Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DASAR FISIKA ELEKTRONIKA

Oleh :

MUHAMAD RAFHI RIHADATUS SYAWAL

Pengajar : Bpk. Lingga Tri Hasta, S.Pd, Gr

JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI

SMK MITRA INDUSTRI MM2100

TAHUN 2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Dasar
Fisika Elektronika”. Dengan ini, diharapkan bisa memberikan wawasan dan
informasi yang berguna bagi penulis juga bagi para pembaca. Penulis juga tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah banyak
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam berbagai zaman di kehidupan, zaman terdahulu, kini hingga masa


depan sekalipun. Pentingnya teknologi ini sejatinya tidak hanya terkait pada
teknologi yang sederhana saja, melainkan juga dalam teknologi digital. Terlebih,
di era modern seperti sekarang ini, banyak yang beranggapan bahwa teknologi
digital telah banyak berubah dan justru mengalami peningkatan. Peningkatan
tersebut dibuat dari sebuah ilmu dasar, yang selalu dikembangkan dari berbagai
zaman. Dimulai dari pemahaman mengenai hukum gerak alam, sifat sebuah listrik,
dan perhitungan untuk mengetahui pergerakan benda-benda listrik yang
digunakan dalam elektronika.

Dalam makalah ini, diuraikan mengenai pengenalan sebuah dasar fisika


elektronika pada inovasi teknologi di era modern ini. Semoga dengan uraian dan
penjelasan mengenai dasar fisika elektronika ini, maka pembaca bisa mendapat
gambaran yang lebih jelas mengenai tema terkait. Penulis terbuka bila para
pembaca ada yang memiliki saran atau masukan terhadap makalah yang ditulis.

Cikarang Selatan, 14 Maret 2021

Penulis

Muhamad Rafhi Rihadatus Syawal

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR .......................................................... I

DAFTAR ISI ................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................... 1

1.2 Tujuan dan Sasaran


1.2.1 Tujuan .................................................................................. 1

1.2.2 Sasaran ................................................................................. 2

1.3 Manfaat
1.2.1 Secara Subjektif ......................................................................... 2

1.2.2 Secara Objektif .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Dasar-Dasar Fisika
1) Muatan dan Medan Listrik ............................................................................................. 3

2) Voltase dalam satu loop (Rangkaian Seri) ............................................................. 5

3) Arus Listrik, Daya Listrik ............................................................................................... 6

4) Arus dalam Rangkaian.................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP

1.4 Kesimpulan ............................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya teknologi digital saat ini, tidak mengesampingkan


pentingnya penggunaan komponen elektronika sebagai kebutuhan utama
terbentuknya perangkat komunikasi maupun alat untuk otomatisasi pada Era
industri 4.0. Hal ini menyebabkan banyak pemakaian listrik dan terciptanya
komponen elektronika untuk membantu membentuk sebuah alat digital. Pada
akhir abad ke 18, hal-hal mengenai listrik mulai di teliti. Sekarang ini, listrik sudah
menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari untuk digunakan
sebagai sumber tenaga, misalnya untuk lampu, mesin listrik, telpon, radio, dan
komputer.

Pada awal abad ini, pemakaian listrik dan komponen elektronika mulai
berkembang dengan pesat, apalagi setelah komponen yang bernama transistor
ditemukan. Dengan ditemukannya transistor maka jalan untuk pengembangan
elektronika semakin terbuka dan sampai sekarang transistor masih terus
berkembang sehingga menghasilkan elektronika yang semakin canggih, semakin
kecil, dan semakin murah. Inti komponen dari semua alat elektronik masih tetap
menggunakan transistor-transistor, walaupun sekarang sudah ada Intergrated
Circuit yang merupakan rangkaian kompleks dengan banyak transistor dalam satu
Intergrated Circuit.

