Anda di halaman 1dari 54

PENGELOLAAN ENERGI

Energy Management

Oleh
Dr. Rusman Sinaga

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2022
MANAJEMEN ENERGI
DIKTAT KULIAH

Oleh
Dr. Rusman Sinaga

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2022

i
ii
PRAKATA

Puji dan Syukur kami panjatkan Kepada Tuhan yang Maha Esa, atas Berkat dan
Rahmatnya maka Diktat Kuliah dan atau Bahan Ajar Manajemen Energi ini dapat diselesaikan.
Bahan Ajar Manajemen Energi merupakan buku yang berisi bahan pengajaran matakuliah
manajemen energi dan khususnya manajemen energi listrik. Penyajian buku ini disederhanakan
sedemikian rupa sehingga para mahasiswa akan mudah mengerti setiap pembahasan materi
yang disajikan. Semua materi kuliah yang disajikan dalam Bahan Ajar ini diberikan pada
semester tujuh Program Studi Teknik Instalasi Listrik.
Bahan Ajar ini sangat bermanfaat dalam memahami tentang konsep energi, pengelolaan
energi, konsumsi energi listrik bangunan gedung, konsumsi energi listrik industri, konservasi
energi dan audit energi. Namun demikian, untuk melaksanakan proses audit energi Bahan Ajar
ini masih perlu didampingi oleh buku-buku lainnya seperti SNI6196:2011 tentang prosedur
audit energi pada bangunan gedung dan buku prosedur standard dan teknik audit energi di
industri.
Tanpa mengerjakan latihan yang telah disediakan pada Bahan Ajar ini maka pemahaman
manajemen energi tidak akan dapat dicapai secara maksimum. Untuk itu mahasiswa harus
melatih diri dalam mengerjakan tugas-tugas yang di instruksikan dalam Bahan Ajar ini, baik
tugas mandiri maupun tugas kelompok.
Penulis sangat mengharapkan kiranya mahasiswa yang telah menyelesaikan matakuliah
manajemen energi ini akan memiliki kompetensi ahli dalam bidang pengelolaan energi dan
audit energi, baik audit energi pada bangunan gedung maupun audit energi di industri, serta
mampu menjadi seorang manager energi. Dengan demikian kehadiran Bahan Ajar ini akan
berhasil guna bagi mahasiswa.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan Bahan Ajar ini. Kiranya Bahan Ajar ini bermanfaat bagi kita semua.

Kupang, 19 Pebruari 2022


Penulis,

Dr. Rusman Sinaga

iii
DAFTAR ISI

PENGESAHAN 2
PRAKATA 3
DAFTAR ISI 4
1. PENDAHULUAN 5
2. ENERGI 6
3. PENGELOLAAN ENERGI 12
4. KONSUMSI ENERGI LFISTRIK BANGUNAN GEDUNG 16
5. KONSUMSI ENERGI LISTRIK DI INDUSTRI 25
6. KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI 33
7. AUDIT ENERGI 43
DAFTAR PUSTAKA 48

iv
1 PENDAHULUAN
1. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari materi kuliah Manajemen Energi, mahasiswa Program Studi Teknik
Instalasi Listrik diharapkan mampu memahami tentang energi, pengelolaan energi, Intensitas
Konsumsi Energi (IKE) bangunan gedung, Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Industri,
konservasi dan diversifikasi energi serta mampu melakukan studi Audit Energi baik pada
bangunan Gedung maupun pada industri

2. Kemampuan Mahasiswa Sebagai Prasyarat


Sebagai prasyarat materi kuliah ini, mahasiswa sudah memahami dasar-dasar listrik dan
rangkaian listrik serta pengukuran besaran listrik

3. Manfaat Bahan Ajar


Bahan Ajar tentang Manaemen Energi khususnya Manajemen Energi Listrik sangat bermanfaat dalam
memahami tentang Energi, Pengelolaan Energi, Konsumsi Energi Listrik Bangunan Gedung,
Konsumsi Energi Listrik Industri, Konservasi dan diversifikasi energi serta mampu melakukan
studi Audit Energi dengan baik dan benar menuju pembangunan berkelanjutan.

4. Petunjuk Belajar Mahasiswa


Mahasiswa diharapkan dapat mempelajari dasar-dasar energi, terutama energi listrik,
Pengelolaan Energi, Konsumsi Energi Listrik Bangunan Gedung, Konsumsi Energi Listrik
Industri, Konservasi dan diversifikasi energi serta mampu melakukan studi Audit Energi dan
mengembangkannya sesuai dengan referensi yang dimiliki baik melalui jaringan internet
maupun buku-buku referensi yang tersedia.

1
2 ENERGI
Kemampuan untuk Melakukan Kerja
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas, cahaya,
mekanika, kimia, dan elektromagnetika. Sumber energi adalah sesuatu yang dapat
menghasilkan energi, baik secara langsung maupun melalui proses konversi atau transformasi.
Sedangkan sumberdaya energi adalah sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan, baik sebagai
sumber energi maupun sebagai energi (UURI 30 2007) (PPRI 70 2009). Suyitno (2011)
menyatakan bahwa dalampengertian sehari-hari energi adalah kemampuan untuk melakukan
suatu pekerjaan.

Energi Listrik dan Daya Listrik


Energi listrik mudah didefinisikan dengan melihat rangkaian sederhana yang ditunjukkan
pada Gambar 1. Persamaan untuk daya listrik sesaat (p) dan energi (E) yang digunakan oleh
bebanselama periode waktu ∆t diperlihatkan pada persamaan (2.1) dan (2.2) (Novakovic dan
Nasiri 2016).
p(t) = v(t) i(t) (2.1)

1+∆𝑡 1+∆𝑡
E = ∫𝑡 𝑝(𝑡)𝑑𝑡 = ∫𝑡 𝑣(𝑡) 𝑖(𝑡)𝑑𝑡 (2.2)

Gambar 2 Sumber tegangan listrik terhubung dengan beban


Sumber: (Novakovic dan Nasiri 2016)

Pada kasus di mana tegangan tidak berubah dari waktu ke waktu (kasus supply DC) dan

2
beban konstan, arus dan daya juga konstan, sedangkan integral dalam persamaan (2.2) menjadi
E = vi ∆t. Nilai-nilai ini sederhana untuk menghitung dan sangat informatif. Dalam rangkaian
DC, hukum Ohm dapat dipakai untuk menentukan besaran arus, tegangan atau tahanan bila
diantara besaran-besaran tersebut ada yang diketahui. Bila tegangan dan tahanan diketahui,
maka arus dapat dihitung dengan persamaan (2.3):

𝑉
V=IR jadi I = (2.3)
𝑅

Daya dalam rangkaian DC dapat dihitung dengan persamaan (1.4):

P=IV (2.4)

Dimana P adalah daya listrik dalam satuan Watt, V adalah tegangan listrik dalam satuan Volt
dan I adalah arus listrik dalam satuan Amper. Dengan demikian pada rangkaian DC hanya
dikenal satu macam daya, tetapi dalam rangkaian AC, disebabkan oleh karakteristik dari
masing-masing beban, dikenal ada 3 macam daya yaitu 1)Daya aktif (daya nyata) adalah daya
yang terpakai secara efektif yang diukur dalam satuan Watt. 2) Daya reaktif merupakan daya
yang praktis tidak terpakai, dimana daya reaktif ini muncul disebabkan oleh karakteristik beban
induktor atau kapasitor, diukur dalam satuan Volt Ampere Reaktif (VAR). 3) Daya semu
Merupakan daya yang di bangkitkan, diukur dalam satuan Volt Ampere (VA) (Thearaja B.L
1984).
Novakovic dan Nasiri (2016) juga menjelaskan bahwa jika suplai gelombang tegangan
bolak balik (AC supply), persamaan untuk daya dan energi menjadi nilai yang berubah terhadap
waktu. Konsep Root Main Square (RMS), daya aktif (P), daya reaktif (Q), dan daya semu (S),
untuk tegangan dan arus pada sistem dapat dijelaskan oleh persamaan (2.5) dan (2.6), nilai-nilai
RMS didefinisikan oleh Persamaan (2.7) dan (2.8), daya aktif diberikan oleh persamaan (2.9),
daya reaktif oleh persamaan (2.10), dan daya semu pada persamaan (2.11).

v(t) = V cos ( 𝜔t) (2.5)


i(t) = I Cos (𝜔t-𝜃) (2.6)

3
1+𝑇 𝑉
Vrms = √𝑇1 ∫𝑡 𝑣(𝑡)2 𝑑𝑡 = 2.7)
√2

1+𝑇 𝐼
Irms = √𝑇1 ∫𝑡 𝑖(𝑡)2 𝑑𝑡 = (2.8)
√2

P = Vrms Irm cos (𝜃) (2.9)

Q = Vrms Irm Sin (𝜃) (2.10)

S = Vrms Irm Sin (𝜃) = √𝑃2 + 𝑄 2 (2.11)

Elastisitas Energi
Elastisitas energi merupakan perbandingan pertumbuhan konsumsi energi terhadap
pertumbuhan produk atau keluaran (Δ konsumsi energi terhadap Δ produk atau keluaran).
Elastisitas energi listrik yakni perbandingan pertumbuhan konsumsi listrik dengan
pertumbuhan ekonomi. Semakin rendah angka elastisitas, semakin efisien pemanfaatan
energinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa elastisitas energi merupakan
perbandingan antara pertumbuhan konsumsi intensitas energi terhadap Produk Domestik
Bruto (Gross Domestic Product/GDP), untuk memperhitungkan elastisitas energi regional
menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di daerah Propinsi dan atau
Kabupaten/Kota. Secara matematik dapat ditulis sepertpersamaan (2.12):

𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖


Elastisitas Energi = (2.12)
𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑃𝐷𝐵 (𝑃𝐷𝑅𝐵)

Dengan pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi 5% per tahun dan pertumbuhan konsumsi
listrik6% per tahun, angka elastisitas energi Indonesia lebih dari 1, sedangkan rata-rata di
negara maju berada di angka 0.5. Pertumbuhan ekonominya dua kali lebih tinggi dari
pertumbuhan konsumsi listrik (Setiawan et al. 2009).

4
Sumber Energi Listrik
Undang-Undang Republik Indonesja Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi Pasal 1
menyatakan bahwa “Sumber energi adalah sesuatu yang dapat menghasilkan energi, baik secara
langsung maupun melalui proses konversi atau transformasi”. Dengan demikian, sumber energi
listrik adalah merupakan sesuatu yang dapat menghasilakan energi listrik melalui proses konversi
atau transformasi. UURI 30 (2007) juga menyatakan bahwa pengelolaan energi adalah
penyelenggaraan kegiatan penyediaan, pengusahaan, dan pemanfaatan energi serta penyediaan
cadangan strategis dan konservasi sumber daya energi. Konservasi sumber daya energi adalah
pengelolaan sumber daya energi yang menjamin pemanfaatannya dan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya. Setiap kegiatan pengelolaan
energi wajib mengutamakan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan memenuhi
ketentuan yang disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.

