Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN PRATIKUM PENGUKURAN DAN

INSTRUMENTASI

ERROR ALAT UKUR TERMINOLOGI PENGUKURAN


( JOB 1)

Dosen pengampu :
Fivia Eliza S.Pd., MPd

Oleh :
Muhammad Dedek ( 23064039 )

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
FT UNP PADANG LEMBARAN : PRAKTIKUM NO 1
JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO MATA KULIAH: PENGUKURAN
LISTRIK
WAKTU : JUDUL : ERROR ALAT UKUR
KODE : TOPIK : TERMINOLOGI
PENGUKURAN

I. Tujuan
Mahasiswa dapat :
1. Memilih alat ukur yang tepat untuk mengukur besaran listrik.
2. Menentukan tingkat presisi dan akurasi alat ukur.
3. Menentukan besarnya kesalahan/error alat ukur untuk setiap variabel input dalam
besaran persen dan besaran angka.
II. Teori Singkat
Ketelitian penunjukan sebuah alat ukur adalah ketepatan penunjukan alat ukur itu
terhadap nilai ukur yang sebenarnya. Ketelitian sangat dipengaruhi oleh kesalahan/error
yang merupakan perbedaan antara kuantitas terukur dengan kuantitas yang sebenarnya.
E=I–T
Dimana : E = Error/kesalahan
I = Kuantitas harga terukur
T = Kuatitas harga sebenarnya (baca harga seharusnya)
Perbedaan harga terukur dengan harga sebenarnya disebut nilai koreksi. Nilai
koreksi C = T – I
Kepekaan alat ukur adalah sensitivitas dari alat itu sendiri, yakni perbandingan gerakan
linear jarum penunjuk dengan perubahan yang diukur yang menyebabkan gerakan itu.
Sedangkan bagian terkecil dari kuantitas yang diukur dapat dideteksi dengan cermat alat
ukur itu sendiri disebut resolusi.
Tingkat ketelitian alat ukur dinyatakan dalam persen (%) pada pembacaan skala penuh.
Batas penyimpangan dari harga yang dinyatakan ada alat ukur disebut Limit Error,
ditandai dengan . Harga terukur yang seharusnya ditandai dengan .

Jadi besarnya . Persentase limit error ditulis dengan :

Dengan demikian :
Fraksional limit error merupakan perbandingan antara harga sebenarnya dengan
ukur ditandai dengan
Presisi alat ukur menunjukkan kemampuan alat ukur itu menghasilkan kembali
penunjukkan tertentu sesuai dengan ketelitian yang dimiliki alat ukur tersebut. Dengan
menghitung harga rata –rata dari hasil pembacaan/penunjukkan alat ukur tersebut adalah
merupakan upaya mempertanggungjawabkan dari hasil pengukuran untuk mendekati
harga sebenarnya.

Dimana = Harga rata –rata


Selisih nilai setiap pengukuran terhadap nilai rata –rata disebut deviasi. Dengan demikian
deviasi dapat bernilai negatif (-) atau bernilai positif (+). Untuk menghitung deviasi rata
–rata digunakan harga mutlak .

III. Alat dan Bahan Percobaan


1. Voltmeter DC, YEW kelas 1.0 dan NIEAF kelas 0.5
2. Multimeter merk Sanwa
3. Power Suplay AC dan DC
4. Resistor karbon
5. Decade resistor
6. Kabel penghubung
A. Menentukan Presisi Alat Ukur
1. Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk merakit sesuai dengan rangkaian
percobaan presisi alat ukur seperti gambar dibawah.
b. Arahkan posisi saklar jangkauan ukur multimeter pada posisi ohm meter.
c. Kalibrasi multimeter dengan cara kedua ujung kabel terminal positif dan negatif
dipertemukan. Atur knop Ω adj atau tombol pengatur jarum agar penunjukkan
jarum adalah nol sebelum multimeter digunakan.
d. Atur posisi saklar jangkauan ukur multimeter dan pastikan bahwa tahanan
yang diukur dalam rentang pengukuran efektif terhadap tahanan yang diukur.
e. Lakukan pengukuran harga tahanan dan catat hasilnya pada tabel.
f. Setelah selesai melakukan percobaaan lepaskan alat dan bahan dan kembalikan
semua peralatan ke tempat semula dengan rapi.
2. Gambar Percobaan

3. Data Percobaan
No Harga R Kode Harga R Deviasi (d) Deviasi mutlak
Warna (Ω) Terukur (Ω)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
N=

B. Menentukan Besar Error Multimeter


1. Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk merakit sesuai dengan
rangkaian percobaan error multimeter seperti gambar dibawah.
b. Arahkan posisi saklar jangkauan ukur multimeter pada posisi ohm meter
c. Kalibrasi multimeter dengan cara kedua ujung kabel kabel terminal positif dan
negatif dipertemukan. Atur knop Ω adj atau tombol pengatur jarum agar
penunjukkan jarum adalah nol sebelum multimeter digunakan.
d. Atur posisi saklar jangkauan ukur multimeter dan pastikan bahwa tahanan
yang diukur dalam rentang pengukuran efektif terhadap tahanan yang diukur.
e. Lakukan pengukuran harga tahanan atau resistansi mulai dari 100 Ω, 200 Ω,
sampai 1k Ω, kemudian catat hasil pengukuran pada tabel.
f. Hitung harga error yang terjadi pada setiap pengukuran dalam besaran persen
(%) dan angka.
g. Setelah selesai melakukan percobaaan lepaskan alat dan bahan dan kembalikan
semua peralatan ke tempat semula dengan rapi.
2. Gambar Percobaan

3. Data Percobaan
Pengukuran R Kode Warna R Terukur (Ω) Limit Error q- Limit Error
ke … (Ω) (Ω) (%)
1 100
2 200
3 300
4 400
5 500
6 600
7 700
8 800
9 900
10 1000
C. Menentukan Presisi Voltmeter
1. Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk merakit sesuai dengan rangkaian
percobaan presisi voltmeter seperti gambar dibawah.
b. Buatlah rangkaian seperti gambar kemudian konsultasikan terlebih dahulu
dengan pembimbing anda untuk menghubungkannya dengan sumber
tegangan listrik.
c. Atur besar tahanan decade resistor sebesar 100 Ω terlebih dahulu sebelum
menghidupkan power supply.
d. Hidupkan power supply dan atur tegangan power supply sebesar 6 volt.
Kemudian lakukan pengukuran dengan memvariasikan besar tahanan dari dekade
resistor seperti pada tabel pengamatan.
e. Lakukan pengukuran dan catat hasilnya pada tabel.
f. Setelah selesai melakukan percobaaan lepaskan alat dan bahan dan kembalikan
semua peralatan ke tempat semula dengan rapi.
2. Gambar Percobaan

