Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM GEOLISTRIK DAN ELEKTROMAGNETIK

MODUL KE – 07
PROCESSING DATA CONDUCTIVITY METER

Oleh:
Ekky riwandha kurniawan - 12115044

Asisten :
Andho Marendra 12115006
Edlyn Yoadan Nathania 12115035
Elysia Levina 12115019
Falah Fadjariansyah K. K 12115032
Hendra Hidayat Akbar 12114005
M. Latif Biantoro 12115048
M. Iqbal Naufaldi 12115007

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2019
ABSTRAK
Secara umum, Metode geofisika di bagi menjadi dua kategori yaitu pasif dan aktif. Metode
pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif
dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan
oleh bumi. Sumber - sumber yang digunakan dalam pengukuran tersebut diantaranya adalah
gelombang elektromagnetik, getaran, sifat kelistrikan, sifat kemagnetan, dan lain”. Metode
ElektriMagnetik adalah salah satu metode geofisika untuk mengetahui anomaly dibawah
permukaan yang memanfaatkan sifat medan magnet dan medan listrik ( Buttler, 2010).

Kata Kunci : Geolistrik, Metode Pasif.


LATAR BELAKANG

Pada praktikum modul 7 ini kita melakukan pengolahan data dari metode Conduktivity Meter
dimana praktikum ini menggunakan excel dan surfer. Pada excel hasil yang didapat berupa kurva
VD dan HD, VD Moving Avarage dan HD Moving Avarage. Pada surfer menghasilkan
penampang bawah permukaan dari titik pengukuran.

TUJUAN
 Mengetahui cara menggunakan softwere excel dan surfer
 Mengetahui cara memunvulkan kurva di excel dan penampang bawah permukaan di
surfer
 Menginterpretasikan hasil penampang bawah permukaan softwere surfer

TEORI DASAR

Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi akuisisi data, pengolahan
data dan interpretasi. Akuisisi data dilakukan di UPT-MKG ITERA.

Survei elektromagnetik (EM) pada dasarnya diterapkan untuk mengetahui respon bawah
permukaan menggunakan perambatan gelombang elektromagnetik yang terbentuk akibat adanya arus
bolak-balik dan medan magnetik. Medan magnet primer dihasilkan oleh arus bolak-balik yang melewati
sebuah kumparan yang terdiri dari lilitan kawat. Respons bawah permukaan berupa medan magnet sekunder
dan resultan medan terdeteksi sebagai arus bolak-balik yang menginduksi arus listrik pada koil penerima
(receiver) sebagai akibat adanya induksi medan magnetik (Kearey, dkk., 2002).
Medan magnet primer dihasilkan dengan melewatkan arus AC melalui kumparan kawat pada
transmitter. Medan magnet primer akan merambat di atas dan di bawah permukaan tanah. Jika terdapat
material konduktif di bawah permukaan, medan magnet primer yang berubah terhadap waktu akan
menginduksi material tersebut sehingga muncul rotasi medan listrik (Arus Eddy).
Kemudian medan listrik tersebut akan membangkitkan medan magnet sekunder yang akan
terdeteksi oleh receiver. Receiver juga mendeteksi medan magnet primer (medan yang dideteksi oleh
receiver adalah kombinasi dari primer dan sekunder yang berbeda dalam fase dan amplitudo). Setelah
kompensasi untuk bidang utama (yang dapat dihitung dari posisi relatif dan orientasi dari kumparan), baik
besaran dan fase relatif bidang sekunder dapat diukur. Perbedaan dalam bidang resultan dari primer
memberikan informasi tentang geometri, ukuran dan sifat listrik dari konduktor bawah permukaan (Kearey,
dkk., 2002). Setelah mendapatkan perbedaan medan EM primer dan medan EM sekunder, dapat ditentukan
konduktivitas dari mineral bawah permukaan tanah, diberikan persamaan sebagai berikut (Reynolds, 1997):
Proses akuisi data menggunakan dua system pengambilan data yaitu sistem loop vertical
coplanar (VCP) dan sistem loop horizontal coplanar (HCP).

Gambar 4. Konfigurasi EM-Conductivity (a) sistem loop horizontal coplanar (HCP) dan (b)
Sistem loop vertical coplanar (VCP)
Dari kedua sistem ini.