Penyediaan Sumber Energi Listrik


Pembangkit Tenaga Listrik
Penyediaan sumber energi listrik dapat dilihat dari seberapa besar kapasitas terpasang tenaga
listrik yang dibangkitkan. Ditinjau dari prosesnya untuk menghasilkan tenaga listrik dapat
dibangkitkan melalui proses secara statis dan dinamis. Pada proses sistem statis tenaga listrik yangdi
bangkitkan diperoleh tanpa adanya gerakan, contoh accumulator, baterai, dan sel surya sedangkan
pada sistim pembangkitan tenaga listrik dengan proses dinamis, tenaga listrik diperoleh dengan
adanya gerakan mekanik, yaitu ada bagian yang bergerak atau berputar. Tenaga listrik yang
dihasilkan dapat di bedakan menjadi dua tipe yaitu arus searah dan arus bolak balik (JPLN 2008).
Suyitno (2011) menyatakan bahwa pembangkit listrik adalah suatu rangkaian alat atau mesin
yang dapat mengubah energi mekanik untuk menghasilkan listrik. Lebih jauh Marsudi (2011)
menjelaskan bahwa pembangkitan tenaga listrik sebagian besar dilakukan dengan cara memutar
generator sinkron sehingga dihasilkan tenaga listrik dengan arus bolak-balik tiga fasa. Energi
mekanik mesin penggerak generator yang biasa disebut penggerak mula (prime movers) diperlukan
untuk memutar generator sinkron. Mesin penggerak generator yang banyak digunakandalam praktik
adalah mesin diesel, turbin uap, turbin air dan turbin gas. Mesin-mesin penggerak generator ini
mendapat energi dari proses pembakaran bahan bakar dan turbin air mendapatkan energi dari
pergerakan air seperti air mengalir dan atau air terjun.

5
Marsudi (2011) juga menjelaskan bahwa pusat listrik adalah tempat dimana proses
pembangkitan tenaga listrik dilakukan. Jenis jenis pusat listrik sebagai berikut:
• Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) dimana pusat listrik ini menggunakan bahan bakar batubara,
biomassa, sebagai sumber energi primer
• Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) dimana pusat listrik ini menggunakan bahan bakar gas atau
minyak sebagai sumber energi primer,
• Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) adalah pusat listrik ini merupakan kombinasi PLTG
dengan PLTU yang mempunyai Gas buang dari PLTG dimanfaatkan untukmenghasilkan uap
dalam ketel uap penghasil uap untuk penggerak turbin uap
• Pusat Listrik Tenaga Disel (PLTD), adalah pusat listrik menggunakan bahan bakar minyak
sebagai sumber energi primer
• Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) dimana pusat listrik ini menggunakan tenaga air sebagai sumber
energi primer
• Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), adalah pusat listrik menggunakan panas bumi sebagai
sumber energi primer
• Pusat Listrik Tenaga Angin atau yang sering disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
(PLTB), adalah pembangkit listrik menggunakan energi angin sebagai penggerak turbin angin
yang digunakan.
JPLN (2008) menyatakan bahwa Pusat Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau sering disebut
dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah pembangkit listrik menggunakan energi matahari
(surya) sebagai sumber energi primer yang dirubah menjadi energi listrik melalui sel surya dan
menggunakan batere atau akumulator untuk menyimpan energi listrik berdasarkan proses kimia
elektrolisa dimana arus yang dihasilkan ádalah arus searah dan diperlukan peralatan inverter intuk
merubah jika penggunaan arus bolak-balik. Menurut AA-ADB (2015) PLTS sering juga diartikan
sebagai Photovoltaik Atap (PV Atap), adalah suatu sistem pembangkit listrik tenaga photovoltaik
yang terhubung ke jaringan dan didistribusikan ke perumahan, komersial atau industri. Kapasitas
sistem PV individual dapat berkisar dari sistem rumah tangga kecil sebesar beberapa watt sampai
instalasi berskala besar multi MW melalui penggabungan banyak ruang atap atau areal tanah.
Disamping pusat-pusat pembangkit tersebut, terdapat beberapa pusat penyedian sumber energi
listrik yang pada dekade terakhir ini dikembangkan seperti Pusat Listrik Tenaga Mikro Hidro dan
Mini Hidro (PLTMH dan PLTM), menggunakan air yang memiliki debit yang relatif kecil sebagai
energi primer. Pusat Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG), menggunakan gas yang disimpan sebagai
6
energi primer. Pusat Listrik Tenaga Surya On-Grid (PLTS On-Grid), menggunakan energi surya
sebagai energi primer terhubung dengan jaringan PLN. Pusat Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm),
menggunakan biomassa sebagai sumber energi primer. Pusat Listrik Tenaga Biogas (PLTBg),
menggunakan biogas sebagai sumber energi primer (KESDM 2015).
Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (PLTH), merupakan suatu sistem Pembangkit Tenaga
Listrik (PTL) yang memadukan beberapa jenis PTL, seperti kombinasi antara PLTS, PLTB dan
PLTD atau disebut Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTHSBD). PLTH yang memanfaatkan
suberdaya energi terbarukan merupakan salah satu langkah untuk memperkuat ketahanan energi
nasional (Nurrohim 2012).
Microgrid adalah merupakan penyedia sumber energi listrik yang menggabungkan sejumlah
pembangkit tenaga listrik yang saling terintegrasi malui sumber energi listrik jaringan setempat
yang dapat didistribusikan kepada beban lokal secara elastis dan dapat beroperasi secara paralel
dengan grid dalam mode satu lokasi beban atau satu pulau untuk memberikan tingkat keandalan
yang tinggi dan ketahanan terhadap gangguan jaringan. Sistem distribusi yang terintegrasi ini
memenuhi kebutuhan untuk aplikasi di lokasi dengan kendala pengiriman pasokan energi listrik
terutama di lokasi terpencil dan untuk perlindungan dari beban kritis (Myles et al. 2011).

Permintaan Energi Listrik


Permintaan (demand) energi listrik merupakan permintaan besaran kebutuhan energi listrik
dalam suatu selang waktu tertentu yang dinyatakan dengan kWh. Permintaan daya listrik adalah
merupakan permintaan besaran kebutuhan daya dalam satuan kW atau KVA. Faktor permintaan
(Demand Factor) adalah merupakan persentase perbandingan jumlah beban puncak dengan
kapasitas daya terpasang yang dituliskan seperti pada persamaan (2.13) (PLN 2016):

∑ 𝑘𝑊 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘
∑ 𝐾𝑉𝐴 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜃
x 100% (2.13)

Dimana:
Fp : Faktor Permintaan (Demand Factor)
𝐶𝑜𝑠 𝜃 : Faktor kerja yang bernilai 0.8.

7
Faktor beban (Load Factor) adalah perbandingan antara beban rata-rata selama selang waktu
tertentu dengan beban puncak yang terjadi selama selang waktu tersebut. Faktor beban dituliskan
pada persamaan (2.14) (Gonen 1986):

𝐴
F = 𝐾2 (2.14)

Dimana:
F: Faktor beban
A: Beban Rata-rata (p.u)
K2: Beban puncak (p.u)
Faktor beban juga diartikan sebagai persentase jumlah produksi energi listrik pertahun dibagi
dengan beban puncak selama satu tahun tersebut yang dapat ditulis seperti pada persamaan (2.15)
(PLN 2016):

∑ 𝐾𝑊ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛


F= ∑ 𝐾𝑊 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘 𝑥 8.760 𝐽𝑎𝑚
x 100% (2.15)

Dimana beban puncak adalah merupakan beban tertinggi setiap sistem yang pernah dicapai pada
tahun kalender yang bersangkutan.

Latihan 1
1. Silahkan dibuat pengayaan materi Energi, Minimal 1 Lembar dan maksimal 5 lembar
2. Mengapa dibutuhkan Pengelolaan Energi (Energi Management)

8
PENGELOLAAN ENERGI
3 (ENERGY MANAGEMENT)
Pengelolaan Energi
Pengelolaan energi adalah penyelenggaraan kegiatan penyediaan, pengusahaan, dan
pemanfaatan energi serta penyediaan cadangan strategis dan konservasi sumber daya energi
(UURI 30, 2007). Manajemen energi adalah kegiatan terpadu untuk mengendalikan konsumsi
energi agar tercapai pemanfaatan energi yang efektif dan efisien untuk menghasilkan keluaran yang
maksimal melalui tindakan teknis secara terstruktur dan ekonomis untuk meminimalisasi konsumsi
bahan baku dan bahan pendukung (Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya MineralRepublik
Indonesia Nomor 14 tahun 2012).
Manajemen energi merupakan program terpadu yang direncanakan dan dilaksanakan secara
sistematis untuk memanfaatkan sumber daya energi secara efektif dan efisien dengan melakukan
perencanaan, pencatatan, pengawasan dan evaluasi secara kontinu tanpa mengurangi kualitas
produksi/pelayanan. Tujuan manajemen energi adalah penghematan sumber daya, perlindungan
iklim, dan penghematan biaya. Bagi konsumen, manajemen energi mempermudah untuk
mendapatkan akses terhadap energi sesuai dengan apa dan kapan yang mereka butuhkan.
Manajemen energi berkaitan dengan manajemen lingkungan, manajemen produksi, logistik, dan
fungsi yang berhubungan dengan bisnis lainnya.

Sistem Manajemen Energi (Energy Management System)


Sistem berasal dari perkataan "Systema" dalam bahasa Yunani, yang dapat diartikan sebagai
keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian (Winardi 1999). Setiap fenomena, baik
struktural maupun fungsional, yang memiliki sekurangnya dua komponen yang dapat dipisahkan
dan yang saling berinteraksi dapat dianggap sebagai suatu sistem. Definisi lain yang lebih umum
adalah keseluruhan interaksi antar unsur dari sebuah obyek dalam batas lingkungan tertentu yang
bekerja mencapai tujuan (Muhammadi et al. 2001).
Prahasta (2001) menyatakan bahwa sistem adalah sekumpulan obyek yang saling
berhubungan dalam mencapai tujuan dan sasaran bersama. Fossnes et al. (2004) lebih menekankan
bahwa sistem adalah kumpulan elemen-elemen untuk mencapai tujuan yang telah

9
ditentukan. Elemen-elemen tersebut termasuk produk (hardware, software, firmware), proses,
orang, informasi, teknik, fasilitas, layanan, dan elemen pendukung lainnya. Marimin dan Maghfiroh
(2013) menjelaskan bahwa sistem adalah suatu kesatuan usaha, terdiri dari bagian- bagian yang
saling berkaitan secara teratur dan berusaha mencapai tujuan dalam lingkup yang kompleks.
Manajemen energi diatur dalam standar internasional yaitu ISO (International Standard
Organization) 50001 tentang Energy Management System. Tujuan Standar manajemen energi ISO
50001 adalah untuk memberikan kerangka kerja bagi perusahaan dalam mengintegrasikan efisiensi
energi di perusahaannya ke dalam manajemen praktis dari perusahaan. Adapun tujuan ISO 50001
tentang manajemen energi adalah sebagai berikut:
1. Memandu perusahaan dalam menggunakan energi lebih baik.
2. Sebagai panduan dalam benchmarking, pengukuran, dokumentasi, laporan intensitas energi
dan manfaat implementasi proyek energi untuk mengurangi dampak emisi rumah kaca
(Green House Gas/GHG emissions).
3. Membentuk komunikasi yang terbuka antar lintas divisi dalam pengelolaan energi.
4. Mempromosikan kasus-kasus sukses dalam pengelolaan energi dan mendorong perilaku
pengelolaan energi yang baik.
5. Memandu perusahaan melakukan evaluasi dan implementasi teknologi baru dalam
efisiensi energi.
6. Menyediakan kerangka kerja untuk mempromosikan efisiensi energi pada seluruh jalur
pemanfaatan yang ada di perusahaan.
7. Memfasilitasi peningkatan pengelolaan energi kaitannya dengan GHG emission reduction.