3. Data Percobaan
No Harga R (Ω) Tegangan Deviasi (d) Volt Deviasi Mutlak
Terukur Volt Volt
1 100
2 200
3 300
4 400
5 500
6 600
7 700
8 800
9 900
10 1000

D. Menentukan Besar Error Voltmeter


1. Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk merakit sesuai dengan rangkaian
percobaan error voltmeter seperti gambar dibawah.
b. Buatlah rangkaian seperti gambar percobaan kemudian konsultasikan terlebih
dahulu dengan pembimbing anda untuk mendapatkan persetujuan.
c. Hidupkan power supply dan atur tegangan dimulai dari 1 Volt (lihat tabel
pengamatan). Kemudian lihat penunjukan dari kedua alat ukur voltmeter tersebut
dan catat pada tabel pengamatan.
d. Lakukan pengukuran tegangan untuk setiap perubahan tegangan input power
supply) pada rangkaian
e. Analisa data yang diperoleh serta hitung besar deviasi antara voltmeter.
Catat hasilnya pada tabel.
f. Setelah selesai melakukan percobaaan lepaskan alat dan bahan dan kembalikan
semua peralatan ke tempat semula dengan rapi.

2. Gambar Percobaan

V1 : Kelas 0.5 (NIEAF)


V2 : Kelas 1.0 (YEW)
3. Data Percobaan
No Perubahan V1 : V2 : Deviasi Deviasi Deviasi Deviasi
tegangan Kelas Kelas (d) V1 0.5 Mutlak (d) V2 Mutlak
input Volt 0.5 1.0 Volt V1 0.5 1.0 V2 1.0
Volt Volt Volt Volt
Volt
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
LAPORAN PRATIKUM PENGUKURAN DAN
INSTRUMENTASI

PENGUNAAN MULTIMETER TEGANGAN AC DAN DC


( JOB 2 )

Dosen pengampu :
Fivia Eliza S.Pd., MPd

Oleh :
Muhammad Dedek ( 23064039 )

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
FT UNP PADANG LEMBARAN : PRAKTIKUM NO 2
JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO MATA KULIAH: PENGUKURAN
LISTRIK
WAKTU : JUDUL : PENGGUNAAN
MULTIMETER
KODE : TOPIK : TEGANGAN AC DAN
DC

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membedakan jenis tegangan AC dan DC terhadap praktek yang
akan dilaksanakan.
2. Mahasiswa terampil mengukur harga tegangan bolak dan balik dan tegangan
searah dengan multimeter
3. Mahasiswa dapat membaca papan skala multimeter dengan baik

II. Teori Singkat


Maksud dari pengukuran tidak lain untuk mengetahui berapa harga dari besaran yang
sedang diukur. Keterampilan/kemampuan membaca skala alat ukur merupakan hal yang
mendasar dalam penggunaan alat ukur analog. Kemampuan membaca alat ukur analog
secara tepat dan cepat adalah dua hal yang penting. Prosedur yang harus diikuti adalah
a. Tentukan batas ukur yang akan dipakai.
b. Pilih skala dan faktor skala yang tepat
c. Perhatikan posisi jarum penunjuk
Batas ukur merupakan skala simpangan penuh dari alat ukur. Faktor skala adalah
perbandingan antara batas ukur yang dipergunakan dengan jumlah pembagian skala.
Multimeter adalah alat ukur yang dapat dipergunakan untuk mengukur beberapa besaran
listrik, antara lain mengukur besaran tegangan bolak –balik, tegangan searah, arus searah,
dan tahanan dengan berbagai macam batas ukur yang tersedia. Pada dasarnya dalam
melaksanakan pengukuran harus menempatkan posisi saklar jangkah pada besaran yang
hendak diukur.
III. Alat dan Bahan
1. Multimeter Sanwa
2. Transformator 220/6V double tegangan sekunder
3. Power supply searah
4. Kabel penghubung.
A. Pengukuran Tegangan Bolak Balik
1. Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk merakit sesuai dengan rangkaian
percobaan pengukuran tegangan bolak balik seperti gambar dibawah.
b. Arahkan posisi saklar jangkauan ukur multimeter pada posisi ACV.
c. Atur batas ukur multimeter lebih besar dari tegangan yang di ukur. Pada
pengukuran tegangan bolak –balik ini dengan batas ukur 50 volt (bisa disesuaikan
sendiri asal batas ukur yang digunakan lebih tinggi dari tegangan sumber).
d. Hubungkan kumparan primer trafo ke sumber tegangan 220 volt.
e. Ukur tegangan pada sekunder trafo.
f. Setelah selesai melakukan percobaaan lepaskan alat dan bahan dan kembalikan
semua peralatan ke tempat semula dengan rapi.

2. Gambar Rangkaian Percobaan


A. Pengukuran Tegangan Bolak Balik

3. Tabel
No Terminal Batas Ukur Penunjukkan Faktor Skala
Multimeter Jarum
Jalur 1 Volt Volt
1 CT – 6 10 Volt
2 CT – 12 50 Volt
3 6 – 12 50 Volt
Jalur 2
4 CT – 6 10 Volt
5 CT – 12 50 Volt
6 6 – 12 50 Volt
Jalur 1 – 2
7 6–6 50 Volt
8 6 – 12 50 Volt
9 12 – 12 50 Volt
Jalur 2 – 1
10 6–6 50 Volt
11 6 – 12 50 Volt
12 12 – 12 50 Volt

B. Pengukuran Tegangan Searah


1. Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk merakit sesuai dengan rangkaian
percobaan pengukuran tegangan bolak balik seperti gambar dibawah.
b. Arahkan posisi saklar jangkauan ukur multimeter pada posisi DCV.
c. Hubungkan catu daya (power supply) ke sumber tegangan 220 Volt
d. Atur posisi batas ukur multimeter lebih besar dari tegangan yang akan di ukur.
Pada pengukuran tegangan searah ini dengan batas ukur 50 volt (bisa disesuaikan
sendiri asal batas ukur yang digunakan lebih tinggi dari tegangan sumber)
e. Atur tegangan input power supply dimulai dari 2 Volt.
f. Lakukan Setelah selesai melakukan percobaaan lepaskan alat dan bahan dan
kembalikan semua peralatan ke tempat semula dengan rapi.
2. Gambar Rangkaian Percobaan
Pengukuran Tegangan

Searah

3. Tabel
No Output Power Batas Ukur Penunjukkan Faktor Skala
Suplay Multimeter jarum Voltmeter
(volt) (volt)
1 2
2 4
3 6
4 8
5 10
6 12
7 14
8 16
9 18
10 20
11 22
LAPORAN PRATIKUM PENGUKURAN DAN
INSTRUMENTASI