Dari kedua sistem ini didapatkan dua buah distribusi konduktivitas. Sistem HCP
menghasilkan distribusi konduktivitas tanah pada kedalaman enam meter sedangkan sistem VCP
menghasilkan distribusi konduktivitas tanah pada kedalaman tiga meter
PENGOLAHAN DATA

Excel

Gambar 1. Buat table baru VD – Hi MA ( Moving Averange ) dan HD – Lo MA (


Moving Averange ) > Input data, dengan persamaan rumus =data ke 1+(2*data ke
2+data ke 3)/4 untuk mencari VD – Hi MA & HD – Lo MA > input dalam Distance
5 hingga 65.

Gambar 2. Plot Kurva, Insert > Scatter Smooth Lines > input Data “ VD - Hi “ >
X adalah Distance, dan Y adalah VD – Hi dan begitu seterusnya untuk input data “
HD - Lo “ > input chart elemens, ceklis Axes, chart elemens Axis Titles, Chart
Title, Data Labels, Gridline, Legend. Lakukan perulangan hingga data MA.
Gambar 3. Memisahkan data VD – Hi, VD – Hi MA dan HD – Lo, HD – Lo MA.

Surfer

Gambar 4. Input data, > Grid > Data > pilih data yang akan di grid.
Gambar 5. Input post layer, > klik kanan pada Contour dalam Tabel Object
Manager > Post Layer > Pilih data nya > oke.

Gambar 6. Memunculkan Label Post Layer > klik kanan pada post dalam Tabel
Object Manager > Label > ubah Column c : Data yang di proses.
HASIL PENGOLAHAN DATA

SHIFT 1

Gambar LINE 1 & LINE 2 VD – Hi & VD – Hi MA, HD – Lo & HD – Lo MA


SHIFT 1
Surfer

Gambar. VD – Hi & VD – Hi MA, HD – Lo & HD – Lo MA. SHIFT 1


SHIFT 3

Gambar . LINE 1 & LINE 2 VD – Hi & VD – Hi MA, HD – Lo & HD – Lo MA


SHIFT 3
Gambar. VD – Hi & VD – Hi MA, HD – Lo & HD – Lo MA. SHIFT 3
SHIFT 4

Gambar . LINE 1 & LINE 2 VD – Hi & VD – Hi MA, HD – Lo & HD – Lo MA


SHIFT 4
Gambar . VD – Hi & VD – Hi MA, HD – Lo & HD – Lo MA. SHIFT 4.
Analisis Data

Pada praktikum modul 7, praktikan melakukan pengolahan data conductivity meter


menggunakan ms. Excel dan software Surfer, dimana pada excel hasil yang didapat berupa
kurva VD & HD terhadap lintasan namun sebelum dilakukannya MA “ Moving Avarenge
“ kurva yang dihasilkan tidak atau belum terlihat Smooth. Setelah dilakukan filtering kurva
VD & HD MA terhadap lintasan yang dihasilkan sudah terbilang baik atau Smooth.

Dalam pengukuran terdapat kesalahan saat pengambilan data dimana arah


transmitter dan receiver tertukar atau berbeda arah sehingga menyebabkan perubahan nilai
yang didapat sangat jauh berbeda dengan data dari shift lainnya. Serta saat pelaksanaan
akuisisi data praktikan banyak yang membawa atau memakai benda yang mengandung
logam, hal tersebut dapat mempengaruhi data yang didapat.

Kesimpulan

Dalam Akuisisi data perlu di perhatikan arah lintasan dan saling koordinasi agar
tidak terjadi kesalahan pengukuran, serta mematuhi aturan lapangan agar meminimalisir
data yang tidak valid atau error yang didapat yang di sebabkan suatu noise di lapangan.
Dalam pengolahan data praktikan mengetahui pada dititik berapa terdapat nilai yang
berbeda jauh dan bisa langsung di interpretasi di lapangan apa yang menyebabkan hal
tersebut, serta data tersebut bisa di korelasikan dengan hasil pengolahan excel dan surfer
apakah dari kedua hasil pengolahan menginterpretasikan data yang tidak berbeda.
Lampiran

Lokasi Akuisisi Data, MKG ITERA.


Daftar Pustaka

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/semirata2015/article/viewFile/13526/12146 (Diakses
pada tanggal 08 April 2019, pukul 20.30

http://sainstkim.teknik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/INSTRUKSI-KERJA-
ALATconductivity-meter-Lutron-YK-22CT.pdf (Diakses pada tanggal 08 April 2019, pukul
20.00)

Modul Praktikum EM. 2019. ITERA

http://www.alatlabor.com/article/detail/84/conductivity-meter (Diakses pada tanggal 08 April


2019, pukul 20.15)

Anda mungkin juga menyukai