Ruang Lingkup Manajemen Energi


Manajemen energi terbagi menjadi enam ruang lingkup, yaitu:
1. Kebijakan Energi
Kebijakan energi merupakan bentuk regulasi yang berhubungan dengan penggunaan energi
di suatu badan usaha. Kebijakan-kebijakan yang dibuat bukan hanya diterapkan pada bagian-bagian
tertentu dari sebuah badan usaha melainkan harus diterapkan pada semua bagian mulai dari level
top manajemen sampai level operator.

10
2. Organisasi
Organisasi disini lebih mengacu pada mengorganisasi orang, alokasi tanggung jawab dan
bagaimana mengintegrasikan ke fungsi-fungsi manajemen lainnya. Interaksi antara departemen
yang satu dengan yang lain dibutuhkan untuk mendukung sistem manajemen energi.

3. Motivasi
Motivasi yang dimaksudkan adalah bagaimana untuk mengubah sikap dari para staf yang
ada dalam penggunaan energi yang lebih baik di dalam lingkungan mereka. Oleh karena motivasi
ini lebih ke arah bagaimana untuk mengubah behavior para staf dalam menggunakan energi, maka
tanggung jawab dan kesadaran dari semua staf yang ada akan sangat diperlukan.

4. Sistem Informasi
Sistem informasi berhubungan dengan proses pengumpulan dan pencatatan data mengenai
energi dimana data tersebut akan diolah lalu dilaporkan dalam bentuk yang sesuai. Melalui hal ini
akan dapat diketahui bagaimanakah performa dari energi yang digunakan.

5. Marketing
Marketing disini bukan berarti memasarkan, mencari pelanggan melainkan marketing yang
dimaksud adalah mempublikasikan keberhasilan dari sistem manajemen energi yang akan
diterapkan baik di dalam dan di luar organisasi yang ada.

6. Investasi
Investasi berhubungan dengan keputusan. Bila sebuah perusahaan ingin menerapkansebuah
sistem manajemen energi, maka perusahaan perlu memiliki kebijakan investasi karena untuk bisa
menerapkan sebuah sistem manajemen energi, dana yang dibutuhkan cukup besar.

Strategi Manajemen Energi


Manajemen energi sangat penting dalam suatu perusahaan. Terdapat dua pokok dalam
strategi manajemen energi, yaitu:
1. Konservasi Energi. Konservasi energi merupakan pemanfaatan energi sesuai kebutuhan
dan efisien yang dilihat dari aspek pemanfaatan sumber daya energi dan sumber energi

11
dengan tidak memangkas fungsi energi tetapi memiliki jenjang ekonomi yang sangat rendah,
diterima publik dan tidak merusak area sekitar.
2. Efisiensi Energi. Efisiensi energi merupakan pemanfaatan energi yang maksimal, efisien
dan rasional dengan tidak mengurangi produksi dengan maksud mendapat informasitingkat
penghematannya. Penghematan yang akan dikerjakan serta mengidentifikasi potensi
penghematan yang dikerjakan setelah kita menganalisis perilaku dan kinerja beban.

Implementasi manajemen energi dapat dijalankan dengan baik melalui strategi secara
manajerial maupun teknis yang dikenal dengan empat proses PDCA yaitu, PLAN, DO, CHECK,
dan ACT. Skema dan penjelasan proses PDCA disajikan pada Gambar 1 (Riadi. 2019).

Gambar 1. Proses PDCA

1. Perencanaan (Plan)
Proses perencanaan energi mengkaji pemanfaatan energi dan konsumsinya,
mengidentifikasi pemanfaat energi yang signifikan dan menentukan peluang untuk perbaikan.
Perencanaan membahas berapa dan dimana energi yang digunakan, analisis pengguna energi yang
signifikan, faktor yang mempengaruhinya, dan apakah perlu dilakukan audit energi,
optimasisistem, pengembangan baseline dan indikator kinerja energi, menentukan tujuan dan target
serta rencana aksi.

12
2. Pelaksanaan/Implementasi dan operasi (Do)
Tindakan dari perencanaan dilakukan dengan cara pelaksanaan/implementasi dan operasi
melalui kompetensi, pelatihan dan kesadaran hemat energi, persyaratan dokumentasi, dokumen
kontrol, kontrol operasi, komunikasi, desain, pembelian jasa energi, produk dan peralatan serta
pembelian pasokan energi.

3. Pengecekan Kinerja (Check)


Check berarti proses pengecekan kinerja dari implementasi dan operasi yang dilakukan
dengan cara pemantauan, pengukuran dan analisis, evaluasi dasar hukum, audit internal sistem
manajemen energi, ketidaksesuaian, koreksi, aksi korektif dan preventif, serta hasil penghematan.
Checking yang dilakukan terdiri dari pemeriksaan operasi melalui rekaman operator, pemeliharaan
dan peralatan, pemeriksaan sistem melalui hasil kinerja objek energi sesuai standar, pemeriksaan
kinerja melalui indikator kinerja energi dan kecenderungan dan biaya konsumsi energi dan
pemeriksaan kemajuan yang dicapai terhadap rencana.

4. Tindakan (Act)
Act berarti aksi dimana proses ini mereview manajemen dan performa sistem melalui hasil
analisis input dan output kinerja sistem manajemen energi.

Implementasi Manajemen Energi


Manajemen energi dalam perusahaan terdapat dalam beberapa fungsi operasional, antara
lain; manajemen fasilitas, logistik, pembelian energi, produksi, perencanaan dan pengendalian
produksi dan pemeliharaan.

1. Manajemen Fasilitas
Manajemen fasilitas berperan penting di dalam manajemen energi karena memiliki proporsi
yang sangat besar (sekitar 25 %) dari biaya operasi adalah biaya energi. Menurut International
Facility Management Association (IFMA), manajemen fasilitas adalah profesi yang memberikan
arah kepada berbagai pihak untuk menjamin berfungsinya keadaan yang dibangun dengan
mengintegrasikan manusia, tempat, proses, dan teknologi. Tujuan penting dari manajemen energi
adalah untuk mengurangi biaya energi bangunan dan fasilitas tanpa mengganggu proses kerja.

13
2. Manajemen Logistik
Manajemen logistik adalah manajemen yang mengatur aliran sumber daya dari titik mula
sampai titik tujuan untuk memenuhi permintaan. Transportasi barang dapat menghemat biaya dan
melindungi lingkungan melalui manajemen energi yang efisien. Faktor-faktor yang
mempengaruhinya adalah jenis transportasi, durasi dan jarak tempuh transportasi, dan kerja sama
dengan penyedia jasa logistik. Logistik telah menyebabkan lebih dari 14 % emisi CO 2 di seluruh
dunia. Selain transportasi barang, transportasi manusia juga bagian penting dari strategi logistik
perusahaan. Perlu dipertimbangkan apakah perjalanan bisnis perlu dilakukan apabila telepon atau
konferensi video telah cukup berguna.

3. Pembelian Energi
Harga energi selalu naik turun sehingga cukup mempengaruhi biaya energi industri.
Keputusan pembelian energi yang buruk dapat membuat biaya tinggi. Organisasi dapat mengatur
dan mengurangi harga energi dengan mengambil tahap proaktif dan efisien dalam membeli energi.
Mengubah sumber energi yang dipakai juga dapat menjadi solusi yang menguntungkan dan ramah
lingkungan.

4. Produksi
Produksi adalah kegiatan untuk memproduksi output seperti barang atau jasa yang memiliki
nilai untuk dikontribusikan kegunaannya. Proses utama dari produksi bergantung kepada jenis
perusahaannya. Industri memiliki lebih banyak fasilitas yang mengkonsumsi energi lebih banyak.
Perusahaan jasa tidak membutuhkan bahan baku yang banyak, fokus energi hanya perlu di bagian
manajemen fasilitas/Green IT. Maka fokus yang berhubungan dengan energi perlu diidentifikasi
terlebih dahulu, kemudian dievaluasi dan lakukan optimisasi.

5. Perencanaan dan Pengendalian Produksi


Produksi merupakan sektor konsumsi energi yang tinggi sehingga perencanaan dan
pengendalian produksi menjadi sangat penting. Hal ini berkaitan dengan semua manajemen proses
operasional, sementara, perencanaan, dan pengendalian yang diperlukan untuk memproduksi
barang dan komoditas. Perancang produksi harus dapat merancang proses produksi yang hemat
energi. Proses produksi yang menggunakan energi besar dapat dijadwalkan di malam hari untuk
menghindari waktu beban puncak yang memiliki harga lebih mahal. Perencanaan dan pengendalian

14
produksi harus mengatasi masalah keterbatasan dalam penyimpanan energi. Ada cara untuk
menyimpan energi listrik secara mekanis atau kimia contoh tempat penyimpanan lithium-based
electrochemical digunakan dalam mobil listrik/untuk melakukan kontrol jaringan tenaga.

6. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kombinasi dari semua kegiatan teknis dan administrasi, termasuk
kegiatan supervisor, untuk mendapatkan/mengembalikan suatu barang agar dapat melakukan
fungsi yang diperlukan. Pemeliharaan dilakukan untuk menunjang manajemen energi sehingga
kebocoran dan peningkatan biaya dapat dihindari.

Latihan 2
1. Pengelolaan Energi dalam terjemahan Bahasa Inggris adalah Energy Management, namun
berdasarkan Undang Undang RI 30, 2007 dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2012 (silahkan di download by google),memiliki
perbedaan. Jelaskan arah perbedaan antara Pengelolaan Energi dengan Manajemen Energi
dan berikan contoh.
2. Apa yang perlu kita pelajari dari Pengelolaan Energi dan Manajemen Energi.

15
4 KONSUMSI ENERGI LISTRIK BANGUNAN GEDUNG

Konsumsi Energi Spesifik


Manajemen energi adalah kegiatan terpadu untuk mengendalikan konsumsi energi agar
tercapai pemanfaatan energi yang efektif dan efisien untuk menghasilkan keluaran yang maksimal
melalui tindakan teknis secara terstruktur dan ekonomis untuk meminimalisasi konsumsi bahan
baku dan bahan pendukung. Konsumsi Energi Spesifik adalah jumlah energi yang digunakan
untuk menghasilkan 1 (satu) satuan produk atau keluaran (Peraturan Menteri ESDM RI Nomor: 14
Tahun 2012).
Pada Prodi Teknik Instalasi Listrik, kita berbicara tentang konsumsi energi listrik.
Pertanyaannya adalah, apakah pelanggan listrik sudah efektif, efisien dan ekonomis dalam
penggunaannya sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM RI Nomor: 14 Tahun 2012?. Kita dapat
menjawab pertanyaan ini jika kita menghitung Intentitas Konsumsi Energi (IKE) dan memahami
standar IKE. Standar IKE bangunan dan atau gedung tentu berdeda dengan standar IKE Industri.

Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Bangunan dan atau Gedung


Intensitas Konsumsi Energi (IKE) sangat diperlukan dalam perhitungan untuk mengetahui
tingkat efisiensi energi suatu gedung. Untuk mengetahui tingkat efisiensi energi dapat dilakukan
dengan membandingkan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) gedung dengan standar Intensitas
Konsumsi Energi (IKE) yang telah ditetapkan di Indonesia.
IKE dapat dituliskan dalam persamaan (4.1)

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒏𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒌𝒐𝒏𝒔𝒖𝒎𝒔𝒊


IKE = (𝑘𝑊ℎ/𝑚2) (4.1)
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑩𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏𝒂𝒏

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh ASEAN – USAID pada tahun 1992
diperoleh standar IKE untuk bangunan komersial seperti pada Tabel 4.1:

16
Tabel 4.1. Standar IKE berdasarkan penelitian ASEAN-USAID

NO KLASIFIKASI IKE
(kWh/m2/tahun

1 Perkantoran 240

2 Pusat perbelanjaan 330

3 Hotel 300

4 Rumah sakit 380


Sumber: ASEAN-USAID, 1992

Pedoman nilai standar IKE untuk bangunan di Indonesia telah ditetapkan dalam pedoman
pelaksanaan konservasi energi listrik dan pengawasannya di Lingkungan Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia seperti pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Standar IKE bangunan dan atau gedung yang direkomendasikan

Efisiensi Energi pada peralatan Listrik


Pemakaian peralatan listrik merupakan komponen utama yang berpengaruh terhadap besar
kecilnya konsumsi energi pada suatu gedung. Efisiensi penggunaan energi diharapkan mampu
mengurangi biaya operasi dan dapat meningkatkan kualitas pemakaian peralatan listrik. Peralatan
listrik yang berkontribusi besar dalam penggunaan energi listrik pada bangunan dan atau gedung,
antara lain beban penerangan, beban AC, dan motor listrik. Persamaan untuk menghitung kuat
penerangan lampu persamaan (4.2) (Mulyani, 2018).

17
E= 𝑙 (4.2)
𝐷2

Dimana:
E : tingkat pencahayaan (lux)
I : fluks cahaya (lumen)
D : luas ruangan (m2)

Peluang Penghematan Energi pada Bangunan Gedung


Peluang Penghematan Energi (PPE) dapat diketahui dari hasil perhitungan Intensitas
Konsumsi Energi (IKE) dibandingkan dengan IKE standar yang telah ditetapkan. Apabila nilai IKE
hasil perhitungan lebih rendah dari nilai IKE standar maka dapat dikatakan konsumsi energi dalam
batas normal.
Proses penghematan dapat dilakukan dengan cara:
1. Menggunakan sumber energi alternatif yang lebih efisien dan murah
2. Memperbaiki kinerja peralatan dan mengurangi penggunaan peralatan listrik (daya dan waktu
operasi)
3. Menggunakan peralatan listrik yang hemat energi.
Target penghematan sesuai dengan Permen ESDM No. 13 tahun 2012 di gedung
pemerintahan menggunakan rumus persamaan (4.3) dan (4.4): (Mulyani, 2018).

𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 Energi 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = kWh Base Line 𝑥 100% (4.3)


kWh Tahun Berjalan

𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 Energi Listrik = Biaya Energi Listrik Base Line


𝑥 100% (4.4)
Biaya Energi Listrik tahun berjalan

Golongan Tarif Energi Listrik


PT PLN (Persero) menyajikan golongan taarif konsumsi energi listrik masing-masing
pelanggan yang terdiri dari pelanggan tarif Sosial (S), Rumah tangga (R), Bisnis (B), Industri (I)
dan Pemerintah (P) sehingga didapatkan jumlah total konsumsi energi listrik. Dari hasil besaran
konsumsi energi listrik dapat ditentukan penjualan energi listrik dari masing-masing pelanggan,

18
sehingga didapatkan jumlah total penjualan energi listrik. Stock and flow diagram model konsumsi
energi listrik diperlihatkan pada Gambar 4.1. Penyesuaian penetapan tarif tenaga listrik disajikan
pada Gambar 4.2.

Gambar 4.1. Stock and flow diagram model konsumsi energi listrik

19
Gambar 4.2. Penyesuaian penetapan tarif tenaga listrik

Contoh Perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik


Rumah dengan luas bagunan 130 m2 terdiri dari ruangan yang tidak menggunakan Air
Conditioner (AC) antara lain: 1) ruang tamu, 2) ruang keluarga yang dilengkapi kamar mandi/WC,

20
3) ruang serba guna dan 4) dapur. Ruang yang menggunakan AC terdiri dari: 1) Kamar tidur utama
kamar mandi dalam, 2) Kamar tidur 2 dan 3) Kamar tidur 3. Bangunan rumah tersebut adalah
pelanggan PT. PLN (Persero) ULP Kupang, menggunakan Golongan tarif R1-TR kapasitas
terpasang 2.200 VA, terletak di Nauli Residence Kota Baru 09 Kupang.
Untuk menghitung IKE, langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Mengukur luas masing-masing ruangan
2. Mendata jenis beban dan menjumlahkan masing masing beban. Contoh jika dalam satu
ruangan menggunakan 3 buah lampu 12 Watt, maka jumlah total daya lampu adalah 36
Watt, dan seterusnya.
3. Mendata waktu pemakaian beban per bulan. Contoh: jika 3 buah lampu digunakan
dalam 10 jam per hari maka waktu pemakaian lampu tersebut perbulan adalah 10 jam
x 30 hari = 300 Jam
4. Hitung jumlah energi listrik yang digunakan. Energi Listrik = (Daya x Waktu (t))/1000
kWh. Contoh: Jika pemakaian 3 buah lampu 36-Watt selama 300 jam per bulan maka
Energi Listrik = (36 x 300)/1000 = 10,8 kWh
5. Hitung IKE menggunakan persamaan (1)
6. Tentukan Kategori berdasarkan hasil perhitungan IKE merujuk pada standard Tabel 2.

Hasil perhitungan IKE Golongan tarif R1-TR kapasitas terpasang 2.200 VA, yang terletak
di Nauli Residence 09 Kupang disajikan pada Tabel 4.3.

21
Tabel 4.3 Perhitungan IKE Beban R1 2.200 VA Nauli Residence 09 Kupang

Rumahku.com

22
Latihan 3:
Tugas Kelompok : Intensitas Konsumsi Energi
Mata Kuliah : Manajemen Energi
Semester : VII (Tujuh)
Metode : Discovery & Collaborative Learning

1. Tujuan Tugas:
Mampu menghitung Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Bangunan RumahTinggal
2. Kompetensi:
a. Pengusaan terhadap energi listrik yang dikonsumsi
b. Kerjasama team yang baik dan kompak.
c. Presentasi dan komunikasi verbal dan non-verbal.
d. Ketajaman menjelaskan & creative.
e. Penguasaan ICT.
3. Uraian Tugas:
a. Obyek Garapan: Konsumsi Energi Listrik
b. Yang Harus Dikerjakan dan Batasan-batasan:
1) Membentuk kelompok masing-masing 5 orang dalam satu kelompok. Komunikasi
anggota kelompok boleh by Daring
2) Menyusun makalah berdasarkan hasil survey rumah dengan pelanggan R1
1.300 VA atau 2.200 VA dan studi literature dari berbagai sumber, yang didukung oleh
data, baik data yang berskala nasional maupun internasional. Dalam hal ini aktualisasi
data (kekinian data/5 tahun terakhir) menjadikan bobot penilaian tinggi.
3) Menyusun slide presentasi kemudian masing-masing Kelompok
mempresentasikannya di kelas dan atau Lab. General. Keberhasilan presentasi
ditentukan oleh tampilan, penguasaan materi, kerjasama, penguasaan audient.
c. Metodologi/ Cara Pengerjaan:
1) Penulusuran dan pengumpulan data.
2) Mendiskusikan dalam kelompok, item-item yang akan ditampilkan.
3) Menyusun dan penulisan makalah.
4) Mendiskusikan point-point penting yang akan dipresentasikan.
5) Merancang dan menyusun slide presentasi.
23
6) Ujicoba presentasi dalam kelompoknya sendiri.
7) Presentasi di Kelas dan atau Lab. General
d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan:
1) Makalah dengan format: A4, font: Trebuchet MS, size 12, margin 3-2-2-2, minimum 5
halaman. Menggunakan tata tulis ilmiah. Dikumpulkan dalam bentuk softcopy format
(*.rtf)
2) Slide Presentasi Power Point, terdiri dari: Text, grafik, tabel, gambar, animasi ataupun
video clips. Minimun7 slide. Dikumpulkan softcopy format(*.ppt).
3) Tuliskan Nama & NRP masing-masing anggota kelompok, sertakan jugaperan dan tugas
masing-masinga nggota Kelompok.
4) Tugas dikumpulkan dalam folder dengan nama Kelompok, berisi: makalah (*.rtf), slide
(*.ppt), daftar anggota Kelompok beserta masing-masing tugasnya,dan softcopy referensi
yang digunakan.
4. Kriteria Penilaian:
a. Penyusunan Makalah (bobot30%)
Tata tulis ilmiah & kepatuhan terhadap format yang ditentukan, kemutakhirandata (5 tahun
terakhir), Pengolahan & penyajian tulisan (tidak dari capture & paste hasil download),
susunan setidaknya terdiridari; abstrak, pendahuluan, ulasan sistem, tampilan data,
kesimpulan, referensi (sumber web jika ada).
b. Penyusunan Slide Presentasi (bobot30%)
Jelas dan konsisten, Sederhana & inovative, menampilkan gambar& blok sistem, tulisan
menggunakan font yang mudah dibaca, jika diperlukan didukung dengan vedioclip yang
relevant.
c. Presentasi (bobot40%)
Bahasa komunikatif, penguasaan materi, penguasaan audiensi, pengendalian waktu (10
menit presentasi+ 5 menit diskusi), kejelasan & ketajaman paparan, penguasaan media
presentasi.
5. Jadwal Pelaksanaan:
a. Pembentukan Kelompok: …..
b. Pengumpulan tugas: ….
c. Pelaksanaan Perentasi: …
d. Pengumuman hasil evaluasi: …

24
KONSUMSI ENERGI LISTRIK DI INDUSTRI
5
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Industri
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) industri sangat diperlukan dalam perhitungan untuk
mengetahui tingkat efisiensi energi industri tersebut. Untuk mengetahui tingkat efisiensi energi
dapat dilakukan dengan membandingkan perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) industri
dengan standar Intensitas Konsumsi Energi (IKE) yang telah ditetapkan.
IKE Industri dapat dituliskan dalam persamaan (5.1)

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖


IKE = (kwh/ton) (5.1)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

Berdasarkan Working Paper “Global Industrial Energy Efficiency Benchmarking” yang


dibuat oleh United Nations Industrial Development Organization tahun 2010, yaitu Standard umum
rentang penggunaan energi rata-rata sektor produk dan proses disajikan pada tabel 5.1

Tabel 5.1 Standard umum rentang penggunaan energi rata-rata sektor produk dan proses

Sumber: (UNIDO, 2010)