PENGUNAAN MULTIMETER PENGUKURAN ARUS SEARAH


( JOB 3 )

Dosen pengampu :
Fivia Eliza S.Pd., MPd

Oleh :
Muhammad Dedek ( 23064039 )

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
FT UNP PADANG LEMBARAN : PRAKTIKUM NO 3
JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO MATA KULIAH: PENGUKURAN
LISTRIK
WAKTU : JUDUL : PENGGUNAAN
MULTIMETER
KODE : TOPIK : PENGUKURAN ARUS
SEARAH

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat rangkaian sederhana tegangan arus searah dengan
resistor karbon.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran tegangan arus searah dengan
memanfaatkan multimeter
II. Teori Singkat
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran arus searah adalah ampermeter arus
searah. Jika arus yang diukur tersebut nilainya relatif kecil dapat digunakan
miliamperemeter arus searah, sedangkan jika arus yang akan diukur tersebut sangat
kecil harganya digunakan mikroampermeter arus searah.
Pada pengukuran arus searah, hal yang sangat penting diperhatikan adalah polaritas alat
ukur (amperemeter). Polaritas alat ukur harus sesuai dengan polaritas arus yang diukur.
Jika polaritas alat ukur tersebut terbalik maka akan menimbulkan kerusakan alat ukur.
Harga arus yang mengalir dalam suatu rangkaian tertutup dapat dihitung dengan

Hukum Ohm
III. Alat dan Bahan
1. Multimeter
2. Resistor karbon 33 Ω, 47 Ω, 68 Ω, 100 Ω, 220 Ω, 330 Ω, 470 Ω, 680 Ω dan 1k Ω
3. Power supply arus searah
4. Ampmeter Aditeg
5. Kabel
6. Saklar tunggal
7. Papan rangkaian

IV. Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan yaitu multimeter, ampmeter, resistor , dan
power supply searah. Untuk merakit sesuai dengan rangkaian percobaan
pengukuran arus searah seperti gambar 1a dibawah.
2. Buat rangkaian seperti gambar percobaan 1a. Pastikan posisi selector pada DC Volt
serta polaritas alat ukur ampmeter tidak salah dengan batas ukur dari alat ukur
pada harga yang tepat (atur batas ukur ampmeter lebih tinggi terlebih dahulu).
3. Posisi Saklar S dalam keadaan terbuka (off). Nilai R adalah 33 Ω. Untuk mengukur
tegangan pada setiap beban resistor gunakan multimeter. Putar posisi selector pada
posisi DCV dengan batas ukur lebih besar.
4. Konsultasikan ke pembimbing anda sebelum dihubungkan ke sumber
tegangan listrik.
5. Hubungan ke sumber tegangan listrik dan atur tegangan power supply 4 Volt.
6. Tutup saklar S, amati penunjukkan Ampmeter, catat penunjukkan pada tabel 1a.
dan ukur tegangan beban resistor dengan Multimeter pada posisi DCV.
7. Matikan saklar dan baru tukar nilai resistor dengan mengikuti nilai yang tertera
pada tabel pengamatan, kemudian ulangi langkah 3 di atas. Kemudian atur batas
ukur pada posisi yang cocok untuk harga arus yang diukur.
8. Pindahkan letak Ampmeter seperti pada gambar rangkaian b. Saklar S dalam
keadaan terbuka (off). Nilai R adalah 33 Ω. Tegangan power suplay ditetapkan 4
Volt.
9. Tutup saklar S, amati penunjukkan milliamperemeter, catat penunjukkan pada
tabel 1b.
10. Tukar nilai R mengikuti nilai yang tertera pada tabel pengamatan b, kemudian
ulangi langkah 7 ini. Kemudian atur jangkah multimeter pada posisi yang cocok
untuk harga tegangan yang akan diukur.
11. Setelah selesai melakukan percobaaan lepaskan alat dan bahan dari
sumber tegangan dan kembalikan semua peralatan ke tempat semula
dengan rapi.
V. Gambar Rangkaian

VI. Tabel
Pengamatan Tabel
1a
No Output Penunjukkan Nilai R Multimeter
Power Ampmeter (Ω)
Volt Batas Faktor skala
Suplay
ukur
1 4 Volt 33
2 4 Volt 47
3 4 Volt 68
4 4 Volt 100
5 4 Volt 220
6 4 Volt 470
7 4 Volt 680
8 4 Volt 1k
Tabel 1b
No Output Penunjukkan Nilai R Multimeter
Power Ampmeter (Ω)
Volt Batas Faktor skala
Suplay
ukur
1 4 Volt 33
2 4 Volt 47
3 4 Volt 68
4 4 Volt 100
5 4 Volt 220
6 4 Volt 470
7 4 Volt 680
8 4 Volt 1k
LAPORAN PRATIKUM PENGUKURAN DAN
INSTRUMENTASI

PENGUNAAN MULTIMETER PENGUKURAN TEGANGAN SEARAH DAN


ARUS SEARAH
( JOB 4 )

Dosen pengampu :
Fivia Eliza S.Pd., MPd

Oleh :
Muhammad Dedek ( 23064039 )

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
FT UNP PADANG LEMBARAN : PRAKTIKUM NO 4
JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO MATA KULIAH: PENGUKURAN
LISTRIK
WAKTU : JUDUL : PENGGUNAAN
MULTIMETER
KODE : TOPIK : PENGUKURAN
TEGANGAN SEARAH
DAN ARUS SEARAH

I. Tujuan
Mahasiswa dapat mengukur tegangan dan arus searah menggunakan Voltmeter arus searah
dan Milliamperemeter arus searah dengan berbagai konfigurasi rangkaian.
II. Teori Singkat
Besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian listrik ditentukan oleh besarnya
tegangan dan hambatan pada rangkaian tersebut. Menurut G. S Ohm bahwa besar arus
yang mengalir pada suatu rangkaian berbanding lurus tegangan dan berbanding terbalik
dengan hambatan. Definisi tersebut dikenal dengan Hukum Ohm, ditulis sebagai berikut:

Dimana :
I = Arus dalam satuan Ampere
V = Tegangan dalam Volt
R = Resistansi dalam satuan Ohm

