Anda di halaman 1dari 18

ELEKTRODA BANTU

ELEKTRODA SEMENTARA

ELEKTRODA PENTANAHAN

E
P

2
3
C
PENTANAHAN
PENGUKURAN TAHANAN
PENDAHULUAN
A. TUJUAN PENGUKURAN PEMBUMIAN
a. Tujuan Pembumian :
– Mengetahui tahanan jenis tanah
– Mengetahui tahanan elektroda pembumian
– Pemeriksaan sistem pembumian
b. Fungsi pembumian pengaman adalah :
1) Membatasi beda tegangan Membatasi beda
tegangan antara bagian-bagian peralatan yang
tidak dilalui arus dan antara bagian-bagian ini
dengan tanah sampai pada suatu harga yang
aman (tidak membahayakan ). Untuk semua
kondisi operasi normal atau tidak normal.

2) Memperoleh impedansi yang rendah


Memperoleh impedansi yang rendah dari jalan balik arus
hubung singkat ke tanah.
Kecelakaan pada personil timbul pada saat hubung singkat ke
tanah terjadi. Jadi bila arus hubung singkat ke tanah itu
dipaksakan mengalir melalui impedansi pembumian yang
tinggi, ini akan menimbulkan perbedaan potensial yang besar
dan berbahaya.
Juga impedansi yang besar pada sambungan-sambungan
pada rangkaian pembumian dapat menimbulkan busur listrik
dan pemanasan yang besarnya cukup bisa menyalakan material
yang mudah terbakar.
3) Memperoleh potensial yang merata
Fungsi pembumian pengaman ini adalah untuk memperoleh potensial
yang merata dalam semua bagian struktur dan peralatan, sehingga
operator atau orang yang berada di daerah instalasi itu berada dalam
potensial yang sama dan tidak berbahaya pada setiap waktu.
Dengan dicapainya potensial yang hampir merata pada semua titik
dalam daerah sistem pembumian ini, kemungkinan timbulnya perbedaan
potensial yang besar pada jarak yang dapat dicapai oleh manusia
sewaktu terjadi hubung singkat kawat ke tanah menjadi sangat kecil.
Pada sistem tegangan tinggi sering terjadi kecelakaan terhadap manusia,
dalam hal terjadi kontak langsung atau dalam hal manusia berada di
dalam suatu daerah yang mempunyai gradien tegangan yang tinggi.
Tetapi sebenarnya yang menyebabkan bahaya tersebut adalah
besarnya arus yang mengalir dalam tubuh manusia.
Khususnya pada gardu-gardu induk kemungkinan terjadinya bahaya
terutama disebabkan oleh timbulnya gangguan yang menyebabkan arus
mengalir ke tanah.
B. Instalasi Pembumian Sistem

Sistem pembumian yang diterapkan di Indonesia adalah


model TN, dalam implementasi ada yang menggunakan
sitem dengan tahanan pada pentanahan system dan
ada yang tidak menggunakan tahanan pentanahan
sistem.
C. Pembumian Pada Konsumen
Jaringan Tegangan Rendah (JTR) ke Sambungan
Masuk Pelayanan (SMR)
D. Pembumian pada APP dan instalasi rumah 1 fasa
PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN
Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk diketahui
sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem pengaman
dalam instalasi listrik. Untuk mengetahui besar tahanan
tanah pada suatu area digunakan alat ukur dengan
penampil analog. Hasil pengukuran secara analog
mempunyai kelemahan karena sering terjadi kesalahan
dalam pembacaan hasil pengukurannya.

Gambar 5. alat ukur analog


Untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki alat ukur
analog tersebut,maka dirancanglah suatu alat ukur
tahanan tanah digital yang memiliki kemudahan dalam
pembacaan nilai tahanan yang diukur.
Alat ukur ini penampilnya (display) menggunakan digital
pada segmen-segmen, sehingga dengan mudah
menyimpan data-data yang terukur. Perancangan alat
ukur tahanan tanah digital ini menggunakan tiga batang
elektroda yang ditanahkan yaitu elektroda E (Earth),
elektroda P (Potensial) dan elektroda C (Current).
Tujuan penggunaan tiga batang elektroda tersebut
adalah untuk mengetahui sejauh mana tahanan dapat
mengalirkan arus listrik. Alat ukur tahanan tanah ini
terdiri dari beberapa blok diagram rangkaian, antara lain
rangkaian osilator,rangkaian tegangan input, rangkaian
arus input, mikrokontroler dan rangkaian penampil.
Sebelum hasil pengukuran di tampilkan ke LCD, data
diolah dirangkaian mikrokontroler.
Gambar 6. alat ukur digital