25
Perhitungan IKE Industri
Pada perhitungan IKE industri ini, disajikan sebagai contoh adalah industri semen. Dari data yang diperoleh untuk keseluruhan
menggunaan energi listrik di industri semen seperti yang disajikan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Konsumsi Energi Listrik E (kWh) PT. Semen X Periode Maret 2019 s/d Pebruari 2020
Area No Deskripsi Area Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Januari Pebruari TOTAL K
1 Limestone crusher motor 7.400 8.007 8.506 5.254 8.754 11.959 11.081 11.146 9.132 7.805 7.968 7.947 104.960 0,35%
Raw Material Preparation
2 Transport crusher to stacker 5.124 3.408 4.826 4.615 6.191 6.710 6.072 7.290 5.178 2.911 3.854 3.849 60.029 0,20%
3 Motor transport reklamer to bin 795 875 822 495 705 918 702 452 342 347 957 753 8.162 0,03%
4 Reklamer 1.413 2.741 2.654 2.067 2.374 2.352 1.763 1.305 411 687 1.805 2.013 21.583 0,07%
Raw Mill Preparation 5 MCC 7 raw mill 95.383 115.539 139.895 78.954 126.004 157.004 141.103 138.424 133.158 114.891 135.155 125.098 1.500.608 4,98%
6 Raw mill fan motor 216.636 280.318 285.286 176.218 285.090 383.438 319.472 284.776 264.896 241.304 294.672 291.664 3.323.770 11,03%
7 Raw mill motor 109.454 150.324 156.092 97.198 152.640 213.604 146.638 129.910 118.556 100.560 121.627 125.281 1.621.884 5,38%
8 Transport to kiln feed 131.767 144.248 165.038 125.408 178.634 192.020 181.728 195.020 193.728 182.565 198.771 212.130 2.101.057 6,97%
9 ID fan motor 141.074 205.493 225.348 141.612 223.332 271.572 225.884 222.320 193.660 165.152 198.382 186.058 2.399.887 7,96%
Clinker production 10 Clinker cooling 194.634 238.704 312.864 192.319 284.153 337.776 278.531 267.274 269.006 231.653 277.149 292.912 3.176.975 10,54%
11 Coal mill transport 84.991 97.960 97.150 67.039 78.970 103.189 86.851 84.230 87.949 74.688 93.141 64.596 1.020.755 3,39%
12 Coal mill motor 70.950 93.758 100.508 59.827 83.502 108.342 86.614 89.450 78.167 67.626 84.824 78.455 1.002.024 3,32%
13 Cement mill transport 66.147 62.420 87.762 87.115 101.734 119.885 126.967 159.920 132.278 113.959 100.303 109.359 1.267.848 4,21%
14 Cement mill lubrication 2.768 2.446 3.620 3.599 3.951 4.916 5.019 5.364 4.342 4.255 3.722 4.037 48.038 0,16%
Cement Grinding 15 Cement mill motor 490.370 427.320 631.950 631.400 723.424 907.552 905.424 1.124.152 904.844 759.240 645.108 747.760 8.898.544 29,52%
16 Lighting 3.168 3.066 3.168 3.066 3.168 3.168 3.066 3.168 3.066 3.168 3.168 2.964 37.405 0,12%
17 AC MCC Room 694 672 694 672 694 694 672 694 672 694 694 650 8.198 0,03%
18 Packer
Shipping station 20.441 19.992 28.267 27.650 33.726 32.096 31.178 39.665 33.923 28.772 31.854 29.527 357.092 1,18%
19 Lighting Packer 2.874 2.781 2.874 2.781 2.874 2.874 2.781 2.874 2.781 2.874 2.874 2.688 33.928 0,11%
20 Sumur bor 5.051 4.683 7.101 7.144 7.554 7.710 7.599 8.121 8.046 6.917 7.381 6.027 83.334 0,28%
21 Compressor 191.094 192.398 209.174 151.448 169.652 196.990 155.520 153.690 149.810 136.332 145.036 132.761 1.983.905 6,58%
Utility 22 Circulating pump 48.434 46.872 48.434 46.872 48.434 48.434 46.872 48.434 46.872 48.434 48.434 45.310 571.838 1,90%
23 Return pump cement silo and coal mill 4.974 4.813 4.974 4.813 4.974 4.974 4.813 4.974 4.813 4.974 4.974 4.653 58.721 0,19%
24 Return pump cooler 6.584 6.372 6.584 6.372 6.584 6.584 6.372 6.584 6.372 6.584 6.584 6.160 77.738 0,26%
25 Power SK 1 7.453 7.358 8.366 7.513 7.296 7.137 5.873 7.911 7.390 8.164 8.603 7.453 90.516 0,30%
Auxiliary 26 Mess (power from MCC 2) 22.413 24.839 25.321 19.638 18.480 18.762 19.208 19.250 19.958 22.241 20.813 19.094 250.017 0,83%
27 Mess and kantin (power from MCC 8) 2.629 2.544 2.629 2.544 2.629 2.629 2.544 2.629 2.544 2.629 2.629 2.459 31.037 0,10%
TOTAL 1.934.715 2.149.950 2.569.909 1.953.633 2.565.524 3.153.290 2.810.347 3.019.028 2.681.895 2.339.424 2.450.482 2.511.657 30.139.854 100,00%

26
Berdasarkan tabel 5.2, Total Penggunaan energi listrik khususnya untuk area produksi
semen di PT. Semen X pada periode Maret 2019 sampai dengan Feberuari 2020 adalah 30.139.854
kWh.

Produksi Semen pada PT. Semen X


Jumlah produksi semen periode Maret 2019 sampai dengan Februari 2020 berjumlah
288.151 Ton membutuhkan energi listrik 30.139.854 kWh. Jumlah Produksi Semen di PT. Semen
X disajikan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Jumlah Produksi Semen pada PT. Semen X Maret 2019-Februari 2020
Bulan E(kWh) Ps (Ton)
Maret 1.934.715 12.981
April 2.149.950 12.284
Mei 2.569.909 19.680
Juni 1.953.633 23.254
Juli 2.565.524 25.703
Agustus 3.153.290 31.114
September 2.810.347 28.125
Oktober 3.019.028 37.780
Nopember 2.681.895 33.059
Desember 2.339.424 22.890
Januari 2.450.482 19.810
Pebruari 2.511.657 21.471
Total 30.139.854 288.151

Berasarkan Tabel 5.3 Produksi semen tertinggi yaitu pada bulan Oktober 2019 sebesar
37.780 Ton membutuhkan energi listrik sebesar 3.019.028 kWh. Sementara produksi terendah
yaitu pada bulan April 2019 sebesar 12.284 Ton membutuhkan energi 2.149.950 kWh. Grafik
jumlah produksi semen dan kebutuhan energi disajikan pada Gambar 5.1.

27
3,500,000 40,000
37,780
3,000,000 35,000
2,500,000 30,000
25,000
2,000,000 3,019,028
20,000
1,500,000
15,000
1,000,000 10,000
500,000 5,000

Agustus
Maret

Mei

Juli
April

Juni

Oktober

Februari
September

Nopember
Desember
Januari
E(kWh) Ps (Ton)

Gambar 5.1 Grafik Produksi Semen dan Kebutuhan Energi pada PT. Semen X

Dari persamaan 5.1. dapat dihitung Intensitas Konsumsi Energi (IKE) seperti yang disajikan pada
Tabel 5.4. dan dalam bentuk grafik disajikan pada Gambar 5.2.

Tabel 5.4. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) PT. Semen X


IKE
Bulan E(kWh) Ps (Ton)
(kWh/Ton)
Maret 1.934.715 12.981 149
April 2.149.950 12.284 175
Mei 2.569.909 19.680 131
Juni 1.953.633 23.254 84
Juli 2.565.524 25.703 100
Agustus 3.153.290 31.114 101
September 2.810.347 28.125 100
Oktober 3.019.028 37.780 80
Nopember 2.681.895 33.059 81
Desember 2.339.424 22.890 102
Januari 2.450.482 19.810 124
Pebruari 2.511.657 21.471 117
Rata-rata 2.511.654 24.013 112
Max 3.153.290 37.780 175
Min 1.934.715 12.284 80

28
200
175
180
160
140

IKE (kWh/Ton)
120
100 80
80
60
40
20

Gambar 5.2. Grafik IKE PT. Semen X

Untuk mengetahui apakah PT. Semen X sudah memenuhi standard IKE atau belum, maka IKE
PT. Semen X dibandingkan dengan IKE Standar sesuai dengan standard UNIDO 2010 (Tabel 4.1),
dimana untuk produksi semen, IKE standard adalah 109 kWh/Ton. Hasil perhitungan IKE PT.
Semen X (Tabel 5.4), menunjukkan bahwa IKE rata-rata sebesar 112 kWh/Ton, hal ini
menunjukkan bahwa IKE tersebut berada diatas standar UNIDO yaitu 109 kWh/Ton. IKE minimum
PT. Semen X adalah 80 kWh/Ton, dan dari bulan Juni sampai Desember2019 berada di bawah
standar IKE UNIDO, dikategorikan hemat energi. Namun demikian masih perlu dikaji lebih jauh
penggunaan energi listrik pada bulan Januari dan Pebruari 2020, kenapa IKE PT. Semen X tersebut
meningkat, sehingga dapat direkomedasikan Peluang Penghematan Energi (PPE) ke depan.

29
200
175
180

160 149

140 131
124
117
120 109

100

80

60
84 100 101 100 80 81 102
40

20

IKE (kWh/Ton) IKE Std (kWh/Ton)

Gambar 5.3. Grafik perbandingan IKE PT. Semen X dengan IKE Standard

30
Latihan 4:
Tugas Mandiri : Intensitas Konsumsi Energi Industri
Mata Kuliah : Manajemen Energi
Semester : VII (Tujuh)
Metode : Discovery Learning

1. Tujuan Tugas:
Mampu menghitung dan menganalisis Intensitas Konsumsi Energi (IKE) pada
Industri
2. Kompetensi:
a. Penguasaan materi Intensitas Konsumsi Energi (IKE) di Industri dan Peluang
Penghematan Energi (PPE)
b. Kemampuan individu dalam mencari data dan menganalisis data
c. Kemampuan menuliskan ide pada tulisan ilmiah
d. Ketajaman penulisan dan kreatifitas
e. Penguasaan software yang dibutuhkan
3. URAIAN TUGAS:
a. Obyek Garapan: Konsumsi Energi Listrik di Industri
b. Yang Harus Dikerjakan dan Batasan-batasan:
1) Mencari data dalam penggunaan energi di Industri melalui searching
internet, baik data yang sudah ada pada artikel-artikel ilmiah maupun data
real industri (Boleh menggunakan data industri kecil dan menengah)
2) Menyusun makalah berdasarkan hasil searching dan studi literature dari
berbagai sumber, yang didukung oleh data, baik data yang berskalaregional,
nasional maupun internasional. Dalam hal ini aktualisasi data (kekinian data
5 tahun terakhir) menjadikan bobot penilaian tinggi.
3) Membuat perhitungan dan grafik menggunakan MS. Excel yang
dikumpulkan dalam bentuk soft copy bersama makalah yang sudah tersusun
dengan baik dan benar.