III. Alat dan Bahan


1. Multimeter
2. Milliamperemeter arus searah / Ampmeter Aditeg
3. Catudaya arus searah
4. Kabel penghubung

IV. Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Rakitlah rangkaian percobaan menurut gambar rangkaian 1, Pastikan polaritas alat
ukur tidak salah dan batas ukur dari alat ukur pada harga yang tepat dari alat ukur yang
digunakan yaitu ampmeter.
3. Untuk mengukur tegangan di beban resistor gunakan multimeter dengan posisi
selektor pada posisi DCV dengan batas ukur yang lebih besar (sesuaikan).
4. Konsultasikan terlebih dahulu dengan pembimbing anda sebelum dihubungkan ke
sumber tegangan listrik.
5. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan 220 volt. Atur tegangan keluaran power
supply sebesar 6 Volt. Hidupkan saklar, lalu baca penunjukan amperemeter. Dan
lakukan pengukuran tegangan dengan multimeter pada posisi DCV. Catat data
pengukuran pada tabel 1.
6. Lanjutkan percobaan menurut gambar rangkaian 2, 3, 4, 5, dan 6 secara berurut.
Data pengukuran tegangan dan arus masing –masing catat pada tabel
7. Setelah selesai lepaskan alat dan bahan dari sumber tegangan, kembalikan semua
peralatan ke tempat semula dengan rapi.
V. Gambar Rangkaian Percobaan
VI. Tabel
Pengamatan
Tabel 1.
Tegangan Resistor Tegangan antara Arus
Sumber A–B( )
Volt Ω Volt mA
6 68
6 220
6 470
6 1k

Tabel 2. R1 seri dengan R2


Tegangan Resistor 1 Resistor 2 Tegangan Tegangan Arus
Sumber (R1) (R2) antara A – B antara B – C
( ) ( )
Volt Ω Ω Volt Volt mA
6 68 68
6 220 220
6 470 470
6 1k 1k

Tabel 3. R1 dan R2 terhubung paralel


Tegangan Resistor 1 Resistor 2 Tegangan Tegangan Arus
Sumber (R1) (R2) antara A – B antara C – D
( ) ( )
Volt Ω Ω Volt Volt mA
6 68 68
6 220 220
6 470 470
6 1k 1k
Tabel 4. R1, R2, dan R3 terhubung paralel
Tegangan Resistor 1 Resistor 2 Resistor 3 Tegangan Arus
Sumber (R1) (R2) (R3) antara A – B
( )
Volt Ω Ω Ω Volt mA
6 68 68 68
6 220 220 220
6 470 470 470
6 1k 1k 1k

Tabel 5. R1, R2, dan R3 terhubung paralel lalu dihubungan seri dengan R4
Tegangan R1 R2 R3 R4 Tegangan Tegangan Arus
Sumber antara antara B – C
A–B ( )
( )
Volt Ω Ω Ω Ω Volt Volt mA
6 68 68 68 68
6 220 220 220 220
6 470 470 470 470
6 1k 1k 1k 1k

Tabel 6. R1, R2, paralel lalu dihubungan dengan paralel R3 dengan R4


Tegangan R1 R2 R3 R4 Tegangan Tegangan Arus
Sumber antara antara B – C
A–B ( )
( )
Volt Ω Ω Ω Ω Volt Volt mA
6 68 68 68 68
6 220 220 220 220
6 470 470 470 470
6 1k 1k 1k 1k
LAPORAN PRATIKUM PENGUKURAN DAN
INSTRUMENTASI

PENGUNAAN MILIAMPER METER DAN VOLTMETER SEARAH


( JOB 5)

Dosen pengampu :
Fivia Eliza S.Pd., MPd

Oleh :
Muhammad Dedek ( 23064039 )

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
FT UNP PADANG LEMBARAN : PRAKTIKUM NO 5
JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO MATA KULIAH: PENGUKURAN LISTRIK
WAKTU : JUDUL : PENGUKURAN ARUS
SEARAH DAN TEGANGAN
SEARAH
KODE : TOPIK : PENGGUNAAN
MILLIAMPERMETER DAN
VOLTMETER SEARAH

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengukur arus searah dan tegangan searah pada suatu
rangkaian searah
2. Mahasiswa mampu menganalisa besarnya arus yang mengalir pada suatu
rangkaian searah.
II. Teori Singkat
Besarnya arus searah yang mengalir pada suatu rangkaian ditentukan oleh besarnya
tegangan sumber dan tahanan (beban ) yang terdapat pada rangkaian tersebut. Hal ini sesuai
dengan bunyi hukum Ohm yaitu besarnya arus yang mengalir pada suatu rangkaian
berbanding lurus dengan harga tegangan dan berbanding terbalik dengan nilai tahanannya.
Dengan rumus dapat ditulis :

Dimana :
I = Arus dalam satuan Ampere
V = Tegangan dalam satuan Volt
R = Resistansi /tahanan dalam satuan Ohm
Menurut Hukum Kirchoff : besarnya arus yang menuju satu titik sama dengan besarnya
arus yang yang meninggalkan titik tersebut.
I1 + I2 + I3 = IT
III. Alat dan Bahan
1. Voltmeter AVM 402 Aditeg
2. Ampmeter AAM 401 Aditeg
3. Resistor karbon 47 Ω , 68 Ω, 100 Ω, 220 Ω, 330 Ω, 470 Ω, 680 Ω dan 1k Ω
4. Sumber tegangan searah/power supply DC
5. Papan rangkaian
6. Kabel penghubung.

A. Percobaan Resistor
Tunggal Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk merakit rangkaian percobaan
resistor tunggal.
b. Rakitlah rangkaian seperti gambar dibawah ini dengan harga R = 47 Ω. . Pastikan
posisi selektor alat ukur yang digunakan sesuai dengan jenis tegangan yaitu DC. Atur
pada DCV untuk tegangan dan DCA untuk arus.
c. Pastikan polaritas alat ukur tidak salah dan batas ukur dari alat ukur pada harga yang
tepat yaitu lebih besar dari tegangan sumber pada alat ukur yang digunakan yaitu
Voltmeter dan Ampmeter
d. Konsultasikan terlebih dahulu dengan pembimbing anda sebelum dihubungkan
ke sumber tegangan listrik.
e. Hubungan power supply ke sumber tegangan listrik dan atur/tentukan tegangan
sumber 6 Volt. Kemudian lihat penunjukkan dari alat ukur yang telah di pasang pada
rangkaian dan catat data pengukuran pada tabel 1.
f. Matikan saklar dan lanjutkan dengan menukar harga resistor seperti tertera pada tabel
1. Ikuti langkah sebelumnya untuk melakukan pengukuran.
g. Setelah selesai lepaskan alat dan bahan dari sumber tegangan, kembalikan semua
peralatan ke tempat semula dengan rapi.
Rangkaian Percobaan

Tabel Pengamatan 1
No Tegangan Nilai R (Ω) VAB (Volt) Penunjukkan
Sumber mA
1 6 Volt 47
2 6 Volt 68
3 6 Volt 100
4 6 Volt 220
5 6 Volt 330
6 6 Volt 470
7 6 Volt 680
8 6 Volt 1K

