 448 448 75 56.2688
64 10.5 12 13.5 15 1.5 9.42 0 389.2 389.2 70 52.3752
65 12 13.5 15 16.5 1.5 9.42 0.1 423 422.9 76 52.41734
66 13.5 15 16.5 18 1.5 9.42 0 311.6 311.6 68 43.16576
67 15 16.5 18 19.5 1.5 9.42 -0.3 444 444.3 85 49.23889
68 0 2 4 6 2 12.56 0 196.5 196.5 47 52.51149
69 2 4 6 8 2 12.56 -0.4 203.3 203.7 46 55.61896
70 4 6 8 10 2 12.56 0.3 170.8 170.5 38 56.35474
71 6 8 10 12 2 12.56 0 295.4 295.4 65 57.08037
72 8 10 12 14 2 12.56 -0.7 261.9 262.6 61 54.06977
73 10 12 14 16 2 12.56 -0.6 156.3 156.9 37 53.26119
74 12 14 16 18 2 12.56 -0.2 182.5 182.7 44 52.15255
75 14 16 18 20 2 12.56 0 232.5 232.5 59 49.49492
76 0 2.5 5 7.5 2.5 15.7 0 114.7 114.7 34 52.96441
77 2.5 5 7.5 10 2.5 15.7 0 115.3 115.3 33 54.85485
78 5 7.5 10 12.5 2.5 15.7 0 153.2 153.2 43 55.93581
79 7.5 10 12.5 15 2.5 15.7 0 108.3 108.3 33 51.52455
80 10 12.5 15 17.5 2.5 15.7 0 144.5 144.5 42 54.01548
81 12.5 15 17.5 20 2.5 15.7 0 165.4 165.4 51 50.91725
82 0 3 6 9 3 18.84 0.1 119.2 119.1 41 54.7279
83 3 6 9 12 3 18.84 0 159.4 159.4 53 56.66219
84 6 9 12 15 3 18.84 0 138.3 138.3 49 53.17494
85 9 12 15 18 3 18.84 -0.1 136.6 136.7 47 54.79634
86 0 3.5 7 10.5 3.5 21.98 -0.2 101.2 101.4 42 53.066
87 3.5 7 10.5 14 3.5 21.98 -0.1 124.6 124.7 49 55.93686
88 7 10.5 14 17.5 3.5 21.98 0 117.5 117.5 47 54.95