31
c. Metodologi/ Cara Pengerjaan:
1) Penelusuran/searching dalam pengumpulan pengumpulan data.
2) Menyusun dan penulisan makalah.

d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan:


1) Makalah dengan format: A4, font: Times New Roman, size 12, margin 3-2-2-2,
minimum 5 halaman dan maksimum 8 halaman. Menggunakan tata tulis
ilmiah. Dikumpulkan dalam bentuk softcopy format Word Document dan
Excel Workbook
2) Tuliskan Nama, NIM, Kelas
3) Tugas dikumpulkan dalam folder dengan nama, berisi: makalah danperhitungan
menggunakan Excel

4. Kriteria Penilaian:
a. Penyusunan Makalah (bobot 70%)
Tata tulis ilmiah & kepatuhan terhadap format yang ditentukan, kemutakhirandata
(5 tahun terakhir), Pengolahan & penyajian tulisan (tidak dari capture &paste hasil
download), susunan setidaknya terdiridari; Abstrak, Pendahuluan, Pembahasan,
Tampilan Data, Kesimpulan, Referensi (sumber web jika ada).
b. Perhitungan dan grafik (bobot 30%)
Jelas dan konsisten, menampilkan data dan pengolahan data perhitungan IKE,
menampilkan grafik,

5. JADWAL PELAKSANAAN:
a. Pemberian tugas: …
b. Pengumpulan tugas: …

32
6 KONSERVASI
DAN DIVERSIFIKASI ENERGI

Konservasi Energi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 Tentang
Konservasi Energi bahwa konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu
guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi
pemanfaatannya. Sumber energi adalah sesuatu yang dapat menghasilkan energi, baik secara
langsung maupun melalui proses konversi atau transformasi. Sumber daya energi adalah sumber
daya alam yang dapat dimanfaatkan, baik sebagai sumber energi maupun sebagai energi.
Pemanfaatan energi adalah kegiatan menggunakan energi, baik langsung maupun tidak
langsung, dari sumber energi. Peralatan hemat energi adalah piranti atau perangkat atau fasilitas
yang dalam pengoperasiannya memanfaatkan energi secara hemat sesuai dengan benchmark
hemat energi yang ditetapkan.
Konservasi energi nasional menjadi tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pengusaha dan masyarakat. Tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dilaksanakan berdasarkan rencana induk konservasi energi nasional.
Rencana induk konservasi energi nasional disusun dan ditetapkan oleh Menteri. Rencana induk
konservasi energi nasional paling sedikit memuat sasaran, pokok-pokok kebijakan, program,
dan langkah-langkah konservasi energi. Rencana induk konservasi energi nasional dibuat untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat ditinjau setiap tahun sesuai keperluan.
Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam bertanggung jawab secara nasional untuk:
a. merumuskan dan menetapkan kebijakan, strategi, dan program konservasi energi;
b. mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas di bidang konservasi energi;
c. melakukan sosialisasi secara menyeluruh dan komprehensif untuk penggunaan teknologi
yang menerapkan konservasi energi;
d. mengkaji, menyusun, dan menetapkan kebijakan, serta mengalokasikan dana dalam rangka
pelaksanaan program konservasi energi;
e. memberikan kemudahan dan/atau insentif dalam rangka pelaksanaan program konservasi
energi;
f. melakukan bimbingan teknis konservasi energi kepada pengusaha, pengguna sumber energi,

33
dan pengguna energi;
g. melaksanakan program dan kegiatan konservasi energi yang telah ditetapkan; dan
h. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program konservasi energi.
Pemerintah daerah provinsi bertanggung jawab sesuai dengan kewenangannya di
wilayah provinsi yang bersangkutan untuk: a. merumuskan dan menetapkan kebijakan, strategi,
dan program konservasi energi; b. mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas di
bidang konservasi energi; c. melakukan sosialisasi secara menyeluruh dan komprehensif untuk
penggunaan teknologi yang menerapkan konservasi energi; d. mengalokasikan dana dalam
rangka pelaksanaan program konservasi energi; e. memberikan kemudahan dan/atau insentif
dalam rangka pelaksanaan program konservasi energi; f. melakukan bimbingan teknis
konservasi energi kepada pengusaha, pengguna sumber energi, dan pengguna energi; g.
melaksanakan program dan kegiatan konservasi energi; dan h. melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan program konservasi energi.
Pemerintah daerah kabupaten/kota bertanggung jawab sesuai dengan kewenangannya
di wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan untuk: a. merumuskan dan menetapkan
kebijakan, strategi dan program konservasi energi; b. mengembangkan sumber daya manusia
yang berkualitas di bidang konservasi energi; c. melakukan sosialisasi secara menyeluruh dan
komprehensif untuk penggunaan teknologi yang menerapkan konservasi energi; d.
mengalokasikan dana dalam rangka pelaksanaan program konservasi energi; e. memberikan
kemudahan dan/atau insentif dalam rangka pelaksanaan program konservasi energi; f.
melakukan bimbingan teknis konservasi energi kepada pengusaha, pengguna sumber energi,
dan pengguna energi; g. melaksanakan program dan kegiatan konservasi energi; dan h.
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program konservasi energi.
Pengusaha sebagaimana bertanggung jawab: a. melaksanakan konservasi energi dalam
setiap tahap pelaksanaan usaha; dan b. menggunakan teknologi yang efisien energi; dan/atau c.
menghasilkan produk dan/atau jasa yang hemat energi. Masyarakat sebagaimana bertanggung
jawab mendukung dan melaksanakan program konservasi energi.

Pelaksanaan Konservasi Energi


Pelaksanaan konservasi energi mencakup seluruh tahap pengelolaan energi.
Pengelolaan energi meliputi kegiatan: a. penyediaan energi; b. pengusahaan energi; c.
pemanfaatan energi; dan d. konservasi sumber daya energi.
34
Konservasi dalam penyediaan energi
Perseorangan, badan usaha, dan bentuk usaha tetap dalam kegiatan penyediaan energi
wajib melaksanakan konservasi energi. Pelaksanaan konservasi energi dalam kegiatan
penyediaan energi meliputi: a. perencanaan yang berorientasi pada penggunaan teknologi yang
efisien energi; b. pemilihan prasarana, sarana, peralatan, bahan, dan proses yang secara
langsung ataupun tidak langsung menggunakan energi yang efisien; dan c. pengoperasian
sistem yang efisien energi.

Konservasi dalam pengusahaan energi


Perseorangan, badan usaha, dan bentuk usaha tetap dalam melakukan pengusahaan energi
wajib melakukan konservasi energi. Pengusahaan energi meliputi pengusahaan sumber daya
energi, sumber energi, dan energi. Pelaksanaan konservasi energi dalam pengusahaan energi
dilakukan melalui penerapan teknologi yang efisien energi yang memenuhi standar sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Konservasi dalam pemanfaatan energi


Pemanfaatan energi oleh pengguna sumber energi dan pengguna energi wajib dilakukan
secara hemat dan efisien. Pengguna sumber energi dan pengguna energi yang
menggunakan sumber energi dan/atau energi lebih besar atau sama dengan 6.000 (enam
ribu) setara ton minyak per tahun wajib melakukan konservasi energi melalui
manajemen energi. Manajemen energi dilakukan dengan: a. menunjuk manajer energi; b.
menyusun program konservasi energi; c. melaksanakan audit energi secara berkala; d.
melaksanakan rekomendasi hasil audit energi; dan e. melaporkan pelaksanaan konservasi energi
setiap tahun kepada menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
masing-masing. Audit energi dilakukan oleh auditor energi internal dan/atau lembaga yang
telah terakreditasi.
Manajer energi dan auditor energi, wajib memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Program konservasi energi disusun oleh pengguna
sumber energi dan pengguna energi, paling sedikit memuat informasi mengenai: a. rencana yang
akan dilakukan; b. jenis dan konsumsi energi; c. penggunaan peralatan hemat energi; d. langkah-
langkah konservasi energi; dan e. jumlah produk yang dihasilkan atau jasa yang diberikan.
Laporan pelaksanaan konservasi energi disusun berdasarkan program konservasi energi.
35
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan program dan pelaporan hasil pelaksanaan
konservasi energi) diatur dengan Peraturan Menteri.

Konservasi sumber daya energi


Menteri menetapkan kebijakan konservasi sumber daya energi. Kebijakan konservasi
sumber daya energi meliputi tetapi tidak terbatas pada: a. sumber daya energi yang
diprioritaskan untuk diusahakan dan/atau disediakan; b. jumlah sumber daya energi yang dapat
diproduksi; dan c. pembatasan sumber daya energi yang dalam batas waktu tertentu tidak dapat
diusahakan.

Standar dan label


Penerapan teknologi yang efisien energi dilakukan melalui penetapan dan
pemberlakuan standar kinerja energi pada peralatan pemanfaat energi. Standar ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penerapan standar kinerja energi pada
peralatan pemanfaat energi dilakukan dengan pencantuman label tingkat efisiensi energi.
Pencantuman label tingkat efisiensi energi dilakukan oleh produsen dan importir peralatan
pemanfaat energi pada peralatan pemanfaat energi secara bertahap sesuai tata cara labelisasi.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pentahapan, tata cara labelisasi, dan jenis-jenis peralatan
pemanfaat energi diatur dengan Peraturan Menteri.
Kriteria keberhasilan pelaksanaan konservasi energi bagi pengguna energi apabila
dalam periode tertentu terjadi penurunan: a. konsumsi energi spesifik; dan/atau b. elastisitas
konsumsi energi. Kriteria keberhasilan pelaksanaan konservasi energi bagi produsen peralatan
hemat energi apabila dalam periode tertentu dapat: a. memproduksi peralatan hemat energi yang
efisiensi energinya lebih tinggi dari benchmark yang ditentukan; dan b. mencantumkan label
tingkat efisiensi energi sesuai dengan standar yang berlaku. Ketentuan lebih lanjut mengenai
kriteria keberhasilan pelaksanaan konservasi energi diatur dengan Peraturan Menteri.

Konservasi Energi Dengan Menerapkan SNI ISO 50001


Tingkat produksi listrik di Indonesia, termasuk yang terendah dibanding negara-
negara lain di ASEAN. Padahal, di Indonesia terdapat sumber daya energi yang berlimpah.
Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai satu-satunya standar yang berlaku nasional di
Indonesia tentunya diharapkan dapat menjadi solusi dan jalan keluar untuk masalah tersebut.
36
Maka, untuk meningkatkan penerapan SNI bidang Energi Baru dan Terbarukan (EBT), serta
meningkatkan penerapan Sistem Manajemen Energi SNI ISO 50001, Badan Standardisasi
Nasional (BSN) mengadakan sosialisasi SNI Energi Baru dan Terbarukan (EBT) kepada
para stakeholder dari kalangan industri dan pelaku usaha.
Standardisasi merupakan ranah semua komponen bangsa, baik perusahaan,
perguruan tinggi, industri, masyarakat, semua tidak bisa dilepaskan dari standardisasi dan
penilaian kesesuaian. Sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang diberi tugas dan
tanggung jawab di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian, BSN mendukung
kementerian-kementerian lain, termasuk kementerian ESDM dalam pengembangan energi
baru dan terbarukan. Untuk mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan di
Indonesia, saat ini sudah tersedia 20 SNI sumber energi air, 19 SNI sumber energi surya, 11
SNI sumber energi panas bumi, 9 SNI sumber energi daya angin, 7 SNI sumber energi
biofuel, dan 4 SNI sumber energi nuklir.
Energi merupakan kebutuhan dasar manusia. Perbaikan kinerja energi membantu
perusahaan memaksimalkan penggunaan sumber energi dan aset terkait energi sehingga
dapat mengurangi konsumsi energi dan biaya. Untuk mendukung perbaikan kinerja energi,
saat ini BSN sudah menetapkan SNI ISO 50001: Sistem Manajemen Energi. SNI ini
memiliki banyak manfaat, diantaranya untuk mengembangkan kebijakan penggunaan energi
lebih efisien; menetapkan tujuan dan target sejalan dengan kebijakan; menggunakan data
untuk membuat keputusan objektif mengenai pemanfaatan energi; mengukur hasil untuk
mengidentifikasi area perbaikan efisiensi energi; mereview kebijakan keefektifan dan hasil
dari perbaikan efisiensi energi serta menerapkan perbaikan berkesinambungan dalam
praktek manajemen energi.
Perkembangan teknologi EBT terus meningkat dan tersedia di pasaran dengan
kualitas produk yang bervariasi. Penting untuk menjamin kualitas produk komponen dan
sistem PLT EBT sesuai standar nasional maupun internasional, mulai dari tahapan produksi,
handling, transportasi, instalasi dan operasi. Untuk melindungi konsumen dan menjamin
kualitas produk sistem teknologi PLT EBT, diperlukan suatu infrastruktur kualitas di bidang
EBT, melalui standardisasi, penilaian kesesuaian dan juga metodologi.
Salah satu SNI terkait EBT klaster energi surya adalah tentang Fotovoltaik.
Mengingat sudah banyaknya produsen modul Fotovoltaik yang siap berkompetisi di pasar
nasional maupun internasional, maka SNI IEC 61215:2005-04: Modul fotovoltaik silikon
37
kristal telah diterbitkan. Ada 3 langkah dalam menerapkan SNI ISO 50001. Langkah
pertama yang dilakukan ialah memastikan top manajemen berkomitmen tinggi untuk
melakukan perubahan ini. Selanjutnya ialah melakukan energi review untuk melihat
konsumsi energi. Langkah ketiga ialah melakukan Operational Control yang bermaksud
untuk mendata dan mengontrol konsumsi listrik selama waktu produksi, setelah itu baru bisa
dilakukan Monitoring and Measurement untuk melihat hasil yang telah dilakukan pra dan
pasca penerapan SNI ISO 50001.