1.2 Tujuan dan Sasaran

1.2.1 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai yaitu agar dapat mengetahui komponen-


komponen elektronika apa saja yang digunakan dalam dunia industri, dan dalam
kehidupan sehari-hari, serta bagaimana dalam penerapannya. Sebagian besar
tujuan dibuatnya makalah ini ialah membagi pengetahuan serta membantu rekan-
rekan siswa/siswi SMK Mitra Industri MM2100 yang kurang memahami mengenai
Komponen dasar elektronika, dimana di harapkan dengan itu siswa dapat
menguasai teori elektronika sehingga nantinya dapat diterapkan dalam proses
praktik di bengkel

1
1.2.2 Sasaran

Tersusunnya materi pengetahuan “Dasar Komponen Elektronika”


berdasarkan atas aspek-aspek panduan dasar teori yang kaitannya dengan
konsep-konsep listrik, komponen elektronika, prinsip kerja komponen, dan fungsi
dalam peralatan elektronika. Dengan sasaran utama adalah siswa dan siswi yang
berperan penting dalam kegiatan praktik di bengkel khususnya Elektronika yakni
Dasar Komponen Elektronika.

1.3 Manfaat

1.3.1 Secara Subjektif

Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir Mata


pelajaran Bahasa Indonesia dan sebagai landasan acuan untuk melanjutkan
penilaian akhir semester satu kesatuan yang merupakan proses dalam tugas akhir
kelulusan.

1.3.2 Secara Objektif


a) Sebagai sumbangan perkembangan ilmu dan pengetahuan berada pada
ranah Elektronika.
b) Menambah pengetahuan dan wawasan bagi siswa/siswi atau masyarakat
umum yang membutuhkan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar-Dasar Fisika untuk Elektronika

1) Muatan dan Medan Listrik

Dalam eskperimen sederhana kita bisa melihat muatan listrik: Kalau kita
menggosok suatu batang plastic dengan wol, maka satu jenis muatan akan timbul
pada batang plastik. Bila kaca digosok dengan sutra, maka muatan yang
berlawanan akan timbul pada kaca. Terdapat dua jenis muatan, yang satu disebut
muatan positif dan yang satunya disebut muatan negative. Antara dua muatan
terdapat gaya elektrostatik 𝐹̅ sesuai dengan rumus berikut :

1 𝑄1 𝑄2 𝑟̅
𝐹̅ = ∙ ∙ (1.1)
4𝜋𝜀0 𝑟2 𝑟

Keterangan : 𝜀0 : konstanta dielektrik hampa udara

𝑄1 𝑄2 : besar dari muatan pertama dan muatan kedua

𝑟 : jarak antara dua muatan tersebut

Gaya antara muatan bisa merupakan gaya tolak-menolak atau gaya tarik-
menarik, tergantung jenis muatan. Arah gaya terlihat dari rumus. Kalau 𝐹̅ positif,
berarti terdapat gaya tolak-menolak. Besar muatan diukur dalam satuan
Couloumb (disingkat C).

Kalau menggambar gaya dari satu muatan 𝑄1 kepada satu muatan acuan 𝑞,
maka terdapat satu medan gaya. Kalau menggambar gaya 𝐹̅ permuatan
percobaan 𝑞, maka terdapat medan listrik 𝐸̅ :

𝐹 ̅
𝐸̅ =  𝐹̅ = 𝐸̅ ∙ 𝑞 (1.2)
𝑞

Kalau suatu muatan 𝑞 bergerak dalam medan 𝐸̅ , maka terdapat gaya


kepada muatan selama digerakkan sejauh jarak 𝑠̅, yang berarti terdapat usaha
yang dikerjakan kepada muatan 𝑞. Usaha yang dikerjakan sebesar :

𝑊 = 𝐹̅ ∙ 𝑠̅ = 𝑞 ∙ 𝐸̅ ∙ 𝑠̅ (1.3)

3
4 Dasar-Dasar Fisika Elektronika
Berarti Kalau muatan sebesar satu Coulomb dipindahkan antara dua tempat
dan antara dua tempat tersebut terdapat voltase 1V, maka usaha yang dikerjakan
pada muatan tersebut adalah 1 Joule.

Dari definisi ini langsung jelas bahwa voltase selalu merupakan sifar amtara
dua tempat, bukan sifat dari satu tempat saja.

φ = 10𝑉
1 1 +7V

𝑉 = 10V
𝑉 = 10V 𝑉 = 7V
−10V

2 2
𝑉 = 3V 𝑉 = 3V
φ = 3𝑉
+3V
Gambar 1.1 : Definisi dari Gambar 1.2 : Kalau voltase
potensial dan Voltase dijumlahkan dalam lingkaran
tertutup dengan mempehatikan
arah dari voltase yang dihitung
sesuai dengan arah gerak, maka
jumlahnya selalu nol.