Keuntungan dengan manggunakan mikrokontuler ini


yaitu keluaran dari rangkaian input ini debelum masuk ke
LCD bisa diatur. Sehingga, perancangan alat ukur
tahanan tanah digital ini dapat mengukur tahanan tanah
dengan teliti dan akurat. Hadil pengukuran tahanan
tanah juga bergantung pada kondisi tanah itu sendiri.
Pengukuran tahanan tanah dilakukan dengan
membandingkan alat ukur rakitan dengan alat ukur yang
sudah ada dengan merek Kyoritsu Earth Tester Digital.
Selisih nilai pengukuran antara alat ukur rakitan dengan alat ukur
yang sudah ada adalah sebesar 0,31 ohm.troda C (Curren). Tujuan
penggunaan tiga batang elektroda tersebut adalah untuk
mengetahui sejauh mana tahanan dapat mengalirkan arus listrik.
Alat ukur tahanan tanah ini terdiri dari beberapa blok diagram
rangkaian, antara lain rangkaian osilator,rangkaian tegangan input,
rangkaian arus input, mikrokontroler dan rangkaian penampil.
Sebelum hasil pengukuran di tampilkan ke LCD, data diolah
dirangkaian mikrokontroler. Keuntungan dengan manggunakan
mikrokontuler ini yaitu keluaran dari rangkaian input ini debelum
masuk ke LCD bisa diatur. Sehingga, perancangan alat ukur
tahanan tanah digital ini dapat mengukur tahanan tanah dengan
teliti dan akurat. Hadil pengukuran tahanan tanah juga bergantung
pada kondisi tanah itu sendiri. Pengukuran tahanan tanah dilakukan
dengan membandingkan alat ukur rakitan dengan alat ukur yang
sudah ada dengan merek Kyoritsu Earth Tester Digital. Selisih nilai
pengukuran antara alat ukur rakitan dengan alat ukur yang sudah
ada adalah sebesar 0,31 ohm.
PENGUKURAN SECARA ANALOG

E P C

ELEKTRODA PENTANAHAN
ELEKTRODA SEMENTARA
ELEKTRODA BANTU

2 3

Gambar 7. rangkaian pengukuran dengan alat ukur analog


Langkah-langkah pengukuran secara analog
1. Buat rangkaian pengukuran seperti gambar 7.
a. Terminal E dihubungkan dengan Elektroda pentanahan
b. Terminal P dihubungkan dengan Elektroda sementara
c. Terminal C dihubungkan dengan Elektroda Bantu
2. Cek Batere alat ukur dengan memindah selector switch pada titik Batt. Check, kemudian
tekan tombol push-on. Bila jarum menunjuk pada bagian warna hijau pada skala maka berarti
kondisi batere bagus.
3. Atur selector switch pindah ke range pengukuran Ohm, dan pilih angka yang tepat ( dimulai
dari posisi X10 ).
5. Pastikan bahwa kabel-kabel penghubung telah terpasang dengan benar (lihat gambar 7).
6. Bila telah siap mulailah pengukuran dengan menekan tombol push-on dan atur penunjukan
angka hingga galvano-meter menunjuk angka nol, kemudian penekanan tombol push-on
dilepas.
7. Tekan sekali lagi tombol push-on tanpa mengatur saklar posisi angka. Bila jarum tidak
bergerak ( tetap pada angka nol ) berarti pengukuran sudah selesai. Catat angka pengukuran
Ohm, misalkan penunjukan pada Ohm 1,5 dan selector switch pada posisi X10, maka
masukkan dalam table hasil pengukurannya yaitu 10 x 1,5 = 15 Ohm ( hasil pengukuran = 15
Ohm ).
8. Lakukan pengukuran di atas mulai dari langkah 1, 2, 3, 4, 5, 6, dengan jarak bervariasi untuk
memperoleh hasil pengukuran yang akurat.
PENGUKURAN SECARA DIGITAL

E P C
ELEKTRODA PENTANAHAN
ELEKTRODA SEMENTARA

Press to test 2000 Ω


ELEKTRODA BANTU

200 Ω
20 Ω
Earth Voltage
OFF

Gambar 8. pengukuran dengan alat ukur digital


Langkah-langkah pengukuran secara digital
1. Buat rangkaian pengukuran seperti gambar 8.
a. Terminal E dihubungkan dengan Elektroda pentanahan
b. Terminal P dihubungkan dengan Elektroda sementara
c. Terminal C dihubungkan dengan Elektroda Bantu
2. Pastikan bahwa kabel-kabel penghubung telah terpasang dengan
benar (lihat gambar 8).
3. Tekan tombol merah kemudian putar ke arah kiri untuk membuka
kunci.
4. Atur selector switch pada posisi pengukuran (Ω), dipilih angka
yang tepat mulai dari 2000 Ω.
5. Baca angkam yang ditampilkan pada LCD, dan catat pada tabel hasil
pengukuran
6. Lakukan pengukuran di atas, dengan jarak bervariasi untuk memperoleh
hasil pengukuran yang akurat.
Jarak elektroda sementara dan elektroda bantu :

• Elektroda sementara 5 m, Elektroda Bantu 10 m


• Elektroda sementara 5 m, Elektroda Bantu 15 m
• Elektroda sementara 5 m, Elektroda Bantu 20 m
• Elektroda sementara 10 m, Elektroda Bantu 10 m
• Elektroda sementara 10 m, Elektroda Bantu 15 m
• Elektroda sementara 10 m, Elektroda Bantu 20 m

Pengukuran dilakukukan sebaiknya membentuk garis


lurus, kecuali untuk jarak elektroda sementara 10 m
dan elektroda bantu 10 m, sebaiknya membentuk sudut
maksimal 60o dan minimal 30o, seperti gambar 9.
Cara pengukuran tahanan pentanahan untuk jarak elektroda
sementara 10 m dan elektroda bantu 10 m :

ELEKTRODA BANTU
Dalam melakukan pengukuran
diusahakan sudut maksimal
CEP = 60o dan minimal 30o
E P
ELEKTRODA PENTANAHAN

ELEKTRODA SEMENTARA
Gambar 9. pengukuran tahanan pentanahan dengan jarak elektroda sementara 10 m
dan elektroda bantu 10 m masing-masing dari titik E.

Anda mungkin juga menyukai