Diversifikasi Energi
Pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dapat dilakukan melalui berbagai cara,
antara lain penghematan energi atau konservasi energi, diversifikasi energi serta pemanfaatan
CCS (Carbon Dioxide Capture and Storage). Penghematan energi dapat dilaksanakan melalui
peningkatan efisiensi peralatan, penggunaan peralatan yang lebih efisien serta melaksanakan
manajemen energi. Peningkatan efisiensi peralatan dilaksanakan dengan mengganti sebagian
atau seluruh peralatan pengguna energi dengan peralatan yang lebih efisien. Penggunaan
peralatan yang lebih efisien akan dapat menurunkan konsumsi energi seperti mengganti
peralatan yang sudah tua dan boros energi dengan yang lebih efisien.
Pengelolaan di sisi pengguna energi (demand side management), selain dari
penggantian peralatan, juga dapat dilakukan dengan mengubah kebiasaan yang boros menjadi
hemat energi. Misalnya mematikan lampu saat akan keluar kamar, mengangkut barang secara
sekaligus, serta berbagai aktifitas yang menyangkut pola kerja atau kebiasaan. Penghematan
dapat juga dilakukan dengan pemasangan peralatan automatis untuk peralatan elektronik, misal
lampu kamar yang mati bila kamar kosong, eskalator yang berhenti bila tidak diinjak orang dan
lain-lain (Boedoyo 2008).
Boedoyo (2008) juga menjelaskan bahwa diversifikasi energi atau penggantian bahan
bakar dengan jenis energi lain, bertujuan untuk mengurangi pengunaan bahan bakar yang
mempunyai kandungan karbon tinggi dengan jenis energi yang mempunyai kandungan karbon
rendah atau tanpa kandungan karbon. Substitusi energi adalah upaya untuk mengganti energi
yang ada dengan jenis energi lain yang lebih murah, mudah secara teknis dan tanpa mengurangi
kinerja alat. Dalam pembangkitan listrik maka penggantian minyak solar pada PLTD dengan
biofuel atau mikro hidro, angin dan lain-lain akan mengurangi pelepasan CO2 ke atmosfir.
Biomasa, walaupun mempunyai kandungan karbon yang cukup tinggi, tetapi CO 2 yang
38
dihasilkan dianggap dihisap kembali oleh tanaman yang sedang tumbuh sehingga emisinya
dianggap 0 atau tanpa emisi. Hal ini disebabkan pohon dianggap merupakan zink atau penyerap
CO2 hanya pada masa pertumbuhan (0 sampai 12 tahun), sehingga pemotongan pohon dianggap
bagian dari menciptaan zink.
Pemanfaatan teknologi rendah karbon sebagai pengganti PLT bahan bakar fosil secara
drastis akan dapat mengurangi pelepasan gas CO2 ke atmosfir. Teknologi yang termasuk dalam
kategori ini antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Demikian juga aplikasi
kendaraan sel bahan bakar (Fuel cell) menggunakan methanol atau hidrogen akan mengurangi
GRK pada sektor transportasi secara drastis, walaupun saat ini teknologi ini belum komersial.
Carbon Dioxide Capture And Storage (CCS) merupakan teknologi yang berupaya untuk
menangkap CO2 dan menimpannya pada cekungan dalam dibawah permukaan bumi. Secara
umum teknologi CCS terdiri dari 4 subsektor yaitu penangkapan CO2 (Capture), pengangkutan
(pipa atau kapal), injeksi, serta reservoir geologi storage. Selain dari penggunaan CCS, CO2
dapat disimpan pada lautan (kedalaman > 2 Km), Karbonisasi mineral, reaksi kimia CO 2
terhadap oksida logam akan mengikat CO2 sebagai karbonat yang stabil dan digunakan dalam
proses industry.
CO2 merupakan salah satu emisi penghasil GRK, maka pemanfaatan energi terbarukan
mempunyai kontribusi dalam pengurangan emisi GRK tersebut, yaitu pengurangan emisi
dengan mengganti bahan bakar fosil. Untuk menganalisa emisi CO 2 digunakan dengan metode
Emisson Factor Analysis (EFA). Dalam analisis ini dilakaukan dengan cara perhitungan emisi
CO2 menggunkan Tier1 pada IPCC (KESDM 2013) sebagai berikut:
a. Menghitung besarnya energi listrik per tahun yang dihasilkan oleh pembangkit listrik, seperti
pada persamaan (6.1) (Sugiyono 2010):

E = Pmp x t (6.1)

Dimana,
E : energi listrik/tahun dalam satuan kWh,
Pmp :Daya Mampu PTL dalam satuan kW
t : waktu efektif pengoperasian PTL dalam satu tahun dalam satuan jam (hour)
39
b. Untuk Pembangkit Tenaga Listrik di Indonesia, UNDP (2007) telah menghitung secara
empirik faktor emisi CO2 seperti pada Tabel 6.1. Sehingga untuk menghitung emisi CO2,
digunakan persamaan (6.2) (Waskito 2011):

eCO2 = E x FE (6.2)

Dimana:
eCO2: emisi CO2 dalam satuan Kg
E: Energi Listrik/tahun dalam satuan kWh
FE: Faktor Emisi CO2 dalam satuan Kg/kWh

Tabel 6.2 Faktor emisi CO2


Jenis Bahan Bakar FE CO2
(Kg/kWh
PLTU Batubara 1.14
Gas Alam 0.678
HSD 1.053
MFO 0.876
PLTG Gas Alam 1.002
HSD 1.091
PLTGU Gas Alam 0.505
HSD 0.709
PLTD HSD 0.786
MFO/IDO 0.728
PLTP 0.2
PLTA 0

Diversifikasi PLTD-PLTS, PLTU-PLTS dan PLTMG-PLTS yang dapat digunakan


sebagai pertimbangan penambahan sumber energi listrik melalui pembangkit tenaga listrik
dengan konsentrasi penurunan emisi CO2 menghasilkan konstanta Faktor Penurunan emisi CO2
(FPeCO2) seperti yang disajikan pada Tabel 6.3 (Sinaga, 2017).

40
Stock-flow diagram optimalisasi rasio elektrifikasi model diversikasi energi disajikan
pada Gambar 6.1 dan formulasi struktur disajikan pada Tabel 6.4. Simulasi penurunan emisi
CO2 diversifikasi PLTD-PLTS/PLTB disajikan pada Gambar 6.2.

Gambar 6.1 Stock-flow diagram optimalisasi rasio elektrifikasi model diversifikasi energi

Tabel 6.3 Faktor penurunan emisi CO2 dengan model diversifikasi PLTS
Diversifikasi FPeCO2 (Ton/kW/Tahun)
PLTD-PLTS 2.46
PLTU-PLTS 3.58
PLTMG-PLTS 3.14

41
Tabel 6.4 Formiulasi struktur optimalisasi rasio elektrifikasi model diversifikasi energi

ton

3,000,000

2,000,000
e CO_PLTD
e CO2 DIV_PLTD-S_Eksisting
e CO2 DIV_PLTD_SB_Moderat
e CO2 DIV_PLTD_SB_ Optimis

1,000,000

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Tahun
Non-commercial use only!
Gambar 6.2 Simulasi penurunan emisi CO2 diversifikasi PLTD-PLTS/PLTB

Latihan 5:
Pengembangan energi baru dan terbarukan di Indonesia, saat ini sudah tersedia 20 SNI
sumber energi air, 19 SNI sumber energi surya, 11 SNI sumber energi panas bumi, 9 SNI
sumber energi daya angin, 7 SNI sumber energi biofuel, dan 4 SNI sumber energi nuklir.
Searching minimal masing-masing 1 SNI tersebut dan buat ringkasan standar yang
dibutuhkan.

42
7 AUDIT ENERGI
Audit Energi Bangunan Gedung
Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang
penghematan energi serta rekomendasi peningkatian efisiensi pada pengguna energi dan
pengguna sumber energi dalam rangka konservasi energi. Audit energi singkat (walk through
audit) adalah kegiatan audit energi yang meliputi pengumpulan data historis, data dokumentasi
bangunan gedung yang tersedia dan observasi, perhitungan intensitas konsumsi energi (lKE)
dan kecenderungannya, potensi penghematan energi dan penyusunan laporan audit.
Audit energi awal (preliminary audit) adalah kegiatan audit energi yang meliputi
pengumpulan data historis, data dokumentasi bangunan gedung yang tersedia, observasi dan
pengukuran sesaat, perhitungan IKE dan kecenderungannya, potensi penghematan energi dan
penyusunan laporan audit. Audit energi rinci (detail audit) kegiatan audit energi yang dilakukan
bila nilai IKE lebih besar dari nilai target yang ditentukan, meliputi pengumpulan data historis,
data dokumentasi bangunan gedung yang tersedia, observasi dan pengukuran lengkap,
perhitungan IKE dan kecenderungannya, potensi penghematan energi, analisis teknis dan
finansial serta penyusunan laporan audit.
Konservasi energi bangunan gedung adalah upaya sistematis, terencana dan terpadu
guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi
pemanfaatannya tanpa mengorbankan tuntutan kenyamanan manusia dan/atau menurunkan
kinerja alat.