B. Percobaan Resistor Paralel


Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk merakit rangkaian resistor paralel.
h. Rakitlah rangkaian seperti pada gambar dibawah ini. Pastikan posisi selektor dari alat
ukur yang digunakan pada posisi DC baik pada voltmeter yaitu DCV dan ampmeter
yaitu DCA.
b. Pastikan polaritas alat ukur tidak salah dan batas ukur dari alat ukur pada harga yang
tepat.
c. Karena dalam rangkaian percobaan tidak ada yang mengukur arus beban, maka
pada ampmeter pada posisi sebelum beban lihat gambar yaitu pada I1 dan I2.
d. Konsultasikan terlebih dahulu dengan pembimbing anda sebelum dihubungkan ke
sumber tegangan listrik
e. Hubungkan power supply ke sumber tegangan listrik dan atur/tentukan
tegangan sumber 6 volt. Baca penunjukkan alat ukur, catat data pengukuran
pada tabel 2.
f. Matikan saklar dan tukar besar harga resistor seperti pada tabel 2. Kembali lakukan
pengukuran.
g. Setelah selesai lepaskan alat dan bahan dari sumber tegangan, kembalikan semua
peralatan ke tempat semula dengan rapi.
Rangkaian Percobaan

Tabel Pengamatan 2 (2 buah R diparalel)


No Tegangan Nilai Nilai VAB Ampmeter Hitung
Sumber R1 (Ω) R2 (Volt)
(Ω)
1 6 Volt 47 47
2 6 Volt 68 68
3 6 Volt 100 100
4 6 Volt 220 220
5 6 Volt 330 330
6 6 Volt 470 470
7 6 Volt 680 680
8 6 Volt 1K 1K

C. Percobaan Resistor Seri


Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk merakit rangkaian percobaan
resistor seri.
i. Rakitlah rangkaian seperti gambar dibawah ini. Karena jenis tegangan yang
digunakan adalah DC maka atur alat ukur tersebut pada posisi selektor pada DCV
dan DCA dari alat ukur yang digunakan.
b. Pastikan polaritas alat ukur tidak salah dan batas ukur dari alat ukur pada harga
yang tepat.
c. Konsultasikan dengan pembimbing anda sebelum dihubungkan ke sumber
tegangan listrik
d. Hubungan power supply ke sumber tegangan dan atur penunjukkan tegangan sumber
6 Volt. Baca penunjukkan alat ukur yang digunakan dan catat data pengukuran pada
tabel 3.
e. Matikan saklar dan tukar harga resistor seperti tertera pada tabel pengamatan.
Kembali ikuti langkah sebelumnya untuk melakukan pengukuran.
f. Setelah selesai lepaskan alat dan bahan dari sumber tegangan, kembalikan semua
peralatan ke tempat semula dengan rapi.

Rangkaian Percobaan

Tabel Pengamatan 3 (3 buah R diserikan)


No Tegangan Nilai Nilai Nilai VAD Ampmeter
Sumber R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) (Volt)
1 6 Volt 47 47 47
2 6 Volt 68 68 68
3 6 Volt 100 100 100
4 6 Volt 220 220 220
5 6 Volt 330 330 330
6 6 Volt 470 470 470
7 6 Volt 680 680 680
8 6 Volt 1K 1K 1K
LAPORAN PRATIKUM PENGUKURAN DAN
INSTRUMENTASI

MENERA VOLTMETER DAN MILIAMPER METER ARUS SEARAH


( JOB 6 )

Dosen pengampu :
Fivia Eliza S.Pd., MPd

Oleh :
Muhammad Dedek ( 23064039 )

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
FT UNP PADANG LEMBARAN : PRAKTIKUM NO 6
JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO MATA KULIAH: PENGUKURAN LISTRIK
WAKTU : JUDUL : MENERA ALAT UKUR
KODE : TOPIK : MENERA VOLTMETER
DAN MILLIAMPERMETER
ARUS SEARAH

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat rangkaian menera Voltmeter dan Milliamperemeter
arus searah dengan benar dan tepat
2. Mahasiswa dapat menentukan kesalahan ukur voltmeter non standar dibanding
dengan voltmeter standar
3. Mahasiswa dapat menentukan kesalahan ukur milliamperemeter non
standar dibanding dengan milliamperemeter standar.

II. Teori Singkat


Tujuan dari menera alat ukur yaitu untuk mengembalikan alat ukur tersebut pada presisi
dan ketelitian yang seharusnya sesuai dengan kelas ketelitiannya. Selain itu, untuk
mengetahui tingkat kesalahan alat ukur tersebut. Mekanismenya adalah dengan
membandingkan hasil penunjukkan alat ukur standar dengan alat ukur yang ditera.
Perbedaan penunjukkan Voltmeter Standar (VS) dengan Voltmeter yang ditera (VT)
memperlihatkan tingkat ketelitian dan ketepatan voltmeter yang ditera tersebut. Menurut
VDE 0410.1059 tahun 1961, kelas dan kesalahan alat ukur dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Alat ukur Kelas Alat Ukur Variasi Kesalahan
Presisi 0.1 ± 0.1 %
0.2 ± 0.2 %
0.5 ± 0.5 %
Industri 1.0 ± 0.1 %
2.0 ± 2.0 %
2.5 ± 2.5 %
5.0 ± 5.0 %
Kesalahan sebuah alat ukur dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu :
1. Kesalahan umum yang kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manusia
diantaranya salah penyetelan, pembacaan, pemakaian yang tidak sesuai dengan
fungsinya.
2. Kesalahan sistematis, disebabkan oleh kekurangan ada alat ukur itu sendiri
diantaranya alat yang telah aus dimakan usia akibat pengaruh lingkungan, kurang
perawatan/pemeliharaan.
3. Kesalahan tak sengaja (random error) yakni kesalahan yang penyebabnya tidak
langsung diketahui, perubahan parameter atau sistem pengukuran yang terjadi secara
acak. Pada pengukuran yang sudah direncanakan kesalahan ini biasanya hanya
kecil.
Persentase kesalahan dapat dihitung dengan formula :

Kesalahan yang terjadi adalah VT – VS


Dimana VT = Penunjukkan alat ukur yang ditera
VS = Penunjukkan alat ukur standar
Error = VT – VS
Koreksi alat ukur K = VS – VT