Untuk mendapatkan suatu sifat dari satu tempat tertentu, biasanya voltase
diukur terhadap satu tempat netral, misalnya. Tempat netral itu merupakan
referensi dan voltase antara suatu tempat dan referensi disebut potensial dari

tempat itu. Potensial biasnya dilambangkan dengan φ. Dari definisi ini jelas bahwa

voltase bisa juga dinyatakan sebagai beda potensial. Misalnya dalam gambar 1.1
point 1 berada pada potensial 10V, berarti point 2 dan bumi sebesar 3V. Dalam
situasi ini voltase antara point 1 dan point 2 sebesar 7V, karena perbedaan
potensial 𝑉 = 10V − 3V = 7V. Situasi ini digambarkan dalam 1.2. Voltase (beda
potensial) sering digambarkan sebagai anak panah. Kita akan menghitung voltase
positif Kalau potensial pada kaki panah lebih rendah, voltase dihitung negatif.
Karena usaha untuk menggerakan dalam medan listrik tidak tergantung pada jalur
geraknya, maka kalau muatan digerakan dari satu tempat ke tempat tertentu dan
akhirnya Kembali ke tempat itu, maka jumlah usaha yang dikerjakan pada muatan
itu akan nol. Sebab itu usaha permuatan, yaitu voltase, juga tidak tergantung dari
jalur dan kalau kita jumlahkan voltase-voltase dalam lingkaran tertutup selalu
akan nol kalau dihitung sesuai dengan definisi ini.
5 Dasar-Dasar Fisika Elektronika
2) Voltase dalam satu loop (dalam Rangkaian Seri)

Jumlah voltase dalam rangkaian tertutup selalu nol. Hal ini berlaku untuk
setiap rangkaian elektronik yang mana medan listrik di arahkan di dalam
sambungan dan komponen. Kalau diperhatikan dalam sambungan kabel atau
kawat tidak terdapat perbedaan potensial (Voltase). Maka jelas voltase pada
komponen dalam rangkaian tertutup jika dijumlahkan akan menjadi nol. Jumlah
nol hanya bisa didapatkan kalau semua tambahan nol atau kalau ada minimal satu
tambahan yang negatif. Voltase negatif terdapat pada sumber tegangan seperti
catu daya atau baterai. Maka adanya sumber tegangan nol :

𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 + 𝑉4 = 0

Bisa didapat voltase voltase yang berbeda dari nol, berarti ada arus yang
mengalir. Kalau voltase dihitung dalam lingkaran tertutup, voltase dari sumber
tegangan harus dihitung ke arah yang sama dengan arah yang dipakai untuk
menghitung voltase lain. Sebenarnya voltase pada catu daya berlawanan arah
dengan arah panah voltase yang dipakai dalam penjumlahan, sehingga voltase
pada catu daya dihitung negatif. Hal ini juga bisa dipandang dengan cara lain:
terdapat sumber tegangan sebesar 𝑉1, dimana 𝑉1 dihitung positif, dan jumlah
voltase pada komponen lain harus dihitung sebesar 𝑉1. Padangan ini pada
umumnya dipakai dan tidak bertentangan dengan hukum di atas (bahwa hasil
penjumlahan harus 0), hanya cara hitung arah dibalikan kalau terdapat sumber
tegangan :

𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 + 𝑉4 = 0  −𝑉1 = 𝑉2 + 𝑉3 + 𝑉4

Seandaninya terdapat sumber tegangan dengan voltase sebesar 10V,


berarti terdapat voltase 𝑉1 = −10V, dibaca sbb. :

−10V + 𝑉2 + 𝑉3 + 𝑉4 = 0  10V = 𝑉2 + 𝑉3 + 𝑉4
𝑉2
Gambar 1.3 :
Komp. 2 jumlah voltase
dalam rangkaian
tertutup harus
Komp. 1 nol, berarti : 𝑉1 +
𝑉1 (Sumber −𝑉1 Komp. 3 𝑉2 + 𝑉3 + 𝑉4 = 0.
𝑉3
tegangan) Kalau ada sumber
tegangan, kita
harus hati-hati
dengan arah dari
Komp. 4 voltase dalam
menjumlahkan.
𝑉4
6 Dasar-Dasar Fisika Elektronika
Pada rangkaian sederhana, pandangan ini biasanya dipakai, tetapi bila
menyelidiki sifat rangkaian yang kompleks atau memakai komputer untuk
menyeldiki rangkaian, kita harus sadar cara menghitung rangkaian yang jelas.