Prosedur audit energi pada bangunan Gedung


Proses audit energi pada bangunan Gedung dilaksanakan secara bertahap sebagaimana
tertulis pada SNI6196:2011 tentang Prosedur audit energi pada bangunan gedung dapat di
Download di halaman:
https://www.academia.edu/5613166/SNI_2011_audit_energi_pada_bangunan_gedung

43
Audit Energi di Industri
Audit energi listrik di industri
Proses produksi di indutri modern tidak terlepas dari ketersediaan energi listrik. Dalam
penggunaannya, energi listrik sangat mendominasi dibandingkan dengan jenis energi lainnya.
Dominasi energi listrik karena peralatan proses produksi terus diperbarui. Peralatan yang
semula berbasis energi uap telah digantikan dengan energi listrik, misalnya pompa. Pergantian
basis energi ini mengarahkan industri untuk menuju ke kondisi yang lebih praktis dan efisien.
Efisien penggunaan energi terus dibenahi oleh industri dengan peralihan ke peralatan berbasis
energi listrik. Satu di antara upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
optimasi penggunaan energi listriknya. Setiap peralatan perlu dikaji kinerjanya agar diketahui
secara pasti tingkat efisiensinya. Peralatan yang memiliki efisiensi rendah dapat meningkatkan
efisiensinya melalui perbaikan berkelanjutan, termasuk perbaikan pola operasinya atau
mengganti dengan jenis atau tipe yang baru sekiranya peralatan tersebut sudah tidak
memungkinkan lagi untuk dinaikkan efisiensinya.
Rangkaian kegiatan optimasi energi listrik dapat dilakukan setelah melaksanakan audit
energi. Uraian langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan audit energi pada sistem
kelistrikan di industri dapat dirujuk dari Buku Prosedur Standard dan Teknik Audit Energi di
Industri. Buku ini dapat diunduh melalui situs: BPPT: www.bppt.go.id B2TE:
www.b2te.bppt.go.id

44
Latihan 6:
Tugas Kelompok : Audit Energi
Mata Kuliah : Manajemen Energi
Semester : VII (Tujuh)
Metode : Project Base Learning/Case Base Learning
1. Tujuan Tugas:
Mampu melakukan audit energi listrik pada bangunan Gedung dan atau di
Industri
2. Kompetensi:
a. Pengusaan terhadap teknik audit energi bangunan Gedung dan atau Industri
b. Kerjasama team yang baik dan kompak.
c. Presentasi dan komunikasi verbal dan non-verbal.
d. Ketajaman menjelaskan & creative.
e. Penguasaan ICT.
3. Uraian Tugas:
a. Obyek Garapan: Audit Energi Bangunan Gedung dan atau industry (*Pilih salah satu)
b. Yang Harus Dikerjakan dan Batasan-batasan:
1) Membentuk kelompok masing-masing 3 orang dalam satu kelompok.
2) Mendiskusikan audit energi (Bangunan Gedung atau Industri) hingga disepakati
bersama kelompok
3) Survey lokasi Gedung atau Industri yang akan di audit (dapat dilakukan di gedung
kampus atau di luar kampus yang sudah disepakati dan disetujui oleh dosen dan
pemilik atau penanggung jawab Gedung/Industry). Jika diperlukan dapat diurus
Surat dari Institusi PNK ke Industri dan atau Bangunan Gedung yang dituju untuk
kegiatan dimaksud
4) Melakukan studi audit energi sesuai dengan prosedur
5) Menyusun laporan audit sesuai dengan sistimatika pada referensi
6) Mengumpulkan Laporan Audit (Soft Copy) di Keting dan menyerahkannya ke
dosen pengampu mata kuliah
7) Menyusun slide presentasi kemudian masing-masing kelompok
mempresentasikan-nya di kelas dan atau Lab.General. Keberhasilan presentasi

45
ditentukan oleh tampilan, penguasaan materi, kerjasama, penguasaan audient.
c. Metodologi/ Cara Pengerjaan:
1) Melaksanakan audit sesuai prosedur, penulusuran dan pengumpulan data.
2) Mendiskusikan dalam kelompok, item-item yang akan ditampilkan.
3) Menyusun dan penulisan laporan audit
4) Mendiskusikan point-point penting yang akan dipresentasikan.
5) Merancang dan menyusun slide presentasi.
6) Ujicoba presentasi dalam kelompoknya sendiri.
7) Presentasi di Kelas dan atau Lab. General
d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan:
1) Laporan audit format: A4, font: Times New Roman, size 12, margin 3-2-2-2,
Menggunakan tata tulis laporan. Dikumpulkan dalam bentuk softcopy format MS.
Word
2) Slide Presentasi Power Point, terdiri dari: Text, grafik, tabel, gambar, animasi
ataupun video clips. Maksimum 7 slide. Dikumpulkan softcopy format(*.ppt).
3) Tuliskan Nama & NIM masing-masing anggota kelompok, sertakan juga peran dan
tugas masing-masinga nggota kelompok
4) Tugas dikumpulkan dalam folder dengan nama kelompok, berisi: Laporan Audit,
slide (*.ppt), daftar anggota kelompok beserta masing-masing tugasnya, dan
softcopy referensi yang digunakan.

4. Kriteria Penilaian:
a. Penyusunan Laporan audit (bobot30%)
Tata tulis laporan & kepatuhan terhadap format yang ditentukan, kemutakhirandata (5
tahun terakhir), Pengolahan & penyajian tulisan (tidak dari capture & paste hasil
download), susunan setidaknya terdiridari; Abstrak, Pendahuluan (Terdiri dari Latar
Belakang dan Tujuan) , Metode, Hasil dan Pembahasan (tampilan data atau grafik),
kesimpulan, Daftar Pustaka (sumber web jika ada).
b. Penyusunan Slide Presentasi (bobot30%)
Jelas dan konsisten, sederhana & inovative, menampilkan gambar, grafik & blok
sistem, tulisan menggunakan font yang mudah dibaca (font 20), jika diperlukan
didukung dengan vedioclip yang relevant.
46
c. Presentasi (bobot40%)
Bahasa komunikatif, penguasaan materi, penguasaan audiensi, pengendalian waktu (10
menit presentasi+ 5 menit diskusi), kejelasan & ketajaman paparan,penguasaan media
presentasi.
5. Jadwal Pelaksanaan:
a. Pembentukan Kelompok: …..
b. Pengumpulan tugas: ….
c. Pelaksanaan Perentasi: …
d. Pengumuman hasil evaluasi: …

47
DAFTAR PUSTAKA

[AA-ADB]. Australian Aid-Asian Development Bank, 2015. Tarif Untuk Pembangkit Tenaga
Angin Dan PV Surya Atap Di Indonesia. Jakarta. Dipersiapkan untuk Pemerintah
Indonesia oleh Australian Aid-Asian Development Bank.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2017. Konservasi Energi Dengan Menerapkan SNI ISO
50001. Diakses 12 Maret 2022. Tersedia pada
https://bsn.go.id/main/berita/detail/8362/konservasi-energi-dengan-menerapkan-sni-
iso-50001
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2011. SNI 6196:2011 Prosedur audit energi pada bangunan
Gedung. Gd: Manggala Wanab. Jakarta
Boedoyo MS. 2008. Penerapan teknologi untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca.
J.Tek.Ling. 9(1):9-16
[JPLN] Jasdik Perusahaan Listrik Negara. 2008. Sistem Kelistrikan, Pembangkitan, Transmisi
dan Distribusi. Jakarta (ID): Jasdik PT (PLN) Persero.
Iskandar N.R. 2015. Prosedur Standar dan Teknik Audit Energi di Industri. Balai Besar
Teknologi Energi (B2TE), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Kawasan
PUSPIPTEK, Gd. 620 – 624. Tangerang Selatan
[KESDM] Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral. 2013. Kajian Inventarisasi Emisi Gas
Rumah Kaca Sektor Energi. Jakarta (ID): Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan
Sumber Daya Mineral. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
[KESDM] Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral. 2015. Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2015-2024. Jakarta (ID). Kementerian Energi
dan Sumberdaya Mineral.
[PLN] Perusahaan Listrik Negara. 2016. Statistik PLN 2016. Jakarta (ID): Sekretariat PT. PLN
(PERSERO).
[PPRI 70] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79. 2014. Konservasi Energi.
Jakarta (ID): Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
[UNIDO] 2010. Global Industrial Energy Efficiency Benchmarking An Energy Policy Tool
Working Paper November 2010. United Nations Industrial Development Organization
[UURI 30] Undang Undang Republik Indonesia Nomor 30. 2007. Energi. Jakarta (ID):
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
[UURI 30] Undang Undang Republik Indonesia Nomor 30. 2009. Ketenaga Listrikan. Jakarta
(ID): Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
ASEAN-USAID, 1992. Building Energy Conservation Project, Final Report, June 1992.
ASEAN Lawrence Berkeley Laboratory, United States.
Fossnes T, Forsberg K, Wray R, Fisher G, Mackey W. 2004. Systems Engineering Handbook.
Seattle Washington (US): Technical Board International Council on Systems Engineering
(INCOSE).

48
Marimin, Maghfiroh N. 2013. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen
Rantai Pasok. Bogor (ID): IPB Press
Marsudi D. 2011. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta (ID). Erlangga
Muhammadi, Aminullah E, Soesilo B. 2001. Analisis Sistem Dinamis. Jakarta (ID): UMJ Press.
Mulyani F, Suyono, dan Hasanah R. 2018. Audit dan Rancangan Implementasi Sistem
Manajemen Energi berbasis ISO 50001 di Universitas Brawijaya Malang. Jurnal EECCIS
Vol. 12, No. 2
Myles WP, Miller J, Knudsen S, Grabowski T. 2011. Electric Power System Asset Optimization.
Energy Sector Planning and Analysis (ESPA). Hhouston (US): United States Department
of Energy’s National Energy Technology Laboratory.
Novakovic B, Nasiri A. 2016. Introduction to Electrical Energy Systems, Electric Renewable
Energy Systems. Milwaukee Wisconsin (US): Elsevier Inc.
Nurrohim A. 2012. Pembangkit listrik tenaga hibrid sebagai solusi kelistrikan di daerah
terpencil. Jurnal Sains dan teknologi Indonesia, 14(2):96-103.
Prahasta E. 2001. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung (ID). Penerbit
Informatika
Riadi M. 2019. Standar, Strategi dan Implementasi Manajemen Energi. Diakses 21 April 2022.
Tersedia pada https://www.kajianpustaka.com/2019/09/standar-strategi-dan-
implementasi-manajemen-energi.html
Sinaga R. 2017. Rekayasa Sistem Pengelolaan Sumber Energi Listrik. IPB (ID) [Disertasi].
Bogor
Setiawan AA, Suhono, Ridwan MK, Santoso HB, Putro SH, Imardjoko YU. 2009. Studi awal
kebutuhan energi listrik dan potensi pemanfaatan sumber energi terbarukan di kabupaten
sleman. Teknik Fisika. 1:1-8.
Sugiyono A. 2010. Peran PLTN dalam mendukung komitmen pemerintah untuk mengurangi
emisi CO2. Prosiding Seminar Pengembangan Energi Nuklir. BATAN. 3:199-206
Suyitno M. 2011. Pembangkit Energi Listrik. Jakarta. Rineka Cipta.
Thearaja BL. 1984. A Tex-Book of Electrical Technology. New Delhi (IN): Nirja Construction
& Development Co. (P) Ltd.
[UNDP] United Nation Development Program. 2007. Indonesia: Microturbine Cogeneration
Technology Application Project. Jakarta (ID): United Nation Development Program
Waskito D. 2011. Analisis pembangkit listrik tenaga biogas dengan pemanfaatan kotoran sapi
di kawasan usaha peternakan sapi [tesis]. Depok (ID): Universitas Indonesia
Winardi. 1999. Pengantar Tentang Teori Sistem dan Analisis Sistem. Bandung (ID): Mandar
Maju

49

Anda mungkin juga menyukai