Koreksi Relatif =
III. Alat dan Bahan
1. Voltmeter searah (DC) NIEAF kelas 0.5 sebagai Voltmeter standar
2. Voltmeter searah (DC) YEW kelas 1.0 sebagai voltmeter yang ditera
3. Voltmeter bolak – balik (AC) NIEAF kelas 0.5 sebagai voltmeter standar
4. Voltmeter bolak – balik (AC) YEW kelas 1.5 sebagai voltmeter yang ditera
5. Milliamperemeter searah (DC) YEW kelas 1.0 sebagai milliamperemeter standar
6. Milliamperemeter searah (DC) Aditeg AAM 401 Ampmeter kelas 1.5
sebagai milliamperemeter yang ditera
7. Catu daya searah
8. Resistor dekade
9. Slide regulator 0-250 Volt
10. Kabel penghubung
A. Menera Voltmeter Searah
Langkah Kerja
a. Siapakan alat dan bahan yang diperlukan untuk merakit rangkaian menera voltmeter
searah.
b. Rakitlah rangkaian percobaan seperti gambar dibawah ini. Pastikan polaritas alat ukur
tidak salah dan batas ukur dari alat ukur pada harga yang tepat.
c. Konsultasikan dengan pembimbing anda terlebih dahulu sebelum
dihubungkan dengan sumber tegangan listrik.
d. Hidupkan power supply, ON kan saklar S, atur power supply sehingga Voltmeter
Standar (VS) menunjukkan 1 Volt.
e. Baca penunjukkan Voltmeter yang ditera (VT), kemudian hitunglah harga
kesalahan (error), persentase kesalahan relatif dan persentase koreksi relatif. Catat
hasilnya pada tabel pengamatan.
f. Naikkan tegangan power supply sehingga Voltmeter Standar (VS) menjadi
2,3,4,5,6,7,8,9, dan 10 Volt secara bertahap.
g. Ulangi langkah 3 di atas.
g. Lepaskan peralatan dari sumber listrik lalu kemasi alat dan bahan. Kembalikan semua
peralatan ke tempat semula dengan rapi.

Rangkaian Percobaan
Tabel 1 Data Peneraan Voltmeter Searah
Voltmeter Voltmeter Error (E) Kesalahan Koreksi
Standar Ditera Relatif Relatif
(VS) (VT)
Volt Volt Volt Volt Volt
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

B. Menera Voltmeter Bolak –balik


Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk rangkaian percobaan menera voltmeter
bolak balik.
b. Rakitlah rangkaian percobaan seperti gambar dibawah ini. Pastikan polaritas alat ukur
tidak salah dan batas ukur dari alat ukur pada harga yang tepat yaitu Atur batas ukur
dari voltmeter Vs pada 12 Volt dan Voltmeter yang menjadi VT pada 15 Volt.
c. Pastikan posisi Slide regulator pada 0 Volt, kemudian konsultasikan dengan
pembimbing anda sebelum dihubungkan dengan sumber tegangan listrik.
d. Perhatikan tabel pengamatan, kemudian baru atur Slide regulator hingga Voltmeter
yang menjadi VS menjadi 1 Volt, kemudian lihat penunjukkan dari Voltmeter yang
ditera (VT), catat pada tabel pengamatan.
e. Lakukan seperti langkah d sesuai dengan tabel pengamatan dengan menaikkan slide
regulator sehingga Voltmeter Standar (VS) menjadi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 Volt
secara bertahap.
f. kemudian hitunglah harga kesalahan (error), persentase kesalahan relatif,
dan persentase koreksi relatif. Setelah itu, catat hasil pada tabel.
h. Lepaskan peralatan dari sumber listrik, lalu kemasi alat dan bahan. Setelah selesai
lepaskan alat dan bahan dari sumber tegangan, kembalikan semua peralatan ke
tempat semula dengan rapi.
Rangkaian Percobaan

Tabel 2. Data Peneraan Voltmeter Bolak Balik


Voltmeter Voltmeter Error (E) Kesalahan Koreksi
Standar Ditera Relatif Relatif
(VS) (VT)
Volt Volt Volt % %
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

C. Menera Milliamperemeter
Searah Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk rangkaian menera
milliamperemeter searah.
b. Rakitlah rangkaian percobaan seperti gambar dibawah ini. Pastikan polaritas alat ukur
tidak salah dan batas ukur dari alat ukur pada harga yang tepat. Lalu naikkan tahanan
pada dekade resistor sebesar R = 250 Ω.
c. Konsultasikan terlebih dahulu sebelum dihubungkan dengan sumber tegangan listrik.
d. Hidupkan power supply, ON kan saklar S, atur tegangan power supply sebesar 5 Volt.
e. Baca penunjukkan Milliamperemeter Standar (mAS), Milliamperemeter yang
ditera (mAT), saat besar tahanan dekade 250 Ω . Kemudian lakukan variasi
tahanan pada dekade resistor sesuai dengan tabel pengamatan.
f. Apabila telah selesai melakukan pengukuran, kemudian hitunglah harga kesalahan
(error), persentase standar dan kesalahan relatif, dan persentase koreksi relatif. Catat
hasil pada tabel.
g. Ulangi langkah 3 diatas
i. Lepaskan peralatan dari sumber listrik, lalu kemasi alat, dan kembalikan ke tempat
semula dengan rapi.
Rangkaian Percobaan

Tabel 3. Data Peneraan Milliamperemeter Searah


Harga Milliampermeter Milliampermeter Error (E) Kesalahan Koreksi
Dekade Standar Ditera Relatif Relatif
Resistor (mAS) (mAT)
Ω mA Ma mA % %
250
300
350
400
450
500
550
600
700
LAPORAN PRATIKUM PENGUKURAN DAN
INSTRUMENTASI

PENGGUNAAN CRO MENGUKUR TEGANGAN DAN FREKUENSI


( JOB 10 )

Dosen pengampu :
Fivia Eliza S.Pd., MPd

Oleh :
Muhammad Dedek ( 23064039 )

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
FT UNP PADANG LEMBARAN : PRAKTIKUM NO 10
JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO MATA KULIAH : PENGUKURAN
LISTRIK
WAKTU : 2 x 50 MENIT JUDUL : PENGGUNAAN CRO
KODE : ELO 136 TOPIK : MENGUKUR
TEGANGAN DAN
FREKUENSI

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat rangkaian mengukur tegangan dan
frekuensi dengan benar.
2. Mahasiswa dapatmembuktikan bentuk gelombang sinus dengan menggunakan
alat CRO.
3. Mengukur amplitudo dan perioda waktu serta tegangan RMS.
4. Mahasiswa dapat membandingkan frekuensi antara sumber dengan lainnya