Hukum ini disebut hukum Kirchoff mengenai voltase (Kirchoff’s Voltage


Laws) :

Dalam setiap loop (lingkaran tertutup) : Σ𝑉1 = 0

Hukum ini berlaku untuk setiap loop; juga loop yang hanya merupakan
bagian dari suatu rangkaian. Misalnya dalam gambar 2.5 (Halaman selanjutnya)
terdapat satu loop dari komponen 2 ke atas kemudian turun pada komponen 3
dan kembali lagi ke komponen 2 disitu jumlah voltase akan nol.

3) Arus Listrik, Daya Listrik

Besar arus listrik didefinisikan sebagai banyaknya muatan yang lewat suatu
tempat persatuan waktu. Arus litrik dinyatakan dengan lambing 𝐼 dan satuannya
adalah Ampere, disingkat dengan A. maka definisi arus dirumuskan sebagai :

𝑄
𝐼=
𝑡

Besar daya listrik 𝑃 yang dikerjakan kepada muatan-muatan yang mengalir


antara dua tempat yang mana kedua tempat tersebut terdapat voltase 𝑉 :

𝑊 𝑉∙𝑄
𝑃= = =𝑉∙𝐼
𝑡 𝑡

Perlu diingat bahwa usaha/daya ini adalah daya yang diberikan kepada
muatan (elektron) yang bergerak antara dua tempat. Tetapi muatan (elektron)
sendiri tidakn mengalami penambahan energi Ketika bergerak, maka dari azas
kekekalan energi akan dapat dilihat bahwa usaha/daya yang sudah di berikan
kepada muatan langsung diteruskan dari muatan kepada bahan yang dialiri.
Berarti kalau ada arus 𝐼 yang mengalir dalam suatu komponen dan antara kaki
komponen terdapat voltase sebesar 𝑉, maka daya 𝑃 = 𝑉 ∙ 𝐼 diberikan kepada
komponen ini. Biasanya daya listrik ini menjadi panas dan timbul “gesekan”1
antara muatan dan bahan yang dialiri. Sebab itu komponen elektronika yang dialiri
arus akan menjadi panas. Suhu akan bergantung pada besar daya 𝑃 yang diserap
didalamnya, kapasitas panas dan resitivitas termis2 antara komponen dan

1 interaksi antara electron dan atom bahan misalnya seperti tumbukan yang mana energi electron
diberikan kepada bahan sebagai energi panas.
2 Resivitas termis 𝑅𝑡ℎ menunjukan, berapa mudah/sulit energi panas 𝑃 mengalir antara dua tempat
dengan beda suhu ∆𝑇. Terdapat hubungan linear seperti dengan resitivitas listrik :
𝑃
𝑅𝑡ℎ = .
∆𝑇
7 Dasar-Dasar Fisika Elektronika
lingkungan. Kalau daya pada suatu komponen terlalu besar, komponen
akan rusak karena kepanasan. Besar resitivitas termis/daya yang bisa diserap oleh
komponen tergantung pada bahannya, luar permukaan yang mengalirkan panas
ke luar dan suhu yang dapat ditahan oleh komponen tersebut. Perusahaan
pembuat komponen elektronik biasanya memberikan informasi mengenai daya
maksimal yang bisa di serap oleh suatu komponen dalam buku data (Data sheet).
Daya maksimal yang dapat diserap juga disebut dengan dispasi daya maksimal.

4) Arus dalam Rangkaian

Arus adalah muatan listrik yang bergerak didalam sambungan atau dalam
komponen. Seandainya arus yang keluar dari suatu tempat yang lebih kecil
daripada arus yang masuk ketempat itu, maka muatan di tempat itu akan terus
bertambah banyak. 𝐼1 𝐼2

𝑃1 𝐼2
𝐼3
𝐼1

Komp. 1
𝑉1 (Sumber −𝑉1 Komp. 3 𝑉3 Komp. 2 𝑉2
tegangan)