Judul Survey Data Data


Judul Survey Data 2D
2D 2D
Spasi 0.5
Konf Wenner 1
Jumlah datum 88
midpoint 1
resis= 0 0
0.75 0.5 43.78057
MIDPOINT n*a 1.25 0.5 39.1715
0.75 0.5 1.75 0.5 748.7016
1.25 0.5 2.25 0.5 17.06067
1.75 0.5 2.75 0.5 797.6171
2.25 0.5 3.25 0.5 43.2378
2.75 0.5 3.75 0.5 47.15709
3.25 0.5 4.25 0.5 47.16978
3.75 0.5 4.75 0.5 51.14711
4.25 0.5 5.25 0.5 51.94083
4.75 0.5 5.75 0.5 43.93757
5.25 0.5 6.25 0.5 50.22153
5.75 0.5 6.75 0.5 39.32246
6.25 0.5 7.25 0.5 58.561
6.75 0.5 7.75 0.5 37.09686
7.25 0.5 8.25 0.5 51.74022
7.75 0.5 8.75 0.5 38.8732
8.25 0.5 9.25 0.5 87.23967
8.75 0.5 9.75 0.5 38.936
9.25 0.5 10.25 0.5 1074.229
9.75 0.5 10.75 0.5 228.906
10.25 0.5 11.25 0.5 36.0786
10.75 0.5 11.75 0.5 141.5326
11.25 0.5 12.25 0.5 39.73844
11.75 0.5 12.75 0.5 251.8729
12.25 0.5 13.25 0.5 31.46978
12.75 0.5 13.75 0.5 244.2424
13.25 0.5 14.25 0.5 44.6508
13.75 0.5 14.75 0.5 38.7162
14.25 0.5 15.25 0.5 38.02017
14.75 0.5 15.75 0.5 36.67258
15.25 0.5 16.25 0.5 41.2282
15.75 0.5 16.75 0.5 31.82482
16.25 0.5 17.25 0.5 41.1654
16.75 0.5 17.75 0.5 43.81508
17.25 0.5 18.25 0.5 33.55875
17.75 0.5 18.75 0.5 31.13252
18.25 0.5 19.25 0.5 70.79273
18.75 0.5 1.5 1 56.05528
19.25 0.5 2.5 1 48.36882
1.5 1 3.5 1 53.7568
2.5 1 4.5 1 58.04242
3.5 1 5.5 1 53.6155
4.5 1 6.5 1 56.61813
5.5 1 7.5 1 56.12988
6.5 1 8.5 1 56.92765
7.5 1 9.5 1 56.26516
8.5 1 10.5 1 56.677
9.5 1 11.5 1 53.66322
10.5 1 12.5 1 63.09905
11.5 1 13.5 1 50.8381
12.5 1 14.5 1 49.54589
13.5 1 15.5 1 48.03668
14.5 1 16.5 1 46.38964
15.5 1 17.5 1 44.03388
16.5 1 18.5 1 43.46938
17.5 1 2.25 1.5 54.53361
18.5 1 3.75 1.5 52.6264
2.25 1.5 5.25 1.5 55.19324
3.75 1.5 6.75 1.5 58.72737
5.25 1.5 8.25 1.5 56.52
6.75 1.5 9.75 1.5 57.13373
8.25 1.5 11.25 1.5 56.2688
9.75 1.5 12.75 1.5 52.3752
11.25 1.5 14.25 1.5 52.41734
12.75 1.5 15.75 1.5 43.16576
14.25 1.5 17.25 1.5 49.23889
15.75 1.5 3 2 52.51149
17.25 1.5 5 2 55.61896
3 2 7 2 56.35474
5 2 9 2 57.08037
7 2 11 2 54.06977
9 2 13 2 53.26119
11 2 15 2 52.15255
13 2 17 2 49.49492
15 2 3.75 2.5 52.96441
17 2 6.25 2.5 54.85485
3.75 2.5 8.75 2.5 55.93581
6.25 2.5 11.25 2.5 51.52455
8.75 2.5 13.75 2.5 54.01548
11.25 2.5 16.25 2.5 50.91725
13.75 2.5 4.5 3 54.7279
16.25 2.5 7.5 3 56.66219
4.5 3 10.5 3 53.17494
7.5 3 13.5 3 54.79634
10.5 3 5.25 3.5 53.066
13.5 3 8.75 3.5 55.93686
5.25 3.5 12.25 3.5 54.95
8.75 3.5 0
12.25 3.5 0
0
0