II. Teori Singkat


A. Mengukur Tegangan dan Mengambarkan Bentuk Gelombang
Besarnya nilai sesaat tegangan atau arus instanius current selalu berubah
besarnya sesuai dengan perubahan waktu. Apabila fungsi arus dan tegangan
berbentuk sinusoidal, maka persamaan besaran arus dapat dituliskan formula
sebagai berikut:
Arus sesaat I = Im sin ɷt Ampere
Tegangan sesaat V = Vm sin ɷt Volt
Harga efektif (RMS : Root Means Square)
= 0.707 Vm dan 0.707 Im.
Bentuk gelombang ini dapat dibuktikan denga menggunakan alat yang
namanya Osciloscope atau Catheday Ray Ociloscope (CRO) dan AFG (Audio
Frekuensi Generator). Dengan membuat rangkaian seperti pada gambar 2.
Besarnya amplitudo sama dengan harga maksimum dan besarnya perioda
waktu berkaitan dengn frekuensi. F = 1/T , dimana T merupakan perioda
waktu dalam detik.
B. Membandingkan Frekuensi Rangkaian dengan Frekuensi AFG
Kesamaaan frekuensi dan perbedaan frekuensi dapat dibedakan dengan suatu
perbandingan antara rangkaian yang diukur frekuensinya dengan AFG. Untuk
mencari bentuk gambar yang baik perlu perbandingan frekuensinya harus
yang bulat, sebagai contoh 1 dibanding 2 atau 3 seterusnya. Jika perbandingan
frekuensinya sama, maka tampak pada layar CRO satu bulatan yang dapat
menari kalau belum tepat tapi kalau frekuensinya sudah tepat 1: 1 gambar
tersebut akan diam. Jika perbandingan 1 : 2 maka akan terjadi gambar dengan
bulatan 2 dapat vertikal atau horizontal tergantung hubungan yang dipakainya.
Begitu seterusnya jika perbandingan semakin banyak maka bulatan semakin
banyak.

III. Alat dan Bahan Percobaan


1. Oscilloscope Single Beam
2. Audio Generator Frequency (AFG)
3. Transformator Stepdown
4. Kabel penghubung
5. Resistor
6. Voltmeter AC YEW
7. Papan rangkaian

IV. Langkah Percobaan


A. Mengukur Tegangan AFG
Gambar Rangkaian
Percobaan

1. Siapkan alat dan bahan serta letakkan CRO pada posisi yang tepat
agar mudah dioperasikan
2. Hubungkan CRO dengan sumber tegangan, kemudian hidupkan
dan tunggu sampai muncul berkas sinar di layar
3. Setelah keluar gambar titik pada layar, atur knop sweeptime agar titik
cahaya tadi menjadi garis.
4. Setelah gambar garis keluar dari layar, lakukan kalibrasi 1 Vpp = 1 cm
yang tingginya dengan menghubungkan terminal Y/X ke knop Call
pada CRO.
5. Jika belum terpenuhi 1 Vpp = 1 Cm atau 1 kotak, aturlah Knop VAR yang
terletak pada bagian Volt /Div nya sehingga CRO sudah siap untuk
mengukur.
6. Hubungkan dengan terminal AFG dengan ketentuan posisi terminal
gelombang pada sinusoidal dan frekuensi pada 50 Hz. Setelah itu,
hidupkan AFG dengan menghubungkan AFG dengan sumber listrik.
7. Lihat layar CRO, Jika gambar kurang jelas tambahkan intensitas
cahaya beserta fokusnya. Jika gambar terlalu kecil/besar atur dengan
knop Volt/Div. Jika gelombang terlalu cepat atur dengan knop
sweeptime.
8. Lakukan pengukuran tegangan dan frekuensi seperti pada
tabel pengamatan.
9. Setelah selesai percobaan diatas lanjutkan dengan percobaan berikutnya.

No V F Vpp Vm V T (S) F (Hz)


AFG AFG (Volt) (Volt) (Volt)
1 1 Volt 50 Hz
2 2 Volt 50 Hz
3 1 Volt 100 Hz
4 2 Volt 100 Hz
B. Mengukur Tegangan pada
Rangkaian Rangkaian Percobaan

Langkah Kerja.
1. Rakitlah alat dan bahan seperti pada gambar 2b. Dimana CRO masih tetap
terkalibrasi seperti pada rangkaian diatas. Posisi tegangan sekunder trafo
pada CT – 6 Volt dan tahanan R = 100 Ω.
2. Hubungkan transformator ke sumber tegangan dan amati hasil gambar
di layar CRO. Apabila terlalu besar gambarnya atur dengan knop
Volt/div dan jika gambar bergerak terlalu cepat atur dengan mengatur
knop sweeptime.
3. Lakukan pengukuran tegangan dan frekuensi sesuai dengan tabel 2.
4. Setelah selesai lanjutkan dengan percobaan berikutnya.
No Terminal Vrangkaian Vpp Vm T (S) f (Hz)
(Volt) (Volt)
1 CT - 6
2 CT - 12
C. Membandingkan Frekuensi AFG dengan Rangkaian
Gambar Rangkaian Percobaan

1. Rakitlah bahan dan alat seperti pada gambar 2c, atur AFG pada posisi
50 Hz dan tegangan 3 Volt.
2. Hidupkan CRO, kalibrasilah terlebih dahulu. Hubungkan rangkaian
CRO (chanel Y) posisi CT – 6V, untuk posisi AFG dan CRO (chanel X)
sedangkan G pada terminal nol dan CT.
3. Putar knop time base pada posisi eksternal atau (X – Y) knop Volt/Div
maka pada layar akan muncul gambar interaksi kedua sumber tersebut.
Jika gambar masih bergerak terus. Atur knop AFG agar frekuensi tepat
sehingga gambar berhenti. Jika gambar terlalu besar atur knop
Volt/Div
4. Amati gambar pada layar CRO berapa bulatan yang ada, gambar
pada tabel pengamatan seperti pada tabel 3
5. Lihat besar frekuensi rangkaian yang merupakan besar frekwensi pada
saat gambar di layar CRO bergerak lambat.
6. Pada percobaan nomor 4 diketahui gambar dilayarnya coba cari
besarnya frekuensi. Lakukan percobaan ini sampai selesai.
7. Setelah selesai semua kemasi alat dan bahan percobaan serta kembalikan
ke tempat semula dengan rapi.
No F f Posisi Posisi Gambar
AFG Rangkaian Chanel Chanel
Y X
1 50 CT – AFG
Hz 6V

2 100 CT – AFG
Hz 6V

3 200 CT – AFG
Hz 6V

4 AFG CT –
6V

5 AFG CT –
6V
6 AFG CT –
6V
LAPORAN PRATIKUM PENGUKURAN DAN
INSTRUMENTASI

PENGUNAAN CRO SUDUT


( JOB 11 )

Dosen pengampu :
Fivia Eliza S.Pd., MPd

Oleh :
Muhammad Dedek ( 23064039 )

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
FT UNP PADANG LEMBARAN : PRAKTIKUM NO 11
JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO MATA KULIAH : PENGUKURAN
LISTRIK
WAKTU : 2 x 50 MENIT JUDUL : PENGGUNAAN CRO
KODE : ELO 136 TOPIK : SUDUT FASA

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melaksanakan percobaan geseran sudut fasa.
2. Mahasiswa dapat mengukur dan menghitung besarnya sudut geseran fasa pada
suatu rangkaian RL, RC seri.