𝐼3

𝑃2
Komp. 4
Gambar 1.4 : rangkaian seri
𝐼1 𝐼2
𝑉4 dan parallel untuk menjelaskan
hukum kirchoff menngenai arus
Tetapi hal ini tidak mungkin terjadi karena arus listrik yang masuk ke satu
tempat selalu akan keluar dari tempat itu juga. Arti dari hukum fisika iniuntuk
suatu rangkaian bisa diuraikan sbb.: bila ada rangkaian seri, berarti tidak ada
percabangan rangkaian listrik, maka arus akan selalu sama pada setiap bagian
dari rangkaian seri itu. Kalau ada titik percabangan dimana aliran arus bercabang
dalam suatu rangkaian, maka jumlah arus yang masuk kedalam titik percabangan
itu selalu sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik percabangan itu.
Misalnya terdapat rangkaian seperti pada rangkaian seperti pada gambar 1.4. Arus
𝐼1 masuk kedalam poin 𝑃1 dan arus 𝐼2 & 𝐼3 keluar dari poin 𝑃1, maka 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 .
3 interaksi antara electron dan atom bahan misalnya seperti tumbukan yang mana energi electron
diberikan kepada bahan sebagai energi panas.
4 Resivitas termis 𝑅𝑡ℎ menunjukan, berapa mudah/sulit energi panas 𝑃 mengalir antara dua tempat
dengan beda suhu ∆𝑇. Terdapat hubungan linear seperti dengan resitivitas listrik :
𝑃
𝑅𝑡ℎ = .
∆𝑇
8 Dasar-Dasar Fisika Elektronika
Kalau arus yang masuk ke dalam suatu titik dihitung positif dan yang keluar
di hitung negative, maka jumlah arus pada setiap titik dalam rangkaian selalu nol.
Dengan definisi ini contoh 𝑃1 dihitung : 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 = 0. Hal ini disebut hukum
𝑲𝒊𝒓𝒄𝒉𝒐𝒇𝒇 mengenai arus (Kirchoff’s current law):

Untuk setiap titik rangkaian : Σ𝐼𝑖 = 0

Dengan mengetahui hukum kirchoff di atas dan mengerti sidat rangkaian


dengan komponen yang ada dalam suatu rangkaian, maka rangkaian elektronik
bisa diselidiki.
BAB III
PENUTUP

1.4 Kesimpulan

Dari sini kita bisa mempelajari dan memahami bahwa dalam elektronika
terdapat ilmu dasar fisika yang dapat kita serap untuk memahami cara kerja listrik
lemah pada sebuah rangkaian elektronika.

Setelah penulis membaca dari semua referensi yang didapatkan dan dari
penyusunan makalah ini, maka penulis dapay menyimpulkan bahwa : pada
akhirnya penulis dapat mengetahui dasar-dasar fisika pada elektronika yang biasa
di terapkan pada sebuah rangkaian elektronika. Dengan ini, penulis dapat berbagi
pengetahuan dan juga pemahaman umum mengenai dasar dasar fisika pada
rangkaian elektronika, dimana ini akan menjadi sebuah pegembangan terbaru
yang akan dipelajari oleh semua masyarakat untuk bisa belajar dan berinovasi
akan teknologi.

Jangan pernah menyepelekan ilmu yang dasar, karena sebuah ilmu yang
tinggi tiada berkembangan kecuali berasal dari sebuah dasar. Jadilah individi yang
akademis dan juga memilki berbekal keterampilan.

1.5 Saran

Seharusnya pembelajaran seperti ini di berikan pada awal sekolah kejuruan


agar semua bisa memahami dasarnya dan mudah untuk melanjutkan
kepemahaman yang tinggi. Mungkin bisa diperbaiki dalam kurikulum yang di ambil
pada sekolah kejuruan tempat penulis mengambil Pendidikan dalam kejuruan
tertentu. Supaya dapat menciptakan dan menghasilkan siswa yang berkompetensi
tinggi dan cerdas.

9
DAFTAR PUSTAKA

➢ Gerthsen, Kneser, Vogel; Physik; Spinger Verlag, 1977


➢ Pregla, Reinhold, Grundlagen der Halbleitereltronik, Vorlesungskript;
Fermuniversität-Gesamthochschule in Hagen Fachbereich Elektrotechnik,
1979
➢ Storey, Neil; Electronics: a system Approach; Addison Wesley, 1992

10

Anda mungkin juga menyukai