Hasil Pengolahan Data Akuisisi Flatbase Dengan Res2dinv


▪ Sebelum Iterasi 5

▪ Setelah Iterasi 5x dan Sebelum Datum Diperbaiki


▪ Setelah Datum Diperbaiki
▪ Logarithmic Contour Intervals

▪ Hasil Define Contour Intervals


3.2 Analisis
Pada praktikum ini melakukan menggunakan Metode Flatbase Electrode atau yang lebih di
kenal dengan metode elektroda pipih yang merupakan metode geolistrik resistivity yang sering
di gunakan di daerah perkotaan atau kawasan jalan raya. Metode ini bersifat non-destructiv
dikarenakan penggunaan elektroda yang pipih sehingga tidak perlu melakukan pemasangan
secara convensional atau ditancapkan ke tanah. Metode ini dilakukan 3 tahap yaitu akuisisi data,
pengolahan data, dan interpretasi. Akusisi data berlokasi pada jalur 2 gedung E Itera dengan
panjang lintasan 20 meter dan arah lintasan Utara-Selatan dan 88 datum. Sebelum melakukan
pengukuran di lapangan, harus mempersiapkan alat dan cek kondisi alat dan kondisi lingukngan
pada daerah target. Pengukuran nilai tahanan jenis dilakukan dengan cara Imaging (2D) dimana
pegukuran perubahan resistivitas bawah permukaan pada arah lateral. Pada metode geolistrik
tahanan jenis, arus listrik diinjeksikan ke permukaan bumi melalui dua elektroda arus. Beda
potensial diukur melalui dua elektroda potensial yang berada di dalam konfigurasi. Dari hasil
pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda, dapat dilakukan perhitungan
untuk menentukan nilai tahanan jenis semu, sehingga didapatkan variasi nilai tahanan jenis
masing-masing lapisan di bawah titik ukur. Imaging (2D) menggunakan konfigurasi elektroda
yaitu konfigurasi Wenner yaitu satu titik tetap dengan spasi elektroda yang berbeda. Pada
konfigurasi Wenner merupakan resolusi baik. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui SP
(Self Potensial), I (mA), V(mV) dan 𝜌𝑎 (resistivitas semu). Hasil yang didapatkan dari
pengukuran berupa beda potensial dan resistivitas semu. . Desain pengukuran pada akuisisi data
menggunakan konfigurasi Wenner, konfigurasi ini memiliki kemampuan sangat baik dalam
resolusi vertikal, untuk CST, dan kesensitivan secara lateral. Semakin besar bentangan antar
elektroda maka semakin besar kesensitifannya.
Pengolahan data dilakukan sorting data dengan menggunakan software RES2DINV yang
menghasilkan penampang bawah permukaan bumi berdasarkan nilai rho app dan kedalaman.
Sebelum melakukan proses inversi data terlebih dahulu dilakukan proses setting parameter
didalam software RES2DINV agar didapatkan hasil inversi yang nilai RMS errornya bernilai
minimum. Dilakukan damping factors. Finite mass, iterasi sebanyak 5x, dan dilakukan inversion
Fungsi panel inversi pada RES2DINV adalah untuk melakukan proses inversi dari data obervasi
dan kalkulasi yang didapatkan. Pemilihan least-squares inversion pada software ini bertujuan
untuk medapatkan solusi dari permodelan pada kasus overdetermined dengan menggunakan
konsep regrsi linier. Kemudian melakukan editing data adalah untuk menghilangkan atau
menghapus beberapa datum point yang menyimpang pada data hasil pengukuran
sehinggadidapatkan hasil RMS error (misfit) yang lebih rendah.
Hasil dari penampang resistivitas yang didapatkan dari data yang telah diolah didapatkan dari
resistivitas semu yang diklasifikasikan berdasarkan penelitian sebelumnya jenis-jenis litologi
bawah permukaan yaitu :
▪ 1-20 Batu Lempung
▪ 20-100 Pasir Tuffan
▪ 100-500 Tuff
▪ >500 Tuff Riolitik
Data yang didapatkan melakukan perhitungan nilai rho.app <20 ohm meter termasuk dalam
lempung tuffan dengan kedalaman kurang lebih 1.5m ditandai warna biru berdasarkan kondisi
geologi di ITERA formasi Lampung dominasi batuan Tuff. Pada hasil rho.app, lapisan-lapisan
dengan ρ yang berbeda-beda sehingga potensial yang terukur merupakan pengaruh dari lapisan-
lapisan tersebut. Hasil dari model penampang bawah bumi dapat mengetahui keberadaan air
tanah, pada lokasi pengukuran tidak mengandung air karena di dekat permukaan ditemukan
batuan tuff dengan resistivitas sesuai klasifikasi yaitu <20 ohm. Untuk mencari akuifer yang baik
terdapat kriteria yaitu memiliki porositas dan permeabilitas yang baik seperti batu kerikil dan
pasir dengan nilai rho (resistivitas) yang rendah dan konduktivitas tinggi.
BAB IV KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Flatbase merupakan metode geolistrik resistivity yang digunakan di daerah perkotaan atau
kawasan jalan raya bersifat non-destructiv.
2. Pengukuran nilai tahanan jenis dilakukan dengan cara Imaging (2D) yaitu menggunakan
konfigurasi Wenner dengan spasi elektroda yang sama dan praktis.
3. Lokasi pengukuran termasuk batuan tuff dengan nilai rho < 20ohm meter
4. Dari akusisi data didapatkan hasil beda potensial dan arus sehingga didapatkan apperent
semu yang berbeda-beda pada setiap lapisan batuan bergantung pada kompaksi batuan
tersebut.
5. Resistivitas semu (Apparent Resistivity) dipengaruhi oleh jenis batuan yang berada di
bawah permukaan. Apabila batuannya memiliki porositas dan permeabilitas yang baik
maka nilai resistivitasnya rendah.
6. Dalam menentukan Akuifer memilili kriteria yaitu adanya batu kerikil dan pasir dan
memiliki nilai rho (resistivitas semu) rendah dan konduktivitas tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Aizawa, T. (2014). Application Manual of Geophysical Methods to Engineering and


Environmental Problems. Houten, Netherlands: EAGE Publications.
Kurniawan, A. (2009). BASIC IP2 WIN TUTORIAL: Basic Principles in Using IP2 Win
Software. Yogyakarta: HYDROGEOLOGY WORLD.
Milsom, J. (2003). Field Geophysics. West Sussex: John Wiley & Sons Inc.
Telford, W. M., Geldart, L. P., & Sheriff, R. E. (2010). Applied geophysics. Cambridge:
Cambridge Univ. Pres.

Anda mungkin juga menyukai