II. Teori Singkat


Apabila suatu rangkaian terdiri dari komponen resistor ( R ) dan komponen induktor ( L )
yang dihubung seri maka besarnya tegangan masing – masing komponen akan
mempunyai perbedaan /geseran fasa satu dengan lainnya. Geseran fasa/sudut tersebut
dapat dilihat dengan menggunakan rumus.

Mengukur sudut fasa dengan menggunakan Osciloscope berdasarkan tampilan display


gambar Lissajuse merupakan interaksi kedua input yang masuk ke CRO karena
semuanya berbentuk gelombang sinus maka dapat dideteksi berapa besarnya geseran
sudut fasanya. Formula yang digunakan pada tampilan display gambar adalah
Dengan komponen yang lain R dan C tentu akan mempunyai geseran sudut yang
berbeda.
III. Alat dan Bahan Percobaan
1. Trafo stepdown 220/6 Volt
2. Voltmeter AC (0 – 10 Volt)
3. Resistor karbon 100, 330, 470, 1k Ω
4. Decade Induktor
5. Kapasitor AC : 1 - 6 μA
6. CRO
7. Kabel penghubung
8. Papan rangkaian

IV. Gambar Rangkaian

Percobaan
V. Langkah Percobaan
1. Buatlah rangkaian seperti gambar di atas (Gambar A)
2. Hidupkan CRO dan kalibrasi CRO dengan ketentuan 1 Vpp = 1 cm sesuai dengan
aturan dari CRO nya.
3. Hubungkan prove dengan rangkaian sesuai dengan gambar di atas ( V input
vertikal, H input horizontal dan G (Ground).
4. Tekan tombol X – Y pada CRO yang berarti pada gambar terjadi interaksi
antara input vertikal dan input horizontal CRO.
5. Ukur tinggi Y1 dan Y2 pada gambar di layar CRO yang letaknya pada posisi ditengah
–tengah

6. Hitung besar sudut dengan menggunakan rumus

7. Ukur tegangan pada masing –masing bagian dan tegangan total dengan
menggunakan voltmeter dan masukkan dalam tabel pengamatan.
8. Lakukan percobaan ini selanjutknya sesuai dengan tabel pengamatan.
9. Setelah selesai pada percobaan A. Selanjutnya lakukan percobaan pada rangkaian B
Pengamatan Rangkaian A
R (Ω) L (mH) Y1 Y2 VL VR VT
(Volt) (Volt) (Volt)
470 1000
330 1000
100 1000
100 750
100 500
100 300
100 100

Pengamatan Rangkaian B
R (Ω) C (μF) Y1 Y2 VC VR VT
(Volt) (Volt) (Volt)
470 1
330 2
100 3
100 4
100 5
100 6
100 7

LAPORAN PRATIKUM PENGUKURAN DAN


INSTRUMENTASI

DAYA LISTRIK WATTMETER DAN COSPHI METER


( JOB 12 )

Dosen pengampu :
Fivia Eliza S.Pd., MPd

Oleh :
Muhammad Dedek ( 23064039 )

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
FT UNP PADANG LEMBARAN : PRAKTIKUM NO 12
JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO MATA KULIAH : PENGUKURAN
LISTRIK
WAKTU : 2 x 50 MENIT JUDUL : DAYA LISTRIK
KODE : ELO 136 TOPIK : WATTMETER DAN
COS φ METER

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melaksanakan percobaan pengukuran daya.
2. Mahasiswa dapat mengukur dan menghitung besarnya daya rata –rata., daya reaktif,
daya apparent dan faktor daya rangkaian beban lampu TL
3. Menentukan besarnya cos φ

II. Teori Singkat


Daya listrik AC terdiri dari tiga yakni : Apparent power (S), Reactive power (Q) dan
Average power (P) dengan satuan Volt Ampere (VA), Volt Amper Reactive (VAR) dan
Watt. Daya listrik ini dapat diukur dengan menggunakan wattmeter. Ketiga daya tersebut
membentuk segitiga yang dinamakan segitiga daya. Apparen power (S) merupakan jumlah
antara daya Watt (P) dan Reactive Power (Q).
S =VI
P = V I cos φ
Q = V I sin φ
Gambar diatas menunjukkan bahwa arus I ketinggalan terhadap tegangan sebesar φ.
Dengan demikian sifat beban adalah induktif. Faktor daya pada gambar Ic , besarnya p.f

(Cos φ) = karena arusnya ketinggalan terhadap tegangan maka disebut cos φ lagging
bila arus mendahului tegangan sebesar φ maka segitiga daya adalah ke atas dan cos φ nya
disebut leading ( sifat beban adalah kapasitif ).

III. Alat dan Bahan Percobaan


1. Wattmeter 1 fasa
2. Voltmeter Aditeq AVM 402
3. Variac (slide regulator) 0 -220 Volt
4. Lampu TL 20 Watt /220 Volt
5. Kapasitor AC : 1 – 6 μF
6. Cos φ meter
7. Kabel penghubung

IV. Gambar Rangkaian Percobaan


V. Langkah Percobaan
1. Buatlah rangkaian seperti gambar di atas
2. Yakinkan posisi slide regulator pada 0 Volt. Kemudian hidupkan slide regulator
3. Atur tegangan sampai lampu TL mulai hidup dan catat nilai tegangannya
dan penunjukkan wattmeter, amperemeter, dan cos φ meter.
4. Data semua masukan dalam tabel pengamatan A
5. Lakukan percobaan ini dengan mengikuti pada tabel pengamatan.
6. Setelah tegangan sudah normal 220 Volt, tentukan C = 1 μF kemudian masukkan
saklar S sehingga proses perbaikan faktor daya dimulai lihat pada tabel pengamatan
B.
7. Lanjutkan percobaan ini dengan menambahkan nilai kapasitor C seperti pada tabel
pengamatan B
8. Setelah selesai kumpulkan alat dan bahan percobaan. Amati dari hasil
percobaan berapa nilai C yang terbaik.

VI. Tabel
Pengamatan A
No V (Volt) P (Watt) A Q (VAR) S(VA) Cos φ Ket :
(Amper) Lagging
/Leading
1 150
2 160
3 170
4 180
5 190
6 200
7 210
8 220

Pengamatan B
No V (Volt) C (μF) P (Watt) A Q S(VA) Cos φ Ket :
(Amper) (VAR) Lagging
/Leading
1 220 1
2 220 2
3 220 3
4 220 4
5 220 5
6 220 6
7 220 7
8 220 8

Anda mungkin juga menyukai